His family

Hello Heartthrob
Please Subscribe to read the full chapter

Sore yang ramai di kediaman keluarga Choi yang hangat. Weekend, dan hanya saat liburanlah seluruh anggota keluarga tersebut datang dan berkumpul bersama.

Tampak seorang wanita 40-an berjalan menuju dapur merah jambunya, meraih apron yang tergantung di sudut ruangan kemudian mengalungkannya pada lehernya. Ia mulai mengacak isi kulkas, meraih sayuran dan daging dari lemari pendingin lalu meletakkannya di atas counter. Tangan yang mulai tampak menua itu kembali bekerja memasukkan sayuran ke sebuah keranjang, beralih menuju washtafel namun sepasang tangan yang jauh lebih besar terlanjur merebut keranjang itu dari tangannya.

“Biar aku yang mencucinya.” ucap pemilik suara baritone itu lalu mengecup pipi kirinya. Wanita itu tersenyum melihat tingkah anaknya.

“Apa kau baik-baik saja, Minho-ya? Ini pertama kalinya dalam hidupmu kau membantu umma di dapur.” ucapnya sarkastik seraya memotong daging di hadapannya. Lelaki bernama Minho itu hanya tertawa kecil.

“Selama ini Jinki hyung selalu mendahuluiku, ku pikir umma tidak butuh bantuanku.”

“Siapa yang mendahuluimu?” sahut suara lain, lalu sesosok pria tegap berjalan memasuki dapur. “Bukannya tiap kali omoni sibuk memasak kau hanya duduk menunggu sambil menonton televisi? Tch.” dengusnya, meletakkan kantong belanjaannya di atas meja lalu mengecup kilat pipi kanan wanita itu.

“Aku hanya sedang menyimpan tenagaku, hyung.”

“Aigo, sepertinya sudah lama sekali sejak umma mendengar Minho dan Jinki ribut seperti ini.” wanita itu tersenyum. “Kalian sangat sibuk. Umma senang weekend ini kalian berdua bisa menghabiskan waktu di rumah.”

Senyum wanita itu tak kunjung padam, ia menepuk bahu kedua putra tampannya bergantian, perasaan senang dan bangga membuncah di dadanya—kedua putra kecilnya tumbuh menjadi lelaki hebat dan tampan.

Tak berapa lama seorang pria 50-an berjalan memasuki dapur. Ayah Minho dan Jinki. Ia mengangkat kedua alisnya, tampak asing dengan pemandangan kedua putranya yang menyibukkan diri di dapur lalu sesekali pria itu melirik apa yang kedua putranya lakukan. Ia mendehem, menginformasikan kehadirannya seraya berjalan menuju kulkas.

“Bagaimana dengan kimchinya, yeobo?” tanya ibu Minho.

“Sepertinya Aecha dan Hyeri mengacaukan nya.”

“Eh?” respon ketiga orang itu bersamaan. Buru-buru Jinki meletakkan kaleng cocktail di tangannya la

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet