Chapter 11

LOVE ME LIKE YOU DO!

Dengan napas yang terengah-engah dan keringat yang membanjiri seluruh tubuhnya Minami menjatuhkan tubuhnya di atas rerumputan hijau. Rasa lelahnya membuat ia merasa tidak sanggup lagi untuk berdiri dan hanya bebaring menatap langit biru.

"Atsuko-san, kau benar-benar jahat." Serunya sembari menyeka keringat di dahinya dan baru menyadari dengan sesuatu yang ia pegang.

"Nani kore?" Dengan bergidik ngeri dia melebarkan celana dalam yang di lempar Atsuko tadi.

"Mengapa benda seperti ini harus ada di tanganku." Minami melemparnya jauh-jauh. Tidak sadar ia tersenyum konyol mengingat bagaimana terlihat bodohnya dirinya saat melarikan diri karena tuduhan mencuri celana dalam.

"Dasar Atsuko, ini lawakan yang paling konyol yang pernah terjadi padaku." Dia kembali menatap langit sembari memikirkan rasa penasarannya. Saat ini Atsuko selalu menghindar darinya dan hal itu membuat dirinya bingung bukan main karena tidak tau apa yang sebenarnya terjadi sehingga Atsuko melakukan itu padanya.

"Sepertinya aku harus membiarkannya saja untuk beberapa waktu sampai ia mau bicara padaku. Kau benar-benar gadis aneh yang pernah aku temui di muka bumi ini." Minami bangkit dari tidurnya kemudian melirik celana dalam yang terkapar di rumput. Ada sedikit rasa sayang jika ia membuangnya dan akhirnya ia meraihnya untuk di jadikan ledekan jika sewaktu-waktu bertemu dengan Atsuko.

"Baru sampai sini kau rupanya."

"Kyaaa!" Minami melompat kaget dan melebarkan matanya melihat Atsuko berdiri di hadapannya.

"K-kapan kau sampai kemari?"

"Barusan."

"Apa yang kau lakukan di sini? Kau akan menjeblou ke dalam penjara?" Atsuko menggelengkan kepalanya.

"Lalu?" Atsuko mengambil celana dalamnya dari tangan Minami.

"For this! Aku takut bagaimana jika kau mengguna-gunaiku dengan celana dalam ini."

"Aku tidak sejahat itu." Minami pun menunduk dan dengan menarik napas Atsuko melangkahkan kakinya untuk lebih dekat dengannya. Sementara Minami mendongakan kepalanya untuk menatap wajah Atsuko.

"I'm sorry, kau pasti kebingungan mengapa aku menghindarimu."

"Kau mau bicara padaku sekarang?" Atsuko mengangguk kemudian memeluk tubuh Minami.

"Tolong hanya diam dan dengarkan aku. Cukup takut aku mengatakannya tapi bagaimana pun juga aku harus mengakuinya sekarang karena aku sudah banyak berbohong padamu. Sebenarnya aku bukan gadis normal dan aku menyukai sesama jenis. Itu sudah lama sebelum aku bertemu denganmu. Paruru, dia sebenarnya mantan kekasihku dan ciuman yang kau saksikan saat itu adalah tanda bahwa kami kembali bersama dan aku mencintainya. Tiga tahun aku mengenalmu dan selama itu diam-diam aku mencintaimu Minami. Karena mengetahui fakta bahwa kau gadis lurus aku hanya memendamnya dengan sedikit tersiksa sampai akhirnya rasa cintaku tidak akan pernah terbalas olehmu. Aku minta maaf atas semua kebohonganku dan aku harap kau tidak perlu memperdulikanku dan berbahagialah dengan pria yang kau cintai sekarang. Aku melihatmu dengan Yuko saat itu dan sepertinya kalian mulai menjalin kasih. Itu sebabnya aku menghindarimu dan mungkin kita harus menjalani hidup masing-masing sekarang karena aku mulai melupakanmu dan hanya mencintai kekasihku." Minami terdiam mematung sampai akhirnya Atsuko melepas pelukannya.

"Entah kau membenciku atau tidak sekarang, kau hanya harus menjauhiku sekarang. Terimakasih atas perhatiannya, aku pergi." Atsuko melangkahkan kakinya dengan air mata yang mulai jatuh membasahi pipinya. Sementara Minami masih terdiam di tempatnya sembari menyentuh dadanya yang terasa sakit.

N-nande? Kau baru mengatakannya sekarang?

Tidak sadar air matanya juga jatuh membasahi pipinya.

"Baka! Seharusnya aku membencinya sekarang dan mengapa hatiku malah sakit mendengarnya. Apa berarti kau mencintainya Minami? Kau bodoh jika mencintainya, kau seharusnya merasa jijik dengannya sekarang." Dengan sempoyongan Minami pun melangkahkan kakinya.

