Chapter 9

Chouzetsu no Hogosha (Amazing Guardian) 2
Please Subscribe to read the full chapter

Other Character : Infinite’s Jang Dongwoo (Namja)

Chapter 9

 

“Noona, kau benar-benar serius?” Sehun memekik tak percaya. Hanya beberapa jam setelah mengetahui bahwa Yifan mengkhianati mereka, tiba-tiba saja leader Guardian mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan dan di luar perkiraannya.

“Princess…” Jongin ikut duduk di samping Joonmyeon setelah melepas jubah hitamnya. “Jadi kau memutuskan untuk bersikap seperti biasa saat di sekolah?”

Cukup lama Joonmyeon berpikir, sebelum akhirnya mengangguk pelan, “Kalau kita sampai menjauhi atau mengeluarkannya dari jajaran pengurus OSIS, semua akan berubah kacau. Aku tidak bisa membayangkan keributan dan gosip apa yang akan muncul kalau tiba-tiba sikap kita pada Wufan berubah.”

Meski ingin protes tapi kebenaran dalam kata-kata Joonmyeon membuat Sehun terpaksa menerima keputusan tersebut. Masih segar diingatannya saat dia harus di-skors dari OSIS selama seminggu demi menyelesaikan salah satu permohonan target Guardian. Dan tidak salah lagi, keributan memang benar-benar terjadi saat itu.

Sehun kemudian menarik napas panjang, mengubah posisi duduknya dengan bersandar pada punggungan sofa empuk di kamar Joonmyeon, “Lalu apa rencana kita selanjutnya? Sekarang kita tidak bisa mengabulkan permohonan apa-apa. Membuat website baru juga nyaris tidak mungkin.”

Joonmyeon dan Jongin menarik napas dalam-dalam. Tanpa perlu pikir panjang, mereka sudah tahu ke mana arah pembicaraan Sehun. Ya, bagaimanapun cara yang akan mereka tempuh sekarang, Yifan pasti akan menggagalkan mereka. Tidak bisa dipungkiri, semua jaringan Guardian memang dikuasai oleh namja itu.

Joonmyeon memilih diam, memikirkan hal yang sudah lama sekali memenuhi kepalanya sejak mengetahui keberadaan Black Guardian. Hal yang sebenarnya berusaha dia hindari selama ini, tapi pada akhirnya harus ia lakukan, “Kita akan malawan mereka.”

Jongin dan Sehun tertegun. Kalau saja keputusan itu diucapkan Joonmyeon saat Yifan masih ada bersama mereka, mungkin keduanya dengan yakin akan berkata “Ya!” Namun situasi sekarang benar-benar di luar kendali. Perasaan takut yang tak terlelakkan membuat mereka merasa kesal pada diri sendiri yang seakan tak berdaya.

“Bagaimana cara kita melawan?”

Joonmyeon menjawab pertanyaan Jongin sambil menatapnya lurus-lurus, “Melalui Yifan, Black Guardian sudah mengetahui apa pun tentang kita. Bahkan kelemahan kita. Karena itu…”

Jongin dan Sehun menelan ludah, menunggu dalam ketegangan.

“Kita akan melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.” Joonmyeon berkata tanpa keraguan, “Kita akan mengikuti permainan mereka.”

“Hah??” Mulut Sehun ternganga lebar, “Maksudmu sengaja masuk ke dalam perangkap yang mereka buat? Itu sama saja mengorbankan diri kita ke tangan musuh!”

“Aku tahu,” jawab Joonmyeon lugas, “Tapi itu satu-satunya cara yang bisa kupikirkan. Karena jujur saja sampai saat ini aku masih tak mengerti apa kemunculan Black Guardian memang semata-mata untuk melenyapkan kita? Apa mereka tidak punya tujuan lain?”

“Bukankah yang seperti itu biasanya dinamakan Anti?” seloroh Sehun, “Hidup hanya demi menghancurkan sesuatu yang dibencinya, menggunakan nama dan kostum yang berkebalikan dengan kita. Mungkin lebih tepatnya mereka disebut anti Guardian”

Ucapan itu membuat Joonmyeon berpikir keras, “Anti?” gumamnya tak yakin, “Kalau benar begitu, apa Guardian generasi sebelumnya juga pernah berhadapan dengan mereka?”

Jongin sontak menggeleng, “Princess, masalah itu tak ada hubungannya dengan kita.” Dia berusaha mengingatkan, “Kita sama sekali tidak mengenal Guardian generasi lain, jadi kurasa tak perlu melibatkan diri dengan orang-orang yang berada di luar jangkauan.”

Joonmyeon hanya bisa menghela napas, lagi-lagi jalan buntu. Apa yang dikatakan Jongin memang benar. Sejak dulu setiap kelompok Guardian memang tak pernah membuka jati dirinya pada siapa pun, termasuk pada Guardian generasi lain. Bahkan Joonmyeon dan kawan-kawan yang sekarang menjadi Guardian generasi keenam pun tak pernah tahu siapa Guardian sebelum mereka. Tak ada satupun yang tahu, kecuali tentu saja, L. satu-satunya orang yang menyimpan segala rahasia tentang legenda Hogosha High School itu.

“Kita hanya punya waktu empat belas hari untuk mempersiapkan diri.”

“Persiapan diri apa? Kau bahkan sudah berniat masuk ke dalam perangkap mereka, bukan? Kita benar-benar ada di ujung tanduk!” Sehun tak bisa menutupi kengerian di wajahnya.

Padahal selama ini Guardian selalu berada selangkah di depan para target, menyiapkan segala sesuatu dan berada di posisi pemegang bola yang mengendalikan jalannya permainan. Namun sekarang ternyata situasinya berbalik seratus delapan puluh derajat. Mereka dikendalikan oleh seseorang yang sama sekali tak mereka kenal. Dan lebih parahnya lagi, orang yang sangat dipercaya malah berkhianat dan menjadi kaki tangan musuh.

“Mempersiapkan diri untuk menghadapi yang terburuk.” Joonmyeon berkata dengan senyum yang nyaris tak terlihat, “Meski berada dalam keadaan yang sangat tidak menguntungkan, kita masih punya kesempatan untuk menang. Karena kita memiliki itu.”

“Itu?” Tiba-tiba ucapan Joonmyeon dulu terngiang kembali di telinga Jongin dan Sehun, “Kemampuan?” tebak keduanya kemudian.

Joonmyeon langsung mengangguk, “Dari sekian banyak orang yang ada di Hogosha High School, L memilih kita. Kalian tahu, kan artinya?”

“Tenang saja.” Jongin tiba-tiba saja mengulurkan tangan untuk mengusap kepala Joonmyeon, tersenyum dengan sangat lembut, “Meski kehadiran kami tidak akan bisa menggantikan Wufan, tapi kau bisa mengandalkan kami.”

“Eh?” Joonmyeon tertegun, rasanya aneh sekaligus ajaib. Jujur saja, dia sedikit bingung melihat Jongin hari ini. Sejak tadi namja cassanova itu tidak bersikap seperti dirinya yang biasa. Rasanya terkesan lebih dewasa dan lebih tenang dalam bersikap.

“Kau kenapa sih?” Joonmyeon buru-buru menyingkirkan tangan namja itu dari atas kepalanya. Dia jadi kikuk sendiri menghadapi perilaku Jongin.

“Kenapa apanya?”

“Ya… aneh saja. Rasanya ada yang berbeda denganmu.”

“Oh ya? Padahal aku tidak merasa ada yang berubah.”

Sehun langsung memasang wajah kecut sambil memandangi kedua temannya itu bergantian, “Halo,” panggilnya sedikit menyentak, berusaha meminta perhatian, “Kenapa obrolan ini jadi melenceng?” tanyanya sambil beralih pada Jongin, “Aku tak peduli kalau kau ingin menggantikan posisi Yifan setelah si brengsek itu meninggalkan Joon noona, tapi tidak sekarang, oke?”

Bukannya marah atau merasa tak enak hati, Jongin justru menyeringai tipis, “Tidak sekarang, berarti suatu hari aku boleh melakukannya?”

“Tu, tunggu!” Joonmyeon langsung mengangkat kedua tangannya, meminta teman-temannya ini berhenti bicara, “Dari tadi kalian ini membahas tentang apa? Bisakah kita kembali ke topik semula?”

Jongin hanya mengangkat bahu ringan, “Apa pun keputusan yang Princess buat, kami pasti akan mengikutimu,” ucapnya ringan, tapi anehnya ekspresi wajah namja itu tidak terkesan sedang main-main. “Meski hanya sedikit, paling tidak bergantunglah pada kami.”

Joonmyeon terkesima. Walaupun tahu akan menghadapi sesuatu yang besar dan di luar kendali, beban yang dia rasakan seakan berkurang berkat kehadiran Jongin dan Sehun. Hanya saja, lubang besar di hatinya itu masih ternganga lebar. Kehampaan yang dingin dan tak terjangkau.

***

Sudah seminggu sejak kejadian besar yang melibatkan Guardian dan Black Guardian. Namun selama berada di sekolah, tak ada yang berubah. Paling tidak itulah yang terlihat di luar. Keempat anggota OSIS tetap selalu bersama di manapun mereka berada. Saat istirahat, saat berada di ruang OSIS, saat masuk ke kelas, semuanya terlihat normal, seperti tak terjadi apa-apa. Namun siapa yang menyangka bahwa mereka sebenarnya sangat tersiksa dengan keadaan ini.

Keputusan Joonmyeon untuk bersikap biasa terhadap Yifan di sekolah jelas tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sorot mata dan senyum yang dipaksakan itu seakan membuat Jongin dan Sehun makin serba salah. Selama seminggu ini mereka berusaha untuk tidak membahas apa pun tentang Yifan. Bahkan saat mereka terpaksa harus berada di ruangan yang sama sebagai anggota OSIS, tidak ada yang berniat membuka mulut. Mereka berempat hanya diam dengan kesibukan masing-masing. Atmosfer yang dingin itu terus berlanjut, tanpa ada yang tahu kapan akan berakhir.

Hanya tersisa tujuh hari lagi sebelum eksekusi yang akan mengakhiri semua kekacauan di antara Guardian. Dan sampai saat ini, Yifan tidak terlihat melakukan apa pun. Berada di antara tiga orang yang sekarang bagaikan musuh tak membuatnya canggung. Tidak ada perasaan bersalah yang tersirat di wajahnya. Mungkin hanya ada kekosongan jiwa yang tercermin di dalam mata cokelat itu.

“Princess.” Jongin mendekati meja kerja Joonmyeon. Hanya ada mereka berdua di sana, menunggu Sehun yang sedang mendapat giliran piket kelas hari ini. “Kau lapar? Mau kubelikan makanan?”

Joonmyeon menggeleng pelan, tapi masih berusaha tersenyum tipis, hanya sesaat.

Jongin bukannya tidak tahu bahwa yeoja itu benar-benar menderita. Berkali-kali dipikir pun rasanya tidak masuk akal. Bagaimana bisa seorang Wu Yifan menusuk Kim Joonmyeon dari belakang? Sebagai orang luar saja Jongin begitu kaget dan tak terima, apalagi Joonmyeon?

Dan yang paling membuat Jongin makin tak tega mungkin karena yeoja itu berusaha tetap tegar. Tak sekalipun mengeluh atau menjelek-jelekkan Yifan. Sama sekali tak terlihat menitikkan air mata ataupun berusaha untuk membalas perbuatan namja itu. Sekarang yang dipikirkan Joonmyeon hanyalah tentang Black Guardian dan tanggungjawabnya sebagai seorang leader. Tak lebih dari itu.

“Akhir-akhir ini wajahmu terlihat pucat.” Jongin terlihat khawatir, “Kamu kurang tidur?”

Joonmyeon menggeleng lagi, “Rasanya kau jadi lebih perhatian ya?” tanyanya takjub, “Padahal biasanya kau cuek padaku.”

“Prin, Princess.” Jongin langsung tersipu, “Bisa tidak kau melihat kebaikanku tanpa harus menggodaku begitu? Aku serius mencemaskanmu, tahu.”

“Gomawo.” Senyum yeoja itu akhirnya mengembang, dia beranjak, berdiri di sebelah Jongin sambil menepuk pundaknya, “Meski bukan hal yang mudah, tapi aku tidak akan membiarkan diriku terus-terusan terpuruk.”

Jongin tak menjawab, pandangannya malah tertuju ke arah lain. Entah apa yang barusan terbesit dalam pikirannya, tapi mendadak saja dia memeluk Joonmyeon. Teramat erat.

“Eh?” Joonmyeon sontak terkesiap, selama sedetik otaknya serasa berhenti berputar, “Jong… Jongin?!” Begitu sadar, Joonmyeon langsung membelalakkan mata, dengan sekuat tenaga mendorong tubuh namja itu untuk menjauh, “Lepaskan. Kenapa tiba-tiba…”

“Joonmyeon-ah.” Bibir Jongin berbisik tepat di telinga kirinya, membuat Joonmyeon spontan berhenti berontak. “Untuk kali ini menurutlah padaku.” Dia semakin mengeratkan lengannya di pundak yeoja itu, tak membiarkannya lepas dari pelukan.

“Apa?” Joonmyeon akhirnya pasrah. Dia sungguh-sungguh tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Jongin, apalagi namja itu barusan tidak memanggilnya princess seperti biasa. Rasanya aneh sekali.

Tanpa sepengetahuannya, diam-diam Jongin tersenyum penuh arti. Dia merasa lega yeoja itu mau mengikuti permintaannya tanpa banyak bertanya.

***

Kedua namja yang sama-sama tinggi itu berdiri berhadapan di atas atap sekolah, hanya beberapa menit setelah bel pulang sekolah berbunyi. Tanpa saling bicara, mereka berdua cuma bertatapan mata, seperti siap membunuh satu sama lain.

Bugh!

Begitu pukulan pertama yang lumayan keras itu terdengar, tubuh Jongin terhempas ke tanah. Dia langsung mengusap darah yang mengalir di ujung bibirnya. Tapi tak ada ketakutan di wajah rupawan itu. Jongin justru tersenyum culas, seakan ada kepuasan tersendiri saat menerima pukulan tersebut.

“Itu balasan atas pukulanmu tempo hari.” Dengan ekspresi kaku dan tak berpe

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cia_ns #1
Chapter 11: omaygat aku baru buka ini lagi dan udh end ternyata hehehe. walaupun aku udh baca versi aslinya dan agak bingung ya soalnya yg aslinya latarnya jepang eh yg ini korea, jadi agak bingung sendiri. but good job!!
chryss2295 #2
Chapter 11: aku nemu ini di FFN, trusgak sabar sama kelanjutnnya...
aku bukan EXO-L tapi aku salut sama ff 1 ini.. daebak baget
keep writing XD
phcxxi #3
Chapter 11: HAIIII AKU GA SABAR NUNGGU DI FFN JADI LANGSUNG CUSS KESINII YUHUUU SEPERTI BIASA SIST INI FF DAEBAK SEKALIII LOPE DEHH <3
lustkai #4
Chapter 11: hi :) aku nemu ini di ffn tadi pagi dan dikatakan di aff udah end malah lol langsung kesini;; sumpah ini keren banget ya as expected jepan !
ddkrisho
#5
Baru tau cerita ini gegara rekomendasi temen dan ternyata WAAAAAA KEREN BANGEEEET! jadi penasaran sama novel aslinya deh ;3 ehiya maaf ya thor, baru comment disini, padahal gue juga baca amazing guardian yang pertama hehe;3
CrystiaBell #6
keren banget :3 btw gua punya novel aslinya dari ran orihara :v
HyewonB #7
Hii reader baru disini kekeke salam kenal all. Btw ini ff nya kereennn
YudaSONE #8
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....
YudaSONE #9
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....
YudaSONE #10
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....