Chapter 4

Man From the Past
Please Subscribe to read the full chapter

Seorang laki-laki bermata sipit tengah menaiki sebuah tangga kecil yang memang disediakan di perpustakaan kampus untuk mengambil buku buku yang diletakkan di rak yang tinggi. Laki-laki bernama Junho itu mencoba meraih sebuah buku yang terletak di deretan rak paling atas. Ia sudah berjinjit agar lebih tinggi, tapi tetap saja buku itu tak terjangkau oleh tangannya. Hingga akhirnya ia limbung karena kehilangan keseimbangan, dan hampir saja jatuh ke lantai kalau saja tak ada sepasang tangan kekar yang melingkari pinggangnya, mencegah ia jatuh menghantam lantai perpustakaan yang dingin. 

 

Junho mendongak untuk melihat siapakah orang baik hati yang telah menolongnya. Seketika wajahnya merona, bahkan telinganya ikut memerah, tatkala ia bertemu pandang dengan orang yang telah menolongnya.

 

"C-chansung-shi?" Junho segera melepaskan diri, dan menunduk menatap lantai karena tak ingin Chansung melihat wajahnya yang memerah.

 

"Kau baik-baik saja Junho-shi? Apa ada yang terluka?" tanya Chansung khawatir karena dilihatnya Junho hanya menunduk dari tadi. 

 

"Aku baik-baik saja Chansung-shi." Junho menjawab sambil tetap menunduk. Membuat Chansung tidak bisa melihat wajahnya yang semakin memerah.

 

"Tapi kenapa kau terus menunduk? Kau yakin tidak apa-apa? Apa kau merasa sakit? Atau aku antar saja kau keruang kesehatan?" nada khawatir jelas terdengar dari setiap pertanyaan Chansung.

 

"Tidak perlu Chansung-shi. Aku sama sekali tidak terluka. Aku benar-benar baik-baik saja." Junho segera mendongak dan menggelengkan kepalanya. Ia bahkan menggerakkan telapak tangannnya kekanan dan kekiri untuk menunjukkan kalau ia memang benar-benar baik-baik saja.

 

Chansung terkekeh saat melihat reaksi Junho, membuat Junho memandang Chansung tidak mengerti. "Aku percaya padamu Junho." Entah sejak kapan Chansung telah menanggalkan embel-embel -shi dari nama Junho. Ia hanya ingin merasa lebih dekat dengan Junho. Junho kembali merona karena menyadari sikapnya sendiri yang sangat berlebihan. Entah mengapa setiap ia berada di dekat Chansung, ia tidak bisa bersikap normal seperti biasanya.

 

"Ehm." Junho sedikit berdehem untuk menghilangkan kegugupannya. "Terimakasih atas pertolonganmu Chansung-shi."

 

"Hanya terimakasih?" pertanyaan Chansung dibalas dengan tatapan tidak mengerti oleh Junho. "Setidaknya traktir aku sesuatu Junho-ya."

 

"J-junho-ya?" Junho benar-benar terkejut dengan nama panggilan yang diucapkan Chansung barusan. Ia juga sedikit merona karena Chansung memanggilnya dengan lembut, dan disertai senyum manis yang sangat disukai Junho. 

 

"Apa tidak boleh aku memanggilmu begitu? Kau juga bisa memanggilku Chansung-ie atau Chanie. Bukankah kita sudah cukup dekat untuk memanggil satu sama lain seperti itu?" senyum lebar mengakhiri pertanyaan Chansung.

 

"A-ah, ya. Mungkin kau benar." Junho hanya bisa tergagap mengiyakan pertanyaan Chansung.

 

"Nah, sekarang panggil namaku Junho-ya." perintah Chansung.

 

"Baiklah. C-chanie." Junho kembali menunduk menyembunyikan pipinya yang lagi-lagi merona.

 

..."mulai sekarang kau harus memanggilku Nuneo, dan aku akan memanggilmu Chanie. Bagaimana?"...

 

..."baiklah Nuneo, lagipula Chanie terdengar imut, sama sepertiku."...

 

..."kau percaya diri sekali beruang besar!"...

 

"Junho-ya? Kau tidak apa-apa? Apa kau merasa sakit karena jatuh dari tangga tadi?" Chansung yang melihat Junho terus menunduk akhirnya merasa khawatir. Ia bahkan sedikit mengguncang bahu Junho.

 

"A-ah! Aku baik-baik saja Chanie." walau mengatakan baik-baik saja, tapi raut wajah Junho seperti menyiratkan sebaliknya. Sorot matanya terlihat kosong. Ia memikirkan apa yang baru saja terjadi. Ia melihat bayangan dirinya sendiri bersama Chansung di dalam pikirannya. Seperti de-javu, ia seperti pernah mengalami hal ini sebelumnya bersama Chansung. Tapi ia yakin ini baru pertama kalinya ia mengalami kejadian ini. 

 

"Kau yakin?" Chansung masih ragu dengan perkataan Junho. 

 

" Sungguh, aku tidak apa-apa Chanie." Junho berusaha meyakinkan Chansung setelah ia sadar dari lamunannya. Ia menampilkan eye smilenya yang biasa.

 

"Baiklah kalau begitu." Chansung mencoba mengabaikan kekhawatirannya, saat ia melihat senyuman bulan sabit Junho. "Apa kau masih ada mata kuliah setelah ini Junho-ya?"

 

"Tidak. Memangnya kenapa?"

 

 "Bagaimana kalau kita ke kedai es krim di depan kampus. Kau tak melupakan janjimu untuk mentraktirku sebagai ucapan terimakasihmu kan Junho-ya?"

 

"Memangnya siapa yang berjanji? Aku bahkan belum menyetujuinya tadi." Junho mengerucutkan bibirnya kesal. 'Seenaknya saja orang ini', pikirnya jengkel. Junho bahkan sempat berpikir kalau Chansung sengaja menolongnya agar ia mendapat imbalan.

 

Chansung terkekeh melihat ekspresi Junho. "Aku hanya bercanda Junho-ya. Aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama denganmu. Bagaimana kalau kita mengobrol di kedai es krim depan kampus saja agar lebih leluasa?"

 

Junho sempat merona malu. Ia jadi merasa sedikit bersalah karena ia sempat menuduh Chansung yang macam-macam. "Baiklah." jawabnya akhirnya.

 

Mereka berdua akhirnya berdiri, karena sejak Junho jatuh tadi, mereka mengobrol dalam posisi Junho duduk dan Chansung berjongkok didepannya. Mereka berjalan meninggalkan perpustakaan menuju kedai es krim di depan kampus mereka.

 

