LUXION GUIDE #6

LUXION GUIDE
Please Subscribe to read the full chapter

Story Of Fantasi

Luxion Guide

.

[ Chapter  6 ]

 

***

Tepat tengah malam,  seorang pemuda berkulit tan bergerak sangat cepat, lebih tepatnya berteleport dari lorong ke lorong dengan diam diam di sebuah Kastil megah ditanah Luxion.  Ia menajamkan pandangannya, sebisa mungkin tak menyentuh benda apapun dalam gelapnya tempat itu agar tak membuat suara dan keributan disana atau nyawanya menjadi taruhan. Ditangannya tergengam sebuah jam pasir kuno nan usang, ia terlihat mengumpat pada Jam tersebut seolah – olah jam itu Hidup.

‘’chen Hyung, kau disitu?”  Pemuda itu sedikit berbisik dengan perlahan membuka sebuah ruangan paling ujung. Tiba tiba seseorang menepuk bahunya,” kaget aku!!, ah chen hyung!!”

“Diamlah kai, jangan berteriak,, kau ingin membangunkan para satan?” seseorang yang baru datang menutup mulut pemuda didepannya yang ia panggil kai, setelah dirasa cukup tenang ia turunkan tangannya, lalu melirik pada apa yang dibawa oleh Kai.“Kau sudah membawanya?”

“Tentu saja Hyung, aku sudah susah payah mencurinya dari kamar sang Putri.” Terang Kai sambil menyerahkan Jam tangan using yang dibawanya kepada chen.

Pemuda bernama chen tersebut menatap datar dan jengah pada jam pasir ditangannya. “Yak, Tao berubahlah pada Wujud manusiamu, kau itu terlalu berat untuk jadi jam pasir sekecil ini.!”

Beberapa detik kemudian Jam pasir tersebut bersinar terang mengeluarkan serbuk pasir yang melayang tinggi lalu menghilang bersamaan dengan munculnya seorang pemuda tampan dengan mata tajam, rambut blode sewarna dengan pasir gurun.

“Kalian berdua mengganggu waktu tidurku, apalagi sekarang ? kenapa disini gelap sekali? Tunggu? Ini Luxion?.” Pemuda itu bertanya dengan tatapan terkejut pada dua orang didepannya.

“Ssst.. diamlah tao, jangan berisik, sekarang kita harus melakukan misi secara diam diam dan aman.” Pria bernama Chen itu berkata dengan pelan takut ketahuan.

“Misi? Misi apa lagi di tempat ini? Aku tidak suka, tempat ini sudah berubah dari ratusan tahun lalu sejak kutinggalkan, aku ingin kembali saja ke manshion.” Tao merajuk dengan menghentak hentakkan kakinya ke lantai.

“Kita akan kembali ke Mansion setelah misi penting ini selesai,.” Tao berhenti merajuk setelah Kai angkat bicara berganti dengan tatapan penasaran . “Kita harus menukar Racun untuk Raja Yifan dengan obat ini, tanpa ada satupun yang tau kecuali kita.”  Kai berkata dengan penuh tekat, diikuti anggukan kepala oleh chen.

Tao yang mulai mengerti tujuan kedua orang didepannya bertanya pasrah, “Jadi kapan aku harus menghentikan waktunya ?”

“Sebentar lagi, setelah semua racun itu tiba di kamar raja Yifan, kau harus menghentikan waktunya, sementara Kai menukar semua racun itu dengan obat obat ini, jadi berapa menit yang kami punya Tao?” chen menjelaskan dan bertanya pada Tao

“lima menit, tak lebih dari itu.” Jawab Tao singkat

Kai pun terkejut.”Hanya 5 menit? Yang benar saja Tao, biasanya kau bisa mengentikan hingga berjam jam lamanya.”

“Tenagaku terkuras, karena siang tadi aku harus melewati lorong waktu ke masa lampau.” Tao menjelaskan dengan nada lelah

“Kau menyeberang waktu? Untuk apa?” Kai bertanya penuh selidik, namun sebelum Tao menjawab dan menceritakan semuanya, Chen lebih dulu memotong .”Sudahlah, kau harus selesai dalam waktu 5 menit Kai, gunakan kecepatan dan teleportasimu dengan sebaik baiknya.”

“Baiklah, apa boleh buat.” Kai mengangguk pasrah, “Lalu apa yang akan kau lakukan chen?”

Chen yang merasa ditanya oleh Kai menjawab.” Aku akan mengalihkan perhatian mereka dengan badai petirku, ketika para satan penjaga itu tidak focus kau dan Tao masuklah ke kamar raja yifan, mengerti?”

“Baiklah, kita harus berhasil.” Kai dan Tao mengangguk dengan penuh keyakinan.

 

Sementara itu di manshion……..

Seorang wanita berwajah malaikat duduk gelisah dikursinya, namun wajahnya tetap tenang dengan senyum hangat melekat dibibirnya berusaha menutupi rasa khawatir dalam dirinya. Tepat di depan disisi kanan Wanita tersebut, seorang gadis bermata bulat sibuk menyiapkan teh tanpa suara, menambah keheningan malam yang terdengar hanyalah detingan jam yang berdetak tiap detik. Wanita dikursi tersebut menatap haru pada gadis yang sedari tadi focus menyeduh teh didepannya.

“Kau sudah mendapat kabar dari Kai?” Wanita itu bertanya pada gadis didepannya

Mendengar bahwa junjungannya bertanya padanya, gadis itu menghentikan aktifitasnya, lalu menggeleng. “Belum Ratu, mungkin mereka masih menjalankan misi.”

Wanita yang adalah ratu Lay tersebut mendesah pasrah.” Ini pasti sulit untukmu kyungsoo, karna aku harus mengirim kekasihmu ke Luxion.”

Mendengar penuturan ratunya, kyungsoo tersenyum memperlihatkan bahwa iya baik baik saja.

“Ini teh jasmine, wanginya mampu memberi ketenangan.” Kyungsoo sama sekali tidak merespon perkataan Lay, ia justru menyodorkan teh yang sudah ia seduh unuk Ratunya. Demi apapun Kyungsoo sungguh khawatir pada Kai yang harus menginjakkan kakinya di Luxion, tempat itu bukan surga lagi baginya, tapi neraka yang dibuat oleh Ratu Hyorin dan penuh dengan satan. Namun itu adalah tugas yang memang harus Kai lakukan. Kyungsoo mengerti itu, karena dia pun akan melakukan apapun yang Ratunya dan Putri Luhan minta padanya, bahkan jika itu kehidupannya. Kyungsoo juga tau kalau bukan hanya dirinya, seluruh penghuni manshion ini akan rela berperang dengan Dewa dewa sekalipun jika mereka menyakiti  putri Luhan.

Sang Ratu meminum tehnya perlahan, lalu mendesah lagi, “Aku tau kau tidak ingin membicarakannya Kyungsoo, tapi aku minta maaf, aku egois karena tak ingin suamiku lumpuh dan menggerang kesakitan oleh racun racun itu.”

Kyungsoo terdiam, mendengarkan dengan seksama ucapan ratunya.” Luhan bahkan tidak tahu, jika aku mengirim pengawal – pengawalnya ke Neraka itu, ia pasti akan marah apalagi jika sampai Kai ataupun Tao terluka, Luhan sangat menyayangi kalian.”

Tak tega mendengar ratunya merasa bersalah, kyungsoo pun berucap .” Luxion dan baginda adalah hal yang berharga bagi kami, terutama Putri Luhan dia adalah seseorang yang memberi keberkahan pada kami, yang tak mampu kami balas, sekalipun dia terlihat angkuh, dingin dan terasingkan sebagai seorang putri, tapi kami tau kabaikan hatinya yang tak mampu orang lain lihat. Entah sekarang atau nanti kami terbunuh untuk melindunginya, kami siap itu adalah janji dan sumpah setia kami dari ratusan tahun lalu.”

 

Flashback….

Seorang gadis cilik berumur 12 tahun dengan kalung permata di lehernya menatap datar para pelayan dan pengawal didepannya, entah ini sudah perintah ke berapa yang dia berikan, menyuruh mereka melakukan ini dan itu, mengambil ini dan itu namun tiada henti. Gadis mungil itu tau jika mereka sudah lelah dengan perintahnya, namun mereka tetap melakukan apa yang dia minta tanpa mengeluh.

“Ganti, aku tak suka vas warna coklat ini baekhyun, kyungsoo tolong kau ganti teh ini dengan coklat panas dan xiumin bunga ini terlalu mencolok, lalu chanyeol, kai  dan chen Lukisannya membosankan .” Gadis itu memberi perintah tak terbantahkan dengan tatapan datar lurus kedepan, tanpa memandang vas dan bunga baby’s breath disisi kirinya, teh yang baru saja tersuguhkan didepannya, bahkan lukisan yang baru saja terpasang 10 detik yang lalu.

“Baik putri,” pelayan dan pengawal itu pun langsung beranjak tanpa mengeluh, itu merupakan hal biasa bagi mereka menerima perintah dingin dari putri didepannya.

“tunggu!”, baru saja mereka melangkah satu dua jengkal, sang putri menghentikan mereka lalu berbalik. “Apa kalian semua akan tetap seperti ini? Kalian tidak lelah.” Tatapan tajam sedingin es menghiasi setiap kata yang keluar dari mulut sang putri, sementara para pelayan pengawal didepannya hanya menunduk dalam diam.

“Kembalilah ke istana utama, disini hanyalah tempat untuk aku huni sendiri, !!.” Usir sang putri

“Ampuni kami putri Luhan, kami tidak akan pergi.” Jawab mereka serempak

Luhan geram, bibirnya bergetar,” Kalian tidak akan bisa hidup bebas dan bahagia disini, bersamaku sama saja kalian akan hidup terasingkan, jadi pergilah! Aku akan meminta Ayahanda untuk memanggil kalian ke istana utama.”

“Kami akan berada disini,.” Sekali lagi mereka menjawab dengan pandangan turtuju pada lantai marmer dibawah kaki mereka.

Luhan kecil tersenyum miris, “ Apakah karena kasihan padaku, yah,, ini istana termegah Puri Timur, tempat terindah untuk seorang putri, tapi terasingkan berada disudut istana, tanpa ada yang mau datang karena takut padaku. Kurasa kalian harus pergi dari sini!!.” Ucap Luhan Final

Baru saja Luhan akan pergi, tapi chanyeol berteriak dengan kancangnya. “Yak Luhan!! Kau fikir bisa seenaknya mengusir kami? Hah? Meninggalkanmu? Kami sudah hidup dan tinggal disini ikut merawatmu sejak kau bayi, aku bahkan menganggapmu layaknya anakku,.!” . Semua orang terkejut termasuk Luhan, ini pertama kalinya chanyeol berbicara panjang bahkan membentaknya.

“Aku tahu dengan sangat kau kesepian disini, dan kami ada untuk menemanimu dari tahun ketahun, kami bahkan berharap kau tak hidup seperti ini dimasa kecilmu! Persetan dengan kutukan atau apalah itu namanya, Kau seharusnya tertawa, bermain seperti anak lainnya, bukan malah menjadi kaku dan bersikap sok kejam !!.”

Luhan sudah tak kuat lagi menahan isakannya, jantungnya serasa diremas dan ditusuk, tubuhnya merosot kebahwah, ia menangis histeris .”Kenapa kalian seperti ini? Kalian tidak takut padaku? Aku terkutuk? Aku takut menghancurkan semuanya.. aku takut nantinya membunuh kalian, hiks.”

Kyungsoo yang tak tega melihat gadis kecilnya seperti itu, meringkuk memeluk luhan membisikkan kata kata penenang, diikuti xiumin dan baekhyun .”Gwenchana,, semua akan baik – baik saja putri, tak ada yang perlu kau khawatirkan, kau adalah anak yang baik dan kelak akan menjadi Ratu yang bijak untuk negeri ini, kami yakin itu.”

Bukannya tenang setelah mendengar  kata kata baekhyun, Luhan justru makin Histeris,” Eonni!! Huwaaa,, aku harus bagaimana….? Huwaa”. Semuanya menjadi terkejut dan kelabakan, melihat Luhan histeris, terlebih lagi ini pertama kalinya setelah 12 tahun lamanya, Luhan memanggil ketiga pelayan tersebut dengan sebutan kakak, ini sungguh berbeda dengan Luhan kecil yang dingin, acuh dan sok kejam.

“Sudahlah, tenanglah Luhan.. jangan menangis dan membuat kami ikut sedih, kau anak yang baik, dan kami tidak akan pernah sekalipun pergi atau menjauh darimu bahkan sekalipun kau akan berubah menjadi monster jahat nanti.” Ucapan  dan suara bass chanyeol memang mujarap, Luhan pun berhenti menangis dan menatap mereka intens satu persatu.

“Kalian semua akan terus bersamaku? .” Luhan memastikan sekali lagi, dan dijawab dengan anggukan mantap oleh mereka. Seketika hening, Luhan kecil tampak berfikir keras membuat mereka semua penasaran, namun tak ada satupun yang memberanikan diri untuk bertanya apa yang mereka fikirkan, karena mereka tahu memang begitulah Luhan, diusianya yang masih sangat dini dan belum dewasa ia terlihat berbeda, selain amat cantik, otaknya jenius, tubuhnya memukau, tangannya kreativ,hanya saja ia membentuk perangainya menjadi dingin agar terlihat lemah didepan orang lain.

“Baiklah,” Ucap luhan tiba tiba,. “kalian akan terus bersamaku, menemaniku dan menjadi temanku, tidak tidak , kalian akan kuanggap seperti saudaraku sendiri.”  Luhan berkata sementara ke 6 orang didepannya hanya menatap tanpa berkedip, yang benar saja orang biasa seperti mereka menjadi teman bahkan saudara bagi tuan Putri.

“Ah tunggu sebentar!, ini dia” Luhan meneruskan sambil mengeluarkan beberapa permen warna warni yang berkilau dibalik hanbok yan ia kenakan,  membagikan permen – permen itu pada mereka satu persatu.

“ Makan, ini hadiah dariku, dengan ini kalian ku beri anugrahku,.” Merekapun memakan permen – permen itu tanpa ragu, sampai ketika mereka merasakan pusing dikepala mereka, tubuh mereka melayang keatas dengan sinar yang menyilaukan, mereka pun mulai takut namun Luhan malah menyungingkan senyumnya. Dengan sekuat tenaga, Kai memberanikan bertanya. “ Apa ini putri? Kenapa kami melayang dan pusing seperti ini.”

 

Luhan berkata dengan santai, sambil menempatkan posisinya dikursi kayu “Tahan sebentar, dengan ini kalian aka

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
bambie520
Subscribe please ^^ Happy reading all...

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet