Pagi ini sangat menyiksaku. Rasanya sangat malas untuk berangkat sekolah. Inginku tetap berada di kamar tanpa melakukan apa-apa. Setelah kejadian kemarin, malamnya aku tak dapat tidur. Alhasil, badanku kini terasa sangat lelah. Bahkan kepalaku sedikit pusing.

Dengan gontai aku berjalan menuju loker untuk mengambil beberapa buku. Tanganku tertahan ketika akan membuka pintu lokerku. Entah mengapa bayangan akan kejadian kemarin terulang kembali dalam benakku. ’Semoga tak ada surat dari Sunggyu.’ Lirihku dalam hati.

Perkiraanku salah. Setelah membuka pintu loker, aku menemukan surat yang aku yakini dari Sunggyu. Rasa kecewa dan sakit yang masih terasa semakin menggelayuti hati dan pikiranku. Tanpa membukanya, aku langsung membuang surat itu ke tempat sampah. Percuma membukanya bila ternyata Sunggyu sudah bersama Myungsoo.

”Hai teman. Pagi! Apa yang sedang kau pandangi?” tiba-tiba sebuah suara menyadarkanku dari lamunan.

”Dongwoo...”

”Wow...wow...wow...tampangmu sedikit menyeramkan Woohyun. Kau tidak tidur semalam? Apa kau sudah menatap cermin? Wajahmu benar-benar menyeramkan.” Tuturnya sembari menangkup pipiku dengan kedua tangannya. ”Kau membuang surat itu?! Apa isinya?” sambungnya setelah melihat isi dari tempat sampah yang dari tadi aku pandangi.

”Entahlah. Aku belum membukanya dan aku tak ingin tahu apa isinya. Ayo kita ke kelas!” ajakku sembari meninggalkan Dongwoo.

***

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Masih dengan langkah berat aku berjalan meninggalkan kelas menuju kantin bersama Dongwoo. Sesampainya di sana aku melihat Myungsoo tengah duduk bersama seorang namja tengah berbincang dengan sesekali mengeluarkan tawa. Aku pun pura-pura tak melihatnya ketika berjalan di dekat meja Myungsoo.

”Kau tunggu sini, aku akan memesan minum. Ok?!” ucap Dongwoo setelah kami menemukan tempat untuk duduk. Aku pun menjawab dengan anggukan.

Selepas kepergian Dongwoo, aku tak dapat menahan mataku untuk memandangi Myungsoo. Semakin lama Myungsoo semakin terlihat mesra dengan namja yang duduk di sebelahnya. Aneh! Sikap mereka tak wajar.

”Ini minummu. Wow...sekarang bukan hanya wajahmu saja yang menyeramkan, tapi matamu juga sangat menyeramkan. Apa yang kau lihat?” tanya Dongwoo. ”Eh...itu kan Myungsoo. Tunggu...sepertinya aku kenal namja yang sedang bersamanya. Aduh, siapa ya namanya?! Kok aku jadi lupa. Hmm...namanya...namanya...aduh, siapa ya?!” hening sesaat ketika Dongwoo tengah mengingat nama dari namja yang tengah bersama Myungsoo sedangkan aku masih belum mengalihkan mataku dari mereka. ”Ah...aku ingat sekarang. Namja itu bernama Sungyeol.” Ucap Dongwoo sedikit berteriak. Secara spontan aku pun menutup mulutnya dengan tanganku.

”Ssssttt...pelankan suaramu. Bagaimana bila nanti mereka mendengar?! Kau kenal namja itu?! Siapa dia? Kenapa dia terlihat mesra dengan Myungsoo?” tanyaku panjang lebar setelah melepas tanganku dari mulut Dongwoo.

”Sungyeol anggota Osis juga. Sama sepertiku dan Myungsoo. Aku rasa mereka bersahabat. Makanya sangat dekat.” Tiba-tiba mata Dongwoo membelalak. ”Oops...aku rasa mereka lebih dari sahabat.” Sambung Dongwoo.

Bukan hanya Dongwoo yang terkejut, aku pun terkejut setelah melihat Myungsoo mengecup pipi Sungyeol. Tanpa dapat aku cegah, aku pun beranjak dari kursiku dan pergi menuju ke arah meja Myungsoo. Sesampainya di sana, aku langsung memegang kerah baju Myungsoo dan tanpa sadar aku s