~2PM~

  Nichkhun mengemudikan sport car hitamnya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan kota Seoul yang sedikit padat siang ini. Tangan kirinya memegang kemudi, sedangkan tangan kanannya digenggam erat oleh seorang laki-laki berpipi chuby yang tak lain adalah kekasihnya, Lee Woyoung. Sesekali Nichkhun menoleh hanya untuk melihat senyum manis Wooyoung yang akan dibalasnya pula dengan senyuman yang tak kalah manis.     "Khunie hyung, aku ingin makan es krim." Wooyoung berkata dengan manja, tanpa melepaskan tatapannya dari laki-laki yang sangat dicintainya itu.     "Baiklah, kita akan mampir di kedai es krim dekat studiomu, bagaimana?" tawar Nichkhun.     "Tapi aku sedang ingin makan es krim yang dijual di kedai es krim depan kampusku hyung." Wooyoung masih mempertahankan nada manjanya.     "Tapi kita sudah lebih dari setengah jalan sampai ke studiomu chagy. Kita makan es krim di kedai es krim dekat studio saja ya?" Nichkhun mencoba membujuk dengan nada bicara yang dibuat selembut mungkin.     "Tidak mau! Pokoknya aku mau es krim yang di depan kampusku!" Wooyoung bersikukuh dengan kemauannya. Ia melepaskan genggamannya pada tangan Nichkhun, dan kemudian melipat tangannya di depan dada. Ia bahkan mengalihkan pandangannya kearah lain sambil mengerucutkan bibirnya, kesal.     "Baiklah. Baiklah. Kita akan kembali." akhirnya Nichkhun mengalah. Ia tahu kalau ia tak mau menuruti permintaan kekasihnya, ia akan didiamkan oleh laki-laki berpipi chuby itu hingga beberapa hari kedepan. Wooyoung memang sangat manja, dan Nichkhun sangat tahu itu. Sifat manja dan kekanakan Wooyoung timbul karena perlakuan orangtuanya yang selalu memanjakannya sejak ia kecil. Bahkan Junho yang notabene adalah adiknya, juga turut serta memanjakannya. Ia selalu pendapat perlakuan yang istimewa dari kedua orang tuanya dan juga Junho karena keadaan tubuhnya yang lemah akibat penyakitnya. Maka dari itu sifat manja dan kekanakan itu masih terbawa sampai sekarang, karena Junho juga masih sering memanjakan Wooyoung sampai sekarang. Ditambah dengan Nichkhun yang akan menggantikan peran Junho memanjakan Wooyoung kalau Junho sedang tak ada disamping Wooyoung.     Senyum sumringah segera terbit di bibir Wooyoung sesaat setelah ia menden
Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
brat2104 #1
Chapter 10: Terbaik author nim
eyessmile14
#2
Chapter 11: Wah ternyata aku pernah subscribe fic ini tp kelupaan belum sempt selesain baca dan komen juga, mianhae authornim *bungkukbungkuk

First of all, I would like to say.. I REALLY LOVE THIS FIC.
Bhak, sering banget baca ff yg model beginian tp aku tak bisa memungkiri kalau aku suka sama fic ini. Kkkk.
Pertama kali yg terlintas saat baca judulnya kirain genrenya fantasi gitu. Ada pria dari masa lalu terus datang ke masa depan buat nyelamatain sesuatu atau apakah hahaha ternyata aku salah ._.
Dan jujur author ovy, yg bikin aku suka baca fic2 author itu karena aku suka ide ide ceritanya dan bahasa yg digunakan enak banget, mudah dipahami lah pokoknya. Aku suka XD
dehana
#3
Chapter 11: Mesum sum sum sum sum hahaha, thornim chan dikasih makan apa sampe mesum begitu aduuhh, suka banget sama epilognya, meskipun gagal dapet taecho di cerita ini tapi endingnya yg sweet memuaskan hati. See you in the next story thornim
cutiechim #4
Chapter 11: Keren epilognya
Happy ending dan hot tentunya
Chansung ma nichkhun kelewat mesum haha
vargaskey #5
Chapter 11: Akhirnya semua couple bahagia ;D
oryzanaranatha #6
Chapter 11: Yeaaaaayyyy,,epilog nya dataaaaang,,
Eih,seme2 nya ini pada mesum akut,kcuali taec oppa,kalem bgd disini,gag ikutan mesum jg kayak khunnie oppa & channie oppa,,,
Hehe,,
Seneng,karna smw couple nya bahagia,,
Di tunggu FF lainnya yaaaaa,,,
FIGHTIIIIIIIING....!!!!!!!
DityaHwang #7
Chapter 11: Waaahh... epilognya keren, akhirnya semuanya bahagia... chansung ert bgt tp gpp yg pntg smua bahagiaaa...
Nunneo74
#8
Chapter 11: keluarga mesum..!!!
buahahahaha ..
panas butuh kipas..!!
dhe_dorayaki
#9
Chapter 11: huaaa .. akhir nya epilogue nya di update .. hooot ah..!!