Ketujuh

Amor

Pagi ini Kris memiliki jadwal kosong sampai jam 8 malam untuk balapan nya dengan beberapa pembalap liar lainnya. Suho tidak tahu karena tadi malam selesai Kris membantu Suho mengerjakan tugas kuliahnya Suho langsung tertidur di dalam dekapannya. Tentu ia sangat senang Suho tidur di dekapannya hanya terbalut dengan kemeja putihnya yang sedikit transparan.
Kris ambil handphone Suho yang tersambung dengan charger dan dicabutnya sembarangan. Ia membuka pesan dan menulis pesan ke Henry kalau ia tidak perlu ditemani apalagi di temani Jonghyun, huft ia belum sempat menanyakan siapa itu Jonghyun kepada Suho pula.
Kris juga menulis pesan ke Jonghyun dan mengabarkan ke adik-adik Suho. Selesai itu ia letakan lagi handphone Suho dan kembali memeluk Suho.

 

Sesaat Kris mengelus rambut Suho, Suho mulai membuka matanya lalu tersenyum merasakan elusan dari pria yang ia anggap menyeramkan dulu.
"Pagi sweetie,"
Suho hanya mengangguk untuk membalas sapaan dari Kris,
"Berbicara Suho cinta,"
Suho menunjuk mulutnya dengan cara memajukan bibirnya,
"Your morning breath? look I don't care okay baby,"
Suho tersenyum lebar lalu ia cium dagu Kris,
"Morning Kris-eu."

 

Kris kali ini mengusap pipi Suho yang tembem itu lalu tersenyum lebar,
"Bukankah aneh kalau beberapa hari yang lalu kau tampak membenciku dan sekarang kita sedang berlovey dovey berdua? Iyakan sweetheart? Oh bahkan aku mengingat kalau dulu kau sangat membenciku."

Suho terkikik, ia angkat badannya agar wajah nya dan wajah Kris bisa sejajar. Ia juga mengusap pipi pria yang sedang bertelanjang dada dan hanya menggunakan boxer ini,
"Cinta dan benci itu beda tipis Kris-eu."
"Oke dengar malam ini balapan finalku dan mungkin nanti malam jam 6 aku akan mengantarmu ke tempat Henry dan besok pagi baru kujemput kau, bagaimana?"
Suho berhenti mengusap pipi Kris dan menurunkan tangannya ke dada Kris. Ia usap sambil ia menundukan kepalanya,
"Aku pikir untuk balapan hari ini aku bisa menemanimu Kris-eu."
Suho merasa bahwa dagunya terangkat dan ia menatap wajah Kris dengan muram.
"Itu bahaya kau tahu sweetie?"
"Aku tidak peduli."
"Malam ini. Aku janji. Yang terakhir untuk kita oke sayang?"
"Tapi aku tidak mau kamu kenapa-napa Kris."

Suho bangun lalu ia melihat ke punggung Kris dan bisa menangkap luka yang sepertinya baru.
"Kau tidak dihajar di depan tapi malah di belakang, harusnya kau sadar ini bisa menjadi kasus pembunuhan. Ayok bangun aku bersihkan lukamu." Suho menepuk paha Kris sebelum ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil handuk basah.
Kris bisa melihat bagian bawah kemeja Suho sedikit basah.

Suho berjalan ke belakang punggung Kris lalu ia membuka tas kosmetik yang ada obat antiseptik yang memang ia siapkan selalu di tas nya.
Ia gunakan untuk membersihkan luka Kris dan ia sadar Kris mengeluh kesakitan,
"Awww sudah Ho,"
"Ini baru awal Kris," Suho semakin senang membersihkan luka Kris karena mendengar pacarnya itu kesakitan,
"Pelan-pelan yaakk!!"
Suho tertawa dan memelankannya.
Kris sedikit membuang nafasnya dengan pelan saat bisa merasakan bahwa Suho tidak lagi membersihkan lukanya dengan sedikit kasar. Ckck ia jadi mengingat kejadian saat kedua kali mereka bertemu di apartemen Suho.

Sesudah Suho membersihkan luka Kris, ia memijat pundak Kris,
"Kupikir tidak seharusnya kita begini Kris."
"Begini?"Kris menatap Suho dengan berbalik wajah,
"Iya aku yang seperti ini dengan pakaian seperti ini dan kau yang seperti ini dengan pakaian seperti ini."
Kris tertawa pelan,
"Di Jerman ini hal yang biasa."
"Di Korea bukan hal yang biasa."
Mereka saling membalas lalu tertawa setelahnya.
"Kita di New York sayang, the city that never sleeps kalau kata orang-orang dan ini hal yang biasa."
"Menurutmu dan menurutku tidak."

