Chapter #5

Vector of Fate
Please log in to read the full chapter

#5

 

Hujan.

Rahee melirik ke arah jendela di seberang tempat duduknya, baru terhitung sekitar dua jam sejak bel masuk berbunyi, tadi pagi matahari bersinar begitu cerah tapi mendadak mulai mendung dan sekarang hujan turun deras sekali. Song Rahee sudah berusaha fokus pada guru yang masih setia menjelaskan panjang lebar materi Matematika di pertemuan kedua dengan muris-muris kelas 1-C, tapi mata Rahee benar-benar terasa berat sekaligus menolak untuk terus-terusan menatap papan tulis.

Memang pada dasarnya dia benar-benar tidak suka Matematika, tidak hanya Matematika tapi juga pelajaran lain yang dipenuhi angka-angka dan rumus. Ketidaksukaan itu ditambah dengan keadaannya sekarang yang sedikit kurang tidur gara-gara semalam berkutat dengan novelnya. Dia sudah meyakinkan diri sendiri untuk tidur tiap melirik jam dinding kamarnya, tapi hal itu langsung terabaikan saat matanya menatap buku kembali, berhubung itu juga pertama kalinya dia membaca The ABC Murders milik Agatha Christie.

Bukan hal yang bagus kalau seorang siswi baru sepertinya ketahuan tidur saat pelajaran, jadi untuk mengusir rasa kantuk Rahee memilih memandangi hujan di luar jendela. Sebenarnya dia suka suasana saat hujan deras seperti ini, yang penting dia tidak terancam kebasahan maka dia suka-suka saja (?)

Sambil melamunkan cerita yang ia baca semalam, Rahee mendadak bertanya-tanya apa hanya dia yang tidak memperhatikan guru saat ini? Yah, tidak juga sih, hal yang lumrah bagi remaja sekarang untuk tidak menyukai Matematika jadi jika dilihat baik-baik cukup banyak juga murid di kelas 1-C yang mengacuhkan penjelasan guru mereka, ada pula yang mendengarkan tapi masuk telinga kanan-keluar telinga kiri.

Posisi bangku Rahee ada di deretan yang paling dekat dengan pintu, dimana terdapat jendela memanjang di dinding yang membatasi kelas itu dengan koridor. Jendela itu adalah jenis jendela besar yang sangat panjang, membuatmu bisa melihat dengan jelas koridor di luar begitupun orang di luar bisa melihat dengan jelas kedalam kelas, panjangnya mulai dari bangku terdepan yang ditempati Jungkook tepat di depan Rahee sampai ke bangku paling belakang.

Rahee tiba-tiba menyadari kalau dia bisa lebih leluasa memandang hujan dari jendela yang berada di koridor, lagipula tidak akan ada yang lewat di jam-jam pelajaran seperti ini kecuali satu-dua orang guru.

Dia baru saja menoleh ke arah jendela di sampingnya ketika seseorang lewat di koridor. Matanya membulat, dia mengenali orang itu. Rambut pirang dan mata segaris, tidak salah lagi itu adalah lelaki yang ditabraknya tiga hari lalu, lelaki yang Rahee beri minuman karena dia sedang cegukan.

 

Entah sudah berapa banyak cuilan penghapus yang melayang ke arah Jimin, dia sudah berusaha bersikap cuek walaupun sebenarnya tahu betul kalau orang yang melempar cuilan-cuilan itu adalah Kim Taehyung. Temannya itu duduk dua bangku di sebelah kanannya, entah terlalu bosan atau apa dia tidak bisa berhenti mencuil karet penghapusnya lalu melemparnya ke arah Jimin, hanya ke arah Park Jimin.

Fakta itu sedikit membuat Jimin kesal, diantara semua orang di kelas kenapa harus Jimin? Memang dia sedikit bersyukur karena Taehyung tidak melemparnya ke arah Hoseok, benar-benar tidak lucu kalau Hoseok marah-marah disaat seperti ini. Dalam hati dia heran apakah penghapus-penghapus itu tidak mengenai Park Choonhee yang duduk diantara mereka berdua.

