09.45 PM  

 

 

"Aargghh sungguh hari yang sangat melelahkan! Well at least aku bekerja dengan baik.~sigh~"  

 

Seorang wanita tinggi dengan kulit agak kehitaman baru saja pulang dari rutinitasnya sebagai Vice CEO of Choi Corporation, Choi Sooyoung is her name. Sooyoung adalah anak kedua dari seorang konglomerat diSeoul. Sooyoung sangat disiplin dan ketat pada pekerjaannya, well she's been called 'Workaholic' from her friends. Ia duduk disofa didalam apartemen mewahnya, dan melemparkan tas nya ke sofa sebelah yang ia duduki sekarang. Lalu ia mengecek ponselnya, she frown.  

 

Mengapa tidak ada kabar dari Yoong sehari ini? She thought. Ia juga terkejut mengapa kekasihnya tidak ada diapartmentnya, karna biasanya Sooyoung selalu disambut oleh kekasihnya setelah ia pulang dari rutinitasnya.  

 

 

 

~Kriiiinng~  

 

~Kriiingg~  

 

~Kriin--  

 

"Hallo.."  

 

[Hallo..Soo..ini aku Yoong]  

 

"Yoong, kenapa kamu tidak menghubungiku lewat nomer ponselku?"  

 

[*chuckling* Percuma aku menelpon lewat ponselmu Soo, kau saja tidak sempat untuk mengenggamnya bukan?]  

 

"A-aku..maafkan aku Yoong. Aku tidak sempat---"  

 

[It's okay baby. Soo?]  

 

"Iya..Yoong? Oh, kau ada dimana sayang? Apakah kau bersama dengan Yul dan yang lain---"  

 

[Soo, I love you so much. You know that? Aku..aku sangat mencintaimu hingga aku sakit sayang.]  

 

Ketika mendengar kata terakhir dari Yoong hatinya cemas, badannya bergemetaran. Ia sangat bingung apa yang kekasihnya katakan barusan dan ia merasa ada yang tidak beres.  

 

 

"W-what do you mean Yoong? Tentu saja aku tah---"  

 

[Let's over this Sooyoung. A-aku sangat lelah dengan semua ini..aku sudah bersabar tapi pikiranku memakan hatiku Soo. Kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu sampai kau tidak pernah memperhatikan aku, aku selalu berpikir apakah kau benar-benar mencintai aku atau tidak..*fake chuckling* Tapi..kurasa--]  

 

Hati Sooyoung hancur ketika mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Yoong. Ia tidak menyangka. Air mata pun jatuh ke kedua pipinya seperti air terjun, hatinya terasa ditusuk oleh pisau yang sangat dalam. 

 

 

"No! Yoong! A-aku *sob* mencintaimu dengan sangat tulus *sob* a-aku tahu ka--"  

 

[Tidak Soo, ini semua sudah berakhir..kita. Aku tidak pantas untukmu sayang, aku hanyalah seorang pembalap yang tidak mempunyai apa-apa lagi semenjak ayahku tidak mengakuiku lagi sebagai anaknya.]

 

 

"Y-yoong..I LOVE YOU! Don't leave me! Kau ingat dengan janjimu kan sayang? Apakah kau masih ingat Yoong?! Janji kita. Yoong sayang, apakah..kau tidak mencintaiku lagi? TELL ME YOONG!! Wait--" 

 

 

[Maafkan aku Soo--Sir, penerbangan anda 5 menit lagi. Listen--]  

 

Sooyoung bingung apa yang sedang terjadi, ia merasa kacau."Y-yoong aa-are yo---"  

 

[I'm going to California..for good. Aku menerima permintaan ayahku Soo.]  

 

 

Permintaan?  

 

 

"P-permintaan? Kau..m-maksud.." 

 

 

[Yes Soo, aku akan bertunangan dengan Tiffany. Soo, aku mencintaimu...carilah pria lain yang pantas untukmu sayang. I'll be going, take care of yourself. Bye..my love~]  

 

~Toooooottttt~  

 

"Y-yoong? YOONG!! NOO!!"  

 

 

Sooyoung menjatuhkan dirinya ke lantai, ia menyesal..sangat menyesal. Ia malu dengan dirinya sendiri. Ia berpikir semua adalah salahnya, sehingga kekasihnya..Im Yoong meninggalkan dia. For good.  

 

Lalu ia teringat kembali diwaktu ketika Ia dan Yoong bersama..ketika mereka pertama berkencan..pertama berkelahi, dan diakhiri dengan hot make up mereka..ciuman, kelusan, dan pelukan Yoong. Semuanya tentang Yoong. Ia tersenyum seperti orang gila ketika mengingat semua itu. Nasi sudah menjadi bubur, dia tidak bisa mengembalikan semua itu seperti dulu lagi. Semuanya telah berakhir. Kisah cinta mereka telah berakhir.  

 

 

 

"..I need a time machine"