Affair | 7

Affair

Hari sudah mulai gelap. Jongup hanya dapat duduk memandangi taman di bawah sana dari jendela kamarnya. Tangannya memeluk lututnya, dia bahkan tidak mempunyai niat untuk menyalakan lampu kamarnya. Memilih untuk menikmati kesendirian dalam kegelapan.

 

Enam hari lagi, pikirnya. Dia akan bebas dari hukuman ini kemudian kembali ke sekolah dan bertemu dengan Himchan.

 

Dia mendengus, tak ada yang dapat dilakukannya selama dua belas jam terakhir benar-benar membuatnya sangat bosan. Ia melirik ke meja di samping dirinya, makanan tadi siang bahkan belum ia sentuh.

 

Tiba-tiba… kreeek…

 

Jongup terlonjak kaget. Ia menatap ke arah pintu, “Pelayan Shin, kau kah itu?” ia mengedipkan matanya karena ia tidak bisa melihat sosok itu dengan jelas.

 

“Ini aku.” Terdengar suara ayahnya.

 

Jongup lebih terkejut lagi. Ia berjalan ke pojok ruangan, mencari perlindungan dari tembok di belakangnya. Takut barangkali ayahnya akan memukulnya lagi.

 

“Mau kemana kau?” tanya ayahnya ketika melihat Jongup berlari ke pojok ruangan. Jongup tidak menjawab. Dia memilih diam di pojok ruangan.

 

Mengetahui anaknya mungkin sedikit ketakutan akan dirinya, dia memilih untuk duduk di kasur dan menaruh sebuah buku di atas bantal yang biasa Jongup gunakan untuk tidur.

 

“Buku ini lumayan bagus. Kau harus membacanya.” Ayahnya berujar demikian. Sementara anaknya hanya termangu di pojok ruangan.

 

                      Ada apa dengannya? Kenapa dia tidak marah-marah seperti biasanya?

 

Jongup memutuskan untuk membuka mulutnya, “K..kau tidak me-memarahi k-ku?” Jongup tahu itu adalah kalimat bodoh. Tapi rasa penasarannya menguasai dirinya kali itu. Dia benar-benar terkejut ayahnya tidak marah padanya kali ini. Apa yang membuat ayahnya begitu tenang kali ini?

 

Tuan Moon tidak menjawab. Melainkan langsung pergi keluar. Jongup masih tidak mempercayai apa yang dilihatnya barusan. Tak lama kemudian, punggung ayahnya tak terlihat lagi. Jongup mengejarnya.

 

Jongup membuka gerendel pintunya, terkesiap sedikit karena cahaya terang yang tiba-tiba di koridor., “Appa!” Jongup memanggilnya.

 

Tuan Moon berbalik.

 

Ia menelan ludah, gugup “Kau… lupa mengunci pintu kamarku. Aku masih dalam hukuman.”

 

Ayahnya hanya tersenyum. Senyum yang sepuluh tahun ini tidak pernah dilihat oleh Jongup. “Kau tidurlah sana. Dan jangan lupa untuk membaca buku yang ku berikan untukmu.”

 

Jongup makin tidak mengerti. Lututnya lemas seketika. Tanpa ia sadari, air mata kemudian turun dari mata sipitnya itu. Ia kemudian menggumamkan sesuatu. “Terimakasih Tuhan, telah membawa ayahku kembali.”

 

 

Paginya Jongup bangun dengan segar. Ia langsung terbirit ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Kemudian memilih baju yang paling bagus untuk dia kenakan sarapan pagi ini. Tak lupa, ia membawa buku kecil yang diberikan ayahnya tadi malam.

 

Jongup bahkan sudah membaca hampir setengah dari buku itu. Dengan sangat semangat tentunya.

 

Tak lama kemudian pelayan Shin masuk ke kamar Jongup, memberitahunya bahwa sarapan pagi ini berada di taman dekat kolam renang di belakang rumahnya. Jongup tergesa berjalan ke sana. Benar saja, Yongguk dan ibunya sudah menunggunya. Jongup duduk di sebelah Yongguk. Anehnya, hari ini dia tidak merasa kesal pada Yongguk.

