Chapter 1

Just The Way You Are

“Minseok, sebelum aku kembali ke Beijing ayo kita buat perjanjian”,

“Perjanjian apa Luhan?”,

“Jika kelak di umur kita yang ke 25 tahun, salah satu diantara kita mencintai orang lain. Kita sepakat untuk membatalkan pertunangan kita”.

“Kenapa kau membuat perjanjian seperti itu? Jika kau tidak menyukai pertunangan ini, kita bisa membatalkan pertunangan kita sekarang. Aku tidak keberatan…”,

“Aku juga tidak keberatan”,

“Lalu…?”,

“Aku hanya ingin menikah atas dasar cinta, dan aku tidak mau pertunangan ini membebani salah satu diantara kita. Jadi kupikir akan adil jika kita menjalani kehidupan kita masing-masing hingga saat itu tiba… Kau setuju, Kim Minseok?”.

.

.

.

Minseok mencoba bersikap biasa, tapi tidak akan bisa jika itu tentang Luhan. Apalagi jika teman-teman kantornya ternyata gemar membicarakannya di belakang. Sepopuler itukah Luhan? hingga menjadi trending topic di kalangan karyawan wanita di pagi hari. Minseok sengaja memperlambat gerakan membuat kopinya hanya untuk ikut mencuri dengar apa yang dibicarakan beberapa karyawan yang sedang bergerombol di pantry. Dilihat dari penampilannya, pastilah mereka sekretaris dari jajaran direksi yang terhormat.

“Aku pernah berada satu lift dengan Direktur Lu, hanya berdua”, seorang wanita berlipstik merah menyala membuka suara sambil memegang kedua pipinya, yang langsung disambut decak kagum dari temannya. “Kalian tahu, aku bahkan masih bisa mencium bau parfum’nya yang sangat harum”, matanya terpejam seolah meresapi udara di sekitarnya.

“Benarkah? Waahh, kau sangat beruntung. Aku bahkan belum pernah sekalipun berdekatan dengannya”, ujar temannya yang lain diikuti anggukan teman di sebelahnya. “Sangat disayangkan Direktur Lu, belum punya pendamping ya, padahal aku bersedia menjadi kekasihnya”.

“Jangan bermimpi Fei, kau bahkan tidak masuk dalam salah satu kriterianya. Aku berani bertaruh jika Direktur Lu sebenarnya sudah punya kekasih atau bahkan seorang tunangan”.

“Secantik apa ya wanita itu? aku jadi penasaran”.

“Mungkin justru terlalu jelek hingga Direktur Lu malu untuk memperkenalkannya, ya kalian tahu kan, dunia bisnis biasanya menjodohkan anak-anak mereka untuk kepentingan perusahaan”,

“Uhuukk..uhukk..”, keempat wanita itu serempak menoleh ke arah Minseok yang sedang terbatuk-batuk sambil menutup mulutnya, baru sadar bahwa ada orang lain lagi selain mereka di pantry itu. “M-maaf, kopiku terlalu pahit jadi aku sedikit tersedak karena kaget”. Tatapan mereka yang tidak bersahabat membuat Minseok salah tingkah. Usai kepergian mereka, Minseok mendudukan dirinya dengan kasar di bangku. Hatinya sedikit merasa sakit hati dengan pembicaraan terakhir mereka, biar bagaimanapun orang yang dibicarakan adalah dirinya, tunangan Xiao Luhan. Dan tidak semuanya benar, perlu mereka tahu keluarga Minseok bukanlah pebisnis melainkan keluarga pendidik, ayahnya adalah seorang professor sedangkan ibunya penulis buku.

Mungkin ada benarnya juga ucapan salah satu dari mereka, yang mengatakan Luhan terlalu malu untuk mengenalkan dirinya. Di perusahaan ini saja terdapat banyak wanita cantik, pintar, tinggi dan pastinya dengan latar belakang keluarga yang tidak main-main. Jadi tidak ada alasan bagi Luhan untuk bertahan dengan tunangan semacam Kim Minseok. Tunggu, atau mungkin Luhan malah sudah lupa dengan dirinya. Minseok semakin menekuk wajahnya memikirkan berbagai kemungkinan-kemungkinan itu.

Minseok sudah seminggu ini bekerja di perusahaan Luhan namun belum sekalipun bertemu dengannya. Selain berbeda divisi, Luhan juga sedang dalam perjalanan bisnisnya ke luar kota. Sungguh tidak berjodoh, pikirnya. Tapi kabarnya besok Luhan sudah kembali ke kantor yang artinya dia bisa bertemu dengannya kembali. Dan besok kerinduannya pada Luhan akan terobati, setidaknya itulah pemikiran Minseok saat ini.

.

Sehun datang ke kantor dengan penampilan yang sedikit berantakan, juga matanya yang tampak sedikit terpejam karena mengantuk tapi tidak mengurangi ketampanan wajahnya. Semalaman suntuk pemuda berkulit pucat itu menonton bola di apartemen Yifan bersama Zitao atau perlu dikoreksi dia hanya menemani kedua temannya itu menonton bola karena Sehun sama sekali tidak mengerti tentang bola. Dia belum tidur sama sekali dan beginilah akhirnya jika ia harus tetap menjalankan perintah ayahnya untuk belajar mengelola perusahaan, yang ada di otak Sehun sekarang adalah bagaimana secepatnya ia mencapai ruang kerja dan tidur sepuasnya.

Sehun menutup mulutnya dengan telapak tangan ketika ia menguap. Rasa kantuk itu tak juga hilang walaupun ia sudah membasuh wajahnya berkali-kali. Terpikir untuk menyuruh seseorang membuat segelas kopi diapun berbelok ke arah pantry. Dan, saat itulah ia melihat seorang gadis yang tengah berjinjit mengambil toples berisi gula yang berada di atas rak yang lumayan tinggi darinya.

Sang gadis tak menyadari tatapan Sehun padanya. Dia malah berjalan ke sudut lain ruangan dan mengambil bangku dari sana sebelum menaikinya. Sehun masih melihatnya dari tempatnya berdiri, sebelum si gadis menoleh dan begitu terkejut melihatnya. Kursi yang dinaikinya sedikit bergoyang dan hampir membuatnya jatuh sebelum Sehun dengan kecepatan cahaya berlari kearah gadis itu dan menangkap tubuh gadis itu.

Sehun merasakan jantungnya terpompa cukup keras hanya karena bersentuhan dengan tangan putih yang menyadari dirinya baik-baik saja segera melepaskan dirinya dari Sehun. Gadis itu sedikit membungkuk dan mengucapkan kata terima kasih.

Reaksi yang sangat berbanding terbalik dengan yang ada di pikiran Sehun. Bukankah seharusnya dia sedikit histeris karena baru saja bertemu dengan Oh Sehun, putra salah satu pemilik saham terbesar di sini, tapi nyatanya gadis mengacuhkannya.

“Biar ku ambilkan”, cegah Sehun saat gadis itu berniat menaiki bangku itu lagi, dengan satu jangkauan tangan toples itu sudah berada di genggamannya.

“Terima kasih”,

“Itu saja?”,

“Ya?”, ucap gadis itu tak mengerti

“Begini aku ingin membuat kopi, bisa tolong bantu aku?". Gadis itu tampak berpikir sejenak sebelum mengangguk dengan ragu, membuat seulas senyuman tipis terpatri di wajah Sehun tanpa sadar.

“Namaku Sehun”.

“Aku Xiumin, senang berkenalan denganmu..”,

.

Luhan memandang derasnya hujan yang mengguyur bumi dari balik kaca sebuah coffee shop. Entah sudah berapa lama waktu yang sudah dia habiskan untuk berada di sana, karena gelas kopinya telah kosong sejak tadi. Dia bisa saja menerobos hujan dengan mobilnya tapi badannya masih terlalu lelah untuk mengemudi sekembalinya dari perjalanan bisnis di Haidan. Jadi Luhan memilih menunggu hujan reda dengan berdiam di sana.

