Kedua

Amor

Ibu dan Ayah Suho masih menatap Suho dan seseorang bernama Kris Wu yang mengaku sahabat Suho. Kedua orangtua Suho ini masih heran. Bagaimana bisa anak perempuan mereka satu-satunya diajak pergi ke luar kota, eh ke luar negeri dengan laki-laki yang orangtua Suho tidak kenal.
Kris Wu ini mengaku kalau ia seseorang dengan lulusan Teknik Mesin di Jerman dan sudah tinggal 4 tahun di Korea yang berarti membuat umur Kris Wu ini sekitar 21 tahun.
Anak perempuan mereka berumur 18 tahun dan mengajak seseorang dengan umur 21 tahun berteman bukankah itu aneh?

 

 

"Suho, eomma perlu berbicara denganmu."
Ibu Suho menarik lengan tangan Suho dan keduanya berjalan ke arah dapur. 
Kris ditinggal oleh Suho hanya berdua dengan Ayah Suho dan kedua adik kembar Suho yang Kris kenal selama ini.
Ayah Suho masih menatap Kris dengan intens lalu bertanya, "Jurusan Teknik Mesin? Bagaimana aku bisa mempercayaimu kalau wajahmu seperti pembalap liar yang biasanya Jongin tonton saat malam minggu?"
Kris hm bukan hanya Kris. Kris, Jongin, dan bahkan Jongdae ikut menelan ludah mereka yang menandakan mereka gugup.
"Aku hm aku sudah bekerja di Wucorp di Tiongkok dan bagian pemasarannya di Korea Tuan Kim."
"Wucorp?"
Kris mengangguk pelan, "Ayah bekerja sebagai CEO dan Direktur tertinggi nya sekarang, tapi aku masih menjadi pegawai biasa saja."
Ayah Suho tersenyum.

 

Sebentar, tersenyum?

 

"Kamu anak Wu Hangeng?" kali ini Ayah Suho meninggalkan senyum dan nada ramah, membuat Kris semakin gugup,
"Wah yang lulusan teknik mesin 2 tahun yang lalu?" Kris belum bisa menjawab pertanyaan Ayah Suho,
"Wah tidak kusangka anaknya akan sebesar dan setampan ayahnya."
Kris hanya bisa cengengesan lalu tertawa terpaksa.

 

"Tuan siapanya Ayah ya?"

 

Ayah Suho langsung mengulurkan tangannya lalu membalas dengan sangat bangganya,
"Kim Siwon, aku Direktur dari perusahaan Kim Industri yang bekerja di bagian listrik dan aku rasa Ayahmu mengenalku karena kita sudah bekerja sama lebih dari 10 tahun." Kris mengangguk anggukan kepalanya dengan wajah dongonya lalu membalas dengan menjabat tangan Ayah Suho.
Kris sedikit membungkukkan badannya lalu ia memperkenalkan lagi dirinyadengan cara yang lebih sopan,
"Wu Kris, pegawai Ayah di Wucorp. Senang berkenalan dengan anda Tuan Kim."

 

Ayah Suho tersenyum lebar lalu memanggil anak dan istrinya yang ada didapur,
"Yeobo, ini anak dari Hangeng ternyata!"

 

 

Sebelum dipanggil, Ibu Suho memegang badan anaknya beberapa kali.
"Apa yang sudah kalian lakukan memangnya?"
"Ehh? Apa maksud eomma?"
Ibu Suho sadar kalau anaknya ini sudah kelewatan polos.
"Seperti ciuman?" Ibu Suho sedikit frontal kali ini,
Suho semakin menajamkan pendengarannya, "Apa eomma?"
Ibu Suho menepuk keningnya sendiri lalu membuang napas sedikit kesal.

 

Keduanya mendengar bahwa Ayah Suho memanggilnya lalu Suho berjalan di belakang Ibunya.
Ibu Suho sangat semangat saat mendengar nama Hangeng. Lalu ia menatap Kris terus-terusan,
"Waaahh tidak kusangka anaknya akan setinggi dan setampan ini ya?" Bahkan Ibu Suho dengan santainya mencubit pipi Kris yang sebetulnya tidak berisi itu.
Kris hanya tersenyum maksa kembali.
Suho heran. Memangnya kenapa kalau dia anak Hangeng? Toh dia pembalap liar juga.
Ayah Suho mengambil handphone dari kantung celananya lalu berucap, "Oke Suho, Ayah akan memperbolehkan mu untuk pergi dengan Kris. Dia anak yang baik dan akan menjagamu dengan baik. Ayah akan menelfon Hangeng dulu untuk masalah kebutuhan kalian di New York nanti." Ayah Suho meninggalkan mereka semua.

