Chapter 10

Chouzetsu no Hogosha (Amazing Guardian) 2
Please Subscribe to read the full chapter

Other Character : Infinite’s Jang Dongwoo (Namja), OC’s Black (Namja), Guest (?)

Chapter 10

 

Tepat pukul sepuluh malam, gedung olahraga itu gelap, lengang, dan sepi. Hanya terdengar suara langkah-langkah kaki yang memasuki ruangan tersebut.

“Akhirnya kalian datang juga Guardian.” Jang Dongwoo dari arah dalam, muncul di tengah kegelapan. Cahaya dari luar pintu menyinari sebagian wajahnya yang tersenyum sinis, penuh keculasan. “Hee?” Dongwoo memperhatikan ketiga orang yang berdiri di depannya dari atas ke bawah, tak ada rambut dan mata berwarna mencolok, ataupun jubah hitam misterius yang menyamarkan identitas ketiganya. Mereka ternyata masih menggunakan seragam Hogosha High School, seperti murid-murid sekolah itu pada umumnya. “Hari ini kalian tidak menyamar, hah?”

Joonmyeon yang berdiri di antara Jongin dan Sehun maju selangkah. “Dongwoo sunbae, apa yang kau inginkan dari kami?”

“Langsung ke pokok pembicaraan.” Dongwoo tertawa sinis, merendahkan, “Kau tetap menyebalkan seperti biasanya, Kim bujangnim.”

Tap. Tap. Tap.

Terdengar langkah kaki lain di belakang Dongwoo. Dua orang berbalut jubah putih itu semakin mendekat, tudung kepala yang lebar sempurna yang menyembunyikan wajah mereka. Namun, begitu memandang dari dekat, Joonmyeon langsung tersentak. Seorang namja yang sangat dikenalnya itu amat berbeda sekarang. Dia tidak terlihat seperti Kris ataupun Wu Yifan. Seluruh manik matanya berwarna hitam kelam seperti rambutnya. Hitam yang benar-benar gelap, membuatnya semakin terlihat tajam, menusuk, bagaikan burung gagak.

“Jadi…” Suara Black yang berat namun teratur itu menggema. Begitu mendominasi, sosoknya secara misterius menciptakan ketegangan yang amat besar. Seolah-olah hanya dengan keberadaannya saja, dia sanggup menundukkan orang-orang yang ada di sana. “Apa kalian memilih menyerah untuk menjadi Guardian?”

Joonmyeon, Jongin, dan Sehun bergeming. Tatapan mata mereka tak gentar, meski jantung ketiganya berdebar sangat keras.

“Apa kau pikir kami pengecut?” Sehun maju lebih dulu, dia jadi terlihat mungil ketika berdiri di depan Black. Sudah lama ditunggunya saat-saat ini, akhirnya mereka berhadapan langsung dengan Black Guardian. “Pertarungan bahkan belum dimulai. Gertakan kalian tidak akan berhasil membuat kami mundur!” Sehun tak mau lagi dibayangi rasa takut pada sosok yang sama sekali tak dikenalnya.

Jongin pun ikut beranjak mendekati Black, namun langkah kakinya sontak terhenti. Tenma tiba-tiba saja sudah berdiri menghalanginya. “Jadi, kau lawanku?” Jongin mendengus, tak butuh waktu lama untuk menciptakan aura peperangan di tempat itu. “Apa pun yang terjadi, kami akan melindungi legenda Guardian!”

Di sisi lain, Joonmyeon tetap tak bergerak. Dia hanya memandang sekeliling, berusaha mempelajari apa yang sedang terjadi, sampai akhirnya pandangan matanya bertumbukan dengan mata Dongwoo yang terus menunjukkan seringaian lebar, seolah semua sudah berjalan sesuai dengan apa yang dia rencanakan. Joonmyeon kontan mengerutkan kening, melihat ekspresi namja itu barusan membuat perasaannya jadi tidak enak, ‘Kenapa dia cuma diam saja? Apa sebenarnya peran Jang Dongwoo di sini?’

“Hyaa!” Hampir bersamaan, Jongin dan Sehun melayangkan pukulan ke arah para namja berjubah putih.

