My Client

That Women Loved

Mi Ri terpaku melihat laki-laki di depannya kini, yang ternyata adalah seorang Lee Gi Kwang. Dia ini kan…

Flasback 

“Omonaa! Dia tampan sekali!” seru Oh Ha Ni. 

“Iya! Aku ingin sekali menjadi kekasihnya!” timpal So Na Hyun.

Mi Ri yang sedang konsentrasi membuat gambar sketsa untuk proyeknya merasa terganggu dengan histeris dari teman-teman kerjanya. Ia pun membalikkan badan dan mendatangi mereka yang sedang membaca majalah. “Kalian… jangan berisik… aku sedang konsentrasi membuat sketsa… memangnya ada apa sih? Siapa yang tampan?” ujar Mi Ri dengan nada sedikit kesal. 

“Tentu saja kami jadi berisik. Ada laki-laki tampan, keren, dan kaya raya, bernama Lee Gi Kwang!” ujar Ha Ni tampan. 

“Lee siapa? Ji Kwon? Mi Wang? Hi Kwang?” tanya Mi Ri. 

“Lee Gi Kwang, Mi Ri-ah! Itu loh, penerus Suez Company, salah satu perusahaan terkaya di Korea Selatan. Dia anak tunggal. Orang kaya, pintar, beribawa, keren, dan tahu tidak, umurnya sepantaran dengan kita! Dia belum menikah!”  seru Na Hyun, “Andai aku bisa menjadi istrinya… aku adalah wanita paling bahagia di seluruh bagian Korea ini…” ujar Na Hyun sambil membayangkan mimpinya tersebut.

Mi Ri terkekeh pelan, “Kalau begitu, kau harus keluar dari kantor ini, dan masuk ke perusahaannya, agar kau mengenalnya, Na Hyun-ah…” ujar Mi Ri.

Na Hyun cemberut mendengar candaan Mi Ri, “Huft… itu tidak mungkin… untuk masuk ke Suez Company, kita harus mempunyai pendidikan yang tinggi dan harus mengalahkan ratusan pelamar di luar sana…”. 

Sementara itu, Yoo Jin datang dan membubarkan mereka semua. “Kalau ingin menikah dengannya, kau harus bekerja dengan baik, karena itu, sekarang kerja! Bukan waktunya bergosip!” ujarnya.

Ha Ni dan Na Hyun hanya cemberut dan kembali bekerja. Yoo Jin berbisik kepada Mi Ri, “Kecuali kau kan? Kau ingin menikah dengan Lee Dong Hae?”. Mi Ri hanya tersenyum malu.

End Flashback

“Hei, apa yang kau pikirkan?” tanya Lee Gi Kwang ketus. Mi Ri pun kembali kesadarannya dan menatap laki-laki di depannya sedang berkacak pinggang.

“Hah? Ah, maafkan saya, kalau begitu, bolehkah saya masuk? Saya ingin melihat bagaimana bentuk interior rumah anda…” ujar Mi Ri. Gi Kwang hanya menatap Mi Ri lalu berbalik masuk ke dalam rumah. Mi Ri menggerutu kesal melihat kelakuan Gi Kwang. Huh, dasar sombong! Mentang-mentang dia CEO, dia bisa bersikap seperti itu… pikir Mi Ri. Mi Ri pun masuk ke dalam rumahnya.

Mi Ri melihat bagaimana bentuknya dan merencanakan desainnya. Gi Kwang hanya duduk di kursi sambil membaca koran.

Sementara Mi Ri merancang, dia bertanya pada kliennya, “Ehm, Pak Lee, kata rekan kerja saya, konsep desain yang bapak inginkan adalah Korea modern ya?”.

Gi Kwang menurunkan korannya dan menjawab Mi Ri, “Untuk apa kau tanyakan lagi kepada saya? Kau pegawai baru ya?” jawabnya dengan nada ketus.

Mi Ri makin dibuat kesal dengan perkataan Gi Kwang. Ia memaksakan diri untuk tersenyum dan berkata, “Maafkan saya… saya akan mulai membuat sketsanya…” Mi Ri pun membalikkan badannya dan berceloteh dalam hati, Untung saja kau ini CEO dan tampan, kalau tidak, aku sudah keluar dari rumah ini dan tidak ingin mengerjakan proyek ini!.


Setelah Mi Ri sudah selesai membuat sketsa, ia pun memberitahukan desain yang ia buat kepada Gi Kwang, “… jadi, untuk bagian dindingnya akan dilapisi dengan kayu, tapi tidak semuanya…” Mi Ri pun selesai menjelaskan, “Bagaimana? Apakah anda setuju, Pak Lee?” tanya Mi Ri.

Lee Gi Kwang diam dan mengangguk. “Setuju,” jawab Gi Kwang singkat, “Dan, tolong jangan panggil saya Pak Lee, umur saya tidak setua itu,”. Mi Ri hanya menatap Gi Kwang.

“Maaf, memang umur bapak berapa?” tanyanya pelan.

“25,” jawab Gi Kwang yang lagi-lagi singkat.

“25? Kalau begitu sama dengan saya…” ujar Mi Ri.

“Saya tidak tanya,” ujar Gi Kwang ketus

“Oh? Maaf…” ujar Mi Ri pelan, “Kalau begitu, tidak apa-apa jika saya panggil anda Gi Kwang-ssi?” tanyanya.

“Iya, itu lebih baik,” jawab Gi Kwang.

“Baik, Pak… ehm, Gi Kwang-ssi, saya akan kesini lagi besok jam 9,” , “kalau begitu saya permisi dulu…” ujar Mi Ri sambil menundukkan kepalanya lalu berbalik keluar tanpa menuju kata-kata dari laki-laki yang seumuran dengannya itu, karena kenyataannya Gi Kwang tidak berbicara apa-apa dan berbalik membaca koran lagi.



Hari pun sudah malam. “Huft… aku pulang…” Mi Ri pun membuka pintu rumahnya dan mendapati kedua orangtuanya berada di ruang tamu. Mereka sedang menonton televisi.

Eomma melihat putri tunggalnya itu dan berdiri. “Mi Ri-ah, kau sudah pulang? Kau sudah makan?” tanyanya.

“Belum, tapi aku tidak lapar eomma…” jawab Mi Ri. Mi Ri terakhir makan kemarin malam, setelah itu, ia tidak makan lagi.

Appa pun melihat putrinya yang sedang menaruh sepatunya ke dalam rak, “Tapi setidaknya kamu harus makan, sayang, lihatlah tubuhmu, kamu terlihat kurusan…”.

Mi Ri hanya tersenyum. “Tidak apa-apa, Appa… lagipula aku sudah lelah, aku akan langsung tidur. Selamat malam, eomma, appa…” Mi Ri pun masuk ke dalam kamarnya. Sementara, kedua orang tuanya yang melihat putrinya itu hanya menghela nafas. 2 minggu setelah perceraian anaknya dengan mantan suaminya, Lee Dong Hae membuat hidup Mi Ri terlihat begitu menyedihkan. Demi menghilangkan kenangan pahitnya, Mi Ri menyibukkan diri dengan pekerjaannya dan lupa dengan kebutuhannya sendiri. Kadang eomma menangis malam hari sebelum tidur karena keadaan putrinya itu.

Di dalam kamar, Mi Ri ganti baju, mencuci muka, dan tidak langsung tidur. Ia melanjutkan gambarnya di meja. Saat bekerja, tiba-tiba handphonenya berbunyi. Ada sms ternyata. Mi Ri pun melihat handphonenya dan terdiam. Itu sms… dari Lee Dong Hae. Walaupun nomornya sudah dihapus, tetapi ia masih ingat. Di dalam sms itu tertulis,

Aku masih mencintaimu…

Mi Ri melihat itu langsung menghapus smsnya. Air mata Mi Ri pun membendung. Padahal, sms ini bukan yang pertama kalinya. Sms ini terus dikirim setelah perceraian, setiap harinya oleh Lee Dong Hae. Akhirnya, bendungan air mata itu bobol, dan Mi Ri menangis sesegukkan dan menutup mulutnya, takut kedua orang tuanya mendengar.

Mi Ri menangis sambil bergumam, “Jangan seperti itu, Lee Dong Hae… Kalau kau seperti itu, bagaimana aku bisa melupakanmu…”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
petitebluehawk #1
Chapter 1: Wahh, so far so good. Hwaiting ya ;)