Keempat

Amor

Tentu Kris tidak pernah menyia-nyiakan sesuatu yang gratis.
Makan gratis, fasilitas gratis.
Di pesawat Kris bahkan bisa memesan wine yang selama ini ia dambakan di supermarket.
Ngomong-ngomong ia harus mengurus mobil yang ia akan gunakan di sana nanti saat ia sampai di JFK Airport. Pusing sekali mengurus mobil sekaligus mengurus wanita disampingnya ini.

Pagi sudah masuk, perjalanan baru setengahnya dan diperkirakan mereka akan sampai jam setengah 10 malam waktu sana.
Enaknya membawa wanita yang baru ia kenal ini, Suho dan keluarganya sudah menyiapkan tempat tinggal untuk mereka berdua. Wah tentu menyenangkan (mengingat uang Kris yanng sangat pas-pasan).

Tidak perlu menunggu lama, Suho terbangun sepertinya karena Kris yang terlalu banyak bergerak. Ia masih dalam posisi memeluk lengan Kris, mengerjapkan matanya perlahan lalu menatap Kris.
"Selamat pagi Kris!"
"Ya pagi."

Suho mulai membetulkan posisinya lalu menggosokan mata dengan tangannya, ia menguap kecil lalu melihat apa yang Kris tonton.
Film western yang sangat membuat Suho tidak tertarik.
"Apa kau belum tidur? Aku masih mengantuk sekali."
"Tidak sama sekali, tadi aku tertidur sebentar tapi tidak apa-apa."
Suho hanya menganggukan kepalanya. Ia menatap ke samping seberang mereka.

Laki-laki bule1 dengan hidung yang melebihi kata mancung menurut Suho.
Laki-laki bule itu mungkin sadar kalau ada seseorang yang menatapnya, ia menengok lalu berhasil menemukan Suho yang sedang menatapnya, ia tersenyum kecil lalu mengedipkan mata genitnya.
Suho yang bodoh hanya tersenyum lebar sambil sedikit tertawa.
Laki-laki yang sepertinya berdarah Amerika ini seperti menyuruh Suho untuk pindah ke tempat duduk di sampingnya yang sepertinya Suho sadar kalau itu kosong.

Kris yang sadar Suho sedang melakukan pertukaran pikiran dengan laki-laki Amerika ini langsung mendorong lengan Suho agar Suho berhenti berbicara dengan sang bule tanpa berkata apapun.
"Kris aku sudah menemukan jodohku, seorang bule tampan di pesawat dan ini romantis. Cukup romantis."
Kris menggelengkan kepalanya namun ia tidak mau berkata apapun, membuat Suho memutar bola matanya lalu bergumam kesal, 'apa-apaansih si Kris ini.'

Kris sadar Suho yang kesal hanya tertawa.

 

-/////-

 

Mau tidak mau Kris menunggu Suho yang sedang di dalam toilet JFK Airport, entahlah kenapa Suho langsung berlari ke toilet dan meninggalkan Kris setelah Kris pergi ke toilet.
Kris menunggunya sambil membuka handphone dan menelfon kru-kru nya.

"Yes, I'll use my ferrari 458 itali  for the race. And also I already have a place for stay so you only need to send the car to the lobby of my hotel and bang! the next day I'll race."
"...."
"Yes, got it. I go alone there, without anyone!"
"...."
"A girl? What? I didn't bring any girl or woman or ... I didn't have any girlfriend!"
"...."
"Track? 'They' tracking? So who's the one that they track?"
"...."
"Suho? Yes okay she's friend of mine and she is with me."
"...."
"A police? No! She only a college student and she is so stupid, thats it. Period."

Kris mematikan telefon itu secara sepihak dan kemudian mencoba mengintip Suho meskipun ia tahu tidak mungkin bisa terlihat.
Ia berfikir.
Apa pertemuannya dengan Suho ini benar-benar ditakdirkan atau kebetulan? Tapi ia ingat kalau saat itu Suho berkata bahwa ia bukan polisi namun sedikit mencurigakan kenapa Suho tiba-tiba menjadi kawannya ataupun kenapa Suho dengan mudahnya mempercayainya. Ini aneh.

Suho datang dengan sedikit make up dan ia mengganti pakaian dan wajahnya sudah menjadi lebih segar. Ia mengganti pakaiannya menjadi pakaian yang lebih santai tidak seperti pakaian yang yang dipakai berlapis-lapis karena ia kedinginan.
Ia bahkan mengganti sepatunya menjadi Adidas NMD yang persis dengan milik Kris sekarang.

"Wah kita menggunakan sepatu yang-"
"-kau polisi? Iya?"Kris memotong omongan Suho dan membuat Suho sedikit terkejut,
"Polisi? Kenapa bisa kau bilang itu?"
"Kita bertemu bukan kebetulan."
"Tapi kau yang terlebih dahulu menemuiku di apartemenku, ingat?" Oke Kris memang bodoh, Suho itu polos.

"Apa kau curiga aku polisi?"Suho bertanya dengan wajah sedikit ketakutan. Entah kenapa.
Kris menggelengkan kepalanya. Ia tarik kopernya untuk berjalan ke arah Suho dan kemudian membungkukan sedikit badannya agar wajahnya bisa sejajar dengan wajah Suho.
"Kau sudah diikuti selama dua hari semenjak kita bersama. Dan mungkin setelah ini kau akan selalu diikuti. Bagaimana?"
Wajah Suho berubah dan kali ini sedikit cemas, "Diikuti?"
"Ya paling tidak dengan Lee salahsatu rivalku." Kris berbicara dengan santai namun tetap membuat Suho cemas.
Kris yang mengenal seseorang yang mengikutinya, menyeramkan. Suho rasanya ingin pulang.
"Aku ingin pulang saja Kris."
Kris malah bingung,
"Pulang?"
"Aku takut. Biarkan saja deh aku mendapatkan ni-"

Suho ditarik dengan sedikit kencang oleh Kris. Kris peluk badan mungil Suho.

"Santailah. Aku memelukmu. Aku melindungimu."
Suho mencoba melepaskan pelukannya namun Kris masih saja mengelus rambutnya dengan sangat santai dan kemudian mengecup rambut Suho.
"Rambutmu wangi,"
"Apa sih Kris!"
"Ayok berjalan pulang."

Kris merangkul Suho dan menarik kopernya. Suho di sampingnya ikut menarik koper miliknya lalu menurunkan tangan Kris yang tadinya di pundaknya lalu ia melingkarkan tangannya di lengan Kris yang berotot itu.
"Lindungi aku, nde Kris?"
"Ya. I will be your superman Suho."

Keduanya kini berjalan ke luar bandara John F. Kennedy, New York itu dan menuju mobil Kris yang sudah terparkir tidak jauh darisana.
Suho awalnya bingung mobil mana milik Kris dan wajahnya sangat terkejut saat melihat Kris memberhentikan mereka di mobil mewah dan mahal itu. Ia hanya diam lalu menatap Kris.
Kris didepannya bingung saat tidak melihat Suho di sampingnya lalu menengok ke belakang, ia dapat melihat Suho yang menganga dengan wajah bodoh menurut Kris.
"Ayok ini sudah malah dan aku yakin kau sudah kelelahan sekarang."

Suho menggelengkan kepalanya lalu seperti bergumam sendiri 'mobil Kris banyak sekali.' namun bisa didengar oleh Kris.
Kris tertawa pelan, ia berjalan ke arah Suho lalu mengambil alih koper Suho menjadi di tangannya lalu menarik Suho juga dari situ.
Ia buka pintu samping dan mendorong badan Suho agar masuk.
Suho sedikit ragu namun tetap dibisiki Kris dengan kata-kata 'masuk atau kau akan kutinggalkan.'
Dan ia dengan sangat pasti memasuki mobil mewah itu.

Suho mulai menggunakan seatbeltnya lalu ia melihat bayangan Kris yang baru saja memasuki mobil.
Pintu mobil dibuka dan Kris memasuki mobilnya.

"Aku sudah bisa mengetahui alasanmu kenapa kamu bisa menyukai balapan."

Dan Kris tertawa lagi sebelum ia menyalakan mesin mobilnya itu.

catatan:
1 : Bule, orang berkulit putih (panggilan yang biasanya dipanggil untuk seseorang dari Amerika atau Eropa)

 

 

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yupsyupi
#1
Chapter 3: Tenguk itu tengkuk maksudnya?
dtdtdtdtdt
#2
Chapter 2: I barely read indonesian. But this story so interesting. Even i cant understand completely. But still, i can catch some points that help me to understand. Good job authornim.