Kelima

Amor

Jalanan kota New York memang tidak pernah berubah dan akan selalu ramai. Mobil yang digunakan Kris ikut meramaikan jalanan kota New York ditemani juga dengan pertanyaan Suho.

"Bagaimana kesan pertamamu saat memasuki dunia balapan?"

Jawaban Kris akan jadi Terkejut. Ia juga laki-laki yang sama dengan yang lain. Menyukai mobil namun tidak untuk balapan lalu diberikan dengan mudahnya ke juaranya.
Duh ia bahkan perlu memberikan sedikit puppy eyesnya sebanyak 10x menunjukan bahwa ia layak mendapatkan mobil baru saat tahun keduanya di Jerman. Namun ia banyak mengikuti magang ataupun kerja sampingan untuk uang tambahannya tanpa perlu diketahui orang tuanya.

Dan hari ini atau terhitung sudah 3 hari Kris bersama perempuan manis.
Ia harus mengakuinya, Suho cantik.
Bukan cantik lebih tepatnya. Enak dipandang, tentu kalau sudah enak dipandang, dipandang setiap saat juga ia tidak akan pernah bosan. Tidak akan.
Suho tipe perempuan yang baik hati meskipun awalnya ia kira Suho akan menjadi perempuan galak cerewet banyak bicara hal yang tidak penting. Namun ternyata itu hanya bayangan buruknya saja. Suho menjadi perempuan pertama yang bisa menangkap wajahnya dan bahkan karena Suho ia berani menelfon Ibu nya yang ada di Tiongkok untuk bertanya 'bagaimana cara mendekati perempuan pintar dengan cara yang tidak kalah pintar dengan otaknya.' Bodoh, kamu lulusan Jerman Kris!

 

Namun Kris tahu. Semenjak tadi ia memberi tahu kalau Suho manisnya itu diikuti oleh rival terberatnya yang diinisialkan hanya dengan kata 'Lee' itu membuat Suho takut. Bahkan setelah Suho bertanya ia hanya diam dan sekarang tertidur dengan ... posisi yang sangat tidak mengenakan untuk tidur.
Berkat bantuan GPS, ia berhasil menemukan hotel tempat dimana mereka akan menginap dalam satu jam.

Sebelum turun Kris menelfon sepupunya, Henry Lau untuk mengambil mobilnya. Mengingat di hotel tidak ada tempat parkir. Mungkin besok ia baru akan menelfon Henry lagi untuk membawa mobilnya lagi dan setelah itu ia bisa menyuruh Henry untuk menemani Suho agar Suho tidak bosan.
Lagipula kenapa temannya itu membawa mobilnya sewaktu di Bandara?
Huft Kris bodoh. Kan ingin pamer ke Suho.

Tidak perlu menunggu lama Henry menunjukan kedatangannya dengan mengetuk jendela mobil Kris dan Kris membuka kacanya,
"Bisa coba cek hotel ku? Atas nama Siwon Kim," Kris memberikan handphonenya namun Henry tidak langsung mengambilnya,
"Who is that woman, Kris?" Henry menunjuk Suho,
"Siwon's daughterone of daddy's friend and she's a freshman from Psychology in Seoul. I didn't know which university but she is my acquaintance."
Henry tertawa pelan, "She really has a nice look woman for her age."
"She's mine dude please step off before I kick you in your !"
"Calm geez! Okay."Henry mengambil handphone Kris dan langsung memasuki lobi Hotel tersebut sambil tertawa-tawa.

Kris memutar bola matanya.
Tidak ada satupun yang boleh menaruh hati kepada wanitanya. Siapapun itu. Sepupunya, temannya, apalagi rivalnya.

Kris buka sabuk pengaman Suho lalu saat kepala Suho ingin terjatuh ia langsung menahannya lalu membangunkan secara perlahan wanita manis ini.
"Suho, bangun sudah sampai? atau kau mau ku gendong?"Ia Kris sedikit menggoyangkan lengannya.
Suho sama sekali tidak ingin bangun sepertinya.
Ia mencoba beberapa kali lagi namun nihil, Suho masih tertidur sambil bergumam pelan. Ia tunggu Henry saja untuk membantunya.

