chapter 4
Flower of Dream*Mimpi Woohyun: On*
Hari ini sama seperti hari-hari kemarin, ada pelajaran yang harus diterima, beberapa ujian yang harus dikerjakan, dan beberapa pekerjaan rumah yang harus dikumpulkan. Rasa lelah yang pada awalnya terasa kini mulai menghilang seiring dengan terdengarnya suara bel pulang sekolah. Para murid pun tak perlu diperintah untuk membereskan buku yang berserak di atas meja.
Begitu pun dengan diriku. Mendengar suara bel pulang sekolah tentu membuatku semangat kembali setelah seharian harus mematung mendengar berbagai macam penjelasan yang dilontarkan oleh para guru. Buku-buku pun dalam hitungan detik sudah berada di dalam tas dan aku siap beranjak dari bangkuku untuk pulang.
Ketika arah mataku tertuju pada pintu kelas, aku melihat sesosok murid yang memang sangat ingin aku temui. Senyumku secara tidak langsung tersungging manis di bibirku. Wah...baru melihat sosoknya saja sudah membuat jantungku berdegup dengan sangat cepat. Bahkan bibir ini tak bisa diajak kompromi. Pikiran ingin bibir ini bersikap biasa, tetapi apa daya bibir ini lebih memilih mengikuti kata hati untuk terus tersenyum. Semoga diriku tak terlihat bodoh di hadapan sosok yang tengah menungguku di depan pintu kelas.
”Kelasmu beres lebih dahulu?” tanyaku pada sosok tersebut setelah aku mendaratkan kakiku di depan pintu kelas.
”Begitulah. Kau tahu kan, suara bel pulang merupakan suara surga bagi para murid?! Ya...sama halnya dengan murid-murid di kelasku. Setelah mendengar suara surga itu, kami semua seperti memiliki kekuatan sihir. Dalam sekejap semua buku sudah rapih dan badan kami sudah tidak berada di dalam kelas lagi.” Jawab sosok tersebut panjang lebar dengan sedikit mengeluarkan kekehan kecil. Ah...tawanya yang renyah menghipnotisku untuk tak melepaskan mataku pada wajahnya.
”Jangan memandangku seperti itu, Hyun. Rasanya malu.” Sambungnya cepat.
”Heehehhe...maaf, Gyu. Tawamu menghipnotisku untuk menatap wajahmu. Bahkan wajah manismu membuatku semakin tak bisa mengalihkan perhatianku.” Tuturku dengan tetap menampilkan sebuah senyuman pada bibirku. Mendengar jawabanku sontak membuat wajah Sunggyu merona merah. Seketika itu juga Sunggyu langsung merundukkan kepalanya, seolah tak ingin rona merahnya terlihat olehku. ”Ayo Gyu, kita ke kantin.” Ajakku sembari menggenggam tangannya.
Selama perjalanan menuju kantin memang tak ada kata yang terucap dari mulut kami berdua, tetapi setiap kaki kami melangkah genggaman tangan kami semakin erat. Awalnya aku pikir Sunggyu akan menolak genggaman tanganku makanya aku sudah menyiapkan hati atas penolakannya. Namun yang kudapat malah sebaliknya. Sunggyu semakin mengeratkan genggamannya ketika aku pun melakukan hal yang sama.
”Kau tunggu sini. Aku pesankan minuman untuk kita berdua. Ok?!” perintahku setelah mendapatkan bangku kosong di dalam kantin. Sunggyu pun menjawabnya dengan sebuah anggukan kepala. Walau semua bangku di dalam kantin hampir penuh dengan para murid, tetapi aku tak perlu mengantre lama untuk mendapatkan dua minuman segar.
”Nih, Gyu, minumanmu!” ucapku sembari memberikannya ke hadapan Sunggyu.
”Wah...terima kasih, Hyun.” Jawab Sunggyu dengan menatap sebentar mataku kemudian kembali mengalihkan
Comments