Sweet - Choco Shortcake

Coffee and Writer
Akhirnya Xiumin membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah warna putih dan lampu yang menyilaukan. Xiumin menyipitkan matanya, berharap benda itu meredup sedikit karena itu membuat matanya sakit. Xiumin mencoba menggerakan tangannya namun rasa sakit membuatnya meringis tertahan. Kakinya juga kaku dan terasa perih jika digerakan. Yang bisa ia lakukan hanya menggerakan leher sampai ke atas. Ia menghela napas sedih. Melalui ekor matanya, ia melihat sesuatu yang besar dan berambut di samping kanannya. Ia menoleh dan berpikir sejenak. Saat ia mencoba mengingat siapa itu, dia terbelalak. Apalagi saat orang itu bergerak tiba-tiba dan mendongak perlahan. "Xiumin!" pekiknya tiba-tiba. Dia langsung berdiri kemudian mencengkeram kedua bahu Xiumin sambil memeriksa keadaan Xiumin dari ujung kaki sampai ke ubun-ubun. "Luhan... Sejak kapan...?" gumam Xiumin pelan. Pria itu berhenti lalu menegakkan badannya sambil menatap Xiumin dengan tatapan teduh. "Kau tahu? Aku sudah disini sejak komamu." Luhan berkata dengan halus. "Koma? Mana ponselku?" Mendadak Xiumin pusing. Luhan memberikan ponsel Xiumin yang hancur. Tapi untungnya masih bisa digunakan. Xiumin melihat display date di layar dan terkejut saat melihat tanggalnya. "Tanggal dua?! Aku rasa kemarin ADUH!" Tangannya reflek memegang keningnya yang mendadak pusing. Luhan terkesiap dan telihat cemas. "Beristirahatlah dulu. Kita akan membicarakan ini bila kau sudah sehat," saran Luhan dan mendapat anggukan dari Xiumin. Luhan membantu Xiumin merebahkan diri lagi di kasurnya dan juga menyelimutinya sampai ke batas dadanya. Xiumin menatap Luhan yang berdiri di sampingnya. "Kau akan pergi?" tanya Xiumin lirih. Pusingnya masih meradang sampai ke belakang kepalanya. "Tentu saja tidak. Aku akan menjagamu," jawab Luhan tulus. "Baguslah. Apa Sehun hyung tahu keadaanku?" tanyanya lagi. "Tentu saja! Aku harus memberitahunya apalagi keadaanmu sekarang ini." Luhan berkata sambil melotot. Dalam hati, Xiumin tertawa melihatnya. "Sebenarnya dia bersamaku tapi dia pulang untuk mengambil bajumu dan akan kesini nanti," ucap Luhan lagi. Xiumin mengangguk beberapa kali tanda mengerti. Ia menoleh ke arah sebaliknya dan menutup mata, dan tertidur. Luhan menatapnya penuh kelegaan. Telunjuknya mengarah ke sebelah pipi Xiumin lalu menyentuhnya dengan gemas. Hal yang baru-baru ini disukai Luhan. Selain itu, Luhan juga sering mencubit pipi Xiumin saat koma, berharap pria lucu itu bangun. Luhan akan terkikik setelah melalukannya. Dia sekarang terkikik sendirian. Setelah satu jam tertidur, akhirnya Xiumin bangun. Hal pertama yang ia cari adalah Luhan, kemudian bernapas lega saat mengetahui Luhan masih dikamarnya. Terdengar suara jatuh hujan yang berisik disertai petir-petir yang menakutkan. Xiumin kembali menarik selimutnya sampai ke batas hidungnya. Dia takut suara hujan dan hujannya. "Kau sudah bangun?" Luhan berkata setelah menoleh padanya. Pria itu berjalan mendekatinya lalu duduk di pinggir kasur. "Hmm. Mana Sehun hyung?" tanya Xiumin dibalik selimutnya. "Dia akan datang setelah hujan reda," jawabnya. Xiumin mengangguk kemudian beralih menatap jendela kamar rumah sakitnya. Tetesan air hujan mengenai kaca dan mengalir ke bawah. Tidak ada yang berbicara selama beberapa menit, sebelum akhirnya Xiumin berganti menatap Luhan yang