[7] Smell Something Fishy

The Dead Lake [Who Are You]

 

“Selamat pagi Myungsoo.”

“Selamat pagi Detektif Jung. Ingin bertemu Sunggyu?” Myungsoo bertanya dari dapur, sibuk mencuci piring yang mereka gunakan untuk sarapan. “Silahkan naik ke lantai dua.”

“Terimakasih.”

“Kau sudah sarapan?”

“Belum tapi–“

“Aku akan bawakan pancake.” Myungsoo tersenyum, Yunho membalas senyumannya dan berjalan menaiki tangga.

Yunho memperlambat jalannya, memandangi interior apartmen dua lantai yang jelas-jelas berharga fantastis ini. Dia tahu keluarga Kim merupakan keluarga yang cukup berada. Bahkan saat di Jeonju dulu pun, Sunggyu kecil sudah tinggal di sebuah condominium mini. Ayah dan Ibunya yang baru saja meninggal beberapa hari sebelum Sunggyu pindah untuk belajar meninggalkan warisan yang cukup banyak –tapi Yunho tidak tahu mereka meninggalkan warisan sebanyak ini.

“Aku tidak tau kau seakrab itu dengan adikku.” Sunggyu yang sudah menunggunya di ruangan kecil tepat di depan tangga tersenyum, menuntun Yunho memasuki pintu yang ada di paling kanan, ruangan kerja.

“Mungkin dia sadar dengan kau menetap di sini, kami tidak punya pilihan lain selain mengakrabkan diri.” Yunho masuk ke dalam ruangannya, dan walau sudah membiasakan diri dengan kemewahan di apartemen Kim bersaudara, ruangan kerja Sunggyu tetap membuatnya takjub. “Aku benar-benar membencimu.”

“Oh ayolah. Myungsoo yang membuat semuanya. Kau tahu bahkan tempatku dulu tidak semewah ini.” Sunggyu tertawa, menyalakan televisi yang ada di depan satu set sofa untuk empat orang. “Bagaimana keputusannya?”

“Lihat saja sendiri. Konferensi Pers akan dimulai lima belas menit lagi. Sementara itu..” Yunho berjalan ke sebelah Sunggyu, mengeluarkan beberapa map dari tas ransel yang digunakannya. “Ini salinan berkas korban –dan pelaku, dari kejadian tiga bulan lalu. Aku tahu kau masih penasaran dengan kasus ini.”

Sunggyu tersenyum, mengambil tumpukan map yang diberikan Yunho. “Kau memang mengerti aku.”

“Ya, ya. Terimakasih kembali.” Yunho mengangguk tak acuh, berjalan memutari ruangan kerja Sunggyu sementara temannya itu memeriksa kembali salinan berkas kasusnya.

“Apa semua sudah sesuai dengan informasi yang kita dapat?”

“Ya. Benar-benar sesuai. Semua jasad korban memang terbakar, tapi hasil autopsi membuktikan kalau apa yang di katakan ...uh, para korban itu memang benar.” Yunho mendekati Sunggyu, membuka map yang berada di paling atas. “Jang Dongwoo. Jasadnya rusak parah karena dia berada sangat dekat dengan pemanas yang meledak. Tapi tim forensik memastikan kalau tengkorak kepalanya memang terbelah dua.”

Scott membuka map selanjutnya. “Tiffany Hwang. Di dalam darahnya di temukan racun tetrodotoxin dalam jumlah yang cukup banyak. Kim Jinwoo. Saluran pernapasan yang menyempit. Adiknya, patah tulang belakang. Apa aku perlu lanjutkan?”

“Sudah cukup, aku mengerti.”

“Tapi?” Yunho melanjutkan, mendengar nada ragu dari perkataan sahabatnya itu.

“Entahlah, aku hanya merasa kalau kasus ini belum sepenuhnya sele–“ Sunggyu memutus ucapannya seiring dengan pintu yang di buka. “Oh. Hai Myung.

“Jangan pikirkan aku. Aku hanya mengantar sarapan.” Myungsoo meletakan sebuah baki berisi satu porsi pancake blue berry dan dua gelas jus jeruk.

“Terimakasih, Myungsoo.”

“Ya, tentu saja.” Myungsoo membungkuk, baru akan berjalan keluar ruangan saat Yunho memanggil namanya.