 

Meja yang mereka gunakan berbentuk bundar, dengan payung berada di atasnya untuk menghindari panas matahari dan di cat putih. Beberapa meter dari mereka, kolam renang luas yang berwarna biru serta gemericik air dari kolam ikan kecil di sebelahnya membuat suasana pagi ini begitu segar.

 

“Kau sekarang membaca?” entah apa yang ada di pikiran Yongguk. Tapi dia seperti punya seribu pertanyaan agar bisa mengobrol dengan adik tirinya itu. Yongguk tidak bisa menahan keterkejutannya ketika melihat ada sebuah buku di tangan Jongup.

 

Jongup hanya mengangguk singkat. “Buku dari Appa.”

 

Yongguk hanya memanggut-manggutkan kepalanya. “Baguslah kalau begitu.”

 

Ayahnya datang dan mengambil kursi di samping Jongup.

 

Sarapan berjalan sangat menyenangkan menurut Jongup. Karena kali itu adalah pertama kalinya dia memiliki obrolan panjang dengan Appanya mengenai buku yang baru saja dia baca. Jongup hampir tidak mempercayai ini. Setelah sepuluh tahun sikap keras ayahnya, tiba-tiba saja berubah menjadi seperti ini. Jongup sangat berterima kasih pada apapun yang dapat merubah ayahnya kembali menjadi ayahnya yang dia kenal dulu. Jauh sebelum kematian ibunya.

 

 

Yongguk mengamati interaksi ayah-anak itu dari kejauhan. Mereka terlihat tenang. Tuan Moon sedang membacakan Jongup cerita dari novel itu. Sedangkan Jongup mendengarkan cerita itu sambil mengayun-ayunkan kakinya layaknya anak kecil.

 

“Aku tidak mempercayai pemandangan ini. Akhirnya mereka bisa akur juga.” Ujar ibunya dari belakang. Yongguk hanya bisa mengiyakan pernyataan ibunya itu.

 

Yongguk menghela napasnya lega, “Ya. Semoga saja… mereka bisa seperti itu selamanya.”

 

~~~~~~~~~~ continued ~~~~~~~~~~

 

note: i'm really sorry, things were going crazy at collage *collapse*

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
readme2010 #1
Chapter 7: Lanjutkaaaaan
Waijyn_Jung #2
Chapter 7: Hiks aku udah baca dari part 1 - 7, dan aku terhuraaa(?) banget :'(
next yah :'D
drew_alana
#3
Chapter 6: Jongup tuh 'sesuatu' banget! Cute kalo lagi genit begitu! Suka dech! Cepetan di update yach, next story nya!
KJNYeol
#4
Chapter 7: Akhirnya appa san anak berbaik semula..
BearLin
#5
Chapter 6: kasihan Jongup T_T mudah2an dg bantuan dokter Yoo hubungan appa dan anak ini baik kembali
Yongguk juga ayo bantu mendekatkan mereka berdua ^^
ckhybm
#6
Chapter 5: ih apa banget bapaknya nggak mau dengerin -_- emangnya nanti di luar sekolah, mereka nggak bisa ketemu? :/ aku jadi punya firasat buruk/? hahaha

kritik dan saran? hm sejauh ini aku blm ada. Cuma rasanya aneh aja, udah keseringan baca english dan skrg baca bahasa lagi, hahaha. Tapi secara keseluruhan sih udah bagus :)
KJNYeol
#7
Chapter 5: Jahat bangat appanya!!!
yah!! Jonup kata benaran malah gak percaya!!
ckhybm
#8
Chapter 4: aahh jongup melas banget sih :'''(

suka banget part jogup abis mandi yang mereka pelukan, terus sesekali himchan ngelus rambut himchan :""D sweetnya kebangetan <3333
ayo lanjut kaaaakkk <3:*
ckhybm
#9
Chapter 3: uhuk. yongguk bantuin jongup damai sama bapaknya dooong e_e
ckhybm
#10
Chapter 2: WHYY WHYYY UHUK kasian mereka ;;;; ayi bikin hubungan mereka ketauan kak. Biar seruuu wahahaha