***

 

Beberapa minggu kemudian setelah mengetahui semuanya Minami benar-benar di jauhi oleh Atsuko hingga membuatnya merasa sedih dan kesepian. Apalagi saat ini beberapa temannya seperti Kojima dan Tomomi sibuk dengan banyak tugas dan akan menghadapi ujian semester. Rasa kesepiannya tidak kunjung hilang walau ia selalu di temani oleh Yuko ke mana pun ia pergi. Seperti pagi ini, dia berdiam diri menatap foto Atsuko yang menempel di dinding lemarinya. Hal itu selalu ia lakukan setiap harinya, menatapnya dan semakin sering ia menatapnya perasaan cintanya terhadap Atsuko tumbuh begitu saja. Walau ia membangkangnya tapi hatinya tidak bisa bohong dengan perasaannya saat ini.

9:00AM

Tiba di kampusnya Minami tidak langsung masuk ke kelasnya melainkan berjalan menuju gedung paling atas. Sesampainya di atas ia menatap awan mendung seperti suasana hatinya yang sedang mendung sekarang.

"Kapan ini akan berakhir? Aku ingin kembali ke jaman di mana aku sangat dekat dengannya." Minami mendesah dan telinganya mendengar derap langkah kaki mendekat ke arahnya.

Tap!

"Berani sekali kau berdiam diri di tempat favoritku." Dia tersenyum tipis mendengar suara dari temannya.

"Ini hanya kebetulan Yui. Kau tidak masuk ke kelas?"

"Aku sedang malas karena suasana hatiku selalu mendung akhir-akhir ini." Yui mendekat dan berdiri di sampingnya.

"Yui, bagaimana menurutmu jika aku menyukai perempuan sekarang?"

"Aku akan merasa senang karena aku juga menyukai perempuan." Minami menoleh padanya dengan wajah terkejut.

"Maji?" Yui terkekeh melihat ekspresinya.

"Yeah dan semua ini karena si asin Paruru itu. Aku juga sedih karena mungkin aku tidak akan pernah memilikinya."

"Kau mencintai si asin itu? Aku terkejut!"

"Benar sekali dan sayangnya dia sudah memiliki seorang kekasih dan dia sangat mencintainya."

"Hmm, orang itu adalah Atsuko-san." Kini Yui yang terkejut.

"Kau tau itu? Sejak kapan?"

"Pertama kali bertemu dengannya aku sudah lama tau bahwa Paruru seorang lesbian karena dia selalu mengejar-ngejar Atsuko-san saat itu. Dan juga beberapa minggu lalu Atsuko-san mengatakan semuanya sendiri dan dia memintaku untuk menjauhinya. Sedih rasanya, dia menjauhiku karena melihat aku dengan Yuko saat berkencan. Dia juga mengira kami berpacaran dan itu sebabnya dia menjauhiku sekarang. Aku juga terkejut bahwa selama ini dia sangat mencintaiku Yui."

"Dia pasti patah hati melihat kalian. Aku juga tau semuanya dari dia dan sekarang kau mulai mencintainya begitu?"

"Hatiku tidak bisa berbohong bahwa aku sangat mencintainya sekarang. Bahkan aku berniat menjauhi Yuko karena di dalam pikiran dan hatiku hanya ada dia seorang. Beruntung Yuko belum mengencaniku sehingga bisa saja aku membatalkan rencana kami."

"Rencana apa?"

"Aku tidak mau membahasnya. Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang karena kita mencintai satu dari pasangan itu?"

"Menurutmu? Apa kita hancurkan saja hubungan mereka? Tapi bagaimana caranya?" Minami tersenyum evil.

"Aku suka itu. Hancurkan hubungan mereka dan aku punya rencana untukmu."

"What is that?"

"Saat itu Atsuko-san pernah mencium bibirku dan kau tau dampak dari ciuman itu?" Yui menggelengkan kepalanya.

"Hatiku mendadak berdebar dan tidak bisa berhenti memikirkannya. Bahkan aku merasa menginginkan ciuman itu lagi ketika melihatnya. Bukan hanya itu, ciuman itu juga membuat gadis lurus sepertiku berbunga-bunga. Jika kau mencium Paruru mungkin dampaknya akan sama sepertiku dan bisa saja dia menyukaimu."

"Ide yang cemerlang tapi, bagaimana caranya agar aku bisa menciumnya?"

"Mudah, berpura-pura saja tersandung di hadapannya dan kesempatan kau mencuri ciumannya dengan alasan tidak sengaja. Aku jamin dia pasti merasakan hal yang sama sepertiku." Yui pun tersenyum jahat.

"Kau jahat Minami hahahaha!"

"Demi orang yang kita cintai, why not?" Kedua beradu tos kemudian turun dari atas gedung.

 

Bubar dari jam kuliah, seperti yang sudah di rencanakan Yui menunggu Haruka di lorong kampus sembari menunggu kode kedatangannya dari Minami. 

"Dia datang!" Minami berlari dan langsung bersembunyi sementara Yui menarik napasnya dan tersenyum melihat Paruru berjalan ke arahnya sembari memainkan ponselnya.

You can do it!

Yui melangkahkan kakinya sembari berpura-pura tidak melihatnya dan ketika semakin dekat ia pun melakukan aksinya dengan berpura-pura tersandung.

"Awch!"

"Mphhh!" Dia berhasil mencium bibir Haruka yang kini melebarkan matanya. 