 

Ibu Suho kemudian menatap anak perempuannya dan Kris bergantian.
"Kalian ingin apa di New York? Berkencan?"
Suho sedikit merasa ngeri karena mendadak Ibunya mengganti nada suaranya.
Eh.
"KENCAN?" Suho berteriak, membuat Kris di sampingnya langsung menutup mulutnya lalu menjawabnya dengan santai,
"Begini Nyonya Kim. (Kris berdeham)
Aku mengajak Suho ke New York untuk menunjukan kantor mewah Ayahku dan Tuan Kim. Aku tahu keduanya mempunyai kantor yang bagus dengan fasilitas yang luar biasa. Dan juga Suho mulai sekarang menjadi asistenku haha ya sebenarnya dia masih magang namun aku tahu dia pasti mampu meskipun ia dijurusan Psikologi." Kris menjelaskan dengan sangat tenang bahkan ia melepaskan tangannya lalu mulai merangkul Suho dengan sesekali menganggukan kepalanya meyakinkan Ibu Suho.

 

Ibu Suho menatap anaknya tidak percaya,
"Kamu benar-benar sudah magang Suho? Ya ampuunn! Eomma benar-benar senang dan waahh apa Jongin dan Jongdae bisa magang nantinya? Aku tahu memang seharusnya ia magang di kantor Ayahnya saja, namun bisakah mereka magang di bagian mu saja? Tentu lebih asyik untuk keduanya bisa bergaul dan sekantor dengan kakaknya sendiri bukan? Dan pasti kamu akan naik jabatan sebentar lagi iyakan?"

 

Kris menganggukan kepalanya dengan semangat. Ia menunjuk kedua adik Suho dengan telunjuknya lalu berkata,
"Aku mengenal mereka dengan baik Nyonya Kim. Mereka anak baik. Dan tentu saja keduanya bisa bekerja di kantor bagian ku ah aku bahkan tidak sabar untuk bisa menjadi General Manager di kantor Ayah di Seoul."

 

Jongin dan Jongdae tertawa kecil mendengar Kris yang sebetulnya sangat percaya diri dan melihat Kris yang sangat sok akrab dengan kakak perempuan mereka.
Suho dibawah lengan Kris hanya memutar bola matanya jengkel.
Ia mendengus kesal, "YAK KRIS BERAT!"
Kris justru malah gemas dan malah langsung memeluk Suho dari belakang dengan santainya didepan Ibu Suho lalu menaruh kepalanya diatas kepala Suho.
"Aku gemas sekali dengan asistenku."
"ISSS KRIS!!"
Bahkan Suho tidak mampu membuka pelukan Kris karena Kris yang kuat dan Suho yang sebetulnya sangat lemah.

 

 

Ayah Suho kemudian datang dan melihat Kris yang memeluk erat anaknya,
"Ah Kris menginaplah disini atau kamu boleh balik ke rumahmu atau apapun karena aku rasa kamu harus menyiapkan kopermu dan Suho juga perlu menyiapkan koper dan--"
Kris memotong pembicaraan Ayah Suho, "Kami sudah siap Tuan Kim. Pesawat nya nanti akan terbang jam setengah delapan malam dan sekarang baru jam 12 siang memang, aku sudah mempersiapkan semuanya."

 

Ibu Suho menatap Suho yang ada dipelukan Kris, "Jadi kalau eomma dan appa tidak memperbolehkanmu, apa kamu akan tetap pergi?"
Suho mengangguk dengan sedikit ragu namun Ibu Suho menatapnya masih dengan datar.
"Ah kalau begitu makanlah dengan segera lalu berangkat sehabis itu ayok ayok!"

 

 

Dan Kris benar-benar kepalang bahagia mengingat perutnya minta diisi sejak pagi hari.

 

 

-/////-

 

 

Kris mengendarai mobilnya dengan sangat pelan (meskipun kecepatan mobilnya sudah sedikit di atas rata-rata). Suho yang duduk disampingnya kali ini tenang tidak memberontak seperti tadi ingin ke rumah kedua orang tua Suho.
Suho menatap Kris dari samping lalu ia berhasil menangkap earing yang digunakan Kris,
"Anting apa yang kamu gunakan?"
Kris meninggalkan setir mobilnya hanya menggunakan satu tangan lalu ia meraba antingnya dengan tangan kirinya,
"Mama memberiku. Kamu mendekatlah ke arahku."
Suho mengangkat pantatnya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Kris,
"Anting ini seharusnya buat anak perempuan Mama, namun Mama malah mendapatkan aku jadi aku yang harus menggunakan anting ini. Untungnya Mama sudah membuatnya agar tidak terlalu manis seperti anak perempuan. Ah bagaimana menurutmu?"
Suho mengelus anting Kris lalu sedikit terkejut,
"Apa ini emas?"
Kris menganggukan kepalanya.
"Ah apa kamu mau mencoba menyetir?"
Suho yang sedang sibuk dengan anting Kris langsung menatap Kris, "Menyetir?"
"Ya." Kris menepuk-nepuk pahanya, menandakan agar Suho duduk di pangkuannya.
"Kamu harus mencoba mengendarai mobil ini, sangat halus."
"Itu melanggar peraturan bukan?"
"You can ask me anything. 2 questions for now."