“Hey Myung, mungkin kau ingin tinggal sebentar dan melihat ini.” Yunho memperbesar volume televisi. Di layar televisi sudah berdiri lima orang pria paruh baya dengan seragam lengkap, Sunggyu mengenali dua diantaranya –Jendral Kepolisian, dan Menteri Keamanan. Di bagian bawah layar terdapat judul berita hari itu; Penyelesaian kasus The Death Lake.

Pria berambut putih dengan tubuh sedikit tambun yang berada ditengah –Mentri keamanan mengetuk-ketuk mic selama beberapa saat, lalu memulai pidatonya. Sunggyu tidak begitu mendengarkan isinya, yang pasti hal itu berhubungan dengan pemerintah yang siap melayani dan memastikan keamanan masyarakat. Bull. Mungkin setelah sepuluh menit pidato berisi omong kosong yang membanggakan kaumnya, pria berambut putih itu turun dari mimbar, digantikan oleh Pria berambut hitam yang jauh lebih muda.

Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Detektif Lee Jaejin, pemimpin tim khusus kasus The Death Lake. Sunggyu melirik Yunho yang terlihat kesal. Oh ini pasti atasannya. Walau mengaku sebagai pemimpin kasus tersebut, Sunggyu tidak pernah sekalipun melihat pria itu mengerjakan kasusnya, berbeda terbalik dengan Yunho yang walau hanya bertugas sebagai second in charge tapi selalu sibuk mengurus kasus ini.

“Selamat pagi warga Seoul.” Suara Detektif Lee terdengar tegas dan berwibawa, dan walau sudah berumur paling tidak empat puluh tahun, Detektif dengan tubuh sekitar enam setengah kaki itu masih terlihat menawan, dengan sipit dan senyum kecil yang sedikit samar –tipe senyuman yang biasanya membuat para gadis tergila-gila. Sunggyu curiga mereka memilih Detektif itu menjadi pimpinan kasusnya dengan alasan publikasi.

“Hari ini, setelah tiga bulan berkutat dengan kasus mengerikan yang terjadi di Danau Jinhyang, akhirnya kami berhasil menyelesaikan kasus ini. Sebelumnya kami dari kepolisian dan terutama seluruh tim khusus kasus The Death Lake memohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa khawatir karena penyelesaian kasus ini memakan waktu yang cukup lama. Kami berharap masyarakat sekalian mengerti, bahwa pelaku kasus ini mengidap penyakit psico dan sociopath, membuat kami kesulitan memahami cara berpikir mereka.” Detektif Lee berhenti bicara untuk menghela nafas, seolah merasa benar-benar tertekan dengan kasus tersebut.

“Kami juga ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada saudara Kim Myungsoo, satu dari dua korban selamat yang sempat menyandang status sebagai tahanan sementara. Kesalahan yang kami buat kami yakini tidak lepas dari minimalnya saksi, dan lupa ingatan sementara yang di alami oleh saudara Kim.” Lihat-lihat. Mereka bahkan menyalahkan Myungsoo sekarang? Sunggyu mencibir. “Tentu saja, kami sudah membersihkan nama Kim Myungsoo, dan kami berharap seluruh masyarakat yang menyaksikan kejadian ini dapat membantunya untuk melanjutkan kembali kehidupannya dan melupakan kejadian mengerikan di Danau Jinhyang.

Sunggyu melirik Myungsoo yang hanya memandangi layar televisi tanpa ekspresi; melupakan? Nah. Anak ini baru saja kehilangan teman-temannya dan nyaris kehilangan nyawanya sendiri, tapi kemudian para detektif itu datang dan menuduhnya sebagai pembunuh berdarah dingin? Bagaimana bisa seseorang melupakan kejadian itu?

“Untuk menghemat waktu, saya akan segera membacakan hasil penyelidikan kami.” Detektif Lee berdeham, membuka map yang ada di hadapannya. “Setelah melalui penyelidikan yang panjang dan rumit. Kami menemukan bahwa pelaku pembunuhan enam orang di penginapan Danau Jinhyang adalah Lee Seunghoon dan Jung Soojung yang juga mati terbunuh di tempat itu. Lee Seunghoon adalah warga asli Korea yang berasal dari Jeonju dan kami ketahui sedang tidak memiliki pekerjaan saat ini, sementara Jung Soojung adalah warga negara Amerika yang sedang menuntut ilmu di program kedokteran Universitas Seoul.”

