Chapter 4

Just The Way You Are

Luhan tidak tahu mana yang lebih dia sesali, kebodohannya memutuskan pertunangan dengan Minseok atau mengiyakan permintaan Sehun untuk membantunya mendapatkan Minseok. Konyol memang. Bagaimana status pertunangan bisa berubah menjadi hubungan sebatas rekan kerja. Luhan tidak pernah merasa ia mencintai Minseok sebelumnya, tapi harus diakui jika kehadiran gadis itu seperti mengembalikan sesuatu dalam hidupnya yang terasa hilang. Harusnya dia marah pada ayahnya, tapi faktanya ia justru tanpa sadar tersenyum lebar ketika Minseok mengulurkan tangannya pertama kali. Luhan begitu senang bisa melihat gadis itu baik-baik saja dan ada di hadapannya.

“Luhan, menurutmu mana yang lebih Xiumin suka, gunung atau pantai?”, Sehun lagi-lagi bertanya tentang Minseok padanya. Sahabatnya itu bahkan mengira jika Minseok adalah saudara sepupunya hanya karena selama ini Minseok tinggal di rumah Luhan. Tidak ada satupun yang mempertanyakan hubungan mereka, nama china dan wajah oriental yang Minseok miliki membuat pegawai kantor juga yakin jika gadis itu mempunyai hubungan darah dengan keluarga Lu.

Berbeda dengan Sehun yang bisa berbicara dengan nyaman tanpa beban, maka Luhan cenderung menjaga jarak tanpa bermaksud untuk menjauhi. Karena sekarang menjadi sulit baginya untuk membuka obrolan tanpa membuatnya menjadi canggung. Dia juga benci dengan dirinya yang begitu betah untuk berlama-lama menatap gadis itu, tak jarang pandangan mata mereka bertemu karena Luhan terlambat untuk memalingkan wajahnya.

Semakin hari entah kenapa ada perasaan tidak rela jika Minseok semakin dekat dengan Sehun, melihat mereka berdua tertawa lepas membuatnya iri. Bukankah dulu Minseok hanya mengenal dirinya, tapi kenapa sekarang rasanya Luhan yang menjadi orang asing diantara mereka. Ia juga ingin menjadi alasan Minseok untuk tersenyum dan berbahagia. Tapi Luhan sadar ia tidak punya hak apapun atas gadis itu sekarang. Dan Luhan perlu mengingatkan dirinya sendiri jika dia juga punya kekasih yang seharusnya lebih ia perhatikan.

.

.

.

Minseok memasang sabuk pengamannya. Ia lantas berpaling pada seseorang di sampingnya. “Sehun, terima kasih sudah mau mengantarku pulang..”. Hari-hari biasa Minseok pulang bersama Luhan, tapi hari ini Luhan terlihat sibuk dengan urusannya hingga meninggalkan kantor terlebih dahulu entah kemana. Jika bukan karena Sehun, mungkin Minseok masih mengantri di halte bus atau berada dalam taksi sekarang.

Di tengah perjalanan, Sehun melihat Minseok menguap beberapa kali. “Tidur saja jika mengantuk, aku akan membangunkanmu nanti..”, ucapnya.

“Ha?”, gadis itu terkesiap, sedikit salah tingkah. “Maaf, aku hanya sedikit lelah tidak benar-benar mengantuk”, ia membenarkan duduknya menjadi lebih tegak. “Tadi ada banyak pekerjaan yang perlu aku selesaikan, dan sepertinya menguras tenagaku”, ia berkilah. “Justru aku kagum padamu, beban kerjamu lebih banyak tapi masih terlihat segar dan fokus seperti ini. Hey, bukankah baru kemarin kau kembali dari perjalanan bisnismu di Qingdao? apa perusahaan tidak memberikanmu libur sama sekali. Wah, kau sungguh pekerja keras. Aku harus belajar banyak padamu..”, Sehun tersenyum tipis. Senang mendapat kata-kata yang dianggapnya pujian, ya setidaknya selama ini gadis itu memperhatikannya.

“Xiumin..”, panggilnya setelah beberapa saat dalam keheningan.

“Ya?”, gadis itu menoleh pada Sehun. “Ada apa?”.