Masih setia mengamati ke luar, ia menoleh ke kanan dan ke kiri di pinggiran coffee shop. Semakin banyak orang yang singgah guna berteduh dari guyuran air hujan, lalu matanya bergulir memandang seorang gadis yang baru saja berdiri membelakanginya. Luhan tidak dapat melihat wajah sang gadis dengan jelas, karena dia terus saja membelakanginya. Gadis itu tampak sedang mengibaskan rambut panjangnya yang sedikit lepek karena air hujan, sambil sesekali menyilangkan tangannya dan menggosok kedua lengannya bersamaan.

Tiba-tiba si gadis memiringkan badannya, menampilkan satu sisi wajahnya dan membuat Luhan tertegun. Gadis di depannya ini begitu manis dengan mata bersinar berbingkai bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir mungilnya yang berwarna cherry. Cantik, batinnya sambil tersenyum kecil. Tapi ada yang aneh dengan dirinya saat ini, gadis itu seolah menjadi magnet, yang membuat ia terus menerus menarik perhatian Luhan untuk menatapnya.

Dadanya sedikit berdegub, ketika melihat penampilan gadis ini. Sebuah cardigan putih menutupi dress hitam selutut, sangat cocok dikenakannya. Pandangannya naik, mengunci wajah gadis itu. Kulitnya yang seputih porselen, dengan pipi yang bersemu merah karena dinginnya udara membuatnya semakin terlihat cantik alami.

Belum selesai dia mengagumi keindahan di depannya, gadis itu beranjak dari tempatnya dan pergi.

Luhan mengarahkan mobilnya menuju rumah saat hujan mulai reda sambil mengingat setiap detail wajah gadis tadi. Dan kini baru dia sadari satu hal. Gadis itu mengingatkannya dengan seseorang.

.

“Kau susah sekali dihubungi akhir-akhir ini, Seoki!”, protes suara di ujung earphone yang  sedang Minseok dikenakan. Gadis itu bergelung di bawah selimut dengan nyaman sambil sesekali menggosokan tangan menciptakan kehangatan sendiri. Dirinya benar-benar kedinginan setelah diguyur hujan sepanjang perjalanan pulang ke apartemennya tadi. “Kau harus menceritakan seminggumu di sana, bagaimana? Apa yang terjadi?”,

"Tidak ada”, jawab Minseok singkat.

"Aku tahu pasti ada sesuatu yang telah terjadi," tebak Baekhyun, "Jadi katakan padaku, sebelum aku menghubungi Luhan, atau siapapun yang berhubungan dengan orang itu dan mengatakan keberadaanmu”.

"Iya..iya… Baiklah..!", Minseok kalah, dia tahu Baekhyun tidak pernah main-main dalam urusan ancam mengancam karena dia biasanya benar-benar akan melakukannya. Minseok tertawa, mengubah posisi tidurnya mencari yang lebih nyaman. “Dari mana aku bercerita?”,  

"Dari mana saja, terserah. Cepat ceritakan padaku," paksanya kemudian.

Minseok mempertemukan alisnya, menatap langit-langit kamarnya yang putih bersih, “Besok mungkin aku bertemu dengan Luhan, tapi aku takut Baek..”.

“Kenapa? Bukankah tujuanmu datang ke sana untuk meyakinkan hatimu?”, nada suara Baekhyun berubah serius. Dia cukup memaklumi kegelisahan sahabatnya itu. “Kau takut Luhan memiliki cinta yang lain dan melupakanmu?”.

“Hmm…”, Minseok hanya bergumam, membenarkan ucapan sahabatnya itu.

“Soeki, menurutku kalian perlu bicara tentang pertunangan kalian secepatnya, tidak perlu dengan kau sampai bekerja di perusahaannya hanya untuk memata-matainya”,

“Entahlah, aku hanya merasa tidak nyaman jika harus bertanya langsung padanya. Pernikahan ini penting bagiku, aku hanya ingin mengenalnya lebih jauh dari sisi yang lain. Aku juga tidak mau Luhan terjebak menikah denganku hanya karena perjanjian kami dulu. Tidak memiliki cinta atau kekasih saat ini bukan berarti dia mencintaiku, Baek..”.

