Chapter 11 & Epilog

Chouzetsu no Hogosha (Amazing Guardian) 2
Please Subscribe to read the full chapter

Other Character : OC’s Black (Namja)

Chapter 11

 

Setelah kepergian Jang Dongwoo, gedung olahraga yang luas itu terasa semakin lengang. Lima orang yang tersisa di sana masih belum beranjak dari tempatnya.

“Wufan!” Jongin tak tahan lagi, dengan langkah-langkah besar dia menghampiri namja itu dan langsung mencengkeram jubah putihnya, “Apa sebenarnya peranmu di sini? Tiba-tiba berbalik menjadi rival, lalu kembali membela kami!” Dia melirik Black yang masih tak mau membuka tudung kepalanya, “Lalu apa hubunganmu dengan namja itu, hah?”

“Jongin.” Yifan dengan sangat tenang, memintanya untuk melepaskan cengekeraman tangannya. “Aku akan menjelaskan semuanya.”

Belum sampai Jongin merespon, Yifan langsung menoleh pada Black. Cukup mengejutkan sebenarnya, karena Yifan yang selama ini terlihat seperti anak buah yang setia, sekarang justru berani menatap Black dengan ekspresi dingin, “Mereka lulus.”

“Ha?”

Ketiga Guardian langsung melongo, benar-benar seperti kehilangan arah.

“Lulus apanya?” Sehun sampai tak mampu mengedipkan matanya.

Sebagai jawaban, Yifan tiba-tiba menyebutkan nama seseorang, “Wu samchon.” Dengan tajam ditatapnya Black Guardian, “Mereka telah berhasil melewati tes yang kau berikan.”

Setelah ucapannya, ada jeda selama beberapa detik. Joonmyeon, Jongin, dan Sehun tak mampu membuka mulut. Ketiganya terlalu kaget dan bingung. Rasanya otak mereka lumpuh dan tak sanggup mencerna satu pun perkataan namja itu.

“Arra.” Sambil membuka tudung kepalanya perlahan-lahan, Black berkata dengan setengah hati, “Kau yang menang, Yifan-ah.”

Hah!

Ketiga Guardian hanya bisa terpaku, sungguh-sungguh tidak mengerti. Namja setinggi dua meter lebih itu berjalan semakin dekat ke arah mereka. Untuk pertama kalinya menunjukkan wajah asli di balik jubah putihnya. Namja itu mungkin berumur sekitar tiga puluhan. Kulitnya lebih coklat dan gelap dari Jongin, seperti sering terkena sinar matahari. Wajah dengan rahang kuat, rambut hitam kaku dan acak-acakan, serta jenggot tebal yang menutupi hampir sebagian besar dagu dan pipi bagian bawah, semakin menegaskan sosoknya yang seperti monster. Lalu matanya, mirip sekali dengan Yifan. Mata berwarna cokelat muda yang tajam dan mengintimidasi, seakan memiliki daya hisap seperti sebuah magnet.

“Dia adalah Wu Jiahao, namdongsaeng dari papa, sekaligus…” Yifan menghela napas berat, tidak terlalu tertarik untuk menjelaskan panjang lebar, “Guardian pertama yang direkrut oleh L.”

“A…” Mulut Jongin dan Sehun ternganga lebar, sebelum suara mereka tiba-tiba memekik keras, “MWORAGOO??”

“Ma… maksudmu, samchon-mu adalah Gu… Guardian generasi pertama?” Sehun menunjuk Black dengan tangan bergetar, “Ti… tidak mungkin.”

Sejurus kemudian dia terkesiap, seperti baru saja menyadari sesuatu yang sekarang makin terlihat masuk akal. Sejak dulu Keluarga Wu telah menjadi donator utama Hogosha High School, hanya saja Sehun sama sekali tak tahu menahu apa alasannya sampai keluarga Yifan mau menjadi donator selama bertahun-tahun. Tidak terbesit sedikitpun di dalam otaknya, kalau keluarga Wu ternyata memiliki sejarah yang panjang dengan sekolah ini.

