Chapter 1

Possessive

Mendung.. semburat abu-abu telah terlukis sejak sang mentari malu-malu mengintip dibalik awan kelamnya. Gadis dengan mini dress berwarna hitam dan kaca mata hitam nya, berjalan dengan tenang menelurusi jalan setapak.

 

Tik..tik.. Hujan pun turun dengan derasnya. Tapi gadis itu tetap berjalan dengan anggun dan tenang di antara tarian hujan. Sejenak gadis itu berhenti dibukanya kacamata hitam yang dari sedari tadi sudah bertengger dimatanya.. Dihelanya nafas panjang.. sejenak dia tersenyum, disimpannya kacamata hitamnya di tasnya, dan melanjutkan langkahnya kembali. Hujan makin deras sang gadis tetap berjalan. Hingga dua gundukan itu terlihat.. Langkahnya berubah gontai.. Bahunya bergetar, isakan terdengar samar tertutupi suara hujan..

 

Di dekatinya gundukan tanah merah itu. Langkahnya makin gontai, di depan gundukan itu dia berdiri.. Hujan terus mengguyur badan gadis itu.. Pakaiannya basah kuyup.. Tubuh itu bergetar, isakan yang samar-samar mulai terdengar jelas mengalahkan deru hujan..

 

Kaki nya tidak dapat menopang badanya lagi, lemaas itu yang dia rasakan, tanpa terasa kaki yang sudah tidak bisa menopang badan itu terjatuh menbuatnya berlutut didepan kedua makam itu.. Tubuhnya bergetar kencang, tangisnya membuncah.. Jeritan yang keluar dari mulutnya mulai terdengar mengalahkan suara hujan.

 

Di pegangnya tulisan di nisan itu tangan nya bergetar, bukan karena dingin yang dia rasakan sekarang, tapii rasa sakit kehilangan orang yang dicintai.. Kim jungsoo, nama itu terpatri dengan rapi disalah satu nisan. Dibelai nya dengan sayang nisan tersebut. Tangisnya makin menjadi saat badanya memeluk gundukan tanah yang masih merah.. “Ummaa..umaaa” lirihnya diantara isakannya.

 

Diliriknya gundukan sebelahnya, yang sama sama masih baru, dia menghampiri gumdukan itu, Kim youngwon, nama itu terpatri jelas di batu nisan.

 

“Umaaa appa kenapa kalian tinggalkan aku secepat ini..” bisiknya lirih entah pada siapa.

 

“Umma dan appa tidak sayang padaku sehingga meninggalkanku secepat ini? Umma, appa jawab akuu!” tangannya mulai memukul tanah yang sudah becek bercampur air hujan..

 

Gadis itu tidak memperdulikan lagi bagaimana rupa, dan kondisinya sekarang. Yang dia tau hanyalah umma dan appanya sudah pergi.. Hujan masih terus mengeluarkan persediaan airnya.

 

'Tidak kah umma melihat langit pun menangis kalian tinggalkan..”  Dipukul- pukul kan nya tangan mungil itu pada dua gundukan tanah itu, dan hujan masih setia menemani gadis itu untuk menangis.

 

Setelah berjam-jam hujan pun berhenti. Gadis itu masih disana. Di depan kedua makam itu, pakaiannya basah kuyup, kotor terkena tanah yang sudah becek terkena hujan. Kini tidak ada tangisan atau jeritan lagi. Dia hanya menunduk, samar-samar isakan itu masih keluar dari bibir mungil itu.

 

Grep!

 

Sebuah tangan nepuk pundak gadis itu. Gadis itu bergeming, dia diam seribu kata.

 

“Agashi, mari kita pulang ini sudah hampir malam. Tidak baik agashi disini lebih lama terlebih agashi kan sudah dari pagi disini.” Kim Ryewook pemilik tangan yang memegang bahu gadis itu, mulai membujuk anak kesayangan dari atasannya. Suasana masih hening,mencekam. tak ada niat dari gadis itu untuk membalas perkataan Ryewook.

 

“Ayo agashi, mari kita pulang. Anda pasti sudah kedinginan dengan baju basah seperti ini” dilampirkanya jas yang dia pakai ke pundak sang majikan dan diangkatnya perlahan bahu gadis itu agar sang gadis bisa berdiri.

 

Gadis itu memegang tangan ryewook yang sedang memegang bahunya. Di liriknya wanita yang dari tadi berusaha mengajaknya bicara tersebut.

 

“Sudah ku bilang berkali-kali jangan panggil aku agashi, panggil aku bummie, ne?”  Tanpa ekspresi dikontarkanya perkataan itu pada wanita yang kini dipeluk oleh gadis mungil yang kembali menangis.

 

“Ne, arraso menangis sepuasnya kalau memang itu bisa melepaskan bebanmu,” dipeluknya gadis itu dengan sayang. Ya, dia sangat menyayangi majikannya yang masih sangat muda itu.

 

Setelah 4 tahun lamanya Kim Kibum, gadis mungil yang memiliki IQ diatas rata-rata orang biasa itu meninggalkan negara kelahiranya, korea, yang akhirnya harus pulang dengan menghadapi kenyataan pait bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal. Dia menyelsaikan kuliah di oxford sebagai doktor muda. S3 nya diraih di umur nya yang masih belia, 19 tahun. Appanya, Kim Youngwoon seorang pengusaha kaya yang bergerak di berbagai bidang bisnis di korea. Ummanya Kim Jungsoo, pemimpin perusahan Park Corp. yang bergerak dibidang furniture. Mereka berdua merupakan pengusaha yang hampir menguasai seruruh sektor bisnis di korea.

 

Mobil itu melaju dengan cepat menuju kediaman Kim. Ryewook memeluk erat gadis mungil tadi sampai akhirnya gadis itu terlelap.

 

“Kasihan sekali kau bummie, ditinggal umma dan appa mu disaat kau membutuhkan mereka. Kau selalu bilang ingin memberi kejutan kalau kau bisa lulus lebih cepat dari perkiraan kan.. tapi malah kau yg diberi kejutan oleh orang tua mu,” dikecupnya dahi gadis yang terbaring di pangkuanya itu dan dielusnya rambut hitam gadis tersebut.

 

Sesampainya di kediaman kim, Ryewook menuntun gadis itu untuk masuk kerumah, dia menyuruh maid untuk menyiapkan kebutuhan dari majikannya.

 

“Bawa nona kita kekamarnya dan jangan lupa siapkan perlengkapan untuk nona kita membersihkan diri” perintah Ryewook pada pelayan

 

“Eonnie, aku mau Eonnie yang memandikan aku..aku tidak mau dimandikan oleh oranglain,” ujar Kibum dengan nada bicara yang dingin dan tetap dengan tatapan kosong.

 

“Ne, arraseo Bummie..” Wookie tersenyum sambil menuntun majikannya menuju kamarnya.

 

Lelah hanya itu yang ada di pikiran Kibum, sekarang dialah sang pewaris tunggal dari Kim Corp. ia Harus menghandle semua pekerjaan umma dan appanya. Setelah hari penobatanya sebagai doktor Kibum berangkat ke korea. Perjalanan 9 jam ia tempuh hanya untuk menemukan orang-orang yang dicintainya telah terkubur di dalam tanah. Sekarang yang dia miliki hanya Kim Ryewook alias Wookie seorang dokter yang telah tinggal bersamanya selama 4 tahun di Inggris dan Kim Jongwon alias Yesung, orang kepercayaan Appanya yang di suruh untuk mengawasinya selama tinggal di Inggris. Mereka hanya tinggal bertiga selama di negara tempatnya menuntut ilmu tersebut sehingga tidaklah aneh kalau Kibum tidak ingin disebut agashi oleh Wookie maupun Yesung. Kibum sudah menganggap mereka adalah keluarga.

 

“Umma appa bogoshippeo, neomu bogoshippeo” air mata itu kembali mengalir saat kibum melihat foto yang terpajang didinding kamarnya. Disana dia diapit oleh umma nya yang tersenyum dan appanya yg memeluk dengan erat dirinya.

 

'Tidak ada lagi senyum bak malaikat itu, tidak ada lagi orang yang memeluku dengan sayang seperti ini lagi.. Tidak akan pernah ada lagi.”

 

Ia pun memukul-mukul dadanya yang terasa sakit, seakan rasa sakit itu akan hilang

 

“Ne, kalau begitu tidak akan ada lagi Kibum yang ceria, tidak ada lagi Kibum yang manja. Sekarang aku harus menghadapi dunia ini sendiri. Umma appa tolong jaga Bummie agar Bummie tidak jatuh pada jalan yang salah” diciumnya foto di dinding itu. Dielusnya wajah dari kedua orang tuanya. Tangis itu hilang bergantikan dengan senyuman tipis dibibir mungilnya.

 

“Umma, Appa, nan jeongmal bogoshippeoyo..”

~TBC~

terima kasih udah mau baca ff abal dari author abal.. semoga kalian bisa menikmati cerita yang saya bikin..

karena saya cinta damai, i dont like bash and flame..

RCL please :)

 

Yeay! thanks to sapphirewing for first comment :D

sangkyuuu~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
wonmayy #1
Chapter 4: jujur akku ga jelas sm crita nyx,,
terlalu brtputar2..

*mianhe
KyuriKimELF #2
Chapter 4: lanjut thor...
hub kyubum thu apa sbner.a mreka kya dket bnget...
d tngu sibum moment.a
bluerobot
#3
omg what is this. Im like 'whattt gosh playing with cutter and burning people omg' lol
Pegaxue #4
Chapter 1: Aku masih binggung kenapa Kibim sadis bangetTT TT
Semangat author-nim^^
sapphirewing #5
Wait.. Is this the end or there will be a continuation? I hope it's not the end >.<