Flashback part 2

Man From the Past
Please Subscribe to read the full chapter

Junho hanya bisa berdiri diam dihadapan Taecyeon. Kata-kata yang sudah ia susun semalam menguap entah kemana. Tangannya saling meremas di belakang tubuhnya. Ia benar-benar sangat gugup sekarang. Mereka sedang berada di ruang teater yang sepi, hanya ada mereka berdua, karena saat itu memang masih jam sekolah.

 

"Apa yang mau kau katakan Junho-ya? Kita sudah 10 menit berdiri seperti ini, tapi kau sama sekali tak mengucapkan sepatah katapun. Kau bilang tadi ingin mengatakan sesuatu padaku." Taecyeon akhirnya memecah kesunyian, tak tahan juga lama-lama dengan kebisuan Junho.

 

"Um... Ini tentang... tentang..." Junho terus saja menggantung kalimatnya, tak yakin apakah ia harus benar-benar mengatakannya pada Taecyeon.

 

"Tentang?" Taecyeon dengan sabar menunggu kelanjutan kalimat Junho.

 

"Ini tentang.. s-suratmu waktu itu hyung." Junho akhirnya memberanikan diri untuk berbicara walaupun dengan sedikit tergagap.

 

"Ya? Kenapa? Kau mau memberiku jawaban?" tebak Taecyeon. 

 

"Y-ya." Junho kembali tergagap. Ia menunduk, tak berani melihat wajah Taecyeon.

 

"Lalu? Apa jawabanmu?" Taecyeon masih saja bersabar menunggu jawaban Junho.

 

"Ah, i-itu... A-aku..." kegagapan Junho bahkan semakin bertambah parah sekarang.

 

"Aku?"

 

"Maaf hyung." Junho mengatakannya dengan nada yang sangat lirih masih tetap dengan menundukkan kepalanya. Tapi Taecyeon masih bisa menangkap apa yang dikatakan Junho.

 

Taecyeon menepuk puncak kepala Junho pelan. Ia tersenyum sebelum berkata, "tidak apa-apa Junho, kau tidak perlu merasa bersalah. Bukankah aku sudah mengatakannya padamu kalau aku menerima semua keputusanmu?" Taecyeon tersenyum saat Junho mendongak, menatapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

 

"Maafkan aku hyung." Junho memeluk tubuh Taecyeon dan menangis di dadanya. Taecyeon membalas pelukan Junho dan mengusap puncak kepalanya pelan, mencoba menenangkan.

 

"Aku tidak apa-apa Junho. Kenapa kau menangis seperti ini? Kau terlihat seperti perempuan cengeng sekarang." Taecyeon terkekeh mendengar ucapannya sendiri. Tapi Junho malah menangis semakin kencang di dada Taecyeon.

 

Junho melepaskan pelukan Taecyeon saat ia merasa sudah mulai tenang. "Aku bukan perempuan hyung! Dan aku juga tidak cengeng!" Junho memprotes dengan bibir mengerucut lucu pada Taecyeon, yang membuatnya semakin terkekeh melihat ekspresi unik Junho. 

 

Air mata masih terlihat menggenang di pelupuk mata Junho. Taecyeon mengusap pipi Junho untuk menghapus sisa-sisa air mata yang mulai sedikit mengering di pipi Junho.

 

"Jadi, apa orang itu Chansung?" tanya Taecyeon tiba-tiba.

 

"Apa maksudmu hyung?" tanya Junho tidak mengerti.

 

"Orang yang berhasil merebut hatimu dan mengalahkanku." mata Junho sontak melebar mendengar pekataan Taecyeon. Ia sama sekali tidak menyangka Taecyeon akan mengetahui hal itu.

 

"Bagaimana-"

 

"Aku bisa tahu?" potong Taecyeon sebelum Junho berhasil menyelesaikan kalimatnya.

 

Junho hanya mengangguk dan memberikan pandangan penuh tanda tanya pada Taecyeon, yang hanya membuat Taecyeon kembali terkekeh melihat ekspresi Junho. Menurut Taecyeon, Junho terlihat sangat imut saat seperti itu.