“Ayolah Soeki, jika Luhan melihatmu yang sekarang pasti dia akan jatuh hati padamu”, Baekhyun tahu Minseok memiliki rasa percaya diri yang rendah, bahkan saat orang lain memuji kecantikannya dia tetap merasa biasa saja. Mungkin dia trauma dengan pembullyan yang pernah dia terima di bangku SMP, saat tubuhnya sangat gemuk dan jadi bahan tertawaan teman sekolahnya.

“Kau ingin Luhan mencintaiku karena penampilanku saja?”.

“Bukan, itu maksudku.. tapi”, Baekhyun sampai kehilangan kata-kata untuk meyakinkan si keras kepala Minseok. “jika Luhan memiliki kekasih di sana, bukankah itu akan sangat menyakitkan bagimu? Kau mencintainya bukan?”, dia mengucapkan kalimat itu dengan sangat hati-hati. Sebuah helaan nafas berat dapat didengar oleh Baekhyun.

“Sudahlah Baek, jangan terlalu mengkhawatirkanku, di sana aku hanya magang selama sebulan saja kok, setelah itu aku akan kembali ke Seoul apapun yang akan terjadi. Sebenarnya aku tidak tahu aku mencintainya atau tidak. Yang ku tau setiap hari aku begitu merindukan Luhan”.

Luhan, aku akan sangat bahagia jika kau juga mengingatku meski hanya sedikit

.

.

Dengan gerakan malas Luhan bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju meja kerjanya yang terletak di salah satu sisi kamarnya yang luas. Malam itu Luhan tidak bisa tidur karena terus memikirkan gadis itu, mata rusanya menatap tajam ke arah monitor dengan rasa yang tidak sabar.

Tangannya dengan lihai menggerakan pointer ke arah inbox, memeriksa kotak masuk di emailnya. Bukannya membuka email terbaru, dia justru menscroll jauh ke bawah, bergerak mundur melewati beberapa bulan yang lalu dan berhenti tepat di sebuah nama “SnowBao”. Sebuah email dari Kim Minseok, seseorang yang sudah bertahun lamanya tidak ditemui dan berada di tempat yang jauh darinya. Dulu setiap akhir pekan, mereka sering bertukar email entah hanya untuk menanyakan kabar, mengucapkan selamat malam, atau bercerita tentang kejadian yang dialami sepanjang minggu. Dari email itulah hubungan mereka berubah, dari orang asing menjadi sahabat baik. Tentu saja, karena mereka tidak pernah membahas kata cinta atau menyinggung status pertunangan mereka.

Luhan Ge…

Selamat ulang tahun, apa kau sudah menerima kiriman paket dariku? Kuharap kau menyukainya, aku membuatnya dengan tanganku jadi itu hanya ada satu di dunia. Sepertinya kau sibuk hingga tak sempat membalas emailku. Oh iya, minggu lalu aku dan Baekhyun berlibur ke Pulau Jeju. Kau tahu di sana sangat indah. Lain kali jika kau berkunjung ke Seoul aku akan mengajakmu ke sana… kau pasti akan menyukainya…

Itu adalah isi email terakhir dari Minseok dan ia belum membalasnya hingga kini.

Luhan menggelengkan kepalanya keras kemudian mengacak-acak rambutnya. Kenapa dia bisa melupakan gadis itu, kesibukannya sebagai pengganti ayahnya di perusahaan benar-benar menyita waktu. Dua tahun terakhir bahkan dia harus merelakan waktu bermain game’nya dengan rapat dan menggantinya dengan tumpukan file yang harus ditandatangani. Uggh.. membosankan.

“Kurasa aku harus meneleponnya…”, gumam Luhan sambil meraih ponsel yang berada tak jauh dari jangkauan tangannya. Dengan cepat dia mencari nama Baozi di kontak dan bersiap menekan tombol hijau. “Sial.!”, Luhan meletakkan kembali ponselnya saat menyadari waktu yang tertera di pojok kanan atas layar ponselnya, 02.08 AM.

Entah apa yang dirasakannya saat itu, tiba-tiba perasaan bersalah menderanya. Apakah karena dia telah lama mengabaikan email dari Minseok atau karena….

