Tap..tap..tap

Suara dentuman sepatu itu menyeruak ke seluruh ruangan..

Tap..tap..tap

Hening sejenak..

Kurasakan perih disekujur tubuhku.. Bau anyir ini telah menggantikan oksigen yang ku hirup.. Yaa anyir darah.. warna merah pekat dan hitam kelam ini sudah menjadi pemandangan yang ku lihat berhari-hari.. Berhari-hari? Cih.. Aku seakan buta akan waktu. Bahkan aku tidak tau saat ini malam atau siang..

Tap..tap..tap.. Langkah kaki itu mendentum kembali.. Mendekat..

Tangan halus membelai pipi kiri ku sudah yang penuh sayatan-sayatan tipis, mengeluarkan cairan merah kental.. Nafas hangatnya menerpa pipi kanan ku..

Haah..haah..haaah.. Nafasnya seakan memburuku..

Sedetik kemudian dia menjilat pipi kananku.. Menghapus perih di pipiku..

Hangaat.. Yaa itu pikirku.. Jilatannya terasa hangat dipipiku..
 

"Kau hanyalah milikku, hanya milikku Choi Siwon'" perkataan itu terlontar dengan dengan mudahnya dari bibir plum cherry itu dengan nada yang sedikit mendesah..

Bibirnya menciumi pipiku, rahang bawahku, sampai akhirnya ditempelkannya bibir itu di ceruk leher ku..lumatan-lumatan kecil itu membuatku mengerang.. Bukan kesakitan yang kurasa tapi kenikmatan..
 

Buugh!!

Satu pukulan menghantam ulu hatiku.. Sakit!! Saat bersamaan mulutku mengeluarkan erangan dan cairan merah kentaal.. Darah!

Melawan?? Jangankan melawan untuk berdiri pun aku tak mampu.. Kedua tanganku diikat rantai yang dipasang menuju dinding-dinding bangunan ini.. Sedangkan kakiku diikat dengan rantai yang ditanamkan ke bawah gedung.

Kini wanita itu menatapku dengan wajah penuh amarah.. Wanita?? Ya dia wanita, kau tidak salah melihat.. Wanita yang begitu cantik dan manis sehingga dapat membutakan matamu.. Wanita yang telah kau jadikan pilihan terakhir untuk hidupmu, bidadari surgamu sekaligus malaikat pencabut nyawamu. Wanita cantik nan polos yang sekarang malahan memainkan pisaunya dengan lihai, pisau yang ia gunakan untuk menyayat-nyayat dagingku.. Ia menorehkan kembali luka dipipiku menambah jumlah sayatan baru.. Anyir..bau itu menyeruaak keseluruh ruangan..

"Tuhaan tolong hentikan perih ini.. Hentikan sakit ini.. Bila kau ingin mengambilku mengapa kau melakukan hal ini padaku!! Tuhaan apa kau senang melihat hambamu ini mati dengan keperihan ini?? Oh Tuhaan!! Hentikan semua ini.." lirih hatiku hari ini pada Penciptaku.

Haa Tuhan, Dzat yang mulai ku lupakan keberadaannya. Mungkin Dia terlalu sibuk mengurusi domba-dombanya yang tersesat.. Sehingga tak melihat dombanya ternyata sedang diterkam singa.. Ironis.. Aku seorang penganut agama yang taat berubah menjadi liar karena doanya yang tak pernah terkabul.

Aku mulai lupa eksistensi tentang-Nya..