Chapter 6
I Love You My Brother (Kyuhyun Side)Matahari semakin meninggi, aku melangkahkan kaki ku memasuki ruang keluarga. Aku berdiri di tengah-tengah ruangan itu dan mulai menatap ke sekeliling ku, betapa aku sangat beruntung dilahirkan di keluarga ini. Keluarga dengan penuh kehangatan, cinta, kasih sayang dan segalanya pun telah ku miliki, ku teringat akan tawaran paman Yunho seakan kembali membuat ku tersadar bahwa aku sedang berada di ujung jalan dengan dua cabang jalan tengah terbentang di hadapan ku.
Aku berjalan memasuki ruang kerja Appa, dulu ruangan ini memang milik Appa namun sekarang ruang kerja ini menjadi milik Siwon hyung. Ada lebih dari 15 bingkai foto yang menutupi dinding ruangan ini, 3 diantaranya ada foto keluarga kami sedangkan sisanya adalah headline surat kabar yang memberitakan kehebatan Appa dan Siwon hyung dalam memimpin Choi Group. Lemari kaca yang terdapat di belakang kursi kerja menjadi tanda lain bahwa Appa dan Siwon hyung memang pantas disebut sebagai ksatria dengan kuda besi di dunia bisnis negara kami namun tak jarang juga headline berita luar negri menayangkan keberhasilan kedua ksatria ku. Setelah mengitari ruang kerja ini, aku pun membaringkan diriku di sebuah sofa di pojok ruangan ini, sofa lembut dengan pinggiran kayu jati yang dibuat khusus oleh Appa untuk Eomma agar bisa membuat Eomma merasa nyaman saat menemani Appa bekerja saat itu namun kini aku menggantikan peran Eomma. Aku merasa seperti seorang istri yang begitu mencintai suaminya, tapi lelaki yang selama ini ku bayangkan dalam angan ku untuk menjadi suami kelak adalah hyung ku. Ruangan yang hangat dan nyaman ini membuat ku terbuai, ku pejamkan mataku dan mulai terbang menuju dunia mimpi.
Entah sudah berapa lama aku tertidur, aku merasakan tengah didekap seseorang. Seseorang telah memindahkan ku ke kamar, seseorang itu mendekap tubuhku karena tubuhku sudah sangat familiar dengan dekapan ini, lengan kiri yang menjadi bantalan kepalaku dan lengan kanan yang bertengger di pinggangku dan aku yakin di belakang punggung ku terdapat sebuah bantal guling. Ia selalu meletakkan bantal guling di belakang punggung ku agar aku tidak jatuh dari ranjang katanya, padahal nyatanya aku tidak akan pernah jatuh dari ranjang karena dia akan selalu mendekapku dan menjagaku.
"Apa kau masih ingin melanjutkan tidur mu, sayang?" Suara bass ini yang membuatku jatuh cinta di setiap saatnya.
Aku menggeleng sambil merapatkan tubuhku pada tubuhnya.
"Tadi siang aku mencari mu mengelilingi rumah ini, ternyata kau ada di ruang kerjaku. Apa yang kau lakukan hingga bisa sampai disana, heum?" Tanyanya lagi.
Aku menelusupkan kepala ku ke dadanya mendengar detak jantungnya yang akan selalu berdetak dengan cepat saat sedang bersamaku.
"Aku hanya ingin saja, ketika aku berada di sana aku seperti tengah melihat bayangan appa juga dirimu secara bersamaan sedang mengerjakan berkas-berkas. Saat berada di sana aku merasa seperti eomma yang sedang menunggu orang yang dicin-"
"Apa kau tidak merasa lapar, sayang? Ini sudah lewat dari jam makan siang mu."
Selalu.
Selalu saja menghindar dariku setiap saat aku ingin menyatakan rasa cintaku padanya.
"Kenapa kau selalu menghindar, hyung?" Tanya ku sembari melepaskan diriku dari dekapannya, aku mendongak menatap wajahnya.
"Kyuhyun, kita sudah sering membicarakan ini." Siwon hyung sekilas menatapku lalu ia mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang, memunggungi ku, membelakangi ku, memutu
Comments