“Jika kau sudah menikah, apa kau tetap bekerja seperti ini.. uhm.. maksudku tetap menjadi wanita karir”, tanya Sehun. Minseok tidak menjawab, kata-kata tentang pernikahan membuat melamun. Jika saja pertunangannya tidak berakhir, tentu saja dia sudah menikah dengan Luhan. Mungkin saat ini, ia tidak berada di perjalanan pulang dari kantor tapi di rumah menyiapkan makan malam untuk suaminya. Atau menyiapkan air hangat dan baju yang nyaman untuknya beristirahat.

Tapi semuanya sudah berlalu, Minseok tahu Luhan sudah memiliki kekasih, seorang model cantik yang terkenal dan memiliki segalanya. Ah tentu saja, mana mungkin Luhan akan meliriknya yang hanya gadis dari kalangan biasa tanpa sesuatu yang patut dibanggakan. Minseok cukup tahu diri. Kembali ke Beijing pun tidak pernah terbersit dalam benaknya, apalagi sampai bekerja dan tinggal satu rumah dengannya. Minseok yang sebelumnya hampir putus asa mencari pekerjaan terpaksa menerima tawaran ayah Luhan untuk bekerja di perusahaannya. Harga dirinya ditinggalkan demi digit nominal yang akan mengalir ke rekeningnya setiap bulan, membantu biaya pendidikan adiknya yang baru masuk kuliah tahun ini.

Tidak mendapat tanggapan, Sehun kembali memanggil Minseok.

“Xiumin..? Xiumin..!!”, Sehun menoleh beberapa kali kepada gadis mungil yang terdiam sambil terus memandang ke luar jendela mobil. Tetap tidak mendapat tanggapan, akhirnya Sehun mengguncang bahunya.

“Y-Ya? Apa? Maaf aku tidak mendengarkanmu”, cicit Minseok penuh kebingungan. dia mengusap keningnya dengan gugup. Di detik berikutnya, Sehun merasa bersalah karena tak mengira gadis itu begitu terkejut karenanya.

“Xiumin, kau tidak apa-apa?”,

“Tentu”, angguknya. “Tadi apa yang sedang kita bicarakan? Maaf tapi aku lupa. Sehun-ah, bisa kau ulangi”,

“Lupakan saja, lagipula itu bukan hal penting. Benar…”, Sehun meyakinkan Minseok yang terus menatapnya dengan rasa tidak percaya. “dan aku sarankan, jangan melihatku dengan tatapan seperti itu…”, belum sempat Minseok membuka mulutnya, Sehun melanjutkan, “aku tidak akan bertanggung jawab jika kau sampai jatuh cinta padaku..”. Minseok berkedip, seketika langsung tersenyum lebar, “Oh benarkah? Kalau begitu ayo kita coba..”, tantangnya. Sehun sedikit terkejut saat Minseok benar-benar melakukannya.

“T-Tunggu dulu… ini tidak adil”, protes Sehun, saat Minseok mulai menatapnya dengan puppy eyes’nya. “Aku sedang menyetir, kau bisa merusak konsentrasiku. Bagaimana kalau kita melakukan staring contest lain waktu”,

“Baik,.”, Minseok menyetujui permainan yang ditawarkan Sehun.

“Tapi bagaimana aku tahu kalau kau jatuh cinta padaku, kau bisa saja berbohong dan tidak mengakuinya…”,

“Aku akan berkata jujur, sungguh... Lagipula jatuh cinta dengan pria baik sepertimu, bukan hal yang buruk..”, Sehun terenyak, matanya membulat. Minseok yang baru sadar dengan perkataanya, bisa merasakan pipinya memanas. Dengan cepat ia memutar tubuhnya menatap lurus ke depan. Sementara Sehun segera berdehem, memalingkan wajahnya ke jendela di sampingnya, menyembunyikan wajahnya yang juga merona.

.

Keduanya terdiam, hingga keadaan menjadi sunyi.

.

Akhirnya mobil mereka memasuki kawasan perumahan elit tempat keluarga Lu tinggal. Taman-taman indah adalah objek yang pertama menyambut kedatangan mereka, diiringi deretan pohon palem tinggi yang tumbuh di sepanjang jalan. Di beberapa belokan yang mereka lewati ada pos keamanan yang akan menanyakan identitasnya. Memastikan bahwa mereka bukan orang asing yang akan berbuat jahat atau onar. Kini Sehun sudah memarkirkan mobilnya di pelataran rumah Luhan, seorang satpam terlihat sedang menutup kembali gerbangnya. Saat Sehun menoleh, Minseok masih memejamkan mata. Ia memang sengaja membiarkannya tertidur dalam perjalanan tadi.