.

.

OK, apa ini? ceritanya kok jadi gak jelas gini haha... Makasih yang sudah mau baca. Please kindly drop your comment and review, siapa tahu bisa jadi inspirasi next chapter... 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mineseu3101 #1
Senengnya ff ini updateee. Luhan lagi nyesel bgt ya, emang penyesalan selalu datang belakangan. Skrg giliran udah jadi istri org malah bru ngakuin kalo suka & kembali memperjuangkan. Kdng ngeselin jg liat luhan, haha.

Tp gimanapun jalannya ff ini, selagi castnya ada xiuhan aku tetep nikmatin kog. Ditunggu kelanjutannya ya. Fighting! :)
angga_xyu18
#2
Chapter 7: waahh persaingan makin ketat aja ya..salah ndiri lu-ge napa situ ga bisa mensyukuri apa yg ada aja sih..malah pengen yg aneh" yg lebih.

buat sehun,minseok itu istrimu kamu perjuangin aja dia buat kamu. buktiin ke luhan kalo dia udah salah dulu pernah buang minseok.

buat minseok, ga usah noleh ke belakang, liat apa yg ada di depan aja. belakang itu masa lalu, sekarang waktunya menata masa depan.
flottemo #3
Chapter 7: CIA CIA CIA TIRAN!LUHAN DETECTED!!!!

xiuhunhan bahasa indonesia jarang banget, syukur deh ketemu fic ini hehe, kok liat luhan jijik ya, salah lo udah nganggep minseok angin lalu eh pas nyesel kok malah pengen ngembat bini orang lol.

ciee sehun laki idaman banget neh, udah ganteng, perhatian, siap siaga jaga istri dari predator macam lu-nyebelin-han, sayang si minseok kok bego banget kayanya ya, doi terlalu friendly sama ngga was-was keadaan ato emang centil pengen nge-poliandri sehun sama luhan wkwk

ini bakalan ke xiuhun apa xiuhan sih? kalo xiuhun, ngga seru dong itu-itu aja, ga panas bahtera rumah tangganya, tapi kalo xiuhan ntar kasian minseok kok dapet orang nyebelin jadi suaminya, engga bisa apa xiuhunhan gitu wkwk. Hwheu maaf malah bacot ya ngga usah di tanggepin kok terserah mba malaikatnya mau bikin gimana pokoke aku bakalan tunggu update selanjutnya!!
angga_xyu18
#4
Chapter 7: Chapter7 : oke ini bikin galau binggits..aku cinta xiuhan tapi ini pertama kalinya aku pengen xiuhun happy ending. Jarang bgt aku nemuin ff xiuhun yg happy ending.
Tapi aku juga ga tega liat luge kuh sakit ati..gegana banget..

Oke fix aku mau xiuhun...xiuhun...xiuhun...xiuhun
angga_xyu18
#5
Chapter 6: Chapter6: no comment
angga_xyu18
#6
Chapter 5: Chapter5 : kyaaaaaa mau xiuhuuuun hueee,aku kok malah nyesek ya bacanya,,
Aku ga peduli ah ama luge maunya kek gimana, yg penting xiuhun!
angga_xyu18
#7
Chapter 4: Chapter4 : hahaha terus aja bikin luhan panas, aku memang xhs hardcore, tapi aku kadang suka gemes liat luhan suka ngasih kode ambigu, panasin aja terus si luhan.. aku bahagia, biar tau rasa dia haha (senyum_evil)
(Aku nistain biasku sendiri)
angga_xyu18
#8
Chapter 3: Chapter3 : kyaaaaaa.... Andweeee kenapa mesti barengan gitu ketemuannya. Ga kuat aku mau baca next chapter, kira" bakal ada apa ya?
Aku udah deg"an duluan nih....
angga_xyu18
#9
Chapter1 : bagus banget, aku suka ceritanya, lagi bingung pengen baca ff xiuhan eh, nemu ini, ada xiuhun momen lagi aaaaw sukaaa bgt.
Sip lah
ohahayu
#10
Chapter 7: Xiuhun please