Kris menepuk kedua pahanya, menyadarkan Suho untuk duduk di pangkuannya.
Suho meletakan handuk dan juga tasnya lalu berjalan ke depan Kris dengan dengkulnya.
Ia duduk di antara paha Kris dan menyenderkan badannya ke dada bidang Kris,
"Apa menurutmu eomma ku akan marah? Bagaimana dengan Jongin dan Jongdae? Pasti mereka curiga kita yang seperti ini."
Kris menggelengkan kepalanya lalu berbisik, "Sweetheart kamu tidak kehilangan keperawananmu oke aku menjagamu."

Suho memukul paha Kris yang memang ada di sampingnya,
"You can't say that to my mom and you also stole my first kiss. Aku ingin sekali ciuman pertamaku harus penuh dengan hmm.."
Suho tampak bingung dengan kata-katanya sekarang,
Kris terkikik lalu menyahut, "Kau mau ciuman pertamamu bisa menjadi memori terus?"
Suho mengangguk kepalanya. Mengiyakan perkataan Kris,
"Iya begitu hihihi."

 

Kris masih mengelus rambut Suho dengan sayang. Ia sesekali mencium sisi wajah Suho lalu bergumam,
'sayangku sekarang sangat menyukaiku.'

Suho menggeliat di leher Kris, "Geli Kris!! Ah! Lagipula hari ini aku sudah janjian dengan Henry dan Jonghyun! Aku harus siap-siap!" Baru ia ingin berdiri, Kris menahannya lalu menggelengkan kepalanya,
"Tidak tidak. Kamu disini saja dan aku sudah memberitahu mereka kalau kau hari ini bersamaku dan baru nanti malam aku akan mengantarmu ke tempat Henry sayang.."
Suho mengangguk pelan, "Kau tidak bertanya siapa itu Jonghyun?" Ia bertanya dengan ragu.
Namun jawaban Kris membuat Suho tersenyum, "Aku menunggumu untuk menjelaskan sendiri agar kau jujur kepadaku."
"Sepupuku yang tinggal disini. Aku menyukainya dia lucu sekali."

...

 

oke apa?

 

 

"Aku menyukainya seperti aku menyukai Jongin, Jongdae, dan juga aku menyukai sepupumu, Henry Lau dan aku juga menyukai hmmm semuanya!"
Suho menjelaskannya lagi dan ia bahkan melebarkan tangannya menunjukan tentang 'semuanya'
Kris menghela nafas lega.
"Aku pikir kamu menyukainya seperti aku menyukaimu honey."
"Honey?"
"Ya kamu manis sih. Ah harusnya bunny."
Suho langsung loncat dari pangkuan Kris dan mengambil bando kelinci yang dibelikan Jonghyun kemarin. Ia gunakan kelinci tersebut lalu ia bergaya dan juga meloncat layaknya kelinci di hadapan Kris.
"Aku bunnymu Kris bodoh!"
"YAK! aku tidak bodoh bunny!"
Suho tertawa sangat puas lalu kabur dengan gaya meloncat kelinci ke arah kamar mandi.

 

-////-

 

New York.

Suho masih dengan pakaian vintagenya namun kali ini lebih santai karena ia harus mencocokan nya dengan bando bunny.
Kris menggunakan kemeja kotak kotak biru hitam dengan bahan flannel dengan sepatu doc martens.
Memang sedikit tidak cocok untuk Kris namun ia memakai ini karena Suho menyukai dirinya menggunakan boots aneh ini.

Setelah makan pagi dan menaiki subway (permintaan Suho yang penasaran dengan kereta ini) dan turun di W 21st Street karena keduanya ingin melihat toko Kinokuniya di New York dan juga berjalan-jalan di sekitar situ.

Berjalan dengan Suho menurut Kris menyenangkan. Karena Suho akan rela membayar Kris apa saja. Bahkan saat keduanya melewati toko tas mewah, Suho menyempatkan masuk untuk melihat isi toko tersebut walau pada akhirnya Suho bahkan mengeluarkan 2 juta untuk membeli sebuah tas. Oke apa?

 

Saat sedang di jalan 7th Avenue, Kris menangkap satu laki-laki yang tampaknya sedikit mencurigakan. Laki-laki itu beberapa kali itu menatap Suho yang sedang melihat dan sesekali menjepret foto New York yang ramai ini.
Awalnya Kris sempat berfikir mungkin karena Suho cantik laki-laki ini tidak henti melihatnya. Namun laki-laki tampak lebih mencurigakan saat menelfon kawannya dan saat kawannya datang, laki-laki itu semakin berjalan mendekat ke arah Suho.
Sebelum Suho dibawa, Kris langsung menarik Suho dengan merangkulnya lalu membisiknya,
"Ayok kita berjalan ke toko Disney, aku rasa kau akan menyukainya baby."
Suho hanya mengangguk kecil.

Saat mereka ingin menyebrang dan sesaat mereka sampai, Kris masih mendapatkan laki-laki yang sama.
Suho melepaskan rangkulan Kris lalu menatap Kris, "Aku mau masuk karena aku ingin melihat-lihat, apa kau mau ikut?"
Kris menggeleng lalu mengeluarkan rokok elektriknya, "Aku ingin di luar saja nanti aku masuk." Suho mengangguk lalu masuk ke dalam toko.

 

Sesaat sudah memastikan Suho masuk ke dalam, Kris langsung mengisap alat rokoknya. Ia mencari-cari laki-laki yang tadi.
Bingo!
Ada di sisi barat toko tersebut.
Kris langsung mendatanginya dan menyerangnya dengan memberikan pukulan di perutnya.
Semua orang menengok lalu Kris berucap, "CAN YOU GUYS STOP FOLLOWING US?"

Laki-laki yang diserang Kris tidak berani berucap karena matanya tampak melihat sesuatu atau seseorang.

Kris mengarahkan pandangannya ke arah yang sama dan ia dapat melihat Lee, rivalnya tadi malam dan malam ini.

 

"Kris Wu.. Atau bisa kubilang pacar Suho Kim.. Senang bisa melihatmu lagi sejak semalam dan aku lihat kau sangat bahagia hari ini ya?"

 

Kris terdiam mendengar Lee berkata dalam bahasa Korea. 

Bahkan ia mendiamkan laki-laki yang ia serang tadi saat berdiri.

 

"Suho Kim ada di sini. Mahasiswa psikologi dari Universitas ternama di Korea, yang bisa kupastikan ia akan lulus dengan  laude saat aku melihat rapot nya. Mahasiswa cantik yang berhasil mengikuti si bodoh Kris Wu hari ini. Mahasis-"
"-JANGAN GANGGU SUHO!" Kris meneriakinya.

Lee tampak tidak bergeming.

"Aku tidak akan menganggunya."

"Lalu? Kupikir aku tidak tahu kalau kau mengikutiku dan Suhoku hah?"

"Suhomu? Cih."

Lee berjalan ke arah Kris dengan wajah songongnya.
Ia kemudian menunjukan foto dari dompetnya.

 

Kris hafal sekali.

Perempuan manis yang duduk di samping Lee ini adalah Suho.

 

"Suhomu hah? Dia milikku sejak dulu apa kamu tahu?"
"Dia dan aku akan selalu bersama. End of story."

 

Kris menggelengkan kepalanya,
"Tidak, itu bukan Suho!" Ia mencoba mengelak.
"Ini Suhomu. Suho mu yang mungil Suho mu yang berlagak layaknya kelinci kalau ia sedang manja Suho mu yang suka sekali menggunakan rok Suho mu yang sangat sopan Suho mu yang selalu bersikap baik walaupun ia sudah dijahati."
Kris menatap Lee tidak percaya, tetap menggelengkan kepalanya.

"Tidak dan tidak!"
"Kalau tidak percaya kau bisa ambil foto ini," Lee melempar dompetnya ke wajah Kris. Kris yang tidak menyangka Lee akan melempar langsung terkena lemparannya lalu membiarkan dompet tersebut jatuh.
"Tanyakan padanya siapa aku, Kris Wu atau bisa kusebut Kevin Wu?"

 

DUG!

Kris langsung menyerang Lee di bagian wajahnya.
Lee yang terserang langsung memegang wajahnya.
Warga sekitar panik bahkan ada yang berteriak, "SHOULD I CALL THE POLICE?"
Lee masih tersenyum memaksa . Ia gelengkan kepalanya,
"No you shouldn't this man is my bestfriend and he will take care of me later!"
Warga menjadi sedikit tidak panik dan mulai melanjutkan apa yang mereka lakukan tadi.
Lee tertawa mengejek.

"Kau menghajarku tidak akan merubah posisiku di hadapan Suho, bodoh."

 

 

to be continue

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yupsyupi
#1
Chapter 3: Tenguk itu tengkuk maksudnya?
dtdtdtdtdt
#2
Chapter 2: I barely read indonesian. But this story so interesting. Even i cant understand completely. But still, i can catch some points that help me to understand. Good job authornim.