Light, Camera, Action! [Sehun/Namjoo]

EXO 12 Love Stories Relay

 

 

Light, Camera, Action!

Bulan bulan sudah berlalu di Paran High, termasuk minggu-minggu ujian kenaikan kelas yang bisa membuat otak berasap. Syukurlah, waktu-waktu berat itu sudah lewat. Ini sudah masuk waktu cooling down, dimana setiap kelas sibuk menyiapkan acara akhir tahun.

Acara ini sudah rutin dari tahun ke tahun, dimana anak kelas satu dan dua akan melakukan pentas seni, dan kelas tiga akan mengadakan wisuda kelulusan mereka. Jika kalian lihat sekarang, setiap kelas sibuk mendiskusikan apa yang akan mereka tampilkan, atau bahkan ada yang sudah pada tahap latihan untuk pesta seni nanti.

Siang yang ribut di kelas 2-F. Setelah sebelumnya setuju untuk menampilkan pertunjukkan drama, kini mereka ribut siapa yang akan menjadi tokoh utama di drama ‘Sleeping Beauty’ ini. Di pojok belakang, dua pemuda tidak begitu bersemangat. Jongin dan Sehun. Mereka sama sekali tidak ikut untuk mempermasalahkan hal itu.

Ketua kelas membenarkan kacamatanya, “Aigoo! Ya! Kalian jangan saling bersahutan begitu! Satu-satu! Baiklah, oke. Pertama, aku ingin rekomendasi dari penulis skrip kita, Kim Namjoo”

Namjoo yang sedari tadi sibuk menulis, mengangkat kepalanya, “Ye?”

Seluruh murid anak kelas 2-F tahu bahwa seorang Kim Namjoo adalah pendongeng sejati. Dia begitu menggemari semua film klasik Disney (kebetulan drama Sleeping Beauty adalah idenya), blog-nya berisi dongeng-dongeng fantasi, dan cita-citanya adalah menjadi penulis fantasi terkenal di dunia. Tanpa ragu, ia terpilih menjadi scriptwriter untuk acara drama 2-F.

Kini Kim Namjoo berdiri di depan kelas, menatap teman sekelasnya satu persatu. Kira-kira mana yang cocok untuk drama ini... pikirnya. Setelah lima menit, jari Namjoo mulai menunjuk pada satu arah.

“Oh Sehun.”

Yang namanya dipanggil kaget, “Eh? Na?”

“Mm! Oh Sehun. Ia cocok jadi kesatria-nya!” kata Namjoo yang membuat beberapa cowok protes karena peran mereka ‘diambil’ oleh Sehun.

“Ya Namjoo! Kenapa kau memilih dia!” kata para cowok.

“Entahlah, wajahnya cocok sekali untuk kesatria.”

Ketua kelas menatap Sehun, “Oi, mau tidak mau setuju, ya? Kita tidak punya waktu lagi. Aku juga setuju, Sehun berpengalaman jadi model dan pernah acting kan?”

Bukan rahasia lagi, flower boy dari kelas 2-F, Oh Sehun. Waktu kecil, ia pernah menjadi model dan beberapa kali ikut casting drama, walaupun hanya masuk menjadi cameo di sebuah drama tahun 90-an.

“Hey, aku kan belum bilang setuju—“

“Setuju!” kata para cewek-cewek. Namjoo tersenyum, “Sudah terpilih. Kesatrianya Oh Sehun! Selanjutnya... yang menjadi putri...”

Sehun memang tidak setuju, tapi... menjadi kesatria tidak begitu buruk. HAHAHAHA~

Jongin menoleh, “Jangan bilang kau berpikiran kau akan dapat fans setelah ini...”

“Oh! Bagaimana kau tahu? Hahaha!”

“Tch, dasar narsis.”

 

Merasa tidak puas, setelah pulang sekolah Sehun menghampiri Namjoo yang kini sedang berjalan keluar dari gerbang sekolah.

“Kim Namjoo!”

Namjoo menoleh, “Oh?”

“Ya! Kenapa kau membuat diriku menjadi tokoh utama!”

Namjoo menghela napas, “Kau memang cocok. Kau juga berpengalaman dalam acting kan?”

“Bu... bukan itu masalahnya! Terus, Karin, kenapa kau memilih Karin menjadi putri?”

“Karin cantik, cocok denganmu.”

Sehun mengepalkan tangannya, “Cantik? Hanya karena itu??”

“Listen! Oh Sehun, aku hanya ingin drama ini sukses, oke? Aku ingin karakter yang terbaik.”

Sehun menyerah. Sabar, Oh Sehun... ini demi kelas 2-F.

 

Namjoo sudah membuat skrip drama ini semalaman. Karena ia yang membuat skrip, ia lah yang mengontrol cerita. Ia begitu serius menggarap drama ini (karena ini kompetisi juga. Kelas yang menang dapat uang saku). Ia ingin tahu dimana kemampuannya untuk merealisasikan ceritanya.

Drama Sleeping Beauty ini berbeda sedikit dengan cerita aslinya. Agar seru, Namjoo menguatkan pada sisi magis dan action-nya. Tidak lupa properti yang super keren, seperti kastil, naga, pedang, armor, dan efek-efek yang membuat drama semakin hidup.