Na-ni ko-re? 

Tubuhnya menegang ketika merasakan kelembutan bibir Yui yang masih menempel di bibirnya hingga ia menjatuhkan ponselnya. Saat itu juga Yui melepas ciumannya dengan ekspresi yang berpura-pura terkejut.

"S-sumimasen, aku tidak sengaja." Haruka hanya terdiam sembari menyentuh bibirnya.

"Kau pasti sangat terkejut, sekali lagi aku minta maaf. Aku berjalan dengan terburu-buru sehingga kakiku tersandung dan tidak sengaja menciummu."

"D-daijoubu." Melihat wajah Haruka yang memerah dan sedikit salah tingkah sekarang membuat Yui tersenyum puas di dalam hatinya. 

Kena kau!

"Kalau begitu, a-aku permisi." Haruka berlari meninggalkan Yui dengan wajah yang semakin memerah sementara Minami segera berlari menghampiri Yui dengan beradu tos.

"BERHASIL HAHAHA!" Seru keduanya.

"Kau lihat barusan Minami? Wajahnya memerah dan ia tampak salah tingkah."

"Ku bilang juga apa, ini pasti bekerja. Selanjutnya dia pasti tidak akan tidur nyenyak karena memikirkan ciumanmu."

"Hmm dan sekarang giliranmu. Apa rencanamu untuk Atsuko?"

"Aku ku pikirkan nanti dan kau tidak perlu terlibat, aku bisa mengatasinya sendiri." Yui mengangguk mengerti kemudian matanya menangkap sesuatu di lantai.

"Ponselnya? Sepertinya aku harus mengejarnya Minami." Dia meraih ponsel itu kemudian berlari menyusulnya.

 

Di dalam toilet, Haruka memandang wajahnya yang memerah sembari memikirkan tabrakan bibir yang baru saja terjadi. Tidak terasa jantungnya merasa berdebar-debar saat mengingat rasa lembut dari bibir Yui yang melekat di bibirnya beberapa saat lalu.

"Aneh, mengapa hatiku berdebar-debar? Itu kan hanya kecelakaan." Kedua tangannya kemudian menyentuh pipinya yang terasa panas sembari menunduk.

"Di sini kau rupanya."

"Kyaaa!" Haruka melompat kaget melihat Yui yang tersenyum polos padanya.

"K-kau? K-kapan kau datang kemari?"

"Baru saja tiba. Kore, kau menjatuhkan ponselmu."

"A-ah arigatou gozaimasu!" Haruka kembali menunduk kemudian Yui meraih sebuah tisu basah dari tasnya. Dengan lembut ia mengangkat dagu Haruka lalu mulai membersihkan bibirnya dengan romantis. Sontak hal itu membuat tubuh Haruka kembali menegang dengan sentuhan Yui.

"Kau sudah memiliki kekasih dan jika dia tau bibirmu di nodai oleh orang lain dia pasti sangat marah." Matanya menatap wajah serius Yui dengan gemetaran dan ia tidak bisa menyembunyikan ketegangannya sekarang.

"Sudah, sekarang bibirmu bersih dari noda. Maaf untuk ciuman yang tadi, aku pergi sekarang." Yui meninggalkan toilet, Haruka berlari ke depan cermin.

"Hoi romatisnya!" Haruka tersenyum-senyum sendiri dengan berbunga-bunga namun kemudian ia tersadar dengan apa yang terjadi padanya.

"Matte, whats wrong with me?" Dia menepuk-nepuk wajahnya.

"Apa karena ciuman itu aku jadi begini? Hatiku berbunga-bunga dan aku merasakan perasaan aneh padanya? Jangan bilang... Oh tidak, kau tidak boleh memikirkan hal itu karena kau punya Maeda-san bodoh!" Haruka mengigit jemarinya sembari mengingat sentuhan Yui.

"Tapi sentuhan itu, dia melakukannya dengan sangat romantis dan aku menyukainya. Seandainya perasaanku memang ini mengarah ke... C-cinta nantinya bagaimana? Aaaa no way!" Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan langsung membasuh wajahnya yang terasa panas sementara dari luar, Yui yang sengaja menguping menutup mulutnya dengan tidak percaya.

"Uso!" Dia berlari dan melompat-lompat dengan konyolnya mengetahui fakta bahwa dia masih memiliki harapan.

 

TBC

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nichan48 #1
Chapter 14: Kapan lanjut lagi kak? Penasaran, akhirnya Takamina. Haha
cheri_yuira #2
Chapter 14: Ok, lanjut ye....
nichan48 #3
Chapter 13: Lanjut kak
cheri_yuira #4
Chapter 13: Lanjutin babang hehe.....
nichan48 #5
Chapter 12: Greget bacanya, kasian Mba Taka sial mulu. Btw di sini Takamina yg lebih agresif. Hahaha
yokoparu
#6
Siap :D
nichan48 #7
Lanjut lanjut ^^
nichan48 #8
Baper bacanya
nichan48 #9
Chapter 11: Ngakak so hard pas yg awalnya
cheri_yuira #10
Chapter 11: Lucu! Hehe....