Chapter 5

Ghost

Sohee dan Seulong saling memandang. Tatapan tak terbaca Sohee bertemu dengan tatapan bingung Seulong. Suasananya menjadi canggung. Hening. Yang ada hanya suara nafas teratur Seulong. Mereka masih dalam posisi yang sama, duduk bersebelahan dan saling memandang. Sesaat kemudian Seulong tersenyum dan mengangguk.

“baiklah”

 

-Ghost-

 

Dipagi hari yang cerah, Taecyeon duduk diam dimeja kerjanya memikirkan sesuatu. Bukan pekerjaan yang sedang ia pikirkan, tetapi hyungnya, Seulong. Ia rindu padanya. Ia ingin mengunjungi rumahnya tetapi ia tidak mendapat informasi apapun. Sebenarnya ia kesal, tapi ia benar-benar merindukan Seulong. Karena tidak tahan, Taecyeon menggerakan jarinya diatas layar ponselnya. Ia menelepon Seulong. Tak ada jawaban. Taecyeon sudah menghubungi Seulong lebih dari 10 kali tapi tetap tak kunjung dijawab. Ia mulai kesal dengan sikap Seulong yang ia pikir mengabaikannya.

“awas saja hyung kalau tiba-tiba kau membutuhkan bantuanku, aku tak mau membantumu” gerutunya kesal

10menit sejak itu, Taecyeon mendapat telepon dari Seulong. Ia masih marah dan tidak mengangkat teleponnya. 3kali Seulong menelepon, akhirnya ia menyerah. Tapi ia mengirimkan pesan singkat.

Mian, hyung lagi dikamar mandi tadi. Jangan marah seperti anak kecil. angkat telepon hyung, ada yang ingin dibicarakan

Taecyeon memilih mengabaikan pesan Seulong dan tak mengangkat teleponnya.

 

-Ghost-

oppa” Min menghampiri Changmin yang sedang menyirami tanaman dihalaman rumah. Ini adalah kegiatan rutin Changmin sebelum berangkat kerja.

“apa?”

“aku menyukai Seulong oppa. Dia tampan” Min tersenyum-senyum genit sembari mengambil selang yang menganggur. Changmin hanya melirik min dan kembali melakukan aktifitasnya.

“mau ngedeketin?”

“ya. Kenapa engga?” seru Min disela-sela membantu oppanya.

“kamu harus ingat kejadian waktu itu” Min tercekat. Ia mengingatnya.

“itukan cuma cerita masalalu, lagipula sekarang Seulong oppa baik-baik aja tinggal dirumahnya”

“aku hanya mengingatkan” ujar Changmin masih dengan kegiatannya. Min berpikir sejenak

“tapi aku sudah mantap ingin mendekatinya” ujar Min yang kemudian meninggalkan Changmin.

 

-Ghost-

 

“Taecyeon-ah angkat” Seulong mengetuk-ngetukan jarinya diatas meja ruang tengah. Wajahnya menggambarkan kekesalan, pasalnya dari tadi pagi ia menghubungi Taecyeon tapi tak kunjung diangkat. Pesan singkatnya pun tak kunjung dibalas.

Sebenarnya bukan masalah besar jika Taecyeon marah. Tapi kali ini berbeda suasanyanya. Ia membutuhkan bantuan Taecyeon untuk segera menyelesaikan masalah Sohee. Walaupun Sohee memintanya untuk tidak terburu-buru tapi ia pikir lebih cepat masalahnya terselesaikan akan lebih baik.

Hari sudah siang, dari pagi ia juga tak melihat kemunculan Sohee. Rasa bosan melanda. Ia mengambil remote TV dan menyalakannya. Dari layar TV munculah seorang pria sedang bernyanyi. Ia memperhatikan pria tadi dengan seksama. Mulai dari penampilan fisiknya, ekspresi, juga suara merdunya. Matanya hanya terfokus pada TV. Tak menyadari Sohee yang sudah duduk disampingnya. Memperhatikan pria itu juga.

“dia kaka tiriku” Sohee membuka suara tanpa menoleh kesamping. Seulong melirik Sohee terkejut “benarkah? Kebetulan sekali” katanya seperti meliat sesuatu yang ajaib.

“sebenernya aku sengaja ga muncul-muncul supaya kamu bosen dan nyalain TV” Sohee berdiri dan berjalan menuju jendela.