“Kalian benar-benar bodoh.” Hanya dalam sekejap mata, Black telah menahan kepalan tinju yang hanya berkisar tiga sentimeter dari wajahnya, “Kekuatan kalian tidak akan mampu mengalahkanku.” Tangan Sehun langsung terasa nyeri, dia benar-benar kaget saat merasakan cengkeraman Black yang begitu kuat, nyaris seperti akan mematahkan jari-jari tangannya.

Tenma pun melakukan hal yang sama. Sebelum pertumpahan darah benar-benar terjadi, dia telah berhasil menahan serangan Jongin dengan mudahnya. Raut wajah kelam itu tak berubah, tetap segelap langit malam. “Final Game.”

Bersamaan dengan ucapan terakhir Tenma, Black tiba-tiba saja menjentikkan jarinya, “Tantangan kalian kuterima.”

Tap. Tap. Tap.

Dari pintu ruangan perlengkapan alat olahraga di belakang Black Guardian, sayup-sayup terdengar suara langkah kaki mendekat. Satu langkah, dua langkah, dan perlahan-lahan suara langkah itu semakin keras terdengar. Dengan ekspresi waspada sekaligus tegang, Jongin dan Sehun spontan mundur, kembali berdiri di sebelah Joonmyeon. Irama langkah kaki itu kian tak beraturan, hingga menimbulkan suara deritan lantai kayu di bawah mereka.

Deg!

Para Guardian sontak terperanjat begitu melihat apa yang sedang terjadi. Satu orang muncul, diikuti orang kedua, orang ketiga, orang keempat, dan tiba-tiba saja ruangan itu penuh dengan manusia. Bukan hanya sepuluh, tapi berpuluh-puluh, seperti sebuah pasukan perang. Tempat yang sebelumnya lengang menjadi lebih sempit dan penuh hanya dalam sekejap. Walau hanya dalam kegelapan, mereka bertiga masih bisa mengenali wajah-wajah itu dengan jelas.

Ada lebih dari lima puluh orang di sana, murid-murid kelas satu sampai tiga seperti Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Huang Zitao, Shim Changmin, Kim Jaejoong, Jung Yunho, para songsaenim seperti Kang songsaenim, maupun Cho songsaenim, bahkan ada pula mantan ketua PTA Hogosha High School Nyonya Choi Seeun yang sebelumnya berselisih dengan mereka. Tidak salah lagi, orang-orang yang sekarang berdiri mengelilingi ketiganya adalah para target Guardian. Target yang pernah ditolong ataupun dilenyapkan oleh mereka selama hampir dua tahun ini, semua telah berkumpul menjadi satu di ruangan itu.

Joonmyeon, Jongin, dan Sehun sampai tak bisa bergerak dari tempatnya berpijak. Wajah mereka pucat pasi. Lebih dari kaget, ketiganya sangat terguncang hingga rasanya seluruh tubuh mereka menjadi dingin dan gemetar.

“Hahaha…” Dalam suasana yang sudah amat kacau, lengkingan tawa Dongwoo terdengar begitu keras. “Itulah wajah yang ingin kulihat! Daebak! Pemandangan yang hebat sekali!” Karena terlampau senang dan emosional, dia sudah seperti orang yang kehilangan kendali diri. Suaranya memekik tajam. “Ini akan jadi berita paling menghebohkan di sekolah kita!”

Dengan gerakan kasar Dongwoo kemudian mengambil kamera digital di saku celananya. Seperti sedang kesurupan, dia langsung mengarahkan kameranya ke arah mereka bertiga, “Ayo! Tunjukkan lagi wajah yang penuh penderitaan itu! Guardian sudah tamat!!!” Tawanya semakin kencang dan memekakan telinga, ekspresi bengis sekaligus penuh kepuasan itu terlihat sangat mengerikan. Matanya melotot lebar, dipenuhi hasrat, seakan ingin mencabik-cabik para Guardian.

Black dan Tenma masih tak bergerak. Keduanya hanya berdiam diri, membiarkan Dongwoo berbuat sesuka hatinya. Di lain sisi, para target pun masih dalam keadaan shock. Awalnya mereka datang ke tempat ini karena mendapatkan surat yang ditulis atas nama Suho. Namun ternyata itu semua hanyalah jebakan Black Guardian. Jebakan paling ampuh untuk menghancurkan legenda Guardian sampai ke akarnya, yaitu membongkar identitas mereka yang sesungguhnya di depan para target.

“Princess Kim…” Tao memanggil namanya tak percaya, ekspresi sendu yang dia perlihatkan tidak berbeda jauh dengan para warga Hogosha High School lain di sekelilingnya.

Joonmyeon menundukkan kepala dalam-dalam. Tenggorokannya serasa tercekat. Dia sama sekali tak mampu membalas puluhan tatapan mata yang seakan membuatnya begitu kecil. Bahkan Jongin dan Sehun yang semula sudah bersiap melawan Black Guardian pun seperti kehilangan akal. Mereka tak tahu bagaimana cara untuk menghadapi semua ini. Tidak ada jalan untuk melarikan diri. Tapi tak ada pula jalan untuk menyelesaikannya.

“Lihat! Inilah Guardian yang kalian bangga-banggakan itu!” teriak Dongwoo sambil melayangkan pandangan pada para target, “Mereka sama sekali bukan pahlawan seperti yang kalian pikir! Mereka hanyalah sekumpulan pembohong!” Dia lalu menunjuk-nunjuk ketiga Guardian, “Hah! Mereka sudah mati kutu sekarang! Selalu berlagak menjadi murid yang baik di sekolah, padahal nyatanya mereka hanyalah orang-orang sombong yang telah menipu kalian semua!”

Para target langsung tersentak kaget. Ungkapan amarah Dongwoo sukses menciptakan kasak-kusuk di tempat itu. Dengingan suara semakin luas dan begitu kacau. Anehnya, Black Guardian tetap tidak berusaha menghentikan semua itu. Mereka malah seperti sedang menikmati sebuah tontonan.

Jongin dan Sehun diam-diam menggenggam kedua tangan Joonmyeon.

“Sekarang perintahkan aku untuk melakukan sesuatu.”

“Eh?” Joonmyeon menoleh ke arah Sehun dengan pandangan tak mengerti, “Apa maksudmu?”

“Apa pun yang Princess perintahkan, aku akan melakukannya.” Kali ini Jongin yang menjawab, sama sekali tak ada keraguan dalam bisikan itu, “Kami akan berjuang bersamamu sampai akhir,” lanjutnya sambil mengeratkan genggaman tangannya.

Mata Joonmyeon melebar, amat takjub. Merasakan sebuah ketenangan berkat tangan-tangan hangat di kedua sisinya. Tanpa sengaja, tatapannya kemudian bertumbukan dengan bola mata hitam pekat itu. Mata yang terus melihatnya tanpa ekspresi.

“Siapakah Guardian yang pasti akan melindungimu dan tidak akan mengkhianatimu?”

Saat kalimat itu terngiang lagi di telinganya, tiba-tiba saja tubuh Joonmyeon seperti tersengat listrik. Wajahnya yang semula dipenuhi perasaan takut dan tegang perlahan-lahan berubah. ‘Guardian yang tidak akan mengkhianatiku…’ senyum tipis di bibir Joonmyeon mulai mengembang. Senyum yang menunjukkan secercah harapan dan kekuatan. ‘Tentu saja diriku sendiri.’ Satu jawaban itu akhirnya membuka mata Joonmyeon sepenuhnya. Seakan semua terlihat menjadi lebih jernih dan terang.

Dia kemudian menatap Sehun dan Jongin, “Aku punya satu perintah untuk kalian,” ucapnya tegas.

Mereka berdua sontak menoleh ke arah yeoja itu, dengan ekspresi wajahnya yang berbeda dari sebelumnya. Keyakinan yang membuat Sehun serta Jongin langsung menganggukkan kepala tanpa ragu.

“Percayalah padaku.”

Bersamaan dengan perintah yang keluar dari mulutnya, Joonmyeon tiba-tiba saja beranjak maju. Tak lagi berusaha mengalihkan pandangan dari orang-orang yang sekarang menatapnya dengan berbagai macam ekspresi. Kebingungan, kemarahan, kekesalan, ketidakpercayaan, semuanya melebur jadi satu.

Sehun dan Jongin yang berdiri di belakang Joonmyeon masih sempat saling pandang. Meski tidak begitu paham dengan perintah singkat yang diucapkannya, mereka sama sekali tak menunjukkan perasaan kalut seperti sebelumnya. Keberadaan Joonmyeon bagaikan lilin kecil yang bisa menarik mereka berdua untuk mengikutinya.

“Joonmyeon.” Kang songsaenim berdiri di antara para target yang sudah gelisah, “Apa semua perkataan Dongwoo memang benar? Kalian adalah…” Suaranya kian mengecil, nyaris seperti berbisik, “Gu, Guardian?”

Joonmyeon masih bergeming. Sorot mata itu menatap satu per satu orang yang ada di hadapannya.

“Peraturan pertama. Titah leader Guardian adalah mutlak.”

Joonmyeon menghela napas panjang, lagi-lagi tiga peraturan Guardian yang mengikatnya itu terus-menerus menggema di dalam kepalanya.

“Peraturan kedua. Siapa pun yang mengkhianati Guardian harus dilenyapkan.”

Pelan-pelan Joonmyeon menutup kedua mata. Jantungnya berdetak sangat keras, hingga rasanya seperti kekurangan asupan udara. Keputusan yang dibuatnya sekarang akan menentukan nasib mereka semua. Tak ada jalan untuk berbalik. Karena hanya ini satu-satunya cara yang bisa dia lakukan agar tak merasa kesal pada dirinya sendiri.

“Mianhamnida.” Tanpa ada yang menyangka, tiba-tiba saja Joonmyeon membungkukkan badan di hadapan mereka semua. Meski dipenuhi perasaan aneh, gundah, dan  takut, namun setitik keberanian itu telah berhasil membulatkan tekadnya untuk tak melarikan diri lagi. Tak peduli apa pun resiko yang akan dia hadapi nantinya.

“Peraturan ketiga. Jika identitas kalian terbongkar, maka legenda Guardian akan berakhir detik itu juga.”

Dengan meremas kedua tangan kuat-kuat, Joonmyeon berusaha menenangkan diri. Setiap kata yang pernah terlontar dari bibir L seakan memukul dadanya. Mendengung keras di telinganya seperti desisan penuh ancaman.

“Kami memang Guardian.”

Hah!

Jantung Joonmyeon serasa meloncat. Terdengar pula suara-suara napas tertahan di sekitar yeoja itu. Bukan hanya Jongin, Sehun, dan para target, bahkan Dongwoo beserta kedua Black Guardian pun tak percaya pada pengakuan Joonmyeon. Dengan gagah berani dia sama sekali tak mencoba untuk menyangkal dan malah mengakuinya secara terang-terangan.

Masih belum ada yang buka mulut. Dalam kesunyian yang mencekam, semua mata tertuju pada Joonmyeon. Menunggu dalam ketegangan.

“Apa yang dikatakan Dongwoo sunbae memang benar.” Dia akhirnya menegakkan tubuhnya, “Selama ini kami menjadi Guardian dengan menutupi jati diri yang sebenarnya. Menipu dan juga membohongi kalian semua.” Meski berusaha untuk menguatkan hati, tapi getaran dalam suaranya ternyata tak bisa disembunyikan.

Dia sempat terdiam dan langsung terkesima saat menoleh ke arah Sehun dan Jongin, yang menatapnya begitu hangat. Sorot mata penuh keyakinan, yang seolah memberinya sebuah dukungan untuk terus maju, “Aku tidak tahu apa ini cara yang benar untuk melindungi Hogosha High School…” Joonmyeon kembali mengalihkan pandangan pada para target, nada suaranya menjadi lebih tenang, “Hanya saja… kalau alasan Guardian melindungi sekolah ini membuat kalian merasa dibohongi, maka semua itu tidak ada artinya lagi.”

“Jadi…” Jonghyun, salah satu teman sekelas mereka, paling dulu mengeluarkan reaksi, “Sekarang kalian akan jujur menjadi Guardian tanpa menutupi identitas kalian lagi?”

Jongin dan Sehun hanya bisa menghembuskan napas dalam-dalam. Pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Namun Joonmyeon masih bisa menyunggingkan senyum. Walaupun harus menghadapi konsekuensi atau menerima hukuman karena berani melawan L, namun yeoja itu tak gentar. Inilah keputusan yang telah dia ambil sebagai seorang Kim Joonmyeon. “Sayangnya, aku telah melanggar peraturan Guardian.”

“Melanggar?”

“Peraturan?”

Para target menoleh satu sama lain. Mereka tak mengerti maksud ucapan itu dan hanya mampu menunjukkan ekspresi bertanya-tanya.

“Joonmyeon-ssi, memang peraturan apa yang kau langgar?” Jaejoong, salah satu target Guardian lainnya, tak tahan untuk bertanya, dia kelihatan sangat penasaran, “Lalu, setelah ini apa yang akan kalian lakukan?”

Belum sempat Joonmyeon menjawab, tiba-tiba saja Dongwoo menepuk kedua tangannya sekali, meminta perhatian, “Tentu saja dilenyapkan, bukan?” celetuknya acuh tak acuh, dia lalu tersenyum sinis, melihat kedua Black Guardian yang berada di dekatnya, “Ide kalian memang menakjubkan! Sekarang aku akan menjadi ketua klub jurnalis yang paling disegani di sekolah ini.” Dongwoo mengangkat lagi kameranya, mengarahkan pada ketiga Guardian dan para target di sana. “Berita terbesar sepanjang sejarah Hogosha High School! Setelah tujuh belas tahun, rahasia besar Guardian akhirnya terbongkar! Hahaha!”

Joonmyeon sudah tak peduli pada apa yang diperbuat Dongwoo. Dia diam saja meski namja itu terus mengambil potret dirinya. “Jujur saja aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Mungkin mengakui ini semua bukan hal yang paling tepat, tapi satu hal yang aku tahu pasti…” Joonmyeon menggantung kalimatnya sebentar, lantas tersenyum kecil saat diperhatikannya wajah-wajah para target yang juga tak kalah tegangnya. Meski terhimpit perasaan bersalah karena menjadi penyebab hancurnya legenda Guardian, ajaibnya Joonmyeon sama sekali tak menyesal dengan keputusan yang telah ia buat. “Aku tidak bisa terus berbohong pada orang yang sudah mempercayaiku.”

Para target langsung tersentak, sungguh terpana. Suasana yang semula terasa begitu dingin dan berat, perlahan-lahan mulai berubah. Hanya karena satu kalimat yang terucap dari mulut Joonmyeon, orang-orang seakan bisa memahami bagaimana yeoja itu amat menghargai perasaan mereka. Tanpa peduli akibat perbuatannya, dia lebih memilih untuk mengungkapkan semua.

Melihat dengan mata kepalanya sendiri, Tao bukannya marah, dan justru merasa sangat terharu. Yeoja ini mungkin bukan princess yang sempurna, tapi tidak ingin menyakiti perasaan orang lain adalah bukti bahwa dia bukan sekedar pembohong.

“Kata-kata yang indah Kim bujangnim.” Di tengah suasana yang mulai membaik, lagi-lagi Dongwoo berusaha merusaknya, “Para target tolol yang telah kau bantu mungkin akan merasa tersentuh oleh kalimat munafik itu. Tapi…” Dia kemudian menoleh pada Nyonya Choi Seeun yang berdiri di barisan depan, menyeringai puas, “Bagaimana dengan para target yang telah kau lenyapkan?”

Mereka semua membelalakkan mata, tak terkecuali Sehun dan Jongin. Hanya Joonmyeon yang tetap tak terpengaruh. Keteguhan dari bola mata itu rupanya berhasil membuat Dongwoo mengerutkan kening, sedikit heran dan penasaran dengan sikap Joonmyeon yang sangat berbeda dari sebelumnya.

“Melenyapkan para target adalah keputusan yang kubuat sebagai seorang Guardian.” Joonmyeon memandang Dongwoo sekilas, sebelum beralih pada Ny. Choi sepenuhnya, “Dan aku tidak akan menyesali itu.”