Tidak lama kemudian Henry datang.
"Mereka bilang parkir disini sementara tidak apa-apa karena aku ingin membantu mengangkat koper."
"Ya angkat koper ku karena aku ingin menggendong Suho. Oh ya apa kamar kami sebelahan?"
Henry langsung dengan wajah santainya menjawab,
"Kalian satu kamar hanya saja Kim ahjussi memesan kamar yang mempunyai dua tempat tidur. Bukankah hidup memang indah Kris untukmu?"
Kris langsung senang.
"Serius? Aku kira kami akan terpisah."
"Ya. Buka bagasimu cepat diluar dingin dan aku tidak tahan."

Bagasi Kris buka menggunakan tombol didekatnya. Ia buka pintunya dan kemudian berjalan ke arah pintu Suho.
Henry berucap dengan sedikit keras sambil mengangkat tas sedang milik Suho,
"Kris apa yang ini dibawa juga?"
"Ya semuanya."
Henry meletakan tas itu di atas mobil dan ia mengeluarkan dua koper besar milik Kris dan Suho. Ia tertawa pelan lagi saat melihat koper keduanya adalah koper dengan merek yang sama dan model yang sama. Ia letakan tas sedang itu diatas koper yang berwarna silver.

Kris mengambil tas tenteng Suho lalu ia letakan di lehernya. Dibelakangnya ia juga menggendong tas nya yang sedikit berat mengingat isinya adalah pakaian Suho juga. Ia angkat dengan menaruh tangannya di antara paha dan betis belakang Suho dan juga di punggung Suho. Ia angkat. Badan Suho sangat lah ringan. Wah Kris kira ia akan berat namun tidak.

Henry yang sudah mendorong mendekati pintu masuk menengok ke belakang dan dapat melihat Kris yang sangat memerhatikan wanita yang Henry bahkan belum kenal itu.
Ia belum pernah melihat Kris yang sangat perhatian kepada wanita dan  ini menjadi kali pertamanya untuk melihat momen langka ini.
Ia menyuruh pegawai untuk menjaga mobil mewah Kris dan juga membuka pintu agar Kris dengan mudah lewat.

Henry tahu kalau Kris dan Suho menjadi omongan para pegawai dengan judul 'Suami yang perhatian kepada Istri yang sedang kelelahan.'

 

-/////-

 

"Oke semuanya sudah kubawa Kris dan aku harus kembali. Say hey to your girl from me and see you tomorrow!"
Henry langsung meninggalkan Kris dengan Suho yang sudah tertidur.

Kris meletakan Suho di tempat tidur yang dekat dengan jendela mengingat ada dua tempat tidur disini.
Hotelnya nyaman dan posisinya bagus untuk perempuan seperti Suho untuk berbelanja.
Ia menidurkan dirinya di tempat tidur yang satunya. Ia lihat jam tangannya. Jam menunjukan pukul setengah 12 malam dan ia sedikit lapar.
Ia memutuskan untuk berganti baju dan mengikuti Suho untuk langsung tidur. Tidur adalah jawaban yang paling bagus agar tidak lapar. 

15 menit Kris di kamar mandi.
Ia menggosokan rambut basahnya dengan handuk. Dan bahkan ia masih menggunakan handuk yang melingkari bagian bawah tubuhnya. Ia menatap refleksi di cermin lalu sedikit memujinya.
"Kris, Suho tidak akan menolakmu. Kamu tampan."

Zzt. Handphonenya bergetar.
Kris rasa ada pesan masuk dari beberapa aplikasi karena ia sudah membuat handphonenya tersambung oleh koneksi WiFi Internet disini.
Ia melihat pesan.

Kim Jongdae: Kris Hyung? Hehe hati2 dengan Noona ya ia kadang mau ditemani
Kim Jongin: Hyung!!! Noona tipe orang yang harus ditemani dan kau harus menemaninya.

"Adik mu aneh sekali Ho.." Ia sedikit mengeluarkan 'ckck' setelahnya.

