Chapter > 1

MaBaby, Luhan

Chapter > 1

"Sehun-ah! Kau itu selalu menjadi buntut buatku, sudah kubilang bahwa aku ini sudah besar dan tolong menjauh dariku."

Dimalam hari, terlihat seorang pria berwajah babyface, berkulit putih, dan berbadan ramping sedang kesal dengan seorang pria lagi yang sedang bersamanya saat ini.

"Tenanglah Luhan, aku hanya mengawasimu saja. Aku tidak ingin calon tunanganku kenapa-kenapa. Itu saja."

Ya, mereka adalah dua pria yang sedang berjalan menelusuri trotoar jalan. pria manly yang tinggi serta berwajah datar itu bernama Oh Sehun, dan yang berwajah babyface adalah Luhan. Tingkah mereka cukup berbeda. Pria bernama Sehun terlalu pendiam dan hanya berbicara seperlunya, sedangkan Luhan si pria ramping selalu mengomel jika dirinya dibuntuti oleh Sehun. Luhan selalu mengomel dengan cerewet, dan itu membuat Sehun merasa terhibur serta tersenyum ketika melihat dan mendengar calon tunangannya seperti itu.

Sampai akhirnya Luhan sampai didepan rumahnya, tepat terlihat pintu berwarna hitam dihadapan.

"Aku sudah sampai... Kau boleh pulang sekarang, Aku lelah, dan ini sudah malam. Sebaiknya kau pulang, cepatlah kembali kerumahmu." ucap Luhan yang membuat Sehun menggoreskan senyum tipis.

"Baiklah. Tidur yang nyenyak, dan mimpi indah." Sehun membalasnya dengan santai dan sambil segera berbalik untuk berjalan pulang. Rumahnya tak terlalu jauh dari tempat tinggal Luhan.

"Uhhh! Pria aneh. Sebaiknya aku tidak mengenalmu sejak awal." Luhan menggerutu dihadapan pintu, lalu ia segera membuka pintu rumah dan masuk kedalam.

#Saat didalam rumah.

"Ibu ... Aku sudah pulang.", Luhan menyahut yang membuat ibunya segera menampakkan diri dari balik pintu.

"Syukurlah, jadi ... Apa yang kalian lakukan hm?" tanya Nyonya Xi dengan senyuman.

Luhan terdiam dan memasang ekspresi bad mood, nyatanya ia tidak ingin membahas masalah ini lagi.

"Sudahlah bu, aku lelah sehabis jalan menuju rumah."

"Loh ... Bukankah tadi Sehun mengajakmu untuk naik mobilnya? Tapi, kau menolaknya sejak awal. Sampai akhirnya dia ikut jalan bersamamu. Masih untung ada pria baik macam itu, yang rela jalan kaki."

"i-i-iya, Tapi ... Itu karena aku bosan naik mobil dia terus."

"Benarkah? Omong kosong apa yang kau ucapkan, Luhan? Berhentilah bersikap seperti itu pada Sehun, dia pria baik, Sepertinya dia sangat menyayangimu. Keluarganya juga baik pada keluarga kita."

"Baik dan seenaknya selalu menyebutku sebagai tunangannya? ... Ayolah bu... itu juga membuatku penat. Apa artinya semua itu? aku tak mengerti. Sudahlah bu, aku lelah. Ingin tidur."

Luhan segera menuju kamarnya dengan berjalan cepat, rasanya Luhan sangat kesal dan Lelah campur aduk malam ini. Sepertinya hari ini adalah hari yang membosankan untuknya.

Kemudian sesampainya ia dikamar, Luhan segera merebahkan dirinya di atas ranjang tidurnya. Ia mulai menutup matanya dan ingin sekali rasanya malam ini ia terlelap dan tak mendengar kata 'Sehun', dan melihat pria yang menurutnya aneh itu dikeesokan harinya lagi.

***

Kemudian, dihari selanjutnya Sehun saat pagi hari sudah berada didepan rumah kediaman keluarga Xi untuk menjemput Luhan dengan sebuah mobil yang sudah parkir didepan halaman rumah keluarga Xi.

"Permisi Nyonya Xi, apa ada Luhan?" sapa Sehun pada Nyonya Xi yang kala itu sedang menyirami tanaman didepan rumah.

"Ah! Sehun, Kau rupanya. Luhan masih tidur, silahkan saja masuk kedalam dan bangunkan." ucap nyonya Xi yang agak tersentak.

"Apa boleh?"

"Tentu saja, Silahkan."

Kemudian setelah Sehun mendapat izin dari nyonya Xi, ia segera masuk kedalam rumah dan mencari kamar Luhan untuk masuk kedalam. Sambil agak menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sehun pun sekarang sedang membuka perlahan pintu kamar Luhan dengan pintu bercat Biru laut.

Sehun menemukan sosok pria bagai malaikat menurutnya, pria itu sedang tidur sekarang diatas ranjang dengan selimut bergambar astronot dan roket. Dengan wajah babyface dan psisi tidur yang anggun. dialah Luhan.

Sehun mendekat kepinggir kasur dan memandangi wajah Luhan saat itu yang sedang memejamkan mata dengan terlelap, ia tersenyum saat itu dan masih terus memandangi wajah Luhan.

Sehun perlahan mendekati wajah Luhan yang ternyata ia mulai lebih sangat mendekat, ia tak percaya bahwa Luhan sekarang menarik hasratnya tanpa sadar walau dengan keadaan terlelap.

Bersambung~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet