Kesembilan

Amor

Demi apapun Suho benar-benar takut. Ia langsung pindah posisi dengan memindahkan posisi duduknya menjadi di pangkuan Kris dan memeluk Kris. Ia sama sekali tidak mau mengangkat kepalanya dan memilih untuk menenggelamkan kepalanya di leher Kris. Punggungnya di elus terus oleh Kris dan Kris membisikan beberapa kata-kata agar membuatnya tidak takut. 

Namun tetap, rival yang juga mantan tunangan Suho mendatangi mobil Kris dan beberapa dari kawannya bahkan memukul mobil Kris dengan pemukul bola baseball membuat Kris berteriak "YAAAKK" dengan sangat kesal.

Kris langsung membuka pintu membuat Suho menahan lengannya lalu menggelengkan kepalanya, menandakan ia tidak setuju dengan apa yang Kris perbuat.
"SUDAH PULANG SAJA!" Suho membentak Kris.
Kris memandang Suho tidak percaya, "Dia sudah mencari masalah denganmu bodoh! Dan juga diriku!"
"JANGAN PANGGIL AKU BODOH KRIS-EUUU AH TIDAK YIFANNIEEEEE!!!" Suho kali ini benar-benar mengeluarkan cairan bening yang sebenarnya Kris sangka tidak keluar. Satu-satunya yang tidak mau Kris perbuat.

Baru Kris ingin menyeka air mata Suho, Suho langsung menepisnya lalu menangis sedikit keras.
"KRIS-EU AKU MAU PULAAANGGG!!!"
Kembali lagi rival Kris memukul kap depan mobil Kris membuat Kris langsung menggendong Suho dan memindahkannya ke tempat duduk di samping supir.
"Sudahlah."
Suho semakin menangis, namun Kris tidak peduli.
Ia mencoba melindungi gadis itu dengannya.

Kris bisa melihat bahwa ada 5 orang di sekitarnya, tidak dihitung dengan si Lee ini.
"Kris Wu, membawa gadis dengan berani ke kota New York? Tidak disangka. Dan karena gadis ini juga Kris tidak jadi ikut balapan yang seharusnya menjadi balapan besarnya setelah apa yang waktu itu terjadi di California, bukan?"
Kris menyiapkan mentalnya,
"Dan yang paling tidak bisa kuterima adalah .... gadis itu .... gadis ku, Kim Junmyeon. Aku yakin sekali kamu tidak mengenal nama itu bukan?"
Kris hanya diam namun otaknya berfikir.
Junmyeon? Mama pernah menyebutkannya sekali dengan kata 'perjodohan' 'pertunangan'.
Tapi selama ini ia tidak pernah menganggap itu serius.

"Kim Junmyeon. Gadis cantik yang sekarang sedang menangis di jok kursimu."
Lee menunjuk Suho yang sebetulnya benar-benar terlihat dari kaca mobil Kris yang memang warnanya tidak gelap itu.

Lee kemudian menunjuk kawannya dengan tongkat yang ia pegang.

"Bawa Junmyeon ke hadapanku."
"JANGAN DIA LEE!"
"LALU? KAU PIKIR GADISMU KUBIARKAN PERGI? TIDAK AKAN! BAWA DIA KEMARI."
 

Langsung dua orang menahan Kris dan dua yang lainnya mencoba mengambil Suho di mobil.
Suho ditarik paksa.  Kris tahu tangan Suho pasti terluka karena sedari tadi Suho sudah menangis sambil melihat pergelangan tangannya.
"Ya SUHO!"

Dua orang yang memegang Suho dengan mudahnya melempar gadis mungil milik Kris itu di depan Kris setelah Lee membentak nama Suho. Kris langsung memukul wajah orang yang menahannya dengan sikutnya lalu menghajar yang satunya dengan satu pukulan. Ia lari ke Suho lalu memegang pipi dan juga kedua lengan Suho bergantian. Tidak lupa Kris perhatikan.
Luka.

"Suho ya are you okay baby?"
"Sakit....."rintih Suho, Suho juga mengelus pergelangan tangannya.
Kris peluk badan gadisnya yang memang pakaiannya tidak terlalu tertutup seperti biasa.
Kali ini pakaian blouse yang sleveless itu digunakan oleh Suho. Tidak lupa dengan rok pendek yang menutupi pahanya.
Suho menangis di pelukannya.

"Yah yah drama dulu? Bisakah kalian berhenti bermelanklonis dan kemudian selesaikan masalah yang memang harus di selesaikan?"
Lee menyindir Kris yang benar-benar berubah dalam hitungan hari sepertinya.
Dengan mudah juga Lee memukul Kris dengan tongkat sebelum Suho yang melihatnya langsung menutup kepala Kris dengan mendorongnya ke arah dadanya lalu menjadikan tangannya yang sebetulnya masih sakit pelindungnya.

"AWWW,"
"SUHO!"

Tangisan Suho semakin kejer. Ia betul-betul kesakitan.
Kris mendorong Suho dan menidurinya di aspal.

Ia bangun dan langsung memukul Lee di wajahnya tanpa berfikir apapun.
"AKU TIDAK PEDULI LAGI DENGAN SEMUA HAL YANG KULAKUKAN, HANYA SAJA BERHENTI MENGANGGUKU DENGAN SUHO."
Lee mengeluarkan beberapa kode ke temannya lalu berkata,

"Suho milikku. Selamanya."

 

Kris dihajar dari belakang dan ia bisa mendengar Suho yang berteriak.

 

Ia terjatuh sebelum akhirnya matanya tertutup.

 

Pingsan.

 

-/////-

 

 

Mata Kris terbuka perlahan.
Putih, bau obat, pemandangan dokter.

Eh apa?

"Kris? You're awake?"
Dylan, sahabat Kris di New York ini langsung memegang lengan Kris sesaat Kris mencoba ingin bangun.
"Yes I guess."

Dokter yang berdiri tidak jauh dari situ langsung mengecek Kris. Temperatur dan apapun itu karena Kris tidak terlalu memerhatikannya.

"Kris."Dylan memanggilnya,
"That girl.."
Kalimat Dylan membuat Kris langsung membulatkan matanya, bingung dan heran kenapa Suho tidak ada disini.
"She's the one who called me and told me that you guys are in trouble."
"Where she is..." Suara Kris jadi serak,
Dylan menunjuk sofa yang tidak jauh dari situ.
"She told me she want to sleep with you but the doctor don't let her."
"Can you......"
"Take her? To this bed? Beside you? Sure."

Dylan langsung menggendong Suho bridal style. Kris geser posisinya dan Dylan meletakan Suho dengan perlahan.
"You should take care of yourself. She really worry about you 2 hours ago and I knew your flight to Canada will be in the morning I guess? I change it to the next day okay? I should go. Bye Kris and also to your girl, it's really nice to met her!"

Kris menganggukan kepalanya dan Dylan meninggalkannya.
Kris elus rambut Suho dan mencium puncak kepalanya.

"Maaf aku merepotkanmu dan juga orang tuamu."

Ia kecup bibir Suho yang manis itu.

"Manis sekali kamu sweety/"

Kris dekap gadisnya lalu sesekali ia bernyanyi lagu yang nadanya tenang. Namun tidak lama ia merasa ada gerakan di pelukannya.
"Kris?" Suara lemah Suho keluar,
"Ya sweetheart?"
 

Kris bisa sadar Suho memeluknya sangat erat bahkan ia langsung menggosokan kepalanya di dada Kris.
"Jangan membuatku khawatir lagi Kris. Aku menyayangimu aku takut sekali tadi."
"Tidak apa-apa." Kris mengelus rambut Suho.

Suho bergerak nyaman di dekapan Kris. Bahkan ia tidak mencoba melawan saat Kris dengan santainya mengangkat kakinya dan meletakannya untuk menarik kaki Suho agar dekat dengannya. Memang agak aneh posisi mereka namun Suho menyukainya.

 

"Lee sudah ku laporkan Kris-eu."
"Iya sayang. Jangan bahas laki-laki lain saat kita berdua saja Junma."

"Junma? Suho mendongak-kan kepalanya dengan sangat lucu,
"Junmyeon-mama? Junmyeon adalah mama dari anak-anak ku. Dan...." Kris tertidur.
Suho terkekeh lalu ia kecup bibir pria tinggi ini dan menggosokan kedua hidung mereka.

"Junma lucu sekali Kris."

 

Suho ikut terlelap dan menyusul Kris di alam mimpi.

 

-////-

 

Stanley Park, Vancouver, Canada.

 

Masalah Lee sudah di selesaikan dengan baik-baik oleh Suho karena Kris yang selalu saja emosi.
Kini keduanya sudah 3 hari di Vancouver, kampung halaman Kris.

Sesekali Kris dengan cueknya mencium bibir Suho, membuat Suho memukul Kris dengan sedikit keras. Ia malu sekali menjadi pusat perhatian semua orang.

"Jadi... kita sama-sama jatuh cinta?"
"Ya." Suho mengangguk.

"Pembalap liar ya? Padahal aku membenci mereka."
"Kini tidak lagi sweetie."

Suho peluk Kris dari samping.

"I really like you Kris Wu Yifan!"
"Aku juga Junma mungil sayang!"

 

 

Tentu keduanya tidak melakukan apa-apa setelah itu mengingat Kris akan dibunuh oleh kedua adik Suho yang memang ......... tidak jauh ada disitu ..... Ya keluarga Suho menyusul Suho setelah mendengar Kris kecelakaaan.

 

"KRIS HYUNG JAUHI NOONAKU."

Dan Kris semakin senang mendekap kakak dari Jongdae dan juga Jongin itu.

 

 

 

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yupsyupi
#1
Chapter 3: Tenguk itu tengkuk maksudnya?
dtdtdtdtdt
#2
Chapter 2: I barely read indonesian. But this story so interesting. Even i cant understand completely. But still, i can catch some points that help me to understand. Good job authornim.