Ini sudah minggu kedua, dimana mereka sudah sampai final act.

“Oi, Kim Namjoo! Mana naskah final act-nya?” tanya Sehun yang kini sudah dengan armor buatan dan pedang. Namjoo membuka map-nya,

“Karena adegan babak akhir ini hanya sang kesatria dan putri, jadi kalian berdua tolong reading dulu ya.” Kata Namjoo. Sehun dan Karin (pemeran putri) duduk di depan Namjoo sambil mencoba mendalami skrip.

“’...Oh Aurora, akhirnya aku menemukanmu’” sehun membacanya, lalu melanjutkan membaca narasi, “...kesatria pun akhirnya berhasil ke menara dimana Aurora tertidur. Mengingat perkataan sang peri, tuan putri akan bangun dengan true love kiss. Jadi, tanpa ragu, kesatria mendekatkan wajahnya lalu—“ Sehun berhenti, membuat Namjoo dan Karin kebingungan.

“Sehun?”

“—a... Apa-apaan ini!” Sehun melempar skrip ke depan Namjoo. Karin memekik kaget, Namjoo kesal,

“Ya Oh Sehun! Apa yang kau lakukan?!”

“Apa maksudmu ‘mencium’? aku tidak mau melakukannya!”

“Kau tidak pernah menonton Sleeping Beauty, ya?! Kan memang ada kiss scene-nya!”

“Aku tidak mau!”

“YA! Itu bisa membuat drama kita menang! Mendalami karakter—“

“Cut it off, Namjoo. Aku keluar.” Sehun begitu marah, hingga ia membuat bangku yang ia duduki jatuh, lalu keluar kelas. Wajah Namjoo memerah menahan emosi. Seisi kelas menjadi bingung. Karin berdiri,

“A... Aku akan membujuknya, Namjoo-ya... T—tunggu disini, ya?” Karin agak terbata melihat wajah Namjoo yang kesal.

 

Sehun berbaring di atap sekolah, menatap langit yang biru. Namjoo bodoh. Damn kiss-scene. Batin Sehun marah. Walaupun marah, Sehun juga menyesali perbuatannya tadi. Ia membuat gadis itu marah, ia tidak pernah melihat Namjoo semarah itu. Hhh, I’m sorry, Kim Namjoo. I don’t mean to... maksudku itu... aku...

“Oh Sehun.”

Sehun melihat sosok Karin yang kini menatapnya.

 

Kini mereka berdua duduk dalam diam. Belum ada yang berani mengeluarkan suara. Karin sendiri datang untuk bicara pada Sehun, tapi menunggu pemuda ini kembali tenang.

“Untuk apa kau kesini?” akhirnya Sehun bersuara.

“A... aku ingin kau kembali ke kelas... latihan lagi. Tadi anak-anak kebingungan apa yang terjadi...”

Sehun menghela napas, “Maaf ya. Tadi kata-kataku kasar.”

Karin tersenyum, “Tidak apa-apa. Aku mengerti kenapa kau tidak mau melakukannya.”

Sehun menoleh, “Benarkah?”

“Sehun suka Kim Namjoo kan?”

Hening.

“EH?!” Sehun memekik kaget, “A—apa katamu?! A.. aku tidak, kok! hey, hahaha! Ya! Darimana kau menyimpulkan itu??”

Karin terkekeh, “Kau terlihat sekali! Jika sedang script reading dengan Namjoo, Sehun selalu saja menatapnya diam-diam, membacanya dengan hati... dan mata Sehun selalu tertuju pada Namjoo. Jika sedang beradu acting denganku, entah kenapa, tidak sebagus saat bersama Namjoo. Pandangan Sehun juga kosong, tapi hidup saat memandang Namjoo...”

Karin menatap Sehun yang kini memerah. “Benar, kan?”

“Yah, baiklah... aku tidak bisa bohong. Makanya aku tidak ingin melakukan hal itu. Maaf ya, Karin.”

“Tidak apa-apa, kok! tapi, ayo kita latihan lagi!”

“Karin, aku—“

“Percaya padaku.” Kata Karin meyakinkan Sehun.

 

Hari H Pentas Seni.

Pertunjukkan dimulai dari kelas 2-A yang menampilkan drama ‘Cinderella’, lalu kelas 2-B yang mengadakan pertunjukkan musik. Kelas 2-F sendiri sedang ribut di belakang panggung. Satu masalah terjadi. 10 menit sebelum pertandingan mereka, Karin mengeluh kepalanya pusing dan perutnya sakit.

“APA!? Karin! Apa maksudmu sakit perut dan pusing kepala?!” ketua kelas sudah frustasi.

Karin memegangi perutnya, “M—maaf...”

“Ada apa ini?” Namjoo datang setelah salah satu pemain mencari Namjoo.

“Karin. Dia tidak bisa tampil hari ini.”

Namjoo menatap Karin khawatir, “Karin-ah, neomu apha? Benar-benar tidak bisa tampil?”