“oh,” Seulong tampak berpikir “jadi kamu tau kalau kaka tiri kamu udah debut? Ah sepertinya akan sulit” tanyanya sambil memperhatikan Sohee yang entah sedang berbuat apa didepan jendela, kemudian kembali memperhatikan TV

Sohee tersenyum simpul “aku baru tau kemarin, waktu kamu ketawa-ketawa ga jelas,” Sohee mendekati Seulong, berjongkok dan menempatkan wajahnya tepat didepan Seulong “lubang hidungmu membesar saat itu” lanjut Sohee diiringi tawanya.

Wajah Seulong memerah “lupakanlah” ia cemberut sambil mengerutkan dahinya kesal

mian,” seru Sohee melihat perubahan wajah Seulong “lapar?” tanyanya kemudian

Seulong menggeleng. Ia memang belum benar-benar lapar. Sohee mengangguk. Sesaat kemudian suasananya menjadi hening. Sohee yang merasa bersalah setelah mengejek Seulong. Dan Seulong yang sedang berkutat dengan pikirannya.

“Sohee-ya

ne

“aku mau bertanya, tapi ubah dulu posisi dudukmu” ia sedikit tidak nyaman dengan posisi berhadapan dengan Sohee

ne” Sohee duduk disamping Seulong dan memcondongkan badannya kearah Seulong

Seulong ikut mencondongkan badannya sehingga mereka berhadapan “banyak yang bertanya tentang rumah ini. Mungkin mereka bertanya apakah ada sesuatu yang aneh terjadi disini. Aku ga ngerti. Sebenarnya kenapa sih?” ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Sohee tersenyum kecut seakan diingatkan tentang sesuatu yang tidak mengenakkan

“mau tau?” tanyanya menatap mata Seulong

“kalau aku ga mau tau, aku ga akan nanya” jawabnya ketus

“dulu, sebelum kau tinggal disini. Ada orang lain yang tinggal disini. Namanya Park Jo. Dia ert. Dia membawa wanita yang berbeda-beda setiap malam, setiap malam juga dia melakukan hubungan intim. Itu membuat mataku sakit. Apalagi dia melakukannya dikamarku yang sekarang menjadi kamarmu, aku tak tahan, akhirnya aku mengganggunya,” Sohee berhenti beberapa detik membuat Seulong penasaran

“terus?” Seulong mendesak Sohee agar melanjutkan ceritanya

“ya aku mengganggunya setiap dia didalam rumah”

“gimana?” tanyanya dipuncak rasa penasarannya

“pertama aku menjatuhkan barang-barang yang terbuat dari kaca, tapi cara itu ga berhasil,” ia berhenti “kedua aku memainkan listrik dimalam hari. Aku juga pernah mematikan lampu waktu dia di kamar mandi,” ia berhenti lagi “ketiga, karena semakin hari semakin menjijikan melihat tingkahnya. Aku mulai mengeluarkan suara-suara aneh yang mungkin menyeramkan,” Sohee mengeluarkan suara aneh tadi secara tiba-tiba, yang berhasil membuat Seulong terkejut bukan main

“ah sungguh” Seulong menutup matanya sambil memegang dadanya. Sohee tersenyum lebar melihat wajah ketakutan manusia dihadapannya itu

“tapi cara itu belum berhasil membuatnya pergi. Sepertinya nyalinya cukup besar,” Sohee menekankan kalimat terakhirnya. Ia melirik Seulong yang sudah memasang wajah kesal.

“jadi kugunakan cara terjitu, dan ini berhasil membuatnya pergi” Sohee berbalik membelakangi Seulong. Kemudian dia berbalik dengan tatapan kosong dan wajah penuh luka dan darah. Seulong terjengkal kebelakang, kepalanya terbentur tembok. Ia meringis kesakitan. Sohee mulai panik, ia kira respon Seulong tidak seterkejut ini. Ia mendekati Seulong yang masih memegangi kepalanya sambil berguman tak jelas

“gwencana?” katanya

“apa yang kau lakukaaaaaaaan aah,” Sohee menggigit bibir bawahnya mendengar Seulong memarahinya “kau hanya perlu bercerita tanpa mempraktekkannya” lanjutnya kesal

mian” Sohee menundukan kepalanya. Entah mengapa, melihat Sohee menyesal, ada perasaan bersalah dihati Seulong. Rasanya tidak perlu membuat Sohee merasa bersalah seperti ini, pastinya Sohee tidak bermaksud membuatnya terkejut