 

"Aku tak sengaja mendengar pernyataan cinta Chansung waktu itu Junho." mata Junho kembali melebar, kaget mendengar penjelasan Taecyeon. "Aku sedang berjalan di dekat lapangan basket untuk memanggil temanku yang sedang berada di sekitar sana. Dan tanpa sengaja aku mendengar Chansung menyatakan perasaannya padamu. Aku sempat merasa iri padanya waktu itu, karena Chansung memiliki keberanian untuk mengatakan perasaannya langsung padamu. Tidak sepertiku yang pengecut ini." Taecyeon memelankan suaranya pada kalimat terakhir, namun masih bisa terdengar oleh Junho.

 

"Kau bukan pengecut hyung. Kau benar-benar laki-laki sejati. Kau menerima apapun keputusanku dengan lapang dada. Itu adalah sikap seorang laki-laki sejati hyung." Junho membesarkan hati Taecyeon, membuat Taecyeon tersenyum mendengar kata-katanya.

 

"Terima kasih Junho. Aku merelakanmu. Pergilah pada orang yang memang dipilih oleh hatimu. Aku bahagia melihatmu bahagia Junho." Taecyeon tersenyum tulus pada Junho. Junho membalasnya dengan sebuah pelukan hangat sebelum ia berbalik dan melangkah pergi meninggalkan Taecyeon, yang tanpa Junho sadari sebulir air mata jatuh di pipi Taecyeon.

~2PM~

Junho meletakkan dua buah voucher es krim gratis dihadapan Chansung yang sedang serius membaca sebuah buku tebal, entah tentang apa, di bangkunya.   "Apa ini?" Chansung menatap Junho dan voucher itu bergantian.   "Ini voucher es krim Chan, apa kau tidak bisa membacanya?" Junho memutar bola matanya.   "Aku tahu Junho, tapi untuk apa? Kenapa kau meletakkannya dihadapanku?" Chansung menatap Junho dengan tatapan bertanya.   "Jadi kau tidak mau? Ya sudah, aku buang saja ke tempat sampah!" Junho berpura-pura kesal, mengambil voucher itu dan bersiap membuangnya ke tempat sampah.   "Hei, t-tunggu Junho, bukan itu maksudku." Chansung memegang lengan Junho, mencegah Junho beranjak dari hadapannya untuk membuang voucher itu. Senyum kemenangan terbit di bibir Junho.   "Jadi? Kita pergi setelah pulang sekolah?" tanya Junho, yang dibalas Chansung dengan anggukan.   ~2PM~   Junho menyantap es krimnya dengan antusias, hingga mulutnya sedikit belepotan. Chansung yang melihat itu hanya terkekeh geli. Ia mengambil tissue dan menyapukan tissue itu ke sudut bibir Junho. Matanya terfokus pada bibir penuh Junho yang berwarna pink alami itu. Ia membayangkan bagaimana rasanya kalau ia bisa menyentuh bibir itu dengan bibirnya sendiri. Chansung menggelengkan kepalanya, mencoba melenyapkan fikiran kotornya.   "Terima kasih Chan." Junho tersenyum atas perlakuan manis Chansung padanya.   "Tidak masalah." Chansung balas tersenyum pada Junho. Dan lagi-lagi, jantung Junho berdegup tak karuan hanya karena melihat senyum Chansung.   "C-chan." Junho sedikit tergagap saat memanggil nama Chansung. Ia memutuskan untuk menjalankan rencananya sekarang. Ia memang mengajak Chansung makan es krim dengan alasan mendapat voucher gratis, yang sebenarnya ia curi dari meja belajar Wooyoung semalam, agar ia bisa memberi jawaban atas pernyataan cinta Chansung waktu itu.   "Ya? Ada apa Junho-ya?"   "Mengenai penyataanmu waktu itu, a-aku..." Junho menggantung kalimatnya, ia terlalu malu untuk mengatakannya.   "Y-ya?" Chansung juga ikut tergagap. Ia jadi sangat gugup sekarang. 'Kenapa Junho tiba-tiba membahas tentang itu?' tanyanya dalam hati.   "Aku menerimamu Chan! Aku mau menjadi kekasihmu!" Junho mengatakannya dengan satu tarikan nafas, sama seperti saat Chansung menyatakan perasaannya dulu.   Chansung hanya bisa menganga tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Bahkan ia menjatuhkan sendok es krimnya ke lantai. "K-kau tidak sedang bercanda kan Junho?"   "Tentu saja aku tidak bercanda Chan!" Junho merasa kesal karena pertanyaan Chansung. Bisa-bisanya laki-laki dihadapannya ini menganggapnya sedang bercanda.   Chansung tersenyum lebar mendengar jawaban Junho. Ia merasa sangat bahagia sekarang. Senyum tak kalah lebar juga terlihat menghiasi wajah tampan Junho. Ia merasakan kebahagiaan yang sama dengan yang dirasakan Chansung sekarang.   ~2PM~   Lima hari telah berlalu sejak Junho dan Chansung resmi menjadi pasangan kekasih. Gosip tentang mereka yang berpacaran sudah menyebar keseluruh penjuru sekolah. Ada yang menanggapinya dengan kaget, tidak percaya, dan iri. Tapi tak sedikit pula dari mereka yang mencibir. Mereka mengatakan kalau Chansung sama sekali tidak cocok bersanding dengan Junho. Junho adalah salah satu siswa populer di sekolah itu, sedangkan Chansung hanya seorang kutu buku berpenamilan culun yang memakai kacamata tebal. Junho sempat geram dan berniat melabrak orang-orang yang menghina Chansung, tapi Chansung menghentikannya karena tak mau Junho terlibat masalah nantinya.   Akhir-akhir ini Chansung juga sudah tidak pernah lagi mendapat tindak pembullyan. Jinwoon dan Jookwon menepati janji mereka untuk tidak pernah menganggunya ataupun meminta uang sakunya lagi.   Hari ini, Junho dan Chansung berencana untuk pergi ke salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Busan setelah mereka pulang sekolah nanti. Junho bertekad untuk mengubah penampilan Chansung. Awalnya Chansung menolak keinginan Junho. Bahkan ia menuduh Junho malu dengan penampilan kekasihnya yang terlihat culun. Tapi Junho segera menepis tuduhan Chansung. Ia hanya tidak ingin orang-orang melihat Chansung dengan sebelah mata karena penampilannya.   Jadi disinilah mereka sekarang, di salah satu salon pria terbaik di Busan. Junho meminta penata rambut untuk mengubah gaya rambut Chansung yang terlihat seperti orang tua.   Lama Junho menunggu, hingga ia ketiduran di salah satu kursi yang memang disediakan untuk menunggu. Seorang karyawan salon membangunkan Junho. Junho segera berdiri dari duduknya saat melihat orang yang ada di hadapannya. Ia melihat seorang laki-laki dengan rambut coklat gelap berdiri di hadapannya. Gaya rambutnya dibuat sedikit tak beraturan dengan poni menutupi dahi dan alisnya.    "Kau benar-benar tampan Chan!" Junho berseru senang. Ia segera menghampiri Chansung dan berputar mengelilingi tubuh laki-laki berwajah italian itu. "Tapi tunggu dulu. Kau harus melepaskan ini Chan!" Junho melepas kacamata tebal yang masih bertengger di hidung mancung Chansung.   "Hei, jangan Junho-ya! Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Kembalikan!" Chansung mencoba meraih kacamatanya yang dibawa oleh Junho walau pandangannya sedikit berbayang.   "Tidak Chan, kau lebih tampan kalau seperti ini." Junho berkelit menghindari Chansung yang akan meraih kaca matanya. "Ah! Bagaimana kalau kita ke optik sekarang? Kau bisa membeli kontak lens disana, agar kau tidak perlu lagi menggunakan kaca mata tebal ini." Junho menjentikkan jarinya, senang mendapat ide bagus tersebut.   Mereka berdua akhirnya pergi ke optik membeli kontak lens untuk Chansung. Setelah itu mereka melanjutkan berkeliling ke toko-toko pakaian untuk memilih pakaian yang cocok untuk penampilan baru Chansung.   Kini mereka sedang beristirahat di salah satu restoran cepat saji. Berkeliling di pusat perbelanjaan benar-benar menguras tenaga mereka. Junho jadi merasa heran, bagaimana bisa para perempuan betah mengelilingi pusat perbelanjaan selama seharian penuh hanya untuk mendapatkan barang yang sesuai dengan keinginan mereka. 'Dari mana energi mereka berasal?' Pikir Junho.   "Kau tidak lapar Chan? Kenapa makananmu tidak kau makan?" tanya Junho sembari menggigit hamburgernya dengan gigitan besar. Ia benar-benar merasa sangat kelaparan sekarang.   "Aku tidak nyaman dengan tatapan orang-orang Junho. Mereka terus memandangiku." Chansung berkata dengan nada pelan, namun masih bisa didengar oleh Junho.   "Mereka memandangimu karena kau tampan Chan. Mereka terpesona padamu." Junho tersenyum menanggapi perkataan Chansung. Ia berpikir Chansung benar-benar anak yang polos. "Sudah, makan saja makananmu Channie."   "C-Chanie?" Chansung merona mendengar nama panggilan baru untuknya dari Junho.   "Kenapa? Aku tak boleh memanggilmu begitu?" Junho menatap Chansung dengan ekspresi cemberut, membuat Chansung sedikit panik dibuatnya.   "T-tidak, sama sekali tidak Junho-ya. A-aku hanya..." Chansung menggantung kalimatnya, tidak tahu harus berkata apa.   "Kau juga bisa memanggilku Nuneo kalau kau mau." Junho tersenyum kearah Chansung.   "Nu-nuneo?" Chansung bertanya dengan ragu, yang dibalas anggukan antusias oleh Junho.   "Mulai sekarang kau harus memanggilku Nuneo, dan aku akan memanggilmu Chanie. Bagaimana?" Junho menaik turunkan alisnya sembari memberi senyum terbaiknya.   "Baiklah Nuneo, lagipula Chanie terdengar imut, sama sepertiku." Chansung terlihat mulai terbiasa dengan nama panggilan baru mereka masing-masing.   Junho hanya tertawa mendengar kelakar Chansung, "kau percaya diri sekali beruang besar!"   ~2PM~   Keesokan harinya, Junho melangkah bersama Chansung memasuki gerbang sekolah. Semenjak mereka berdua resmi menjadi sepasang kekasih, mereka memang setiap hari berangkat sekolah bersama.
Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
brat2104 #1
Chapter 10: Terbaik author nim
eyessmile14
#2
Chapter 11: Wah ternyata aku pernah subscribe fic ini tp kelupaan belum sempt selesain baca dan komen juga, mianhae authornim *bungkukbungkuk

First of all, I would like to say.. I REALLY LOVE THIS FIC.
Bhak, sering banget baca ff yg model beginian tp aku tak bisa memungkiri kalau aku suka sama fic ini. Kkkk.
Pertama kali yg terlintas saat baca judulnya kirain genrenya fantasi gitu. Ada pria dari masa lalu terus datang ke masa depan buat nyelamatain sesuatu atau apakah hahaha ternyata aku salah ._.
Dan jujur author ovy, yg bikin aku suka baca fic2 author itu karena aku suka ide ide ceritanya dan bahasa yg digunakan enak banget, mudah dipahami lah pokoknya. Aku suka XD
dehana
#3
Chapter 11: Mesum sum sum sum sum hahaha, thornim chan dikasih makan apa sampe mesum begitu aduuhh, suka banget sama epilognya, meskipun gagal dapet taecho di cerita ini tapi endingnya yg sweet memuaskan hati. See you in the next story thornim
cutiechim #4
Chapter 11: Keren epilognya
Happy ending dan hot tentunya
Chansung ma nichkhun kelewat mesum haha
vargaskey #5
Chapter 11: Akhirnya semua couple bahagia ;D
oryzanaranatha #6
Chapter 11: Yeaaaaayyyy,,epilog nya dataaaaang,,
Eih,seme2 nya ini pada mesum akut,kcuali taec oppa,kalem bgd disini,gag ikutan mesum jg kayak khunnie oppa & channie oppa,,,
Hehe,,
Seneng,karna smw couple nya bahagia,,
Di tunggu FF lainnya yaaaaa,,,
FIGHTIIIIIIIING....!!!!!!!
DityaHwang #7
Chapter 11: Waaahh... epilognya keren, akhirnya semuanya bahagia... chansung ert bgt tp gpp yg pntg smua bahagiaaa...
Nunneo74
#8
Chapter 11: keluarga mesum..!!!
buahahahaha ..
panas butuh kipas..!!
dhe_dorayaki
#9
Chapter 11: huaaa .. akhir nya epilogue nya di update .. hooot ah..!!