“Tidak ada yang tidak mungkin, anak muda.” Black tersenyum miring. Meski wajahnya sudah tidak tertutup oleh apa pun, namun tetap saja aura misterius dan menyeramkan tak bisa terlepas darinya. Ia mendengus pelan, lalu melayangkan pandangan pada Joonmyeon yang melihatnya dengan ekspresi kosong, “Sudah lama tidak berjumpa,” ucapnya dengan suara yang anehnya terdengar lebih ramah dibanding biasanya.

Joonmyeon melebarkan kedua mata. Akhirnya satu misteri telah terpecahkan. Saat pertama kali melihat sosok Black, dia sempat merasa déjà vu. Tapi sayangnya, Joonmyeon tak bisa mengingat dengan jelas di mana mereka pernah bertemu. Sampai akhirnya dia melihat wajah namja itu sekarang, samar-samar mulai mengingat sesuatu. Sepertinya mereka berdua memang pernah bertemu. Hanya sekali, saat Wu samchon mengunjungi rumah Yifan sekitar sepuluh tahun lalu. Namun tentu saja, Joonmyeon sama sekali tidak mengira namja yang ditemuinya saat kecil itu adalah seorang Guardian. Terlebih lagi, dia adalah paman kandung Yifan.

“Kau sudah tumbuh menjadi yeoja yang sangat cantik.” Black mengangkat tangan kanannya sambil tersenyum.

Sat!

Tiba-tiba saja seseorang menahan pergelangan tangannya, persis di depan wajah Joonmyeon yang masih tertegun, “Jangan sentuh dia.” Yifan menatap dengan sorot mata memperingatkan, menguatkan cengkeramannya, sampai Black meringis kesakitan.

“Menarik sekali…” Black langsung menarik tangannya, “Kalau berhubungan dengan yeoja ini, kau benar-benar mengeluarkan seluruh emosimu, huh?”

Jongin dan Sehun melirik satu sama lain. Sikap Yifan memang bukan lagi hal aneh bagi mereka. Bahkan Jongin saja sudah membuktikan sendiri bagaimana menyeramkannya namja itu sebenarnya.

“Tunggu dulu.” Sehun buru-buru sadar, menurutnya ada topik pembicaraan yang jauh lebih penting untuk dibahas sekarang, “Tadi kalian bilang sesuatu tentang tes, apa maksudnya itu?”

“Sama seperti tes ujian sekolah, tes yang kulakukan adalah untuk menguji apa kalian layak menjadi Guardian untuk Hogosha High School.” Black menjawab tanpa pikir panjang, “Sekaligus membuktikan bahwa pilihan L tidak salah.”

“L?” Joonmyeon mengerutkan kening, “Apa dia tahu tentang semua ini?”

“Tentu saja.” Black menjawab ringan, seolah itu bukan hal yang patut dipertanyakan, “Meski menjadi Black Guardian adalah ideku sendiri, tapi semua itu tetap bisa terlaksana karena persetujuannya.”

Ekspresi mereka bertiga dalam sekejap langsung berubah. Semua rasa kesal, benci, penasaran, dan berbagai perasaan marah lainnya berganti menjadi kelegaan sekaligus kebingungan. Seakan mereka baru saja dipaksa bangun dari mimpi buruk yang panjang.

“Jadi ini cuma…” Karena terlampau kaget, Sehun sampai tidak bisa mengeluarkan kata-kata dengan jelas, “Black Guardian juga bagian dari L…”

“Seperti yang pernah kubilang dulu. Black Guardian akan selalu hidup selama Guardian masih ada di sekolah ini,” tandas Black, “Ketika Guardian generasi kedua direkrut oleh L, saat itulah pertama kalinya aku muncul. Ini sekaligus bisa menjadi pengalaman berharga bagi kalian, bukan?”

“Apa ada Guardian yang benar-benar kau lenyapkan?” Sehun bertanya ragu-ragu, bahkan ada ketakutan dalam nada bicaranya.

Seringaian tipis kontan menghiasi wajah Black, “Itu rahasia,” desisnya pelan, otomatis menimbulkan rasa penasaran bagi mereka semua, termasuk Yifan, yang memang tidak pernah mengetahuinya.

“Kau sungguh keterlaluan!” Tiba-tiba saja Jongin menyikut lengan Yifan dengan kasar, “Gara-gara kau sempat menyebut-nyebut nama L, aku sampai tidak bisa tenang,” sentaknya, antara marah tapi juga kagum.

“Tapi kau tetap mempercayainya.” Yifan memberikan komentar singkat, yang sontak membuat Jongin menggeleng-gelengkan kepala, gemas sekali.

“Kau benar-benar menyebalkan.” Senyum Jongin mengembang saat mengatakan kalimat ejekan itu. Bagaimanapun juga dia memang tidak bisa membenci Yifan.

Black memperhatikan satu per satu dari mereka, untuk pertama kalinya senyum hangat di balik wajah gahar itu mengembang, “Masih ada waktu satu tahun sebelum generasi berikutnya mengambil alih.” Black menegaskan kalimatnya dengan nada perintah, membuat mereka berempat langsung menoleh dengan tatapan serius, “Perjuangan kalian masih belum selesai.”

“Dan Joonmyeon…” Namja itu melayangkan pandangannya, menatap tegas, “Sebenarnya aku mengira kau akan melenyapkan Jang Dongwoo, tapi ternyata kau malah memberinya kesempatan untuk melawan kalian…” Black mendesah, kelihatan tak habis pikir, “Jangan sampai lengah. Kau harus mempertanggungjawabkan atas keputusanmu yang merepotkan itu.”

Joonmyeon tersenyum kecil, tak ada kebimbangan dalam ekspresinya. “Tentu saja.”

“Tapi ini benar-benar tidak adil.” Sehun merengut, menatap Black dan Yifan bergantian, “Wufan hyung kan juga bagian dari kami, kenapa dia malah bekerja sama denganmu?” protesnya.

“Asal kau tahu, ini juga cukup menyusahkan buatku.” Black melirik keponakannya sekilas, “Kalau aku tiba-tiba muncul di depan kalian, Yifan pasti langsung tahu siapa aku sebenarnya. Karena itu L memintaku mengambil opsi kedua.”

“Opsi kedua?”

“Mengajak Yifan untuk bekerjasama.” Black terbahak, mengingat kembali kejadian saat itu, “Dia juga melalui tes yang sama sebagai Guardian. Meski caranya sedikit berbeda dari kalian.”

Kali ini, Joonmyeon bereaksi, “Tes apa?”

“Mungkin lebih tepat disebut taruhan.” Black meralat ucapannya sendiri, “Ketika memintanya menjadi kaki tanganku, kami berdua mengadakan sebuah perjanjian, kalau kalian berhasil melalui semua ini, aku tidak akan mengganggu kalian lagi. Tapi, kalau kalian kalah… maka Yifan harus bersedia menjadi Black Guardian untuk seterusnya.” Black tak menutupi rasa kagumnya saat melihat Yifan, yang hanya menatapnya hampa, “Jujur saja aku sudah yakin bisa menghancurkan kalian. Dengan menarik salah satu anggota Guardian untuk menjadi sekutuku, itu pasti akan membuat hubungan kalian berantakan…”

Black kemudian menatap Sehun dan Jongin bergantian, “Awalnya aku sempat meremehkan kalian. Yang satu terlalu temperamental, yang satu lagi terlalu playboy dan santai…” Manik matanya lalu beralih pada Joonmyeon, “Leader-nya bahkan memiliki kepribadian ganda dan terlampau mudah percaya pada orang lain. Dari semua pengamatan itu, aku menganggap Guardian generasi keenam benar-benar lemah, tetapi dia…” Black kemudian melirik Yifan lagi, “…dengan yakin berkata padaku, ‘Semakin dekat kau melihat, kau akan tahu kemampuan kami yang sebenarnya. Guardian pasti akan mengalahkanmu.’ Hah, bahkan ketika sudah bergabung denganku, dia masih menggunakan kata kami.”

Jongin dan Sehun benar-benar terkesima. Kalimat itu sudah cukup membuktikan perasaan Yifan yang sebenarnya. Kepercayaan dan juga kesetiaannya pada Guardian tak pernah luntur sedikitpun.

“Dasar! Kali ini kau berhasil membuatku jantungan, tahu!”

“Wufan hyung, kau memang mengerikan! Kupikir kau benar-benar menjadi rival kami!”

Mereka berdua langsung memukul bahunya pelan, menunjukkan raut kesal, tak percaya, sekaligus terpukau.

Yifan membalas segala keluh-kesah mereka dengan senyum terkulum. Namun ekspresi wajahnya langsung berubah saat mendapati Joonmyeon yang justru berusaha menghindari tatapan matanya. Kedua alis Yifan bertaut. Dia sadar tidak akan semudah itu mendapatkan maaf dari Joonmyeon yang sudah terluka akibat perbuatannya.

“Jongin, Sehun.” Yifan kembali menatap keduanya, “Kalian masih ingat berhutang satu hal padaku?”

“Berhutang?” Keduanya saling menoleh, tidak begitu mengerti.

“Kalian pernah kalah taruhan.”

“Aah!” Jongin dan Sehun langsung manggut-manggut. Yang dimaksud Yifan adalah taruhan saat mereka menangani kasus Huang Zitao.

“Ne. Aku ingat.” Sehun mengernyitkan dahi, “Memang apa yang kau inginkan dari kami?”

“Sekarang…” Yifan menjawab sambil melayangkan pandangan pada Joonmyeon, menatapnya lekat, “…tolong tinggalkan kami berdua.”

“Heh?” Bukan hanya Jongin dan Sehun, Joonmyeon pun kelihatan bingung sekaligus panik. Entah mengapa detak jantungnya tiba-tiba berdebar semakin kencang. Saat ini dia tidak sedang dalam keadaan ingin ditinggal berdua saja dengan Yifan.

Di lain sisi, Black malah tersenyum maklum, seakan sudah mengerti apa yang diinginkan keponakannya itu. Tiba-tiba, dia meletakkan kedua lengannya di bahu Jongin dan Sehun, dengan paksa menggiring mereka berdua untuk mengikutinya.

“Santai saja.” Black menoleh pada Yifan sekilas, memandang jail, “Para pengganggu akan pergi.”

“Tu… tunggu dulu.” Jongin berontak, “Kenapa kami harus pergi juga!”

Sehun pun terlihat jengah, “Hei! Samchon!”

“Kalian kalah taruhan, kan?” Black langsung mengeratkan lengannya, nyaris mencekik mereka berdua, “Dan jangan panggil aku samchon! Aku bukan paman kalian!”

“Terus harus kupanggil apa?! Haraboji?” – Sehun.

“Berani juga kau!” – Black.

“Lepaskan! Aku tak bisa bernapas!” – Sehun.

“Yak! Kenapa aku juga ikut dicekik samchon?!” –Jongin.

Pertengkaran masih terus terdengar sampai ketiganya keluar dari ruangan. Membuat Joonmyeon dan Yifan hanya bisa menatap punggung mereka dalam diam.

Singg~

Sepeninggalan Black, Jongin, dan Sehun, keheningan semakin tak terelakkan. Mereka berdua berdiri dalam jarak yang cukup jauh. Joonmyeon terang-terangan tak mau menatap kedua mata Yifan, karena jujur saja dia tidak tahu harus bersikap bagaimana setelah mengetahui kenyataan yang di luar dugaannya.

“Joonma.” Yifan berjalan mendekat, dan sontak berhenti saat melihat yeoja itu begitu gelisah. Dia pun mundur, dengan kening berkerut tiba-tiba saja Yifan menundukkan kepala, “Mianhanda,” bisiknya penuh penyesalan.

Joonmyeon tak kuat lagi. Hatinya benar-benar terasa sakit melihat ekspresi Yifan yang tampak begitu bersalah. Tanpa sempat ia sadari, satu per satu tetesan air mata mulai berjatuhan di kedua pipi porselennya. Setelah sekian lama menahan semua rasa sedih, kesal, dan sakit hati atas semua yang terjadi, akhirnya, yeoja itu mengeluarkan seluruh emosinya di hadapan Yifan. Tangisnya benar-benar pecah. Cepat-cepat dia menutup wajahnya dengan kedua tangan, terduduk di lantai begitu saja, seakan kedua kakinya sudah terlalu lemah untuk menahan berat tubuhnya. Perasaan marah ataupun lega, Joonmyeon sudah tak tahu lagi apa yang paling memenuhi benaknya sekarang.

Pelan-pelan, Yifan mendekati yeoja itu. Dia ikut merundukkan tubuh jangkungnya, dengan sangat berhati-hati, dipeluknya tubuh kecil itu, sehingga tak akan terlepas lagi dari tangannya, “Maafkan aku.” Yifan berbisik tepat di telinga Joonmyeon, yang kontan menghentikan isakan tangisnya, “Mungkin kelihatan seperti mencari-cari alasan, tapi aku benar-benar bersyukur kau bisa melalui ujian ini.”

“Jangan minta maaf.” Dengan mata sembab, Joonmyeon mengangkat kepalanya. Jarak mereka begitu dekat, hingga dia bisa melihat serat-serat halus di balik lensa kontak hitam yang dipakai Yifan, “Aku menangis bukan karena marah padamu. Aku justru marah pada diriku sendiri,” ungkapnya benar-benar frustasi.

Yifan kaget bukan kepalang, “Apa maksudmu?” Dia sontak mencengkeram kedua lengan yeoja itu, menatapnya terheran-heran, “Seharusnya kau marah dan membenciku. Demi membuktikan kalau Guardian tidak akan bisa dihancurkan, aku bahkan mangkhianatimu, Joonma.”

“Justru itu!” Suara Joonmyeon sempat meninggi, sebelum akhirnya dia cuma tertunduk lemah, “Justru itu…,” ulangnya, kali ini dengan suara yang nyaris tak terdengar, “Kalau saja aku lebih peka dan sadar, aku pasti tidak akan membuatmu melakukan itu. Memaksamu melakukan hal yang jelas-jelas kau benci.” Dengan ekspresi kesal, Joonmyeon meremas tangannya sendiri, “Kalau saja aku lebih cepat menyadarinya, aku tidak akan membuatmu merasa bersalah seperti ini.”

Selama beberapa saat, Yifan hanya mampu menatap yeoja yang terus tertunduk itu dengan berbagai macam perasaan. Terpana, takjub, rindu, dan juga… sayang. Dia tidak tahu lagi bagaimana cara untuk mengendalikan ekspresi wajahnya. Yeoja ini tak pernah berhenti membuatnya terpukau. Memikirkan orang lain sebelum dirinya sendiri, namun tetap menganggap bahwa semua itu adalah bentuk keegoisannya saja.

Yifan tanpa sadar menghela napas panjang. Sejak dulu, mungkin sudah berkali-kali dia berusaha membunuh perasaannya, hanya agar yeoja itu merasa nyaman berada di dekatnya. Namun Yifan sudah menyerah melakukan itu. Tak peduli berapa kali pun mencoba untuk mengingkarinya, rasa itu justru datang menekan, semakin keras. Sampai akhirnya dia sadar, kelembutan dan kebaikan hati Joonmyeon memang

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cia_ns #1
Chapter 11: omaygat aku baru buka ini lagi dan udh end ternyata hehehe. walaupun aku udh baca versi aslinya dan agak bingung ya soalnya yg aslinya latarnya jepang eh yg ini korea, jadi agak bingung sendiri. but good job!!
chryss2295 #2
Chapter 11: aku nemu ini di FFN, trusgak sabar sama kelanjutnnya...
aku bukan EXO-L tapi aku salut sama ff 1 ini.. daebak baget
keep writing XD
phcxxi #3
Chapter 11: HAIIII AKU GA SABAR NUNGGU DI FFN JADI LANGSUNG CUSS KESINII YUHUUU SEPERTI BIASA SIST INI FF DAEBAK SEKALIII LOPE DEHH <3
lustkai #4
Chapter 11: hi :) aku nemu ini di ffn tadi pagi dan dikatakan di aff udah end malah lol langsung kesini;; sumpah ini keren banget ya as expected jepan !
ddkrisho
#5
Baru tau cerita ini gegara rekomendasi temen dan ternyata WAAAAAA KEREN BANGEEEET! jadi penasaran sama novel aslinya deh ;3 ehiya maaf ya thor, baru comment disini, padahal gue juga baca amazing guardian yang pertama hehe;3
CrystiaBell #6
keren banget :3 btw gua punya novel aslinya dari ran orihara :v
HyewonB #7
Hii reader baru disini kekeke salam kenal all. Btw ini ff nya kereennn
YudaSONE #8
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....
YudaSONE #9
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....
YudaSONE #10
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....