Karin mengangguk lemah, “M—maaf, Namjoo-ya...”

“Bagaimana ini! 5 menit lagi tampil!” ujar Jongin yang menjadi peran elang peliharaan Meleficent (nama penyihir di Sleeping Beauty).

“Namjoo-ya! Cepat gantikan Karin!” sang ketua kelas menarik keputusan.

“Eh? Aku???” kata Namjoo kaget.

“Iya! Kau yang membuat skrip, jadi kau tahu bagaimana menjadi putri! Aku yakin kau hapal semua skripnya! Cepat semuanya bantu aku untuk mengganti baju Namjoo!”

“Eh? Tu—tunggu—hyaaa!”

 

Peran putri tidak terlalu menonjol disini. Ia hanya muncul di awal dan akhir. Di tengah Sehun banyak berperan, dimana banyak sekali scene melawan pasukan gaib dari Meleficent. Hingga muncullah scene yang paling Namjoo takutkan.

Babak Akhir. Sang Kesatria bertemu dengan Sang Putri. True Love Kiss.

 

...Phillip berhasil menusuk hati dari Meleficent, dan bergegas menuju lantai tertinggi kastil, dimana sang putri tertidur. Tanpa kenal lelah, Phillip pun berhasil memasuki kastil. Rasa sakitnya hilang saat menatap sosok sang putri dengan bibir semerah mawar itu.

‘Oh, Aurora. Aku telah menemukanmu’ ucap Phillip.

Mengingat perkataan sang peri,  tuan putri akan bangun dengan true love kiss. Jadi, tanpa ragu, kesatria mendekatkan wajahnya pada wajah sang putri...

 

Namjoo menahan napasnya, saat merasakan sentuhan bibir Sehun di bibirnya. Begitu juga Sehun. Saat mencium gadis itu, waktu seakan berhenti.

 

...sang putri pun terbangun. Semua sihir dan kutukan Meleficent menghilang. Bunga kembali bermekaran, langit menjadi biru, dan akar belukar berubah menjadi semak bunga. Sang putri bertemu dengan kesatria-nya lagi.

‘Aku tahu kau akan datang’ ucap sang putri yang langsung mendapat pelukan hangat dari sang kesatria.

Kerajaan pun berbahagia. Anak semata wayang mereka kembali dengan selamat. Tidak hanya merayakan kembalinya Aurora, mereka juga merayakan pernikahan Aurora dengan pangerannya, Phillip. They live happily ever after. The End.

 

Tidak disangka, pengorbanan Namjoo menjadi putri yang terpaksa membuahkan hasil. Kelas 2-F berhasil meraih juara pertama. Mereka semua menyoraki Namjoo, karena 90% adalah hasil kerja keras gadis itu.

Disaat kelas 2-F berada di dalam euphoria, Kim Namjoo mencari dimana Sehun. Sehun sendiri sedang berada di sudut ruangan, sambil melepas kostum armornya (yang cukup merepotkan).

“Oh Sehun!”

Sehun menoleh, Namjoo menatapnya marah.

“Kenapa kau melakukannya?!”

“Melakukan apa?”

Kiss scene. Kau ini ya—“

“Lho, kan itu ada dalam skrip! Kau sendiri yang bilang aku harus melakukannya.”

Blush! Wajah Namjoo memerah. Jadi maksudmu aku memakan perkataanku sendiri?

“M—memang sih tapi...”

“Tapi worth it, kan? Kita menang! Good job, Kim Namjoo.” Sehun tersenyum.

“I... iya... terima kasih juga...” kata Namjoo malu.

 

Setelah gadis itu pergi, Sehun buru-buru mengeluarkan handphone-nya.

Karin: Sehun! Bagaimana dramanya? Sukses? Kudengar kita juara 1!

Sehun: Ohorat! Yap, kita juara satu.

Karin: Hebat~! Selamat ya!! 2-F jjang!

Sehun: Hahah, terima kasih ya Karin.

Karin: Sudah kubilang kan, percaya padaku ^^

Sehun: By the way, acting sakit perut yang bagus.

Karin: thank you! How the kiss? ;)

Sehun: Hahaha, I will never forget it.

 

***FIN***

 


 

 

HORRAAAAAYYYY!!! THIS IS THE LAST CHAPTER!!!

Im so thanked to you for reading it (I know my story , but I tried).

Thankyou for those who commenting this story.

Thanks to the silent reader too, ehehe. I hope u will showed up someday!

 

And please, no plagiarism for my story!

You can visit my blog for another stories (mostly exopink and use bahasa ehe)

 

Love, asyilasa :)

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mika_lou #1
Chapter 3: Krismi ❤
Mutingiss #2
Chapter 1: hiyaaa! ini singkat tapi sweet bangeeeett!! aku sukaa
AriesRising
#3
Chapter 4: This is so good! I rarely read ff in bahasa, but this one was written cleverly.
Well done!
Sehooney
#4
Chapter 9: yeah chorong sama d.o, bikin lanjutannya dong author atau ga bikin pairing baru lagi buat chorong hihi ^^
erikakook #5
Chapter 8: harusnya ada ceritanya chorong sama siapa gitu