Hah! Antara kaget dan tak habis pikir, Dongwoo langsung mendengus, “Kalian lihat, kan?” tandasnya sambil melayangkan pandangan pada mereka semua, “Yeoja ini memang tidak tahu diri! Melenyapkan seseorang tanpa merasa bersalah sedikitpun!”

Joonmyeon bertahan di tempatnya, “Ya, aku memang tidak merasa bersalah.” Yeoja itu tak berusaha menyanggah tuduhan yang dilontarkan Dongwoo, “Karena itu adalah satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuk mereka.”

“Hahaha!” Dongwoo sontak tertawa sarkastik, mengeluarkan reaksi jijik, “Jadi selama ini kau pikir melenyapkan para target adalah demi kebaikan mereka sendiri, begitu? Ah cukup!” Dia menjerit sekencang-kencangnya, “Dalih yang penuh kepalsuan! Kau benar-benar memuakkan!”

“Jangan bercanda!” Tiba-tiba saja Ny. Choi yang sejak tadi hanya diam buka suara, dia menatap Joonmyeon dengan sorot mata tajam, “Kau sudah menipu kami semua, Joonmyeon-ssi!”

Dongwoo tersenyum miring, penuh keculasan. Kali ini dia memilih jadi penonton, bolak-balik mengambil foto Ny. Choi yang menunjukkan ekspresi tak senang saat melihat anggota Guardian. Dibanding saat menjadi ketua PTA di sekolah itu, penampilannya sekarang terkesan berbeda, jauh lebih sederhana. Dia tak lagi memakai sepatu runcing atau baju-baju bermerk yang menunjukkan status sosialnya. Rambut yang biasanya terpilin tinggi di atas kepala, sekarang pun hanya terurai ringan diatas bahu.

Joonmyeon hanya bergeming menatap Ny. Choi, tanpa berusaha membela diri dan siap menerima segala kemarahan yang akan ditumpahkan oleh yeoja tua itu. Meski hatinya dipenuhi kekalutan, namun dia tak berniat untuk lari. Tidak ada lagi kata menghindar.

“Kalian benar-benar keterlaluan.” Suara Ny. Choi mendesis, matanya menguliti Sehun, Jongin, dan Joonmyeon bergantian. “Hentikan semua kebohongan ini!”

Ny. Choi tiba-tiba menyeruak maju, menghampiri Joonmyeon dan plak! Spontan menampar pipi yeoja itu dengan sangat keras. Para target yang lain langsung tercengang. Mereka serba sa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cia_ns #1
Chapter 11: omaygat aku baru buka ini lagi dan udh end ternyata hehehe. walaupun aku udh baca versi aslinya dan agak bingung ya soalnya yg aslinya latarnya jepang eh yg ini korea, jadi agak bingung sendiri. but good job!!
chryss2295 #2
Chapter 11: aku nemu ini di FFN, trusgak sabar sama kelanjutnnya...
aku bukan EXO-L tapi aku salut sama ff 1 ini.. daebak baget
keep writing XD
phcxxi #3
Chapter 11: HAIIII AKU GA SABAR NUNGGU DI FFN JADI LANGSUNG CUSS KESINII YUHUUU SEPERTI BIASA SIST INI FF DAEBAK SEKALIII LOPE DEHH <3
lustkai #4
Chapter 11: hi :) aku nemu ini di ffn tadi pagi dan dikatakan di aff udah end malah lol langsung kesini;; sumpah ini keren banget ya as expected jepan !
ddkrisho
#5
Baru tau cerita ini gegara rekomendasi temen dan ternyata WAAAAAA KEREN BANGEEEET! jadi penasaran sama novel aslinya deh ;3 ehiya maaf ya thor, baru comment disini, padahal gue juga baca amazing guardian yang pertama hehe;3
CrystiaBell #6
keren banget :3 btw gua punya novel aslinya dari ran orihara :v
HyewonB #7
Hii reader baru disini kekeke salam kenal all. Btw ini ff nya kereennn
YudaSONE #8
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....
YudaSONE #9
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....
YudaSONE #10
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....