Chapter 2

LOVE ME LIKE YOU DO!

“KAU?!” Minami melebarkan matanya sementara Haruka memalingkan wajahnya setelah melihatnya.

“Mengapa gadis cebol ini harus ada disini?” 

“Kau juga mengapa harus ada disini! Apa lagi yang akan kau lakukan padanya huh?” Dengan gagahnya Minami cepat meraih tangan Atsuko.

“Aku hanya kebetulan bertemu dengannya disini dan sekarang aku ingin mengatakan ini. Aku tau yang kemarin itu kalian hanya bersandiwara.” Atsuko kini menelan ludahnya.

“H-hah? Bersandiwara bagaimana maksudmu?” Haruka memutar bola matanya.

“Jangan berpura-pura bodoh. Aku tau kau gadis lurus dan kau tidak berpacaran dengannya.”

“Cih, jangan sembarangan kau tidak tau siapa aku!”

“Aku seorang gadis lesbian dan aku bisa membedakan mana yang lurus dan mana yang tidak! Kalian tidak bisa berbohong di hadapanku.” Kali ini Minami yang menelan ludahnya.

“Apa kau seorang p-peramal?” Haruka terkekeh.

“Iie! Aku akan memberitahumu bahwa dulu aku dan dia sebenarnya...” Haruka menatap Atsuko dengan tatapan jahatnya.

Y-yabai! 

Menyadari tatapan jahatnya Atsuko melepas genggaman tangan Minami kemudian meraih tangan Haruka.

“Ini urusanku dengannya, kau diam disini dan ingat jangan kemana-mana.”

“H-hah?!” Minami kebingungan melihat Atsuko menyeret Haruka hingga keduanya menghilang tak terlihat. 

“Aneh!” Akhirnya Minami hanya diam menunggunya di tempat sementara Atsuko menghentikan langkahnya di belakang sebuah pohon besar.

“APA YANG AKAN KAU KATAKAN PADANYA?”

“Santai sedikit.”

“JAWAB AKU?!”

“Ckck... Aku akan memberitahu mengenai hubungan kita empat tahun lalu, hanya itu.”

“HAH?!”

“Mengapa kau terkejut? Jangan bilang dia tidak tau bahwa kau seorang lesbian?” Atsuko kembali menelan ludahnya dengan terdiam.

“Aku benar kan? Sebuah kejutan dan jika aku membongkar identitasmu apa yang akan terjadi?”

“J-jangan konyol! Sekian lama aku merahasiakannya dan aku tidak mau dia mengetahuinya. Dia pasti merasa jijik dan menjauhiku jika mengetahui itu.”

“Really? Ah aku lupa dia gadis lurus. Mungkin aku bisa menjadikannya senjata untuk menakutimu sekarang.” Mendesah geram, Atsuko menatapnya dengan mengepalkan tinjunya.

“Apa lagi yang kau mau? Katakan saja aku akan menurutinya sekarang asal kau menjaga rahasiaku.” Wajah Haruka kembali berbinar.

“Mudah, berkencanlah denganku malam ini.” Atsuko berpikir sejenak sembari mengigit bibir bawahnya.

Dia hanya meminta berkencan? Bukan hal yang besar.

“Baiklah. Mati jika kau mengatakannya!”

“Daijoubu, rahasiamu aman.” Haruka kemudian menggengam tangan Atsuko.

“Nani kore?”

“Menggenggam tangan orang yang aku cintai. Kau harus berpamitan terlebih dahulu padanya.” Dengan sedikit tidak nyaman Atsuko terpaksa diam mematuhinya dan kembali ke tempat di mana Minami menunggu sembari bergandengan tangan. Dari jauh kerutan muncul di kening Minami ketika melihat Haruka dan Atsuko berjalan menghampirinya dengan tangan yang saling melilit.

“Dozo!”

“Atsuko-san, apa yang aku lihat sekarang?”

“Seperti yang kau lihat. Gomen, aku harus meninggalkanmu sendiri di sini. Aku akan pergi dengan dia malam ini.”

“HAH?! KIDDING ME?”

“Iie dan jangan marah, aku akan baik-baik saja. Terimakasih untuk semua bajunya.”

“Chotto... K-kore?’ 

“Kami harus pergi sekarang, permisi!” Haruka membawa Atsuko pergi dengan meninggalkan Minami yang melebarkan mulutnya dengan tidak percaya.

“What the hell are you doing? Bukan kah kau membencinya? Mengapa sekarang kau pergi dengannya? Oh my god... Hari apa ini? Menyebalkan!” Dengan di hantui kebingungan Minami memutuskan untuk mengikuti mereka dari belakang.

 

Selama perjalanan Atsuko hanya diam dengan memasang wajah cemberutnya sementara Haruka tersenyum cerah karena orang yang ia inginkan berada dalam genggaman tangannya sekarang. Tanpa mereka sadari Minami sedari tadi membuntuti mereka seperti seorang detektif yang mengawasi orang yang mencurigakan. Ketika semakin dekat jarak antara dirinya dan mereka, Haruka mulai merasakan sesuatu dengan berbalik ke belakang. Beruntung Minami cerdik, ia dengan cepat menyadarinya dan langsung bersembunyi sebelum Haruka melihatnya. Selanjutnya, terjadi lagi hal seperti itu hingga membuat Haruka berkali-kali menoleh ke belakang karena merasa seseorang tengah membuntuti mereka.

“Kau kenapa? Dari tadi kau terus melihat ke belakang.”

“Entah, seperti ada yang mengawasi kita.” Atsuko hanya mengerutkan kening sebelum di kejutkan dengan suara benda yang terjatuh.

“Apa itu?” Mereka melihat sebuah tutup sampah menggelinding dengan berputar-putar.

“H-HANTU? LARI!!!” Keduanya berlari terbirit-birit dengan tawa mereka sementara Minami segera keluar dari persembunyiannya.

“Aku manusia bukan hantu!” Dan pada akhirnya Minami menyusul mereka yang sudah berlari jauh.

TAP!

Atsuko dan Haruka menghentikan langkah mereka dengan tawa sembari terengah-engah.

“Paruru, tadi itu kau sungguh melihat hantu?”

“Iie, aku hanya melihat tutup sampah terjatuh menggelinding sendiri.”

“Hahahahaha” Keduanya kembali tertawa.

“Sudah lama kita tidak seperti ini Paruru. Bedanya dulu kau kita memang benar-benar melihat hantu.”

“Hmm, aku senang kau masih mengingatnya.” Keduanya kemudian berdiam diri sejenak.

“Maeda-san, apa kau mau makan?”

“Iie!”

“Jika pergi menonton atau meminum kopi di cafe?”

“Iie!”

“Lalu kau mau apa?” Atsuko mendadak memikirkan Minami dengan menggigit jemarinya.

“Aku tidak tau, aku jadi ingat dia sekarang.” Haruka mendesah.

“Baru saja kita bercanda tawa dan dia telah merusaknya. Apa jangan-jangan kau mencintainya?”

“Benar aku mencintainya.”

“Tapi dia wanita lurus, kau tau itu bukan?”

“Ya aku tau itu.”

“Aku tidak tau harus bagaimana lagi menjelaskannya. Aku harap kali ini kau mau mendengarkan penjelasanku. Perselingkuhan itu aku bersumpah aku melakukannya karena kasihan padanya. Dia teman dekatku saat SMP dan ketika dia kehilangan semua keluarganya aku sangat prihatin padanya. Saat itu juga dia mengatakan bahwa dia mencintaiku dan membutuhkan seorang pendamping di sisinya. Aku bingung harus bagaimana, jika aku menolaknya dia mungkin akan semakin menderita karena tidak memiliki siapa-siapa di sisinya. Kau tau aku gadis murah hati dan karena aku tidak mau menyakiti kalian berdua aku terpaksa menerimanya dan merahasiakan semuanya. Awalnya aku berniat mencarikan orang yang tepat untuknya, untuk menggantikan posisiku tapi sayangnya rahasiaku terbongkar terlebih dahulu. Aku bersumpah aku hanya mencintaimu.” Mendengar penjelasannya membuat Atsuko tercengang dengan merasa bersalah sekarang. 

“M-mengapa tidak kau katakan dari dulu.”

“BAKA! Bagaimana aku bisa menjelaskannya sementara kau terus menyiksaku setiap kali aku ingin menjelaskan semuanya. Kabur, menamparku, meneriakiku bahkan sampai menendangku ke dalam sungai. Yang paling tidak bisa aku lupakan ketika kau mencoba menjeblou ke dalam penjara atas tuduhan pencurian celana dalam, wohohoooooo itu benar-benar lawakan yang paling bodoh. Betapa jahat dan kekanak-kanakannya kau saat itu dan ini sudah empat tahun penjelasan ini bisa aku sampaikan padamu. Kau juga hampir merubahku menjadi seseorang yang jahat.” Rasa bersalah kini menghantuinya.

“Aku tidak tau harus berkata apa selain... M-maaf!”

“Permintaan maaf di terima. Jadi bagaimana sekarang? Apa kau mau kembali padaku?” Atsuko terdiam sesaat dengan memikirkan perasaannya. Saat ini dia mencintai Minami akan tetapi di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia masih mencintai gadis yang menggengam tangannya saat ini, terutama setelah mengetahui kebenarannya.

“Maeda-san, aku tau kau memikirkannya. Begini saja, aku punya dua pilihan untukmu. Dekat atau pergi menjauh?”

“Itu... D-dekat!”

“Kembali padaku dan kau tetap bebas berada di dekatnya sebagai teman, aku tidak akan melarangmu sampai kau menghilangkan perasaanmu padanya. Sekalipun kau memilihnya aku yakin dia akan menjauhimu jika mengetahui kebenaran siapa kau sebenarnya. ”

“Ada benarnya tapi, apa kau tidak marah dengan perlakuanku selama ini?”

“AKU SANGAT MARAH! EMPAT TAHUN BUKANLAH WAKTU YANG SINGKAT DAN AKU TERSIKSA SELAMA ITU KARENAMU, BAKA!”

“I'm sorry!” Atsuko hanya menunduk minta maaf kemudian Haruka mengangkat dagunya.

“Tapi sekarang tidak, your mine!” Haruka menarik lehernya kemudian mencium lembut bibirnya. Manis, itu yang di rasakan keduanya sembari melepas rasa rindu yang teramat mereka rindukan. Minami yang baru saja tiba di lokasi tidak jauh dari mereka terkejut bukan main melihat dua orang gadis yang sedang berciuman mesra. 

Apa-apaan ini? Apa aku tidak salah lihat? 

Minami kemudian mengucek-ngucek matanya sembari mencengkram dadanya yang mendadak terasa sesak.

Atsuko-san, mengapa rasanya begitu....

Minami memalingkah wajahnya lalu memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka dengan beribu-ribu pertanyaan.

“Mphhh.” Gigitan Haruka membuat Atsuko mengeluarkan suara dan segera ia menghentikan ciuman yang baru saja memanas.

“Nande?”

“Iie, h-hanya saja... Kita berada di tempat yang tidak tepat.”

“Begitu. Jadi selanjutnya kita akan pergi kemana?”

“Ke mana pun kau mau, aku akan menuruti saja.” Haruka mencubit gemas pipinya kemudian mereka melanjutkan kencan manis mereka.

***

 

Keesokan harinya, seseorang sibuk menatap sinis wanita yang kini duduk di hadapannya sembari mengobrol dengan teman yang lainnya. Teringat dengan yang ia lihat semalam membuatnya tidak sabar ingin bertanya apa yang terjadi sebenarnya. Tanpa di sadari, gadis yang di tatapnya saat ini balik menatapnya dengan kerutan di keningnya.

“Nani?”

“Kita harus bicara sebentar.”

“Tentang apa? Semalam? Bukan waktu yang tepat.”

“Atsuko-san?”

“No!”

“Perhatian, kita kedatangan teman baru. Perkenalkan dia adalah sahabatku sejak kecil.”

“Ohayou gozaimasu, Shimazaki Haruka-desu. Yoroshiku onegaishimasu!“ Minami melebarkan matanya begitu juga dengan Atsuko yang kini saling bertatapan dengan Haruka.

“Maeda-san!” Dia melambaikan tangannya dengan memperlihatkan senyuman termanisnya. 

“Kalian saling mengenal?” Tanya Kojima dengan penasaran.

“Hai, dulu kami berdua adalah......” Haruka menatap Atsuko dengan tatapan nakalnya.

Kau ingin mati huh?

Atsuko juga menatapnya dengan tatapan membunuh.

“Nani?”

“Sepasang....”

Apa lagi yang mau coba kau katakan?!

“PARURU!”

“Akhirnya kau menyebut namaku. Kami hanya sepasang sahabat yang sangat dekat saat duduk di bangku SMA.” Kojima mengangguk mengerti sementara Atsuko mendesah lega.  Dari samping, diam-diam Minami memperhatikan keduanya dengan curiga.

“Aku harus pergi ke toilet sebentar!” Atsuko memberi isyarat agar Tomomi ikut bersamanya.

“Aku akan ikut!” Keduanya kemudian meninggalkan tempat mereka dan buru-buru menyeretnya masuk ke dalam toilet.

“Mengapa dia ada di sini dan mengapa kau mengajaknya bergabung dengan kita?”

“Itu kemauannya dan dia sahabatku bodoh. Setelah kau memberitahu di mana tempat kuliahmu dia memutuskan pindah kemari karena dia bilang kalian sudah kembali bersama."

“Benar juga kalian adalah teman. Tapi mengapa harus disini?!”

“Memangnya kenapa? Ada yang salah dengan itu?”

“T-tidak juga.”

“Lalu? Kau harus kembali untuk menyambutnya dan selamat akhirnya kalian kembali hehehe” Tomomi meninggalkannya sendirian di dalam toilet. Dia merupakan sahabat satu-satunya yang tau semua tentang Atsuko.  

“Yosh!” Atsuko menyusulnya ke tempat perkumpulan mereka. Dia melirik Minami sekilas kemudian dengan sedikit tidak enak dia duduk di sebelah Haruka.

Apa lagi ini? 

Kerutan muncul di kening Minami.

“Maeda-san, ini aku membawakan makanan kesukaanmu.”

“Aaaa... Sudah lama aku tidak pernah memakannya. Arigatou!”

“Bagaimana dengan kami?” Haruka tertawa kemudian menyimpan sekantong plastik besar ke atas meja.

“Untuk kalian semua, anggap ini sebagai hadiah perkenalan kita.”

“Makanan gratis pasti enak!” Tomomi membuka kantong plastiknya kemudian membagikannya. Ketika semua orang sibuk makan, Minami sibuk menatap sinis Atsuko yang menyuapi Haruka dengan romantisnya. Tidak sadar hatinya merasa sangat panas sekaligus bingung. Di sampingnya, Yui yang merupakan teman seangkatannya juga kini tengah sibuk memperhatikan Haruka dengan senyuman yang mencurigakan. Dengan terus memperhatikan keduanya yang bertingkah seperti pasangan membuat Minami geram dengan kecurigaannya.

Sepertinya ada sesuatu yang kalian sembunyikan! 

TBC

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nichan48 #1
Chapter 14: Kapan lanjut lagi kak? Penasaran, akhirnya Takamina. Haha
cheri_yuira #2
Chapter 14: Ok, lanjut ye....
nichan48 #3
Chapter 13: Lanjut kak
cheri_yuira #4
Chapter 13: Lanjutin babang hehe.....
nichan48 #5
Chapter 12: Greget bacanya, kasian Mba Taka sial mulu. Btw di sini Takamina yg lebih agresif. Hahaha
yokoparu
#6
Siap :D
nichan48 #7
Lanjut lanjut ^^
nichan48 #8
Baper bacanya
nichan48 #9
Chapter 11: Ngakak so hard pas yg awalnya
cheri_yuira #10
Chapter 11: Lucu! Hehe....