Divorce

That Women Loved

Hujan yang turun begitu derasnya. Suasana malam Seoul ditemani oleh air yang membasahi tiap tempat. Di salah satu bagian tempat, di depan suatu gedung mewah, terparkir mobil berwarna hitam. Di dalam dua mobil itu, ada dua orang yang berada di dalamnya, ada laki-laki dan perempuan. Mereka tidak saling berbicara, hanya terdiam dan tidak mengatakan satu kata apapun. Keduanya hanya sibuk dengan pikirannya sendiri. Tak lama kemudian, suara tangisan perempuan pun terdengar. Sang laki-laki pun menatap sang perempuan dengan tatapan nanar.

“Kau… kau mau apa? Ce… Cerai?” ucap laki-laki yang bernama Lee Dong Hae itu dengan terbata-bata. Perempuan yang bernama Jang Mi Ri itu menarik napas terlebih dahulu sebelum berkata-kata.

“Itu yang aku inginkan… Lee Dong Hae-ssi…” Mi Ri sama sekali tidak menatap laki-laki yang kini sedang menatapnya.

Dong Hae mengerutkan alisnya dan memincingkan matanya, “Oppa! Kau harus memanggilku oppa! Kau… adalah wanita yang aku cintai, dan kau mencintaiku juga… Kau sudah ditakdirkan untuk bersamaku sampai akhir hayat!”

Dong Hae pun mengambil tangan Mi Ri yang sedari tadi bergetar dan sekali-kali mengusap air matanya. Tetapi Mi Ri menarik tangannya dengan kuat. “Tidak! Kau bukan takdirku! Kalau kau takdirku, hidupku seharusnya tidak begini… hidupku kacau!”

Mi Ri pun menatap Dong Hae, “Kau… tidak… ini bukan salahmu… ini salah kita berdua sehingga kita banyak melakukan kesalahan fatal…”.

“Kesalahan? Maksudmu keguguranmu seminggu yang lalu?” tanya Dong Hae dengan pelan. Tangisan Mi Ri pun pecah.

Dong Hae mulai menitikkan matanya, “Tidak! Mengapa hal itu harus membuat kita berpisah…” Mi Ri menangis dengan sekencang-kencang dan menumpahkan semua kepedihannya, “AKU LELAH! Aku… selalu ditekan oleh CEO mu, managermu, dan beberapa teman wanitamu itu. Aku stres karenanya, tapi aku berusaha bertahan… TAPI! Kau yang semakin menjauh dariku, meninggalkanku sendirian, membuatku melemah, aku seperti perempuan malang!”

Mi Ri menundukkan kepalanya dengan tangan menutupi mukannya. “Aku… menyesal menikah denganmu…” ucapnya pelan. Jangtung Dong Hae seakan berhenti berdetak, pikirannya kosong, seakan kata-kata  Mi Ri tersebut telah meruntuhkan seluruh isi otaknya. “A…apa?” ucap Dong Hae lirih.

Mi Ri mengusap air matanya dan menegakkan kepalanya tanpa memandang Dong Hae. “Kau tahu banyak yang aku korbankan demi kau? Pekerjaan yang sangat kusukai, keluarga yang sudah kutinggalkan, semua kulakukan demi menikah denganmu, tapi… keputusan ku denganmu itu membuat hidupku sengsara…, dan sekarang aku telah kehilangan anakku yang masih di dalam perutku saat itu,karena tekanan yang kau berikan… ” Mi Ri pun menarik napas, “Aku benci padamu, Dong Hae… benci…”.

Benci? Kini emosi Dong Hae pun meninggi. Ia menarik Mi Ri, dan menciumnya dengan penuh gairah. Mi Ri yang kaget dengan tindakan Dong Hae itu hanya meronta-ronta, tetapi tidak kuat karena tenaga Dong Hae lebih besar. Mi Ri pun terdiam sejenak dan membalas ciumannya. Kata-kata Mi Ri adalah bohong. Ia  masih mencintai suaminya, ya, dia sadar akan hal itu. Dong Hae adalah lelaki yang membuat dirinya melepaskan semua hal yang dia punya, dan membuat Mi Ri memberikan cintanya pada laki-laki itu. Ciumannya semakin lama semakin dalam.

Mi Ri yang sadar akan tindakannya dan tindakan suaminya mendorong Dong Hae dengan kuat. Mi Ri mengelap lipstik di bibirnya yang berantakan, dan merapikan bajunya. Dong Hae menatap Mi Ri dengan emosi, tetapi sudah melembut, “Benci? Kau bilang benci? Tapi kau tadi membalas ciumanmu, kau… masih mencintaiku kan?” tanyanya.

Mi Ri pun memberanikan dirinya menatap Dong Hae, “Itu ciuman perpisahan,” katanya tajam, “Besok… aku akan mengirimkan surat cerai ke asramamu. Tanda tanganilah, nanti pengacaraku akan mengambilnya. Oke?”.

Mi Ri pun keluar dari mobil Dong Hae. Dong Hae yang melihat Mi Ri keluar dengan hujan-hujan langsung pergi mengejar Mi Ri. Ia pun berhasil menangkap Mi Ri dan langsung menyelimutinya dengan jaket hitamnya. “Pabo… kau ini mudah sakit jika kedinginan… Sebaiknya aku antarkan kau ke rumah… rumahmu…” Dong Hae merangkul pundak istrinya dan Mi Ri pun menangis lagi.

Suaminya itu dulunya adalah orang yang selalu menemani dan memeluknya di saat dia kedinginan. Tetapi setelah menikah, Mi Ri tidak merasakan kehangatan Dong Hae setiap hari, dan kini dia merindukan sekali kehangatan yang diberikan oleh Dong Hae. Di dalam mobil, Mi Ri hanya berbicara dalam hati. Hidupku pasti lebih baik setelah aku berpisah dengannya, ya… harus lebih baik… 



Akhirnya surat cerai pun ditandatangi. Lee Dong Hae dan Jang Mi Ri resmi bercerai. Mereka berdua tidak pergi ke pengadilan untuk menghindari pers dan reporter yang ditakutkan akan mengetahui hubungan mereka berdua. Ya, Lee Dong Hae adalah salah satu member dari Super Junior, yang merupakan idol group terkenal di Korea Selatan, sedangkan Jang Mi Ri hanyalah seorang desain interior. Kalau ketahuan, hal itu dapat merugikan mereka berdua dan orang-orang sekitar mereka. Makanya mereka merahasiakan itu.

2 minggu pun berlalu. Setelah bercerai, Dong Hae tetap melanjutkan aktivitasnya dengan performance bersama Super Junior ataupun solo karier. Tetapi, sikap Dong Hae berubah. Ia menjadi seorang playboy dan suka mabuk-mabukkan. Setiap malam, ia suka pergi ke klub untuk minum alkhohol dan sekali-kali menggoda wanita. Manajemen berusaha melindungi Dong Hae dari cercaan dan pertanyaan pers, fans ataupun masyarakat.

Sedangkan Jang Mi Ri, ia kembali ke tempat kerjanya dan melanjutkan proyek-proyeknya. “Mi Ri-ah!” Mi Ri menengok begitu namanya dipanggil.

Seorang wanita, yang terlihat lebih tua darinya langsung memeluknya erat. “Astaga Mi Ri-ah, sudah 6 bulan aku tidak bertemu denganmu… Aku kaget sekali saat Manajer Ahn bilang kalau kau kembali bekerja dengan kita,” ucapnya riang.

Mi Ri membalasnya dengan senyuman. “Yoo Ji unnie… kamu terlihat semakin cantik saja ya… sebaiknya kau harus cepat-cepat menikah…” ucapnya.

“Hei… umurku masih muda, aku tidak seperti kau yang menikah begitu cepat di usia 24 tahun…” candaan Kim Yoo Ji membuat senyumannya hilang. Mi Ri pun membuka pembicaraan yang sebenarnya ia tidak ingin bicarakan, “Ehm… unnie… soal itu…”


“Apa?! Kau bercerai?!” seru Yoo Ji. Mi Ri langsung melirik ke kanan dan ke kiri, berharap tidak ada orang yang mendengar seruan sahabatnya itu. Tapi tentu saja tidak ada, saat ini mereka sedang berada di bangku taman halaman belakang di lantai 1. Para karyawan sebagian besar bekerja di lantai 2.

“Unnie… jangan keras-keras!” ujar Mi Ri panik dan menaruh telunjuknya di depan bibirnya. Yoo Ji pun mengerjapkan matanya dan sekilas memandang sekeliling. “Tapi… kenapa Mi Ri-ah? Kenapa bercerai dengan… Lee Dong Hae?” ujar Yoo Ji yang merasa tidak percaya akan pernyataan Mi Ri tadi.

Selain keluarga Dong Hae dan Mi Ri, orang dan artis dalam agensi Dong Hae, teman Mi Ri ini adalah salah satu orang yang mengetahui bahwa Mi Ri menikah dengan seorang idol bernama Lee Dong Hae.

“Itu karena… aku merasa menderita bersamanya…” ujar Mi Ri sambil menunduk.

“Menderita? Apakah si brengsek itu berselingkuh?” tanya Yoo Ji dengan emosi. Mi Ri hanya menggeleng,

“Aku… aku tidak tahu… Dia semakin menjauh dariku setelah kami menikah. Aku jadi tidak mengerti apa yang dia lakukan selama aku tak bersama dengannya. Lagipula unnie sendiri kan bahwa dia sering digosipkan dengan anggota SNSD, Jessica?” Mi Ri melanjutkan pembicaraannya, “Aku… tidak mengerti, tapi, aku merasa Jessica selalu menyudutkanku dan menekanku… Dia selalu bilang bahwa banyak gadis yang lebih baik untuk menjadi istri Dong Hae daripada aku…”. Yoo Ji yang mendengar hal itu hanya mengerutkan alisnya.

“Aku tidak menyangka gadis itu mengancammu… harusnya kamu laporkan ke Dong Hae!” ujar Yoo Ji. Mi Ri hanya menggelengkan kepalanya, “Sudah kubilang, tapi Dong Hae tidak melakukan apa-apa, ia takut untuk bertindak…”.

Mi Ri pun berusaha tersenyum. “Sudahlah unnie… tidak usah bicarakan tentang hal itu lagi, oh ya, apakah sekarang aku ada proyek baru?” tanyanya. “Kurasa ada… oh ya, kita ada proyek untuk mengerjakan rumah baru yang pemiliknya ingin bernuansa Korea modern. Dan kami rasa, kau cocok untuk menangani proyek ini.” Ujar Yoo Jin. “Oh ya, siapa nama pemiliknya?” tanya Mi Ri. “Aku tidak tahu namanya, tapi mereka keluarga Lee…” Mi Ri melotot kaget, ”Lee?” ujarnya. Yoo Jin melihat kekagetan Mi Ri dan mengerti apa yang di dalam pikiran gadis itu.

“Memangnya yang bermarga Lee hanya laki-laki itu saja? Sebagian besar orang Korea bermarga Lee, Mi Ri…” ujar Yoo Jin dengan nada meninggi. Mi Ri tertawa sedikit pahit melihat reaksi unnienya itu, “Iya unnie, aku tahu…”



Esoknya, Mi Ri pun menuju ke rumah klien pertamanya setelah ia bercerai. Akhirnya, gadis itu menemukan alamat yang ia ingin tuju. Ia menekan bel rumah itu. Tidak ada jawaban. Ia menekannya lagi. Tidak ada jawaban.  Aneh, sepertinya tidak ada orang, pikir Mi Ri. Saat ia ingin menelpon kantornya untuk konfirmasi alamatnya, tiba-tiba ada suara dari mesin bel, “Anda siapa?” kata suara itu. “Anyeong haseyo! Aku Jang Mi Ri, aku adalah desainer interior dari Scalecraft,” pintu gerbang pun terbuka. Mi Ri masuk ke dalam rumah dan pintu rumah pun dibukakan.

Dan yang membuka pintu itu adalah seorang laki-laki terlihat berusia 20 tahunan. Jang Mi Ri membungkukkan badannya 90 derajat. “Senang bekerja sama dengan anda,” ujarnya.

Laki-laki itu hanya menaikkan alisnya, “Kau desainernya?” tanyanya.

Mi Ri mengangguk, “Iya,”. Mi Ri memperhatikan muka laki-laki itu. Sangat… tampan dan manis. Tapi… Mi Ri seperti tahu laki-laki di depannya kini. Mi Ri pernah melihatnya di majalah, koran dan televisi. Dia… Astaga! Bukannya dia, Lee Gi Kwang?





Hei hei hei! Anyoenghaseyo, ini cerita keduaku, mohon perhatiannya ya, hehe, give your comment to my story, Gomawooo! ;)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
petitebluehawk #1
Chapter 1: Wahh, so far so good. Hwaiting ya ;)