Chapter 4

Ghost

Para trainee YG Entertainment sedang mengasah kemampuan vocalnya disalah satu ruangan dipantau oleh penyanyi yang sudah debut, salah satunya Jiyong. Jiyong memperhatikan para trainee yang seumuran, maupun yang lebih muda.

Begitu juga dengan teman dekatnya. Kim Minjun.

“junnie, seharusnya kau debut sebelum aku. Suaramu benar-benar sudah matang” Jiyong mendekat kearah Minjun yang baru selesai menyanyikan lagu bergenre pop itu.

“mungkin karena semenjak kau debut, aku jadi semakin berambisi, makannya aku lebih sering latihan dan seperti inilah” Minjun menggandeng lengan Jiyong keluar ruang latihan

“kita mau kemana? Aku masih harus-“ ucap Jiyong terpotong

“aku adalah trainer tertua dan aku latihan paling terakhir” tegas Minjun diikuti bibir Jiyong yang membuat bentuk o

Jiyong dan Minjun pergi ke sebuah café didekat gedung YG. Mereka duduk dibangku yang tidak terlalu ramai.

 

-Ghost-

 

“Chansung-ah, ayo makan siang” ajak Taecyeon

“mau dimana hyung?” tanya Chansung yang masih fokus menyetir

“didaerah sini saja, atau café didepan itu” tujuk Taecyeon, otomatis Chansung memarkirkan mobil didepan café tersebut.

Taecyeon turun dari mobil diikuti Chansung dan masuk kedalam.

Sesampai didalam Taecyeon menyebarkan pandangannya. Café itu tidak terlalu ramai, walau dekorasinya menarik.

Diujung café ada seseorang yang ia rasa kenal, Taecyeon berjalan mendekati orang tersebut dan perasaannya benar. Orang yang ia rasa kenal tersenyum padanya.

“Taecyeon-ssi” ujar pria bermata seperti panda ditempat duduknya. Taecyeon berdiri tak jauh dari tempat pria itu duduk, dan masih mengingat-ngingat siapa pria tersebut. Melihat tidak ada respon apapun. Pria tadi mengenalkan dirinya

“aku Kim Minjun, teman sekelasmu sewaktu SMA, kau lupa?” dahi Minjun berkerut

Seolah mendapat pencerahan. Raut wajah Taecyeon berubah, yang tadinya bingung, sekarang menjadi senang. Kemudian mereka memutuskan untuk duduk dikursi yang bersebelahan, saling mengenalkan seseorang yang bersama mereka dan mengenang masa-masa SMA enam tahun yang lalu.

 

-Ghost-

 

Pagi ini Seulong dan Changmin kembali melakukan lari pagi. Hari ini mereka menjadi lebih dekat. Mereka juga mulai menceritakan kehidupan pribadi seperti pekerjaan, hobi, ketertarikan, juga cerita masalalu seolah sangat mempercayai satu sama lain.

Changmin mengundang Seulong untuk sarapan pagi bersama dirumahnya. Seulong dengan malu-malu menerima tawaran Changmin.

Sesampainya dirumah, Changmin segera mempersiapkan bahan makanan untuk dimasak, Seulong pun ikut membantu didalam dapur.

Rumah Changmin tidak terlalu besar, hampir sama dengan rumah Seulong. Bedanya, rumah Changmin terlihat lebih terawat dengan adanya tanaman hijau, macam-macam bunga, dan pohon mangga. Mengingat Changmin menyukai tumbuhan sejak kecil.

Rumah Changmin juga tampak sepi, yang Seulong lihat hanya ada dirinya dan Changmin didalam rumah.

Changmin mengusulkan untuk makan dihalaman depan rumahnya, Seulong setuju. Makanan sudah siap. Mereka melakukan sarapan pagi sambil mengobrol.

“bagaimana rumahmu, apa kau betah?” tanya Changmin

“baik-baik saja” jawab Seulong meneruskan makannya

“tak ada yang aneh?” dahi Seulong berkerut

“maksudnya?” tanya Seulong tak mengerti

“sebelum kamu pindah, ada orang yang menempati rumahmu kemudian orang it-“

“oppa” seru gadis dari dalam rumah. Seulong terkejut bukan main. Ia kira Changmin hanya tinggal sendiri. Changmin berbalik ke sumber suara

“Min-ah pergi kekamar mandi dan datang kesini, kita sedang sarapan” Min masih memejamkan matanya belum terbiasa dengan sinar matahari pukul 8 pagi ini

“kita?” Min terbelalak. Seulong tersenyum samar, Changmin melihatnya

annyeong, Minyoung imnida. Aku adik kandung Changmin oppa” gadis manis bertubuhkan mungil mengenalkan dirinya

“Seulong imnida. Aku tinggal disamping kiri rumah ini, hanya melewati dua rumah” Min tersenyum mendengarnya

oppa aku mau langsung sarapan saja” ujar Min yang langsung duduk dimana Seulong dan Changmin berada. Mereka memakan makanan diiringi canda tawa.

Disisi lain Sohee bingung tak menemukan Seulong didalam rumah.

 

-Ghost-

 

Sohee masih dengan posisi jongkoknya didepan pintu. Bibirnya cemberut dan tangannya memeluk lututnya, kepalanya tertunduk, terlihat sekali sudah bosan menunggu Seulong pulang. Ada sedikit rasa khawatir dan kesal dari ekspresi wajahnya

“dimana manusia itu?” tanyanya entah pada siapa

“mengapa belum pulang juga?”

“tapi mengapa aku khawatir?” Sohee berdiri membelakangi pintu. Tiba-tiba pintu terbuka

“ah kau mengejutkanku” Sohee berbalik tapi matanya tertutup

Seulong tersenyum kecil melihat Sohee seperti itu “mana bisa hantu terkejut” ujarnya sambil menutup pintu

“ada! Aku! Kau kemana saja sih?” tanya Sohee sedikit kesal

“kenapa kau mencariku?” bukannya menjawab malah balik bertanya dan berjalan menuju dapur

Sohee terdiam ditempat. Ia juga sebenarnya tidak tahu mengapa mencari Seulong. Sohee berpikir sejenak sebelum menjawab

“aku tak tahu, kau menyebalkan” gerutunya diikuti garis bibir yang melengkung keatas. Kemudian menghilang.

“bilang saja kau merindukanku Sohee-ya”

 

-Ghost-

 

Hari itu mulai gelap. Seulong selesai mengerjakan pekerjaannya, ia ingin mencari hiburan sejenak.

Sejak tadi pagi, Seulong tidak melihat Sohee lagi. Entah mengapa ada rasa yang mengganjal. Seulong menyalakan televisi akhirnya. Berharap Sohee tiba-tiba datang duduk disampingnya dan menemaninya.

“kau bosan?” suara Sohee sesaat kemudian setelah Seulong menyalakan televisi

“hhmmm”

“sudah lama aku tak menonton televisi” Sohee duduk disamping Seulong

Seulong merasa aneh dengan cara duduk Sohee yang biasanya berjongkok, sekarang duduk dengan manis dan anggun

“ada apa dengan cara dudukmu?” akhirnya Seulong bertanya

“ah ini. Tadi saat kau didalam ruang kerja, aku belajar cara duduk manis dari foto yang kau simpan diatas. Aku ingin mencoba gaya baru” jawab Sohee polos

“gaya baru?” Seulong tertawa terbahak-bahak. Awalnya Sohee merasa bingung. Tapi karena melihat Seulong tertawa seperti itu membuat Sohee ikut tertawa

“ya! Mengapa kau ikut tertawa? Aku sedang menertawakan dirimu, harusnya kau marah” seru Seulong diantara tawanya

“tapi aku tidak marah, tertawalah” Sohee tersenyum memperhatikan wajah tertawa Seulong yang baru pertama kali ia lihat. Seperti takjub melihat mata Seulong yang tertutup, bibirnya yang menyungging keatas dan suara tawanya yang khas

“kau benar-benar lucu Ahn Sohee, pantas saja kau tidak menggangguku saat aku kerja, rupanya-“ Seulong kembali tertawa, melupakan televisi yang baru ia nyalakan.

Terpampang seseorang sedang bernyanyi, yang sebenarnya berhubungan dengan keberadaan Sohee dialam yang bukan seharusnya menjadi tempatnya. Sayangnya mereka terlalu asik tertawa.

“perutku sakit” ujar Seulong diakhir tawanya

“aku bingung, sebenarnya apa yang kau tertawakan?” tanya Sohee kembali datar

“kau bilang duduk seperti ini merupakan gaya baru. Entahlah. Yang pasti duduk seperti ini hal biasa bagi manusia” jelas Seulong sambil melihat televisi

“oh”

Hening terjadi setelah itu. Dua-duanya fokus pada televisi dihadapannya. Hingga Seulong tersadar sesuatu dan bertanya

“ah ya, aku lupa bertanya, sebenarnya kenapa kau masih disini?” tanya Seulong menatap wajah Sohee

“ada yang tertinggal” jawab Sohee tanpa menoleh kearah Seulong. Seulong memutar bola matanya

“aku tau. Maksudku, apa yang tertinggal? Aku akan membantumu”

“ibuku dan kaka tiriku,” volume suaranya menurun “mereka tidak tahu dimana jasadku, ada yang menyembunyikanku tanpa sengaja” lanjutnya. Seulong semakin penasaran dan mendengar setiap kata yang Sohee ucapkan dengan hati-hati. Sohee menatap Seulong lalu mengangguk.

“aku masih belum paham” seakan tidak puas dengan cerita yang dipaparkan. Sohee mengerti dan lanjut menceritakan kisahnya

“saat itu kaka tiriku pergi meninggalkanku karena ia ingin menjadi penyanyi. Tapi aku tak ingin dia pergi,” Sohee berhenti. Seperti menahan air mata “kemudian aku putuskan untuk menyusulnya, tetapi aku mengalami kecelakaan lalu lintas,” Sohee akhirnya meneteskan air mata tapi dengan cepat ia hapus “kata orang, bis yang aku tumpangi terbalik, padahal bis itu sudah hampir sampai di Seoul”

“jadi ada kemungkinan jasadmu berada didekat Seoul?”

“ya”

“kau ingat?”

“aku tidak ingat dengan pasti, tapi aku tahu ciri-ciri tempat itu” Seulong mengangguk

"itu cukup membantu"

"tapi-" Sohee menelan ludah "jangan selesaikan itu terlalu cepat" Sohee menunduk

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
minminhyo
#1
Chapter 6: wow..saya semakin tidak sabar utk mengetahui endingnya!!! teruskan usaha ya author-nim!!
minminhyo
#2
Chapter 5: ceritanya semakin menjadi lebih complicated...wahhh kesiannya sama sohee huhuhu harap2 cintanya berbalas!!!
minminhyo
#3
Chapter 4: aww,sohee sdah jatuh cinta sama seulong!!!!!
ceritanya semakin menarik!!!
minminhyo
#4
Chapter 3: daebak!!!! ceritanya sungguh sweet...harapnya sohee masih hidup mesti ceritanya lebih best but its ok this storyline is great
update soon!!!
minminhyo
#5
Chapter 2: wow,cerita kamu sangat menarik bagi saya harap teruskan usahanya heheheh