Sebagai manusia normal, kesabaran Jimin lama-kelamaan menipis. Awalnya memang dia tidak begitu peduli, masih berusaha memperhatikan gurunya menulis rumus Matematika di papan tulis, seiring berjalannya waktu semakin banyak potongan-potongan kecil yang melayang mengenai seluruh tubuh Jimin. Tepat saat salah satunya mengenai mata Jimin, dia melirik tajam pada Taehyung, membuat lelaki itu sedikit bergidik dan menghentikan kegiatannya memotong-motong karet penghapus dengan penggaris besi.

Jimin bisa sedikit tenang karena setelah itu hujan penghapus tergantikan oleh hujan nyata yang bisa dia lihat di luar jendela, hujan begitu deras sampai-sampai guru Matematika mereka menyuruh Namjoon yang duduk di bangku belakang menutup satu-satunya jendela yang terbuka di dekat tempat duduknya.

Saat itulah Jimin melihatnya, dia adalah salah satu murid kelas lain yang berteman lumayan baik dengan Jimin setelah mereka berkenalan di Klub Dance. Namanya Kwon Soonyoung. Lelaki itu melewati koridor membawa setumpuk kertas, sepertinya dia dimintai tolong oleh guru. Dia menyadari tatapan Jimin lalu menoleh dan tersenyum senang sambil melambaikan salah satu tangannya, Jimin membalas lambaian itu saat mendadak Soonyoung berhenti. Awalnya Jimin mengira temannya itu ingin mengatakan sesuatu yang penting padanya, tapi yang dilakukannya hanyalah diam di tempat.

Jimin memutuskan untuk mengikuti arah pandangan Soonyoung, mata lelaki itu melekat pada sosok perempuan yang duduk di sebelah Jimin, Song Rahee. Sementara Soonyoung masih tidak berkutik, Rahee sendiri sibuk melamun, melihat kedua orang itu membuat otak Jimin berputar, apa mereka saling kenal? Sesaat kemudian entah tersadar dari lamunannya atau memang merasa sedang diperhatikan, Rahee menoleh ke arah koridor dimana Soonyoung sontan tersentak dan mengalihkan pandangannya.

Soonyoung kembali berjalan, dan sekarang giliran Rahee yang tidak melepaskan pandangannya pada Soonyoung sampai sosok lelaki itu tidak terlihat lagi. Menarik sekali..

 

 

“Aku ingin pelajaran di luaaarr~” Terdengar rajukan Park Choonhee yang kemudian membenamkan kepalanya di meja perpustakaan.

Jin hanya bisa tersenyum sambil membolak-balik buku yang baru saja dia ambil dari rak. “Mau bagaimana lagi, di luar sedang hujan jadi pelajaran Biologi kita hari ini diganti ke perpustakaan.”

Setelah istirahat makan siang kelas 1-C seharusnya melangsungkan pelajaran Biologi outdoor, tapi dikarenakan hujan deras yang masih belum reda mengharuskan mereka tetap di dalam ruangan, walaupun itu berarti mereka berpindah kelas ke perpustakaan karena guru Biologi bersikeras ingin membuat suasana baru. Setidaknya itu sedikit menyenangkan beberapa murid yang bosan berada di kelas.

Yang mereka lakukan disana adalah merangkum materi yang bisa mereka cari di deretan buku-buku perpustakaan, dan sebelum itu guru sudah membagi mereka menjadi empat kelompok sesuai deretan bangku di kelas. Masing-masing kelompok sudah diberi materi sendiri, karena guru Biologi juga menjabat sebagai kepala bagian fasilitas beliau izin untuk mengurus beberapa masalah yang mungkin terjadi karena hujan deras hari itu, para murid kelas 1-C berada dalam pengawasan penjaga perpustakaan.

Suara hujan benar-benar tidak terdengar karena ruangan itu difasilitasi dengan peredam suara, tapi Hwarin masih bisa melihat langit yang benar-benar gelap dan air yang seolah tumpak dari atas sana saat dia menoleh keluar jendela disela-sela pencarian bukunya. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, teman-teman satu kelompoknya juga sibuk mencari buku, namun mulut mereka yang tidak bisa berhenti mengoceh membuat Hwarin mengerutkan dahinya. Kim Taehyung, Kim Namjoon dan Min Yoongi benar-benar tiga lelaki yang banyak omong.

“Setelah ini apa aku boleh ke rak bagian astronomi?”

Yoongi mendecak mendengar pertanyaan Taehyung. “Yang penting selesaikan dulu tugasmu.”

Itu bukan jawaban yang dilontarkan dengan nada ceria ataupun ramah, tapi sukses membuat Taehyung semakin semangat mencari buku, hanya saja celotehannya tetap belum bisa berhenti. “Sebenarnya beberapa hari lalu aku sudah meminjam buku bagus tentang rasi Ophiucus pada salah satu seniorku di klub, isinya benar-benar bagus dan akurat, aku sampai takut tidak akan mendapat buku sebagus itu lagi. Tapi saat kubaca di internet―”

Namjoon dan Yoongi sudah mengenal Kim Taehyung dengan baik, daripada memberi jawaban atas topik pembicaraan Taehyung yang sulit dimengerti mereka lebih memilih untuk pura-pura mendengarkan padahal sebenarnya mereka sibuk berbicara sendiri.

“Jadi bagaimana perkembangan lirikmu?”

Namjoon menghela nafas panjang, sebenarnya ini bukan topik yang sedang ingin dibicarakannya. “Entahlah, inspirasiku menghilang entah kemana.”

“Tumben sekali.” Yoongi menaikkan sebelah alisnya, yang hanya dibalas Namjoon dengan mengangkat bahu. Tanpa sadar obrolan singkat mereka telah didengar oleh Lee Hwarin, yang sekarang sedang kaget dalam diam /apa/ Mendengar kata ‘lirik’ membuat perempuan itu terkejut, tentu saja benar-benar terkejut.

Selagi Hwarin tenggelam dalam pikirannya, Yoongi memutuskan untuk pergi mencari di rak buku lain diikuti Taehyung tapi diam-diam lelaki itu berbelok ke arah rak astronomi. Saat Hwarin tersadar tau-tau saja Namjoon sudah ada di sebelahnya, berjongkok mengamati satu-persatu buku tanpa ada yang luput dari pandangannya. Tangannya meraih sebuah buku dengan judul panjang berembel-embel ‘SAINS’, membuat Hwarin spontan bertanya. “Oh kau sudah menemukan satu?”

Lelaki itu berdiri dan mengangguk. “Bagaimana denganmu?”

Sebenarnya Hwarin sudah menemukan sebuah buku sejak Taehyung mulai membicarakan tentang Ophiucus tadi, tapi niatnya untuk kembali ke meja kelompoknya teralihkan saat mendengar percakapan Namjoon dan Yoongi. Dengan sedikit gugup dia mengiyakan pertanyaan Namjoon sambil memperlihatkan buku yang ada di tangannya.

“Boleh kulihat dulu?” Tanya Namjoon, tapi sebelum Hwarin menjawab dia sudah mengambil buku itu lalu membuka halaman dimana tertera daftar isi.

Tak lama kemudian dia menutup buku itu dan berkata, “Materi yang ditulis disini sama seperti yang ada di buku milikku, kau tidak keberatan kan kalau kita mencari buku lain? Kurasa sia-sia saja memilih dua buku berbeda tapi isinya sama.”

Hwarin sempat tertegun tapi cepat-cepat mengangguk, setelah itu Namjoon menanyakan dimana dia mengambil buku itu, dia menunjuk celah diantara deretan buku dan Namjoon segera menaruh kembali buku tadi di tempatnya. “Kali ini aku akan membantumu mencarinya.”

Keadaan kembali hening ketika mereka berdua kembali terlarut dalam kegiatan masing-masing. Di tengah keheningan itu tiba-tiba ponsel Hwarin menjerit nyaring menandakan ada telepon masuk, gadis itu gelagapan karena takut ringtonenya terlalu keras, dia benar-benar lupa mengubah ponselnya menjadi keadaan silent tadi.

Namun sebelum Hwarin menggeser layar untuk mengangkat telepon Namjoon membuka mulut, menanyakan sesuatu yang membuat Hwarin bersyukur tetap menyalakan ringtonenya tadi. “Hwarin.. Kau suka hiphop?”

 

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
nsama48
hello. maaf karena selama ini menghilang:") cerita ini udah jalan dua tahun tapi belum tamat aja;;
aku baru update satu chapter (walau mungkin kalian udah lupa ceritanya gimana), please kindly say if you're expecting another new chapter! oh iya, mungkin cerita ini bakal kurombak sedikit.

Comments

You must be logged in to comment
CHANGBOOM_ #1
same
keyhobbs
#2
Chapter 15: Heeh?? Jadi itu bayangan d belakang kookie itu beneran??kira in aku mah itu cuman byangan tukang bersih2 yg lewat hehehe... Eh iya,kok Rahee kayak yg ngindarin hoshi gitu? Terus malah sama yoongi, ahh...kok aku gk rela ya klo Rahee sama yoongi jadinya-_- eh, jimin masih begitu ya?kenapa sih sebenernya?? Ayo Jimin daripada sakit hati mending sama aku aja jimin mah, d jamin gk bkalan sakit hati...hahaha:D btw, mana nih pasangan jhope-hyora? Kok gk keliatan?hihi^^
keyhobbs
#3
Chapter 14: Uwwah....maaaaaf...bru sempet buka aff lg!! Jadinya ketinggalan deh-_- tpi gak apa-apa ya,comment nya sekalian aja, chap 12 jujur aku bru ngeh klo kelas F yg namanya soon young tuh hoshi, maklum bru kenal seventeen baru2 ini, nah d sini agak bingung Rahee itu bkaln sama hoshi ataukah jimin?atau yoongi?entahlah aku pusing..hehe, chap 13 hyeso-jin jadian!!!ya ampun aku bener2 gk bisa berhenti senyam-senyum pas mereka makan rujak and berakhir dgn pengakuan jin ke hyeso, duh pengen juga:( and chap 14, aku makin bingung, jimin kenapa???kok bilang umurnya tinggal bentar? Terus terus itu hoseok sama si cewek nya bkal jadian kah? Nah, klo soal jieun, menurut pemikiranku sih, jaga2 klo choonhee sama chanyeol, nah jungkook bisa sama jieun ahaha:D mian kepanjangan....
keyhobbs
#4
Chapter 11: whaha! Bkalan ada pertunjukan BTS dong ya??ini mereka bertujuh mau tampil^^ humm~~jdi pengen nonton-_- eh?ada mark ya?wwoah apa hubungan taehyung bkalan baik2 aja ya? Eh...ada namaku hihi...jd terharu deh^^ aku bkalan lebih rajin komen deh hihi,.
keyhobbs
#5
Chapter 10: jjiah si hoseok ngeganggu aja:D oh ya ada nama mark tuan tuh,apa d chapter2 selanjutnya dia bkalan muncul?
keyhobbs
#6
Chapter 9: wwoahh double update!!!thanks a lot authornim!!!^^ I love you...ah ya, aku cemburu sama jin-hyeso...gimana ini???boleh gak aku aja yg jadi hyeso?ahaha:D haduhh taehyung udh ngambil start duluan tuh,kayaknya bentar lg yg lain bkalan nyusul..gak sabar deh nunggu yg lainnya hihi^^ semangat terus untuk the next chapter yo!^^
keyhobbs
#7
Chapter 7: salut sama hoseok.. Dia baik bnget nyerahin nmor yg dia dpet buat taehyung,^^