[8] Up in a Blind Alley

The Dead Lake [Who Are You]

“Dimana Myungsoo?” Jung Yunho masuk ke dalam ruang kerja Sunggyu sambil menguap, meletakan dua kotak berisi berkas yang diinginkan Sunggyu, lalu meregangkan badannya.

“Pergi ke kampus, dia masih harus mengurus ketidakhadirannya selama tiga bulan kemarin.” Sunggyu mengamati Yunho yang terlihat kacau, “Belum mandi?”

“Belum tidur, sebenarnya.” Yunho merebahkan dirinya ke sofa panjang tempat pasien biasa duduk. “Aku hanya memiliki hadiah liburan selama satu minggu, jadi lebih baik aku selesaikan permintaanmu dengan cepat agar aku bisa mulai berlibur.”

“Kau dapat hadiah liburan?”

“Tentu saja. Kemana aku harus pergi kali ini?” Yunho membuka telepon genggamnya, mencari aplikasi penyedia layanan travel. “Amerika? Ayah memintaku untuk pulang, mungkin aku akan kembali ke sana satu dua hari lalu melanjutkan perjalananku ke negara lain. Bagaimana dengan Thailand?”

“Bagaimana dengan tetap di Seoul dan membantuku menyelesaikan kasus ini?”

“Uh, buddy, kau tidak sedang serius kan?”

“Aku akan membayarmu?”

“Sial. Kau sungguh serius.” Yunho menepuk kepalanya, “Tidak. Terimakasih banyak.”

“Kau tidak mau uang?”

“Aku tidak mau berurusan dengan kasus ini.”

“Aku akan ajak kau bertemu Yoona.”

“Ti–“ Yunho berhenti, menatap Sunggyu yang menyeringai. “Apa?”

“Im Yoona. Kau ingat gadis di sekolah menengah atas? Gadis yang mengambil jurusan yang sama denganku di universitas? Gadis yang kau keja–“

“Oke, oke. What’s the deal?” Yunho mengangkat tangannya pasrah. Sejak dulu gadis itu selalu menjadi kelemahan terbesarnya. Walau sejak sekolah menengah atas Im Yoona tidak pernah sedikitpun menghiraukannya tapi, yeah. Nyatanya dengan satu sebutan namanya saja Yunho tidak dapat berbuat apapun.

“Rekan kerjaku –termasuk gadis itu, akan mengadakan studi banding ke Universitas Seoul dua minggu lagi. Kau bekerja denganku sampai satu minggu ini selesai, dan aku akan mengatur makan malam romantis dengan Im, bagaimana?”

“Oh, aku tau itu terdengar sangat menggoga tap–“

“Ditambah satu makan siang keesokan harinya.”

Deal.” Yunho menjawab dengan cepat, berjalan menuju mesin pembuat kopi di sisi ruangan. “Bagaimana kau bisa tau aku masih menyukai gadis itu, by the way?”

“Tidak tahu. Aku hanya menduga, kau terlalu sibuk untuk bertemu gadis lain dan seingatku, kau benar-benar terobsesi pada Im.” Sunggyu tersenyum menggoda. “Dia cantik, walau bukan tipeku.

“Yah. Tipemu adalah gadis seperti Jessica Jung.” Yunho menyebut teman sekelasnya yang lain, gadis kelahiran Korea dengan aura dan kepribadian dingin, nyaris mengingatkannya pada... Soojung?

“Kau tidak perlu menyebut namanya, gadis itu sudah menikah dengan pengusaha atau entah siapalah itu.” Sunggyu menggeleng, lalu memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan mereka dan mengambil berkas yang di bawa Yunho, meletakan setengahnya di atas meja kerjanya dan sisanya ke atas meja tamu dihadapan Yunho.

“Mari mulai membaca.” Sunggyu mengambil satu berkas dari jatahnya, milik Jang Dongwoo.

Jang Dongwoo. Dua tahun lebih muda darinya, lahir dan tinggal di Incheon seumur hidup sampai enam bulan lalu pindah ke Jinhyang untuk mengelola penginapan milik Kakaknya, satu-satunya keluarga Dongwoo yang masih tersisa. Ayah dan Ibunya –yang sudah berpisah, meninggal empat dan enam tahun lalu.

“Kau punya data tentang Kakak Dongwoo?”

“Ada di halaman terakhir.”

 “Jang Dongmi, 30 Tahun.” Sunggyu membaca data di halaman terakhir; Oh umurnya berbeda 7 tahun dari Dongwoo? “Ayah dan Ibunya berpisah saat dia berumur 10 tahun –berarti Dongwoo baru 3 tahun, Dongwoo tinggal dengan Ibunya di Incheon sementara dia dan ayahnya pindah ke Jeonju sejak saat itu.” Sunggyu mengangguk, tidak merasa ada yang aneh dari data yang baru di bacanya. Lalu lanjut membaca.

“Dia membeli sebuah penginapan di Jinhyang saat berumur 25 Tahun, tinggal di sana sampai dia menikah 9 bulan lalu, dia dan suaminya pergi ke Busan –dimana suaminya bekerja sebagai marketing di sebuah hotel. Tapi saat ini status keduanya adalah ....hilang?”

“Hilang?” Yunho berhenti membaca datanya,

“Hilang. Status ini diberikan tepat tiga bulan lalu. Rekan kerja suaminya yang melaporkan, kabarnya pria itu tidak datang bekerja selama lebih dari dua minggu, dan setelah dia datang ke rumahnya tidak ada siapapun di sana.”

“Hanya karena itu? Mereka bisa saja kembali pindah atau sedang berlibur, entahlah.”

“Oh aku tidak tau, disini juga disebutkan kalau paspor, buku tabungan, bahkan dompet dan telepon genggam keduanya ada di rumah.”

“Oke itu benar-benar aneh.” Yunho mengangguk, apa mereka dibunuh?

Hyung kau kenal seorang detektif atau semacamnya?” Sunggyu bertanya, lalu segera menambahkan sebelum Yunho protes –karna dia sendiri adalah detektif, “Bukan yang resmi sepertimu, kau tau, detektif pribadi? Yang dapat menemukan orang dengan cepat dan tidak bekerja di bawah negara.”

“Aku kenal seseorang yang bisa menemukan orang hilang dengan sangat cepat,” Yunho menggaruk rambutnya, “Tapi tarifnya cukup mahal dan–“

“Aku tidak peduli. Aku perlu tau keberadaan kedua orang ini secepat mungkin.”

Yunho mengangguk pasrah, mengambil data di tangan Sunggyu dan pergi keluar ruangan untuk membuat panggilan telepon.

Sunggyu mengambil berkas selanjutnya, kali ini milik Buck, lalu istrinya, tidak ada hal yang aneh dari data kedua orang itu. Semua yang tertulis persis sama dengan apa yang pernah keduanya beritahukan beberapa hari lalu. Bi

Dan Sunggyu baru akan membuka data selanjutnya saat Yunho kembali masuk ke dalam ruangan.

“Kita akan mendapatkan hasilnya segera, paling cepat tiga jam lagi, tapi tentu saja bisa lebih lama. Dia minta 30 juta won untuk keduanya.”

“Cukup adil juga,” Sunggyu mengangguk sambil sedikit meringis karena membayangkan dua bulan gajinya hilang begitu saja. “Ngomong-ngomong, kau menemukan sesuatu?”

“Aku baru selesai membaca data Lee Sungyeol. Tidak ada yang aneh kurasa, dia lahir di Seoul dan tetap tinggal di sini sampai sekarang. Kehidupannya cukup normal, satu-satunya hal yang berbeda? Adalah dia hanya tinggal bersama Ibunya, sementara ayahnya bekerja di Jeonju. Tapi aku tidak yakin apa itu benar-benar aneh..”

Hyung..

“...kau tahu kan banyak sekali orang tua yang tinggal jauh dari anaknya demi mencari naf–“

Hyung!”

 “Apa? Kau tidak perlu berteriak begitu.” Yunho bergumam kesal.

“Jeonju..” Sunggyu memulai, “Kau ingat dengan pembicaraan yang diceritakan oleh Jinri, uh, maksudku Myungsoo, maksudku, Jinri yang ada di–“

“Oke, oke aku mengerti maksudmu. Lanjutkan saja.”

“Intinya, semua –atau paling tidak hampir semua orang yang ada di kabin itu ada hubungannya dengan Jeonju. Lee Sungyeol, ayahnya bekerja di Jeonju. Lalu..” Sunggyu mengumpulkan berkas-berkas yang berhamburan dan membawanya ke hadapan Yunho. “Buck, dia pernah tinggal di sana selama enam bulan. Lee Seunghoon lahir dan dibesarkan di Jeonju. Kemudian kakak beradik Kim juga tinggal di sana.”

“Mereka memiliki bisnis perhotelan yang terbesar di Jeonju.” Yunho menjawab, mengambil selebaran berisi iklan hotel milik ayah Kim Jinwoo yang terdapat di dalam berkas.

“Ya, dan terakhir.. Myungsoo –dan aku, juga dilahirkan di Jeonju.”

Yunho mengangguk, mengamati selebaran di tangannya. Hotel K&M. Merupakan hotel terbesar dengan cabang terbanyak di Jeonju. Jika dia tidak salah, Hotel ini sudah mulai banyak dibangun di daerah Gangnam, dan beberapa daerah lainnya. Bukan tidak mungkin jika dalam beberapa tahun lagi hotel ini akan menjadi hotel terbesar di Korea.

Apa aku perlu membeli saham mereka sekarang? Yunho menggeleng, tidak, Ayahnya selalu bilang jika investasi pada hotel di Korea terlalu berisiko. Tidak mengherankan sih, bisnis perhotelan sendiri sempat mengalami sebuah kejadian besar yang merugikan banyak orang. Mungkin saat itu umurnya baru belasan, saat kebakaran hebat membakar rumah sebuah pemilik bisnis perhotelan di Jeonju saat itu, tentu saja bersama dengan si pemilik yang langsung meninggal di tempat. Hotel tersebut lalu di jual kepemilikannya, dan para pemegang saham terpaksa harus menanggung kerugian karena terdapat masalah dengan pemilik yang baru –atau kurang lebih begitu, Yunho sendiri tidak begitu ingat bagaimana detail kejadian tersebut karena usianya yang masih begitu muda.

Yunho memandangi Sunggyu yang sibuk membuka-buka berkas, mencari tahu siapa lagi yang memiliki hubungan dengan Jeonju, saat tiba-tiba dia teringat sesuatu.

“Sunggyu.”

“Ya?”

“Orang tuamu, bukankah kau bilang jika dulu orang tuamu memiliki sebuah hotel?”

“Ya... ya, mereka memang memiliki sebuah hotel.” Sunggyu berkata dengan ragu. Dia tahu orang tuanya memang memiliki bisnis perhotelan. Tapi kenapa fakta tersebut membuatnya sedikit bingung? Mungkin karena dia tidak pernah memikirkan masa lalunya, sehingga seperti ini membuatnya merasa aneh.

“Kau ingat namanya?”

“...uh, tidak. Tapi aku ingat nama ayahku. Kim Seungsoo. Mungkin jika kau cari di internet kau bisa dapat jawabannya?” Sunggyu menjawab lagi, masih dengan nada keraguan yang sama.

Yunho mengangguk, berjalan ke komputer yang ada di meja untuk melakukan pencarian. Sementara Sunggyu memilih untuk kembali membaca berkas yang ada di hadapannya. Tiffany, Jung Soojung dan Choi Jinri. Apa hubungan mereka dengan kota Jeonju?

“Namanya Hotel K. Singkatan untuk Kim, mungkin?” Yunho membaca tulisan yang terdapat di internet, lalu mendadak matanya membulat saat menemukan satu artikel tentang orang tua Sunggyu. “Ayah dan Ibumu meninggal karena kebakaran?”

“Ya? Kurasa? Setelah mereka meninggal aku pergi ke Amerika untuk belajar.”

“Dan Myungsoo tetap di sini?”

“Iya.”

Aneh. Yunho bergumam, tapi memilih untuk tidak melanjutkan bertanya dan kembali membaca artikelnya. Kedua orang tua Sunggyu adalah pemilik dari Hotel K. Hotel yang sempat mengguncangkan Korea karena banyaknya investor yang dirugikan setelah meninggalnya kedua pemilik asli hotel tersebut. Oke, ternyata orang tua Sunggyu tidak hanya memiliki sebuah hotel, mereka memiliki sangat banyak hotel.

Setelah mereka meninggal, seluruh bangunan hotel tersebut dijual kepada Kim Woojin, seorang pengusaha hotel besar, tidak sebesar Hotel K. Tapi dengan mengambil alih bisnis hotel K, hotel milik Kim Woojin menjadi bisnis hotel terbesar di Jeonju. Setelah itu sempat terjadi permasalahan selama beberapa tahun, harga saham yang menurun drastis, pihak manajemen yang menolak untuk membagikan dividen (Yunho memilih untuk melewatkan bagian yang membuat kepalanya sakit ini, dia tidak begitu memahami dunia investasi). Intinya, dalam lima tahun Hotel K berubah menjadi Hotel K&M (Oh, hotel milik ayah Kim Jinwoo dan Kim Yerim? Jadi Kim Woojin adalah ayah mereka?), dan seluruh pemegang saham Hotel K menderita kerugian karena sahamnya yang sudah tidak lagi bernilai.

“Oh!” Sunggyu memekik, membuat Yunho mengalihkan pandangannya dari komputer.

“Ada apa? Kau menemukan sesuatu tentang Jeonju?”

“Tidak, bukan begitu. Aku sudah membaca seluruh data Jung Soojung dan Choi Jinri. Mereka tidak memiliki hubungan apapun dengan Jeonju. Aku bahkan tidak yakin mereka pernah menginjakan kaki ke kota itu. Yang aneh adalah Tiffany Hwang. Ini bukan tentang Jeonju, tapi.. aku mengenalnya?”

“Huh?”

“Saat pertama kali tinggal di Amerika. Aku tinggal di rumahnya selama satu tahun, sebelum mereka kembali ke Korea dan aku masuk asrama. Saat itu aku masih sembilan tahun, tentu saja aku tidak tahu bagaimana wajahnya sekarang. Tapi begitu melihat foto ibunya... aku yakin mereka adalah orang yang merawatku di Amerika dulu.”

“Jadi kau dan Tiffany memiliki hubungan darah atau semacamnya?” Yunho bertanya, mulai tertarik dengan fakta terbaru ini.

“Bukan, aku bahkan tidak mengenal mereka sama sekali.” Sunggyu menggeleng, lalu berusaha untuk mengingat sesuatu. “Seorang pengacara yang membawaku ke  sana. Dia bilang kalau keluarga Tiffany adalah kenalannya yang merupakan orang Korea, dan mereka dapat membantuku untuk tinggal di sana selama satu tahun.”

“Pengacara?” Yunho berjalan mendekati Sunggyu, lalu mengambil berkas milik Tiffany dan membuka datanya lebih jauh lagi. “Bagaimana dengan Myungsoo? Kenapa hanya kau yang pindah ke sana?”

“Myungsoo.. dia sakit?” Sunggyu memegangi kepalanya yang terasa sedikit sakit. “Myungsoo sakit dan harus dirawat di sini. Kami tidak punya keluarga lain, dan aku terlalu kecil untuk merawat Myungsoo sendirian. Jadi pengacaraku menyarankan agar aku pergi melanjutkan sekolah ke Amerika. Dan dia menugaskan seseorang untuk menjaga Myungsoo di rumah sakit.”

Sunggyu memijat-mijat kepalanya yang berdenyut semakin kencang. “Pengacaraku juga yang menjual seluruh hotel kami dan memasukan seluruh dananya pada sebuah akun yang hanya dapat di akses oleh aku dan Myungsoo. Dia pria yang baik. Seluruh uang hasil penjualan hotel memang benar-benar masuk ke tanganku dan Myungsoo. Dan jika dia memang mengambil sedikit, aku yakin itu cukup sepadan dengan apa yang sudah dia lakukan kepada kami. Uh, kepalaku sakit.”

“Nama pengacara ini, kamu ingat?”

“Tidak, aku selalu memanggilnya Pak Pengacara. Yang aku tahu dia bukan orang negara kita? Bahasa Koreanya sedikit aneh, dan dia selalu membawa seorang penerjemah setiap kami bertemu.”

Bukan orang Korea? Yunho mengeluarkan sebuah foto dari berkas di tangannya, bagaimana bisa Sunggyu melewatkan foto ini. “Apa ini dia? Andrew Hwang?”

“Ya... kurasa ya, dia jelas jauh lebih tua daripada Pak Pengacara. Tapi wajah itu, tidak mungkin aku bisa melupakannya.” Sunggyu mengangguk, sekarang denyutan di kepalanya mulai menjadi-jadi “Siapa dia?”

“Ayah Tiffany, Pak Pengacara ini membawamu kepada istrinya. Yang dia ceraikan...” Yunho membaca informasi yang ada di dalam berkas. “...satu tahun sebelumnya...”

Sunggyu merasa bingung, masih banyak hal yang ingin dia tanyalan, tapi sakit kepalanya benar-benar tidak tertahankan. “Hyung, boleh aku istirahat sebentar?”

Yunho mengangguk pada Sunggyu yang segera merebahkan tubuhnya di sofa, lalu memeriksa teleponnya. Sebuah file mengenai Kakak Dongwoo. Oke, sekarang dia tau apa yang harus dia cari.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
bibimbab
Setelah hampir 2 tahun menghilang akhirnya saya posting lanjutan cerita ini. Saya tau cerita ini sangat not worth the wait, dan saya bakal sangat ngerti kalo pembaca unsubscribe.
Anw. Kalau memang masih ada yang berniat membaca saya saya cuma bisa bilang maaf banget, dan terimakasih!

Comments

You must be logged in to comment
Blue_light #1
Good story
Itadekimass #2
Chapter 8: Oke aku udah penasaran pake banget!!
Kak bi harus tanggung jawab! Plisss lanjutin kaaakkk :'(((
Itadekimass #3
Chapter 1: Hah! Kak bibimbab emang warbiasahhh :*
Wahyuni1998 #4
Chapter 8: Next please ??
babbychoi
#5
Chapter 8: Kak, btw aku masih nunggu cerita ini update loh :)
babbychoi
#6
Chapter 7: Ya Ampun kak Bi, aku nggak ngerti lagi mau nulis apa. Bahkan aku terlalu spechless waktu buka story kakak dan udah ada part baru dari cerita ini. Meskipun aku baca sambil "nyureng_nyureng" karena gagal paham tapi akhirnya aku sedikit ngerti sekarang sama jalan ceritanya. Tetep semangat kak, karena aku masih nunggu BANGET cerita-cerita dari kakak becoz ada Jinri-ku disini. Wkwkwk.
babbychoi
#7
Chapter 3: Bisa kali di update mba, nungguin nih dari kapan tau :(
babbychoi
#8
Chapter 3: Kak? Aku bener2 nungguin updatean mu! Kenapa gak update2? :( :( :(
seiranti
#9
Chapter 3: Cinta segitiga kah ini, ato empat, lima?? Tp loh kok mauu cewe2 kece d duain.. Jinri n soojung! Penasaran bgt nih thor
vanilla133 #10
Chapter 3: okayyy.... im really curious about jinri,L and soojung right now.