"Baiklah, paman akan mencarikan universitas beserta asrama yang terbaik di New York." Jawab Paman Yunho singkat, ku lihat senyuman menghiasi wajahnya yang masih terbilang awet muda di umurnya yang sudah tidak muda.

"Tidak!! Tidak ada seorang pun yang bisa membawa Kyuhyun daripadaku selain aku dan atas ijin ku!" Siwon hyung terlihat sangat marah, matanya menyala-nyala. Atmosfer ruangan berubah menjadi situasi siaga, aku hanya takut tiba-tiba Siwon hyung menyerang paman Yunho namun ku rasa hal itu tidak akan terjadi mengingat Siwon hyung sangat menjunjung tinggi kehormatan dan etikanya pada paman atau bibi kami.

"Aku pamannya." Paman Yunho menghela nafas, sembari bersedekap menatap lembut membalas tatapan Siwon hyung yang menatapnya tajam, bagaikan harimau ingin menyantap kelinci di hadapannya.

"Aku hyungnya! Dalam diriku mengalir darah yang sama dengannya! Aku yang berhak atas dirinya!" Tangan yang selalu menyentuh ku dengan lembut kini saling mengepal menahan kemarahan.

"Orang tua mu berpesan pada paman untuk membantunya agar dapat bersekolah di perguruan tinggi yang adikmu inginkan." Paman Yunho bersikukuh untuk membawa ku bersamanya, dan aku pun menyanggupinya. Ku rasa ini lah cara agar cintaku tidak jatuh semakin dalam lagi, rasanya sesak dan menyakitkan namun ini harus ku lakukan.

"......" Siwon hyung membuang nafasnya kasar, ia menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajahnya. Mengusap wajahnya kasar lalu mengacak rambutnya dengan kesal.

"Kyuhyun, kau tahu bukan jika kau dan Siwon adalah saudara. Mengapa kau biarkan perasaanmu mendominasi?" Tanya paman Yunho padaku, nada suaranya mengintimidasi ku. Aku gugup.

"A-aku..." Aku sadar bahwa ini salah dan tidak pantas. Aku menundukkan kepalaku, tidak berani menatap paman Yunho.

"Kalian lahir dari rahim dan ibu yang sama, bagaimana bisa kau berkata bahwa kau mencintai hyung mu sendiri?" Tuntut paman Yunho, aku semakin merasa bersalah dan terpojokkan.

"A-aku ti-tidak ta-" Aku semakin gemetaran, tubuhku menggigil ketakutan. Aku merasa benar-benar bersalah.

"Kyuhyun, apa kau perlu jasa seorang psikolog? Paman bisa memanggilkannya untuk mu jika kau memang mau." Tawar paman Yunho, entah mengapa sekilas aku merasa paman Yunho sedikit mengerikan.

"Stop!! Aku yang memaksa nya untuk mencintaiku! Aku yang memaksanya untuk menumbuhkan rasa cinta itu! Kau seharusnya menyalahkanku bukan menyalahkannya, paman." Siwon hyung membela ku, lagi-lagi ia melindungiku. Apakah aku sanggup jika hidup tanpanya? Ku mohon jangan membuatku berharap padamu, hyung. Sungguh ini menyakitkan.

"Ternyata benar pilihan paman untuk membawa Kyuhyun berada terpisah darimu, apakah tidak ada wanita yang menarik perhatian mu di perusahaan atau saat beberapa kali paman jadwalkan kau bertemu dengan beberapa putri teman kerja paman?" Paman Yunho menatap tajam ke arah Siwon hyung, sedangkan Siwon hyung hanya menundukkan kepalanya. Siwon hyung tidak pernah cerita kepada ku sebelumnya jika ia beberapa kali dijadwalkan bertemu dengan beberapa wanita pilihan Paman Yunho, mendadak aku kecewa pada Siwon hyung.

"Aku hanya ingin Kyuhyun, tidak ada yang lain. Ku rasa sudah cukup paman, Kyuhyun perlu beristirahat." Sungguh aku terkejut dengan pernyataan Siwon hyung, belum selesai dengan rasa terkejut ku ia telah menggenggan tangan kanan ku dan membawa ku kembali ke kama