Chapter 4

Solace
Please Subscribe to read the full chapter

"Yoon Bomi-ssi"

Bomi, yang dipanggil tidak menjawab, berpura - pura menyibukkan diri dengan membersihkan ruangan milik Chorong. Padahal, Ia telah melakukannya berulang kali. Ia sengaja melakukan hal itu untuk mencari obat yang dimaksud oleh Yoon Doojoon. Namun siapa disangka, Ia nyaris saja ketahuan dengan kedatangan Chorong yang tiba - tiba.

"Yoon Bomi-ssi, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Chorong sembari berjalan menuju tempat dimana Bomi berada. Menatapnya lekat - lekat dipenuhi rasa penasaran. Bomi hanya menggelengkan kepalanya, namun tetap berpura - pura membersikan laci di samping kasur milik Chorong. Namun hal itu tidak berlangsung lama, Bomi terlonjak kaget ketika Chorong menaikkan suaranya.

"Yoon Bomi!" Chorong memegang pundak Bomi dan memutar tubuh Bomi dengan paksa. "Jawab aku!"

Bomi tidak menjawab, Ia hanya menundukkan kepalanya. Menggigit bibirnya sendiri menandakan Ia sedang gugup dalam menghadapi kondisi Chorong saat ini. Jantungnya berdetak kencang, memutar otaknya mencari alasan yang tepat mengapa Ia berada di kamar milik Chorong. Ia menelan ludahnya sebelum akhirnya mengatakan sesuatu.

"Aku sedang membersihkan kamarmu"

Chorong hanya menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya berjalan menuju tasnya yang berada di atas kasurnya. Chorong mengeluarkan sesuatu - sebuah botol obat yang berukuran sekepalan tangan. Ia kemudian mengeluarkan botol air mineral dari dalam tasnya, lalu membuka tutup botol tersebut dan menuangkan isinya. Namun belum sempat ia mengeluarkannya, Bomi dengan paksa mengambil botol tersebut.

"Apa ini?!"

"Kembalikan!"

Bomi dan Chorong saling menyaut satu sama lain, tak ada yang mengalah. Mereka saling bertukar pandang. Hingga pada akhirnya Bomi mengalah, Ia menatap pada botol yang ada di tangannya. Membaca apa yang ada di kertas yang membalut botol itu. Matanya terbuka lebar setelah Ia menyadari benda apa yang ada di kepalan tangannya itu. Ia sangat yakin bahwa itu adalah obat yang sama dengan obat yang selalu dikonsumsi ayahnya. Obat itu berefek samping menghilangkan kesadaran dan menghapus rasa sakit.

Morfin

"Bahkan masih ada saja manusia yang termakan bisikan setan" gumamnya. Matanya beralih dari botol morfin tersebut ke arah perempuan berambut coklat di hadapannya. Bomi tersenyum pada Chorong, me

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
crbm9193
happy 30 subscibers!

Comments

You must be logged in to comment
Jun_2388 #1
Chapter 9: Anjir.... Mreka berdua mati?....
rin_dra88 #2
Chapter 9: Gfriend emng lucu thor.... coba aj jdi in cast... ntar gw baca kok... :v
rin_dra88 #3
Pembaca baru nih... izin baca ya.... kayanya bklan menarik nih cerita...
pabbochomi
#4
Chapter 9: Chomi ga memudar lohh, Chomi masih exist banget,, banget malahhhhh,,,,,,, makin berani cium cium aja tuh si Pabbomi , di depan umum lagii......
pabbochomi
#5
Chapter 8: update dong, and ak mau gabung di group line nya kalo masih aktif
kkenji_
#6
Chapter 8: Hikmah yang bisa diambil dari ni fanfic,
Jangan jadi pacar chorong
melsody
#7
Chapter 8: Anjay chorong ngeri banget njir lol
kkenji_
#8
Chapter 7: Nafaunya nanti aja waktu udah pacaran
Sekarang mending fluff aja dulu :v greget ama di couple
kkenji_
#9
Chapter 5: cie elah si author update lewat computer sekolah :v awas ketauan wkwk