.

Sehun sudah melepas sabuk pengamannya, bermaksud membangunkannya, namun gerakannya terhenti saat ia menatap wajah tidur gadis itu. Minseok tampak tenang. wajahnya memang tidak terlalu cantik tapi menurutnya gadis ini terlihat sangat manis. Wajahnya terlihat polos dan kekanakan, apalagi jika sedang tidur seperti ini. Anehnya, Sehun sama sekali tak bosan memandangi wajah gadis itu. apalagi, baru kali ini Sehun menyukai seorang gadis dengan begitu dalam.

Tiba-tiba hatinya berdesir aneh. Mengikuti dorongan hatinya, ia melandaikan tubuhnya ke arah gadis itu. dan, saat ia sendiri belum terlalu sadar dengan apa yang terjadi, bibirnya sudah mengecup bibir Minseok. Pria itu memejamkan matanya. Beberapa detik, hanya beberapa detik, namun rasanya seluruh tubuhnya dipenuhi kupu-kupu beterbangan. Hingga kesadaran menyentaknya tiba-tiba.

Ia tak seharusnya melakukan apa yang baru saja dilakukan

Bagaimana jika Minseok terbangun. Sehun dengan cepat menarik dirinya ke posisi semula saat ia mendengar gadis itu menggumam kecil. Gadis itu lantas sedikit menggeliat sebelum membuka matanya. Ia merasakan ada yang mengusiknya tadi, namun ia tak sempat memikirkannya saat sadar jika mobilnya sudah berhenti.

“Sudah sampai”, ujar Sehun dengan raut dan intonasi sedatar mungkin, walaupun hatinya kacau balau. “Hampir saja aku memutuskan membawamu pulang ke rumahku kalau kau tidak bangun-bangun”, godanya.

Dilihatnya Minseok sedikit salah tingkah. “Ah ya ampun, aku benar-benar tukang tidur…”, mengusap-usap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Gadis itu mengeryit heran saat akan membuka sabuk pengamannya yang ternyata sudah terbuka. Mungkin dari tadi memang tidak terpasang, pikirnya. Sehun yang mengawasi gerak-geriknya kembali tak tenang.

“Sehun, apa kau…”.

“TIDAK..”, ucap Sehun cepat dengan wajah panik. Minseok begitu terkejut dengan suara Sehun yang berseru keras. Ini pertama kalinya pria itu meninggikan suara padanya.

“baiklah, mungkin lain kali kau bisa mampir. Tadinya aku ingin menawarimu segelas kopi hangat, atau sesuatu untuk mengisi perutmu..”, mendengar itu, Sehun menyesal telah menolaknya begitu saja, tapi menarik kembali kata-katanya itu akan sangat memalukan.

“Ah iya, lain kali aku akan mampir”, mencoba bersikap biasa lagi.

“Minseok..!!”, suara dari luar mobil membuat keduanya refleks menoleh bersamaan ke sumber suara. Tampak Luhan yang berdiri tak jauh dari mobil Sehun berada, sekarang ia berjalan ke arah mereka. Minseok dan Sehun ke luar mobil.

“Luhan? kau ada di rumah?”, tanya Minseok bingung. “Tapi tadi sekretarismu bilang tidak tahu kemana kau pergi..”.

“Euhm.. aku pulang cepat, sedikit tidak enak badan. Maaf tidak memberitahumu..”.

“Tidak apa-apa. Sehun mengantarku pulang…”, pandangan Luhan beralih pada Sehun, tapi kali ini ia tidak sedang ingin tersenyum padanya. Sehun yang menerima tatapan tajam dari Luhan, cukup pintar untuk mengerti bahwa saat ini perasaan Luhan sedang tidak baik. Tatapannya begitu mengintimidasi menurutnya.

“Minseok, sebaiknya kau masuk.. Ibu sudah menunggumu untuk makan malam..”. Minseok menoleh pada Sehun sebentar. Pria itu mengangguk dan mengisyaratkan untuk segera masuk. Gadis itu menurut. Ia mengucapkan terima kasih sekali lagi pada Sehun sebelum mengikuti Luhan yang terlebih dulu masuk ke dalam rumah.

.

.

.

Author's Note 

1. Maafkan untuk ketidaksempurnaan fiction ini

2. Kalau kalian bisa ngerti arah cerita ini mau kemana, berarti kalian cerdas. Tapi kalau masih bingung, berarti kita sama, lol...

3. Tes..tes... apa masih ada seseorang yang nungguin cerita ini. Kalau ada komen ya... kalau ga ada, blog ini dan seluruh cerita yang ada mau saya nonaktifkan untuk waktu yang tidak terbatas. 

Thanks for reading.

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mineseu3101 #1
Senengnya ff ini updateee. Luhan lagi nyesel bgt ya, emang penyesalan selalu datang belakangan. Skrg giliran udah jadi istri org malah bru ngakuin kalo suka & kembali memperjuangkan. Kdng ngeselin jg liat luhan, haha.

Tp gimanapun jalannya ff ini, selagi castnya ada xiuhan aku tetep nikmatin kog. Ditunggu kelanjutannya ya. Fighting! :)
angga_xyu18
#2
Chapter 7: waahh persaingan makin ketat aja ya..salah ndiri lu-ge napa situ ga bisa mensyukuri apa yg ada aja sih..malah pengen yg aneh" yg lebih.

buat sehun,minseok itu istrimu kamu perjuangin aja dia buat kamu. buktiin ke luhan kalo dia udah salah dulu pernah buang minseok.

buat minseok, ga usah noleh ke belakang, liat apa yg ada di depan aja. belakang itu masa lalu, sekarang waktunya menata masa depan.
flottemo #3
Chapter 7: CIA CIA CIA TIRAN!LUHAN DETECTED!!!!

xiuhunhan bahasa indonesia jarang banget, syukur deh ketemu fic ini hehe, kok liat luhan jijik ya, salah lo udah nganggep minseok angin lalu eh pas nyesel kok malah pengen ngembat bini orang lol.

ciee sehun laki idaman banget neh, udah ganteng, perhatian, siap siaga jaga istri dari predator macam lu-nyebelin-han, sayang si minseok kok bego banget kayanya ya, doi terlalu friendly sama ngga was-was keadaan ato emang centil pengen nge-poliandri sehun sama luhan wkwk

ini bakalan ke xiuhun apa xiuhan sih? kalo xiuhun, ngga seru dong itu-itu aja, ga panas bahtera rumah tangganya, tapi kalo xiuhan ntar kasian minseok kok dapet orang nyebelin jadi suaminya, engga bisa apa xiuhunhan gitu wkwk. Hwheu maaf malah bacot ya ngga usah di tanggepin kok terserah mba malaikatnya mau bikin gimana pokoke aku bakalan tunggu update selanjutnya!!
angga_xyu18
#4
Chapter 7: Chapter7 : oke ini bikin galau binggits..aku cinta xiuhan tapi ini pertama kalinya aku pengen xiuhun happy ending. Jarang bgt aku nemuin ff xiuhun yg happy ending.
Tapi aku juga ga tega liat luge kuh sakit ati..gegana banget..

Oke fix aku mau xiuhun...xiuhun...xiuhun...xiuhun
angga_xyu18
#5
Chapter 6: Chapter6: no comment
angga_xyu18
#6
Chapter 5: Chapter5 : kyaaaaaa mau xiuhuuuun hueee,aku kok malah nyesek ya bacanya,,
Aku ga peduli ah ama luge maunya kek gimana, yg penting xiuhun!
angga_xyu18
#7
Chapter 4: Chapter4 : hahaha terus aja bikin luhan panas, aku memang xhs hardcore, tapi aku kadang suka gemes liat luhan suka ngasih kode ambigu, panasin aja terus si luhan.. aku bahagia, biar tau rasa dia haha (senyum_evil)
(Aku nistain biasku sendiri)
angga_xyu18
#8
Chapter 3: Chapter3 : kyaaaaaa.... Andweeee kenapa mesti barengan gitu ketemuannya. Ga kuat aku mau baca next chapter, kira" bakal ada apa ya?
Aku udah deg"an duluan nih....
angga_xyu18
#9
Chapter1 : bagus banget, aku suka ceritanya, lagi bingung pengen baca ff xiuhan eh, nemu ini, ada xiuhun momen lagi aaaaw sukaaa bgt.
Sip lah
ohahayu
#10
Chapter 7: Xiuhun please