Chapter 2

Solace
Please Subscribe to read the full chapter

Tiga

Dua

Satu

Pukul 1 malam. Tidak ada tanda - tanda seseorang membuka pintu kayu itu. Bomi menghembuskan nafas panjang, sembari menatap pintu masuk rumah yang ia tinggali saat ini. Namun 3 menit kemudian, senyum tersirat di wajahnya. Hanya karena suara mobil yang familiar memasuki garasi rumah itu.

Namun senyum itu kembali memudar. Orang yang ia tunggu lagi - lagi datang bersama orang lain. Kali ini seorang laki - laki. Aroma alkohol yang kuat dapat tercium dari tubuh kedua insan tersebut. Dengan langkah sempoyongan, Chorong dan laki - laki tersebut memasuki rumah itu dan berjalan menuju kamar milik Chorong.

Kemudian air mata pun kembali membasahi pipi milik Bomi.

---

Sarapan.

Perlengkapan kerja.

Sprei.

Mengurusi ketiga hal itu di pagi hari bukanlah hal yang baru bagi Bomi. Namun tetap saja Ia masih perlu berusaha keras untuk melupakan rasa sakitnya saat mengganti sprei milik Chorong.

Hampir setiap hari.

Ia pernah berpikir untuk menyuruh Chorong berhenti melakukan hal ini. Tetapi pernah dalam suatu malam, Chorong meringkuk merintih kesakitan. Ia tidak bisa bertahan tanpa kenikmatan dari hal itu. Maka Ia- Yoon Bomi lebih baik membiarkan Chorong melakukan hal hina tersebut. Karena melihatnya tersiksa dengan rasa sakit lebih menyiksa dari apapun. Namun dengan hal itu, Ia pun bertanya - tanya.

Mengapa Ia tidak dapat menjadi seseorang yang memberikan kenikmatan itu? Mengapa Ia tidak bisa menyentuh tubuh wanita itu?

"Aku berangkat"

Chorong hanya membuka mulutnya untuk mengucapkan 2 kata tersebut. Tak kurang, tak lebih. Ia meninggalkan rumah tersebut setiap pukul 10 pagi, dan akan menginjakkan kakinya di rumah itu pukul 1 malam. Sewaktu - waktu Ia akan pulang pukul 11 malam. Dan itu berarti Ia tidak pergi mendatangi kelab malam itu. Tempat dimana Ia menemui Bomi dan membelinya.

Maka dari itu, setiap jam 10 dan jam 1 malam, Bomi selalu menghitung mundur waktu. Menunggu Chorong untuk pulang. Meski Ia tahu bahwa Ia berujung sakit melihat Chorong pulang bersama orang lain, namun setidaknya Ia dapat memastikan bahwa Chorong pulang dengan selamat.

13 jam berlalu, Bomi kembali menghitung mundur waktu. Ia bertingkah seperti anjing peliharaan yang menunggu majikannya untuk datang. Namun alangkah mengejutkannya Chorong datang dengan keadaan 100% sadar. Tidak mabuk, tanpa ada bau alkohol di tubuhnya.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
crbm9193
happy 30 subscibers!

Comments

You must be logged in to comment
Jun_2388 #1
Chapter 9: Anjir.... Mreka berdua mati?....
rin_dra88 #2
Chapter 9: Gfriend emng lucu thor.... coba aj jdi in cast... ntar gw baca kok... :v
rin_dra88 #3
Pembaca baru nih... izin baca ya.... kayanya bklan menarik nih cerita...
pabbochomi
#4
Chapter 9: Chomi ga memudar lohh, Chomi masih exist banget,, banget malahhhhh,,,,,,, makin berani cium cium aja tuh si Pabbomi , di depan umum lagii......
pabbochomi
#5
Chapter 8: update dong, and ak mau gabung di group line nya kalo masih aktif
kkenji_
#6
Chapter 8: Hikmah yang bisa diambil dari ni fanfic,
Jangan jadi pacar chorong
melsody
#7
Chapter 8: Anjay chorong ngeri banget njir lol
kkenji_
#8
Chapter 7: Nafaunya nanti aja waktu udah pacaran
Sekarang mending fluff aja dulu :v greget ama di couple
kkenji_
#9
Chapter 5: cie elah si author update lewat computer sekolah :v awas ketauan wkwk