sedang asyik dengan ponselnya. "Berapa lama aku koma?" tanyanya. Luhan mendongak, menaruh ponselnya disampingnya dan kemudian menjawab pertanyaan Xiumin. "Empat hari. Aku sempat khawatir kau tidak akan bangun lagi." "Apa?! Empat hari?! Kau menungguku sampai empat hari?!" Xiumin memekik terus. Dalam hati, Luhan tertawa melihat bola mata Xiumin yang melebar dan membuatnya makin lucu. "Kau tahu? Temanmu yang bernama Chen dan Kyungsoo khawatir setengah mati saat melihatmu diperban seperti mumi. Dan mereka juga menatapku dengan sinis dan mengancamku bila aku berbuat yang tidak-tidak padamu. Aku tidak mengerti maksud mereka apa jadi aku abaikan saja." Luhan berkata sambil mengendikan bahunya. 'Dua orang bodoh itu!' pikir Xiumin geram. "Tampaknya mereka sangat perhatian padamu." Luhan berkata sambil tersenyum. "Yah, terkadang saja. Biasanya mereka begitu kalau ada maunya." "Tidak! Yang ini benar-benar serius. Aku yakin itu," balas Luhan menggebu-gebu. Xiumin menoleh dan berkata, "aku tahu. Gomawo." "Untuk?" Luhan memiringkan kepalanya, bingung. "Untuk kesetianmu selama aku koma dan juga kecemasanmu akan keadaanku. Aku merasa diperhatikan. Aku tidak tahu bagaimana kalau kau tidak menolongku saat itu, apalagi saat itu aku tahu pengemudi yang menabrakku melarikan diri. Gomawo. Jeongmal gomawo." Xiumin tersenyum. Satu senyuman panjang itu membuat Luhan terpaku dan... DEG! Perasaan apa ini?! Luhan mengangguk lalu balas tersenyum. Kemudian, waktu berjalan terus dengan obrolan dan canda sampai tengah malam. Waktunya untuk Xiumin dan Luhan tidur, tapi Xiumin tidak kunjung menutup matanya padahal Luhan sudah terlelap sejak sepuluh menit tadi. Luhan memiringkan badannya, mengarah ke kasur Luhan. Telunjuknya bergerak di pundak Luhan, berusaha untuk membangunkannya. "Kau benar-benar tidur, ya? Bangunlah. Aku tidak bisa tidur," gumam Xiumin kemudian menumpu dagunya dengan kedua telapak tangannya yang mencengkeram kasurnya. "Ada apa, hm? Insomnia?" Luhan tiba-tiba berucap. "Kau tahu darimana aku insomnia?" "Dari Sehun. Entah kapan dia menyinggungnya. Aku lupa. Jadi, kau mau aku melakukan apa?" Luhan membalikan tubuhnya sampai menghadap Xiumin. "Ayo kita mengobrol. Tentang hubunganmu dengan Sehun hyung juga tidak apa-apa." "Oke. Aku dan Sehun sudah dua tahun berpacaran. Sering terjadi pertengkaran dan ketidak sukaan terhadap kesukaan satu sama lain. Ya seperti pasangan lain. Ada enaknya, ada tidaknya." "Apa kau pernah menyukai orang lain tapi terhambat karema sedang berpacaran dengan Sehun?" "Tidak. Tapi, jujur saja akhir-akhir ini ada seseorang yang menarik dan mengganggu pikiranku." "Lupakan saja dia kalau itu mengganggumu." "Tidak bisa. Karena dia selalu bersamaku dan selalu di dekatku." "Siapa?" "Kau." "Apa? Aku? Maksudnya?" "Kalau aku menyukaimu bagaimana?"
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
BaoziNam
Ada yang bisa kasih saran pairing exo untuk fic aku selanjutnya?

Comments

You must be logged in to comment
D_Ominor
#1
Chapter 8: Kok fanfic x pendek.??
Tor Nam,,, ku tunggu fanfic slanjutnya...
:D
icecandle #2
Chapter 8: waah keren.. Hehehe
Ini end nih? Yakin..
Lanjutin dong.. Hehehe :D
jennifer_yuki #3
Chapter 8: Btw, karma tuh fungsi salah satunya spya bisa upvote story. :)
jennifer_yuki #4
Chapter 8: Lhah, authornim kok udah complete??
The cliffhanger is still there~
Please update soon. (´・ω・`)