Chapter > 2

MaBaby, Luhan

Chapter > 2

"Whoaaaaa!!"

Luhan terkaget ketika kelopak matanya terbuka dan menjumpai sosok Sehun, ia segera bangun setengah badan dari ranjangnya.

"Apa? Kau kenapa bisa ada dikamarku?", tanya Luhan dengan mata terbelalak.

Sehun sontak kembali menegakkan badannya karena juga terkejut yang ternyata Luhan segera terbangun, sampai akhirnya ia berucap "Kau .... Kau sangat lucu ketika tertidur. Pagi ini apa kau mau pergi denganku?"

Luhan segera merapikan rambutnya yang berantakan karena baru terbangun, "Apa?!! ... Kemarin malam baru saja kita pergi. Dan sekarang kau mengajakku pergi lagi?" Tanya Luhan demikian.

"Sebaiknya kau cepat mandi dan aku akan menunggumu diluar.", Sehun menggerakkan lehernya yang agak pegal, segera ia keluar dari kamar Luhan itu dan akan menunggu Luhan diruang tengah.Luhan masih terdiam di atas ranjang tidur, ia tak menyangka bahwa saat awal dirinya terbangun malahan yang ia lihat pertama kali adalah Sehun. Padahal ia sama sekali tidak ingin melihat pria itu.

Kemudian Luhan segera turun dari ranjang dan mengambil handuk yang ia letakkan dipundak, selanjutnya ia mulai masuk kedalam kamar mandi.

***

Setelah beberapa menit Sehun menunggu, sekitar hampir satu jam yang membuatnya berulang kali melihat jam tangan yang ia rekatkan dipergelangan, Tak lama kemudian Luhan muncul dan menghampiri dirinya diruang tengah. Kala itu Sehun sedang duduk di sofa.

"Pagi ini kita akan kemana lagi? Aku belum sarapan. Sebaiknya aku sarapan dulu."

"Tidak usah, kita sarapan diluar saja.", Sehun segera bangkit dari duduknya, Terlihat nyonya Xi yang juga ada ditempat kejadian. Sehun segera menarik lengan Luhan untuk keluar dari rumah. "Nyonya Xi, aku dan Luhan akan sarapan diluar. Mohon izin untuk membawa anakmu ini." Lanjut Sehun.

"Baiklah, Kalian hati-hati ya. Selamat bersenang-senang." Ujar Nyonya Xi yang tersenyum lebar melihat anaknya dan Sehun yang pergi bersama. Nyatanya beliau sangat senang bila Sehun berada didekat Luhan, anaknya.

Sehun dan Luhan sekarang sudah berada didepan mobil, Luhan masih terdiam dan mengikuti arah tarikan tangan Sehun yang sekarang mendorongnya perlahan masuk kedalam mobil miliknya.

"Kita akan kemana Sehun-ah?" Tanya Luhan yang tak dijawab oleh Sehun.

Sehun segera memutar haluan dan masuk kedalam kursi pengendara, ia segera memasukkan kunci kelubangnya, kemudian mesin menyala, lalu Sehun segera mengendarai mobil menuju suatu tempat.

***

Restoran. Sehun sampai disebuah restoran bintang lima yang bangunannya sangat tinggi serta megah. Luhan melihat area sekitar yang terlihat para pengunjung restoran bolak-balik dengan para keluarga mereka masing-masing. Sehun mulai memarkirkan mobilnya.

"Kenapa tidak di Cafe biasa saja?, ini restoran mahal." Ujar Luhan yang berbicara sambil melihat area sekitar dari jendela.

Sehun lagi-lagi tak menjawab, ia malah berucap dilain persoalan, "Ayo segera turun. Dan hati-hati, jangan ceroboh."

Luhan mulai melepas sabuk pengaman yang melilit ditubuhnya, Namun .... Agak susah.

Ia mulai melihat Sehun yang sudah turun dari mobil lebih dulu. Dan dirinya masih mencoba membuka sabuk pengaman yang nyatanya susah untuk dilepas.

"Aisshhh!! Kenapa susah sekali." gumam Luhan sambil terus berusaha membuka. "Apa ini macet ..." Lanjut Luhan.

Terdengar suara pintu terbuka, Sehun kembali membuka pintu dan melihat keadaan Luhan yang sedang memegang sabuk pengaman.

"Kenapa lama sekali? Ayo cepat buka sabukmu dan kita masuk kedalam gedung restoran." ujar Sehun dari arah pintu mobil yang terbuka.

"Ini .... Sabuk ini susah dilepaskan, sepertinya macet." Jawab Luhan yang kembali berusaha melepas sabuk.

Kemudian Sehun yang melihat Luhan susah membuka sabuk, ia segera menghampiri sisi pintu Luhan dan membukanya.

"Sini biar aku yang lepaskan." Sehun segera memegang bagian tali sabuk yang mengikat ditubuh Luhan.

dan ..... ~click~, Sabuk terbuka.

Luhan terdiam dan tak percaya akan hal ini, kenapa saat Sehun yang membuka terasa mudah dan cepat. Namun, saat dirinya yang membuka sabuk itu kenapa susah? Itulah yang menjadi pertanyaan Luhan.

"sekarang cepat turun dan ingan! Jangan cerboh." ucap Sehun dengan ekspresi datar diwajahnya. Sebenarnya ia ingin tertawa karena tingkah Luhan yang lucu saat susah membuka sabuk. Tapi, lupakanlah.

Luhan menggelembungkan kedua pipinya dan memanyunkan bibirnya, nyatanya ia malu atas hal masalah sabuk yang susah dibuka.

Kemudian Luhan segera keluar dari mobil dan menatap bangunan restoran yang megah dihadapannya agar ia menutup rasa malunya dari Sehun.

"Kau tunggu apalagi? Ayo cepat masuk.", Sehun segera menggandeng lengan Luhan dan berjalan masuk bersamaan kedalam restoran binta lima itu.

Tak lama karena tak jauh, Sehun dan Luhan sampai didalam restoran tersebut. Sungguh rapi dan apik, ada banyak meja dan kursi pelanggan yang tertata rapi (teratur). Vas bunga tertata rapi diatas meja kaca yang bersih, ubin beralaskan karpet merah bagai seorang bangsawan ketika melangkah. Sungguh restoran berbintang lima yang sangat elit.

"Sehun-Ah! ... Kau yakin akan makan disini? Ini sangat mewah." ucap Luhan yang terpesona melihat area dalam restoran yang membuatnya ternganga.

Bersambung~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet