Drama - Espresso

Coffee and Writer
Xiumin langsung menoleh saat bel kecil di pintu masuk berdenting nyaring. Pria itu menyapa pelanggan dengan antusias, tapi yang ini tampaknya beda. Ucapannya terputus saat dia tau siapa yang datang. "Kyaa! Dia datang!" pekik Xiumin dalam hati. "Espressonya satu." Dia tersenyum manis kepada Xiumin. Selagi pria itu menyiapkan pesanan untuknya, dia asyik memainkan ponselnya di meja kasir. Tak ada yang tau kalau daritadi Xiumin selalu memperhatikan senyuman itu dari balik mesin kopi. Ah, senyum itu... "Apa anda sedang menyiapkan novel baru?" tanya Xiumin untuk sekedar basi-basi sekaligus modus biar pelanggan setianya itu berlama-lama disini. "Iya. Karena novel itu saya tidak bisa tidur lebih sering dari biasanya." Ah, wajah merenggutnya sangat lucu! "Saya penggemar anda. Tolong jaga kesehatan dan semangat terus untuk novelnya!" "Thank you. Kau orang pertama yang akan aku beritahu nanti. Gomawo." Lalu di pergi meninggalkan kasir menuju pintu dengan ponsel di telinganya. Mata Xiumin terus mengekor kemana pria itu menghilang dibalik mobilnya. Karyawannya yang lain, memukul pundak Xiumin sampai pria itu benar-benar kembali ke dunianya. "YA! Ish. Mwo?!" Xiumin memelototinya yang sejak tadi mengacungkan telunjuknya ke depan meja kasir, mengisyaratkan kalau ada pelanggan datang dan ingin memesan. Chen, pria tadi, pergi meninggalkan Xiumin yang sibuk, sambil membawa dua karung biji kopi yang baru dikirim. "Kau suka dengan pelanggan itu?" tanya Chen setelah Xiumin selesai melayani. "Entahlah. Wae?" Xiumin mengendikan bahunya acuh tak acuh. "Namanya Luhan." "Aku tau. Dia pernah memberitahu nama asli dan kopi kesukaannya beberapa hari yang lalu." Xiumin berkata dengan sriang, seperti seorang fan yang beruntung bisa mendapat sedikit informasi privasi terkait idolanya. "Sebenarnya kau ini suka dengan novelnya atau orangnya, sih?" "Orangnya. Wae?" ucap Xiumin singkat. "Ya. Dia sudah punya pacar. Dan, pacarnya itu kakakmu sediri. Kau tau kan?" ucap Chen sambil berkacak pinggang. "Iya, aku tau kok! Tenang saja. Kakakku pembosan. Pasti sebentar lagi mereka akn putus. Aku yakin itu," ucap Xiumin percaya diri. Chen tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tampaknya ini akhir pertengkeran kecil mereka. Chen memilih pergi ke dapur membuat cookie setelah berucap untuk terakhir kalinya pada hari ini. "Aku jadi ingat cerita novel karangan Luhan yang seperti drama picisan. Apa ya namanya? 'Aku cinta pacar kakakku'?" Chen bergidik saat mengingat isi ceritanya yang anehnya menjadi best seller pada saat itu. "Haha, tampaknya itu terjadi pada diriku," ucap Xiumin sambil tersenyum tipis kepada Chen sebelum dia kembali melayani pelanggannya.
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
BaoziNam
Ada yang bisa kasih saran pairing exo untuk fic aku selanjutnya?

Comments

You must be logged in to comment
D_Ominor
#1
Chapter 8: Kok fanfic x pendek.??
Tor Nam,,, ku tunggu fanfic slanjutnya...
:D
icecandle #2
Chapter 8: waah keren.. Hehehe
Ini end nih? Yakin..
Lanjutin dong.. Hehehe :D
jennifer_yuki #3
Chapter 8: Btw, karma tuh fungsi salah satunya spya bisa upvote story. :)
jennifer_yuki #4
Chapter 8: Lhah, authornim kok udah complete??
The cliffhanger is still there~
Please update soon. (´・ω・`)