 

Suho tersenyum lebar. Ia dan Kris memang membuat perjanjian lebih lanjut dengan Suho yang boleh bertanya kepada Kris tapi hanya satu kali dalam sehari. Ia sedikit tertarik karena Kris memperbolehkannya bertanya dua pertanyaan hari ini.
Tapi ia mau tidak mau harus pindah ke pangkuan Kris.

 

"Hey ayo, ini tidak akan berlangsung lama, sampai Incheon aku akan melarangmu."

 

Dan Kris tidak menyangka kalau Suho akan membuka seatbeltnya lalu mencoba berdiri dengan pelan.

 

"Oke satu, apa yang membuatmu tertarik dalam acara balap mobil yang ilegal ini?"
Kris tertawa kecil, ia memundurkan sedikit kursinya agar Suho bisa melangkah. Ia buka seatbeltnya lalu Suho mulai berjalan ke tempat duduk supir.
Kris menjawab,
"Mobil adalah hidupku, aku koleksi beberapa mobil dan kupikir mengganti mobil dengan taruhan balapan sangat menyenangkan bukan?"
Suho mulai duduk di atas pangkuan Kris dan ia mencoba mengambil seatbelt dan menguncinya di tempatnya. Suho sedikit menggoyangkan pantatnya mencari posisi yang nyaman untuknya.
"Jangan banyak bergerak sayang."
"Hihi maaf."
Suho menaruh tangannya diatas tangan Kris yang masih memegang setir mobil itu.
"Pertanyaan kedua, siapa yang membuatmu masuk ke balapan mobil pertamamu dan itu tahun keberapa?"
Kris mulai menurunkan tangannya dan membiarkan tangan Suho yang memegang setir.
"Curang itu dua pertanyaan!"
"Jawab saja atau aku akan tabrakan mobil ini." Suho membalasnya dengan santai.
Kris mulai berfikir lalu ia mengelus rambut Suho dihadapannya, "Hmm aku rasa sahabatku, Park Chanyeol dan aku mulai balapan di Jerman."
Suho sama sekali tidak memberontak namun ia tersenyum.
"Oke dua pertanyaan sudah selesai."Kris langsung berucap.
"Tapi aku masih boleh disini kan?"Suho bertanya pelan, Kris mengangguk,
"Tentu saja."

 

Suho mulai nyaman di posisinya dan membiarkan Kris yang mengelus rambut pendeknya itu.

 

Kris hanya diam sepanjang perjalanan.
Atmosfir dikeduanya hanya dipenuhi oleh suara radio.

 

 

"Dan kami akan memutar lagu tentang cinta ya Kwang?"
"Yaaaa dan ini permintaan dari Jongdae dari Seoul, halo Jongdae! Kami mendapat pesanmu dan lagu ini kamu berikan untuk kakakmu bukan? Yang katanya jatuh cinta pada pandang pertama ya."
"Waahh kakak Jongdae, kamu beruntung sekali kalau adikmu ini perhatian kepadamu ya?"

 

Kris sedikit curiga dengan nama Jongdae. Juga dengan Suho.

 

"Oke disini tertulis nama kakaknya Kim Suho yang ingin pergi ke New York. Halo kakak Jongdae, Suho-ssi kami akan memutar lagu Coldplay - Yellow!"

 

 

Suho hanya diam.

 

 

"Look at the starts,
 Look how they shine for you,
 And everything you do,
 Yeah, they were all yellow."

 

 

Kris mengucap, "Aku yakin ini adikmu Suho."
"Ya aku pikir juga begitu."

 

"Your skin,
 Oh yeah your skin and bones,
 Turn into
 Something beautiful,
 Do you know,
 You know I love you so
."

 

 

Dan tidak ada percakapan diantara keduanya sampai mereka di Incheon.

 

 

 

to be continue

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yupsyupi
#1
Chapter 3: Tenguk itu tengkuk maksudnya?
dtdtdtdtdt
#2
Chapter 2: I barely read indonesian. But this story so interesting. Even i cant understand completely. But still, i can catch some points that help me to understand. Good job authornim.