Chapter 4
I Love You My Brother (Kyuhyun Side)Atmosfer kamar terasa berbeda setelah perdebatan kecil kami di kamar mandi, lelaki yang ku cinta masih betah berdiri membelakangiku, membuat simpul dasi dengan kedua tangannya sendiri.
'Seharusnya aku yang melakukan hal itu untukmu, hyung.'
Aku berjalan mendekatinya, mendekapnya dari belakang. Merasakan otot-otot tubuhnya yang melemas ketika diriku mendekap tubuhnya, ku sandarkan kepala ku di punggung hangat nan kokoh milik pujaan hati ku.
"Hyung..." panggil ku masih betah mendekapnya.
"......" tak ada jawaban yang keluar dari bibir nya. Aku menghembuskan nafas lelah.
"Biar aku yang melakukannya, berbaliklah." Aku melepaskan dekapan di tubuhnya, menunggunya untuk berbalik menatapku dan menyerahkan tanggung jawab membuat simpul dasi untuknya seperti yang biasa ku lakukan namun tubuh itu tak kunjung berbalik.
"Apa yang harus ku lakukan untuk membuatmu memaafkan ku, hyung?" Aku menundukkan kepalaku sementara kedua tanganku sibuk memilin-milin ujung kemeja yang ku gunakan, pandanganku memburam akibat air mata yang tertampung di pelupuk mataku. Tak kunjung mendapatkan jawaban darinya, pertahananku pun runtuh, air mata ku turun dengan derasnya mengaliri kedua pipiku.
PRANG!
Ku terkejut melihat Siwon hyung menghantam cermin yang ada di hadapannya dengan kepalan tangan kanannya, aku sungguh terkejut dengan yang Siwon hyung lakukan, saat aku hendak berjalan mundur tiba-tiba saja ia berbalik dan langsung merengkuh ku ke dalam dekapannya.
"Hentikan air mata itu, sungguh menyakitkan rasanya melihat air mata itu menghiasi parasmu sayang." Kata Siwon hyung sambil mendekap ku, aku membalas pelukannya. Menyerahkan diriku sepenuhnya dalam balutan hangat dekapan tubuhnya, mendengarkan irama detakan jantung seseorang yang ku cinta rasanya seperti alunan lullaby sangat menenangkan, detakan jantung yang sama seperti yang aku rasakan ketika bersamanya.
"Jantung hyung hanya akan berdetak seperti ini ketika hyung bersama mu begitupula sebaliknya, oleh karena itu tetaplah berada di samping hyung. Hyung tidak bisa membayangkan jika tidak ada dirimu di sekitaran hyung dan hyung juga tidak sanggup bila harus berada jauh dari mu, tetaplah disini di samping hyung, saeng." Aku hanya mengangguk lemah seraya mengeratkan pelukanku pada tubuh Siwon hyung. Aku kembali teringat akan tawaran paman Yunho perihal lanjutan perguruan tinggiku di luar negeri beberapa waktu lalu,
'Kyu, apakah keinginan mu untuk melanjutkan pendidikan mu di New York masih ada?' Paman Yunho menatap ke arah ku intens.
'I-itu... Mm.. bisakah paman?' Tanyaku penuh harap.
'Paman akan membawamu jika keinginan mu itu masih ada.' Ujar sosok paruh baya di hadapanku.
'Bagaimana dengan Siwon hyung?' Tanya ku ragu.
'Tidak ada yang perlu kau khawatirkan Kyu, Paman yang akan membuat hyung mu mengerti.' Paman Yunho memegang kedua sisi bahu ku, berusaha meyakinkan ku.
Semua terasa berputar di kepala ku, pilihan yang sungguh sulit untuk diputuskan. Kembali ku teringat perkataan Seunghyun hyung,
'Seluruh pilihan ada di tanganmu, Kyu. Angan yang selama ini kau impikan dan dambakan adalah sebuah kesalahan, tak sadarkah kau bahwa kalian berada pada satu lingkar darah yang sama. Berasal dari rahim yang sama dan dibuahi oleh sperma yang sama, ku harap kau mengerti bahwa cinta seperti tidak akan berjalan dengan lancar dan tidak diharapkan.'
Tanpa sadar aku semakin merapatkan dekapanku pada tubuh Siwon hyung, berusaha mengais kehangatan yang masih bisa ku dapatkan hingga kehangatan itu hanya tinggal sebuah kenangan. Mata ku terpejam seolah memutar semua kenangan yang telah kami lewati, ku harap ini bukan sebuah pilihan yang akan ku sesal
Comments