“gwencana, lanjutkan ceritamu” ia berdiri dan duduk lagi di tempat asalnya. Sohee mengikuti dari belakang

“setelah melihatku seperti itu, disaat itu juga dia pergi dari rumah ini seperti orang gila dan tak kembali. Anak buahnya yang membawa barang-barangnya keluar. Aku merasa lega. Tapi ibuku menjadi sedih, tetangga memperbincangkan hal-hal yang buruk tentang rumah ini, walaupun Park Jo tidak menggeluarkan suara sedikitpun mengenai rumah ini. Yah kemudian semua orang berspkelulasi bahwa rumah ini berhantu” Seulong mengangguk paham

“itu memang benar,” ucapnya spontan “tapi kau tak akan menggangguku seperti itu kan?” tanyanya serius

“tidak tahu” dijawabnya dingin. Seulong mengendus.

Bel pintu berbunyi nyaring, Sohee maupun Seulong sama-sama bingung. Sedangkan bel pintu terus berbunyi nyaring, seolah seseorang yang diluar sana mendesak agar segera dibukakan pintu untuknya. Dengan segera Seulong menyuruh Sohee agar tidak membuat keributan. Sohee mengangguk.

“siapa diluar?” tanya Seulong sebelum membuka pintu

oppa, buka pintunya, aku Min” tanpa pikir panjang, Seulong membukakan pintu

“oh Min, ada perlu apa?” tanya Seulong segera setelah membuka pintu dan membiarkan Min masuk.

Tanpa basa-basi Min memasuki dapur dan menyiapkan piring “aku bawakan makan siang. Ayo kita makan bersama” Min tersenyum lalu menyiapkan makanan yang ia bawa tadi

“ah terimakasih” ucapnya tulus lalu membantu Min

Seulong dan Min makan tanpa suara. Yang ada hanya suara TV yang belum dimatikan Seulong sejak tadi. Keduanya menikmati makan siangnya. Setelah selesai, mereka membereskannya bersama-sama

oppa biarkan aku yang membawa piringnya”

“tidak, aku saja” Seulong berlalu membawa piring-piring tersebut.

Min dan Seulong mengobrol sambil menonton TV di ruang tengah. Mereka membicarakan tayangan komedi yang sedang ditonton. Sesekali mereka tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon dan melihat para komedian itu bertingkah. Waktu tak terasa sudah mulai sore, Min ingat akan pekerjaannya yang belum selesai dan memutuskan pulang. Mereka berjanji satu sama lain untuk makan siang bersama lagi lain waktu. Kini Seulong menyaksikan punggung mungil min meninggalkan halaman rumahnya. Ia melambaikan tangannya saat Min berbalik untuk menutup pintu pagar. Min membalasnya dan benar-benar menghilang dari pandangan Seulong.

“sepertinya kau menyukainya?” tanya Sohee melihat Seulong masuk ruang tengah dengan wajah tanpa semangat, berbeda dengan tadi

“ya, aku menyukainya” jawab Seulong dingin kemudian meninggalkan Sohee ditempat

Kelopak mata Sohee turun kebawah. Seperti ada sesuatu yang diluar harapannya. Seperti kecewa akan jawaban Seulong, dan sebenarnya memang begitu. Sohee mulai menyukai Seulong saat ia mengenalkan dirinya pada Seulong, saat mata mereka bertemu. Aneh sekali memang, selama ia hidup, ia tidak pernah percaya pada cinta pandangan pertama. Mungkin kali ini ia percaya karena ia merasakannya. Sayangnya perasaan pihak kedua berbeda dengannya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
minminhyo
#1
Chapter 6: wow..saya semakin tidak sabar utk mengetahui endingnya!!! teruskan usaha ya author-nim!!
minminhyo
#2
Chapter 5: ceritanya semakin menjadi lebih complicated...wahhh kesiannya sama sohee huhuhu harap2 cintanya berbalas!!!
minminhyo
#3
Chapter 4: aww,sohee sdah jatuh cinta sama seulong!!!!!
ceritanya semakin menarik!!!
minminhyo
#4
Chapter 3: daebak!!!! ceritanya sungguh sweet...harapnya sohee masih hidup mesti ceritanya lebih best but its ok this storyline is great
update soon!!!
minminhyo
#5
Chapter 2: wow,cerita kamu sangat menarik bagi saya harap teruskan usahanya heheheh