Sedang asyik memandang dirinya, ia mendengar suara Suho.

"Hmmm Kris-eu!!"

Apa? Kris-eu?

Kris yang tidak sadar kalau ia belum menggunakan celana dengan santainya keluar lalu berhasil melihat Suho yang sudah membuka matanya namun masih dalam keadaan mengantuk.
"Kris-eu! Temani aku."
"Nde?" Kris bingung.
Suho yang dalam posisi duduk menepuk posisi kosong di sampingnya.
"Temani disini." Ujarnya.

Kris berfikir. 

Bodoh, ini yang dimaksudkan adik-adik Suho?

"Menemani kau?"Kris bertanya agak ragu, siapa tahu saja Suho hanya mengigau.
"Ya. Tapi aku akan berganti baju dahulu." Suho melihat ke sekelilingnya lalu dengan pelan ia berjalan ke tas sedangnya dan mengambil alat mandi dan juga piama merah muda yang di tangkap oleh mata Kris.
Ia berjalan ke arah Kris dengan pelan lalu berkata, "Kris pakai celana dan baju lalu bersiap-siap untuk tidur." Ia masuk kamar mandi lalu menutupnya.
Kris masih belum sadar dan ....
"YAAKK!! DIA SADAR!!" Kris panik dan mulai membuka kopernya untuk memakai kaos dan celana pendeknya lalu mengambil posisi tidur di tempat tidur di samping Suho.

Tidak perlu menunggu waktu lama, Suho sepertinya hanya cuci muka dan menyikat giginya.
Ia keluar dengan piama yang sedikit kebesaran untuknya. Ia berjalan pelan dan tidak menemukan Kris di tempat tidurnya dan malah menemukan Kris di tempat tidur satunya.
"Kris-eu!"
"Nde Suho?"
"Tidur."
"Aku mengabarkan orangtua mu dulu dan kemudian aku memberitahu orangtua ku dan kemudian baru tidur."
Suho menarik kaos Kris, membuat Kris menengok.

Memang Suho makhluk Tuhan yang paling Kris dambakan sekarang.

Piama dengan lengan pendek dan celana yang panjangnya hanya menutupi pahanya. Warnanya merah muda. Dan Kris bisa menangkap tali bra Suho yang berwarna hitam dikarenakan piama Suho yang besar itu. Uh apa Kris bisa berkesempatan melihat yang lain di New York? EH APA?

 

Suho menunjuk tempat tidur yang satunya.
"Bersamaku. Appa bilang tidak apa-apa."
"Hah?"
Suho mulai mengambil posisi tidur di tempat tidur yang satunya.
"Ayok tidur disampingku Kris."
Kris dengan wajah bingungnya mengikuti apa kata Suho.
Suho menggeser badannya ke kiri namun sebelumnya ia hentikan Kris.
"Apa lagi Ho?"
"Tolong letakan barang kita di kasur yang satunya."
Kris ikuti lagi ucapan Suho dengan menaruh koper mereka, dua tas Suho, dan juga tas Kris.

Kris datang lagi di samping Suho,
"Aku mengantuk bisakah kita tidur."
Suho mengangguk dengan senang dan jangan lupakan senyum manisnya.
Ia menepuk bagian kosong lalu berkata, "Ayok tidur."
Kris memposisikan badannya di samping Suho dan Suho langsung memeluk Kris, membuat Kris sedikit terkejut.
Suho mulai mencari posisi nyamannya di dada Kris.

 

"Aku menyukaimu Kris."

 

 

"APA?"

 

 

 

Kris menangkap wajah Suho yang sudah tertidur.

 

 

 

 

to be continue

 

ini fix ga di edit.

maaf kl ada kesalahan di bahasa inggri yak! sampai ketemu chapter depan!

and yes. aku masukin foto hotelnya juga !

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yupsyupi
#1
Chapter 3: Tenguk itu tengkuk maksudnya?
dtdtdtdtdt
#2
Chapter 2: I barely read indonesian. But this story so interesting. Even i cant understand completely. But still, i can catch some points that help me to understand. Good job authornim.