“Kami meyakini motif kedua pelaku melakukan kejahatan tersebut adalah di dasari oleh penyakit mental yang di derita keduanya. Mereka berdua bertemu di sebuah program bicara online, lalu mulai merencanakan kejahatan mereka semata-mata untuk memuaskan hasrat membunuh yang ada di jiwa keduanya.”

Sunggyu mengambil remote televisi yang ada di tangan Yunho, lalu mematikan tayangannya.

“Begitu saja? Apa mereka tidak tau bagaimana mengerikannya konspirasi yang dibuat oleh netizen mengenai Myungsoo dulu? Mulai dari cemburu, cinta tidak direstui, dan beberapa dari mereka bahkan mengatakan kalau Myungsoo membunuh karena dia menyukai Lee Sungyeol!” Sunggyu berteriak marah, melihat Myungsoo yang masih tidak berekspresi. “Kamu tidak apa-apa, Myungsoo?”

“Kurasa aku harus pergi keluar. Kalian mau titip sesuatu?”

Sunggyu dan Yunho berpandangan, lalu menggeleng.

“Kalau begitu aku pergi dulu.” Myungsoo berkata, pergi keluar dari ruang kerja Sunggyu tanpa menunggu jawaban Kakaknya.

“Aku harap Myungsoo baik-baik saja.” Yunho berkata, menengok Sunggyu yang terlihat khawatir. “Bagaimana keadaannya? Apa seseorang pernah, kau tau, keluar dari tubuhnya?”

“Tidak. Aneh sekali, kebanyakan penderita Double Identity Disorders memang memiliki lebih dari satu kepribadian sejak lama dan semakin banyak seiring waktu. Tapi Myungsoo berbeda. Dia mendapatkan sembilan kepribadian sekaligus, dan semuanya juga menghilang dalam waku tiga bulan.”

“Dan yang membuatku tidak mengerti. Bagaimana bisa semua kepribadian Myungsoo berasal dari orang yang benar-benar ada? Aku tau itu bukan hal yang biasa.”

“Bukan hanya tidak biasa.” Sunggyu menghela nafas, “Tapi nyaris tidak pernah ada. Aku memang pernah menemui penderita DID yang mendasarkan kepribadiannya pada orang yang dia kenal. Seorang pria dewasa di Korea, salah satu pasien DID pertamaku, memiliki satu perosonalita anak kecil yang merupakan wujud pengembangan temannya di sekolah dasar.

Tapi sembilan kepribadian yang Myungsoo miliki memang adalah orang yang benar-benar ada. Ingatan mereka, cara bicara mereka, seolah-olah apa yang terjadi padanya bukanlah gangguan identitas ganda biasa. Melainkan...”

“Aktivitas paranormal?” Yunho melanjutkan perkataan Sunggyu.

“Tepat sekali. Seolah jiwa sembilan orang itu memang berpindah ke dalam tubuh Myungsoo.”

“Kau percaya pada hal-hal seperti itu?”

“Sebagai seorang yang mempelajari hal-hal ilmiah, tentu aku seharusnya tidak percaya. Tapi kadang ada beberapa hal yang tidak bisa kita jelaskan dengan penjelasan ilmiah, buddy.” Sunggyu mengangkat bahunya.

“Kau tau saat mereka pertama kali menunjukku sebagai salah satu pemimpin kasus ini, aku rasa aku hampir meledak karena begitu bahagianya. Usiaku baru dua puluh empat tahun, nah, aku bahkan baru lulus dari akademi polisi satu setengah tahun lalu, tapi aku langsung dibebani kasus yang menyita perhatian warga Korea Selatan saat itu.” Yunho lalu tertawa paksa, “Walau tentu saja itu tidak berlangsung lama. Dua hari mempelajari kasus ini aku sadar apa alasan mereka memberikannya padaku; Kasus ini tidak memiliki jawaban. Tidak ada saksi mata dan hanya ada dua orang korban selamat. Satu sedang koma sementara satunya lagi kehilangan semua ingatannya tentang kejadian itu.”

“Lalu pada akhir minggu pertama penugasanku, Myungsoo bangun, dan merengek minta dikeluarkan dari penjara sementaranya. Dia mengaku bernama Lee Sungyeol, dan harus segera mengumpulkan tugas naskah dramanya ke kampus. Kemudian kepribadian lainnya mulai datang. Kim Jinwoo, Yeri, Jang Dongwoo. Kadang dua atau tiga kepribadian dalam sehari.

Para atasan menuduhnya berbohong, tapi hasil tes kejujuran menyatakan kalau anak itu seratus persen bersih. Lalu satu minggu kemudian, setelah hampir menyerahkan kasus ini kembali, aku membuka berkas Myungsoo. Dan menemukan namamu sebagai satu-satunya keluarga anak itu. Bagaimana aku bisa lupa pada namanya? Saat kecil dulu kau sering menyebut nama Myungsoo, walau setelah kita beranjak dewasa, kita berdua mulai melupakannya.”

“Lalu kau menghubungiku, dan aku segera pergi walau aku masih harus menyelesaikan perkuliahanku di sana. Memberikanmu satu teori yang sedikit tidak wajar mengenai penyakit Myungsoo.” Sunggyu tersenyum, mengingat bagaimana kagetnya dia sewaktu Jung Yunho –sahabat sejak masa kecilnya yang kembali ke Seoul untuk kuliah, menelponnya dan memberi kabar tentang Myungsoo. Dia beruntung pihak kampus bersedia memberinya cuti selama enam bulan –walau dia harus bersedia menerima pemotongan gaji.

“Seandainya kau melihat wajah para atasanku saat aku pertama kali memberitahu mereka mengenai teorimu.” Yunho tertawa meremehkan, “Dan sekarang mereka memakai semua hasil kerja keras kita yang dulu mereka tolak, dan mengakuinya sebagai hasil usaha mereka sendiri.”

“Yah, sebenarnya aku tidak begitu masalah dengan hal itu. Aku mendapat pekerjaan di sini dan kau mendapat kenaikan jabatan.” Sunggyu mengangkat bahu, lalu menghembuskan nafas kesal. “Tapi apa mereka tidak bisa membuat cerita yang lebih baik? Aku pikir atasanmu merupakan penulis novel yang hebat, nyatanya cerita pendek murid sekolah dasarpun akan terlihat jauh lebih menarik.”

“Oh itu? Mereka berpendapat kalau itulah alasan yang paling mudah di terima.”

“Bagaimana dengan keluarga Lee dan Jung? Mereka pasti tidak akan tinggal diam jika mendengar keluarganya dituduh sebagai seorang psikopat.”

“Kau pikir atasanku yang hebat itu mau mengambil resiko?” Yunho tersenyum sinis, mengambil dua buah map dan melemparkannya ke arah Sunggyu. “Lee Seunghoon kehilangan ayahnya sejak lahir, ibunya meninggal beberapa tahun lalu dan dia tidak memiliki satupun keluarga lain. Sementara keluarga Jung Soojung nyatanya merupakan imigran ilegal yang tinggal di pinggiran Hongdae. Mereka tidak akan mungkin buka suara.”

“Oh ya. Aku lupa betapa pintarnya mereka.” Sunggyu membuka map Jung Soojung. Seluruh keluarga kecilnya –yang terdiri dari Ayah, Ibu dan dua adik laki-laki pindah ke Korea di saat Soojung mendapat beasiswa Kedokteran di Seoul. Sunggyu mengamati foto Soojung yang di tempel di map. Gadis itu memiliki rambut panjang lurus berwarna hitam, wajah oval dan mata tajam yang mengingatkannya pada seekor kucing. Benar-benar cantik. Walau menghabiskan setengah kehidupannya di Amerika, Sunggyu merasa wajah Asia dengan aura seperti Soojung jauh lebih menarik perhatiannya. Damn, dia bahkan menyukai kepribadian Soojung yang sedikit bossy. Jika kejadian tiga bulan lalu itu tidak terjadi, dan dia bertemu Soojung dalam keadaan lain, mungkin saja... Nah. Apa yang baru saja dia pikirkan?

Sunggyu menggeleng, menyingkirkan data Soojung dan membuka map milik Lee Seunghoon.

Mebuka kembali informasi mengenai pria itu mengingatkan Sunggyu tentang bagaimana familiarnya Lee Seunghoon saat mereka pertama kali bertemu beberapa hari lalu. Wajahnya memang tidak begitu unik, tapi rambut hitam berantakan itu, lalu tubuh kurus ting–

“Astaga!”

Sunggyu bangkit berdiri, berlari keluar tanpa menghiraukan Yunho yang terlihat sangat kebingungan dan memasuki gudang penyimpanan, ...di sekolah dasar.. di sekolah dasar.. “Ketemu!” Sunggyu membuka lemarinya, mengambil album foto yang berada di paling atas dan kembali lagi ke ruang kerjanya.

“Ada apa denganmu?”

“Coba lihat ini!” Sunggyu membuka foto yang berisi gambarnya dengan seorang anak lelaki berambut pirang, lalu mendekatkannya pada foto Lee Seunghoon.

“Kau coba mengatakan kalau anak di foto kabur ini adalah Lee Seunghoon?” Yunho bertanya tidak yakin. “Mereka memang terlihat cukup mirip, dan ..oh aku tidak tau Sunggyu, aku memiliki paling tidak tiga rekan di kantor kepolisian yang terlihat sepertinya.”

“Dia bersekolah di sekolah dasar yang sama denganku. Dan umur kami hanya terpisah satu tahun.” Sunggyu bersikeras, “Kalau dia memang orang yang sama dengan anak ini. Mungkin, mungkin kasus ini tidak sesederhana yang kita kira, Hyung.”

“Aku akan coba cari informasi mengenai Lee Seunghoon. Tapi aku tidak bisa berjanji banyak, Sunggyu.” Yunho mengalah, Sunggyu tidak akan berhenti mengganggunya sebelum pria itu menyelesaikan kasus ini.

“Tidak, aku mau kau mencari informasi mengenai semua orang. Semuanya. Sejak mereka lahir, hingga saat mereka tiba ke penginapan.” Sunggyu berkata dengan tegas. “Aku mau semuanya.”

 

 

Author Note : Setelah hampir 2 tahun menghilang akhirnya saya posting lanjutan cerita ini. Sebenernya ini ditulis sekitar pertengahan tahun lalu. Dan ga di post sekian lama karena alasan pribadi. Cerita ini masih lama, mungkin baru setengah atau dua pertiga jalan. Dan saya gak bisa bilang secara pasti kapan bakal di lanjut lagi.
Saya gak bisa bilang apa-apa selain maaf banget. Saya tau cerita ini sangat not worth the wait, dan saya bakal sangat ngerti kalo pembaca berhenti baca dan unsubscribe (karna saya pribadi mungkin bakal melakukan hal yang sama haha).
Anw. Kalau memang masih ada yang berniat membaca saya sekali lagi cuma bisa bilang maaf banget, dan terimakasih!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
bibimbab
Setelah hampir 2 tahun menghilang akhirnya saya posting lanjutan cerita ini. Saya tau cerita ini sangat not worth the wait, dan saya bakal sangat ngerti kalo pembaca unsubscribe.
Anw. Kalau memang masih ada yang berniat membaca saya saya cuma bisa bilang maaf banget, dan terimakasih!

Comments

You must be logged in to comment
Blue_light #1
Good story
Itadekimass #2
Chapter 8: Oke aku udah penasaran pake banget!!
Kak bi harus tanggung jawab! Plisss lanjutin kaaakkk :'(((
Itadekimass #3
Chapter 1: Hah! Kak bibimbab emang warbiasahhh :*
Wahyuni1998 #4
Chapter 8: Next please ??
babbychoi
#5
Chapter 8: Kak, btw aku masih nunggu cerita ini update loh :)
babbychoi
#6
Chapter 7: Ya Ampun kak Bi, aku nggak ngerti lagi mau nulis apa. Bahkan aku terlalu spechless waktu buka story kakak dan udah ada part baru dari cerita ini. Meskipun aku baca sambil "nyureng_nyureng" karena gagal paham tapi akhirnya aku sedikit ngerti sekarang sama jalan ceritanya. Tetep semangat kak, karena aku masih nunggu BANGET cerita-cerita dari kakak becoz ada Jinri-ku disini. Wkwkwk.
babbychoi
#7
Chapter 3: Bisa kali di update mba, nungguin nih dari kapan tau :(
babbychoi
#8
Chapter 3: Kak? Aku bener2 nungguin updatean mu! Kenapa gak update2? :( :( :(
seiranti
#9
Chapter 3: Cinta segitiga kah ini, ato empat, lima?? Tp loh kok mauu cewe2 kece d duain.. Jinri n soojung! Penasaran bgt nih thor
vanilla133 #10
Chapter 3: okayyy.... im really curious about jinri,L and soojung right now.