Chapter 3

Ghost

“kau bekerja sangat keras” manajer Jiyong memuji sembari menepuk bahu Jiyong

“terimakasih hyung” jawabnya tulus

“nanti akan kubuatkan jadwal tampil lebih banyak. Sepertinya kamu mendapat penilaian yang positif dari masyarakat”

ne hyung” Jiyong tersenyum bangga kemudian bergegas pulang ke apartemennya

 

-Ghost-

 

Sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar membuat Seulong terbangun dari tidurnya. Seulong duduk ditepi kasur dan mengucek-ngucek matanya. Pagi ini Seulong berniat lari pagi sekalian mengenal daerah tersebut lebih dalam . Seulong berdiri dan berjalan perlahan menuju dapur untuk mengambil segelas air minum.

“oh kau mengejutkanku” katanya spontan melihat seorang gadis yang sedang berjongkok diatas meja makan. Gadis itu mendongkak, sesaat kemudian mata mereka bertemu.

“k-kau bisa melihatku?” ujar gadis tersebut terkejut, kemudian menghilang.

“ah benar-benar” keluh Seulong.

 

-Ghost-

 

Seulong berlari kecil mengitari daerah rumahnya. Ia sengaja tidak pergi terlalu jauh. Ditengah jalan Seulong bertemu dengan seorang pria yang sama seperti dirinya sedang melakukan lari pagi. Pria tersebut terlihat berumur sekitar tigapuluh tahunan. Kemudian Seulong memutuskan untuk menyapanya.

annyeonghaseo Seulong imnida” Seulong sedikit membungkuk

oh ne, annyeong, Changmin imnida. Sepertinya aku baru melihatmu” Changmin menelaah wajah Seulong dengan teliti

ne, aku baru pindah dua hari yang lalu”

“aaaah, aku tahu, kau yang menempati rumah nyonya Ahn kan? Rumahku terletak disamping kanan rumahmu. Kau hanya perlu melewati dua rumah untuk sampai dirumahku”

“benarkah? Kemudian kapan-kapan mampir kerumahku” ajak Seulong. Changmin menelan ludah.

“kau saja yang mampir kerumahku, aku akan memasak makanan istimewa, kemudian kita bisa bernyanyi bersama”

“ah baiklah. Bolehkah aku tahu berapa umurmu?” tanya Seulong

“27 tahun. Aku belum terlalu tua” nadanya santai. Seulong terkekeh

“aku kira harus memanggilmu ‘ahjussi’ ternyata kau hyungku” ujar Seulong. Kemudian mereka tertawa dan kembali melajutkan lari pagi.

 

-Ghost-

 

Seulong sampai didepan pintu rumahnya. Ia memutar pegangan pintu dan sampailah diruang tengah. Seulong berjalan menuju dapur mengambil air minum dan kembali menuju ruang tengah. Ia melihat lagi gadis tadi

“apa yang kau lakukan?” tanya Seulong melihat gadis tersebut sedang berputar-putar di tiang gantungan baju

“aku sedang melakukan pole dance. Jangan menggangguku. Pergi sana” jawabnya datar

“yak! Kau mengusir siapa? Ini rumahku, seharusnya kau yang pergi. Menyebalkan” emosi Seulong cukup memuncak

“ini rumahku, dari dulu sampai selamanya akan menjadi rumahku” nada suaranya tetap datar dan santai

“tapi kau sudah mati bodoh manamu-” bisik Seulong pelan dan terpotong

“aku bisa mendengarmu, berhati-hatilah jika berbicara,” Seulong tercekat

“namaku Ahn Sohee, pemilik rumah ini” lanjutnya berhenti memutari tiang gantungan baju dan berbalik menatap Seulong

“a-aaku Im Seulong, pemilik rumah ini” jawab Seulong menekankan kalimat terakhir sembari membalas tatapan Sohee

 

-Ghost-

 

Seulong duduk dimeja kerjanya mengerjakan rancangan sebuah bangunan. Air minum telah ia siapkan disamping meja. Seulong merupakan seorang pencandu air putih. Rasa lapar membuat konsentrasinya buyar. Seulong ingat jika didalam lemari makanan tidak ada bahan makanan sehat, yang ada hanya mi instan. Karena rasa laparnya tak bisa ditahan lagi, dia keluar menuju dapur.

“pasti kau lapar” suara Sohee tanpa menampakan diri mengejutkan Seulong dilangkah pertamanya keluar dari ruang kerja

“datang saja kerumah Changmin oppa, dia pasti memasakkan makanan yang enak” lanjutnya

Seulong memutar bola matanya “aku bukan tipe orang seperti itu, yang datang karena menginginkan makanan saja” Seulong melanjutkan berjalan menuju lemari makanan

“daripada kau makan mi instan kadaluarsa”

“kau tau darimana?”

“aku melihatnya sendiri. Aku masuk ke lemari makananmu dan melihat tanggal kadaluarsanya” jawab sohee yang ternyata sedang berjongkok diatas televisi ruang tengah

Seulong membuka lemari makanan dan melihat tanggal kadaluarsa “ah kau benar” Seulong melemas

Sohee sedikit tersenyum “aku akan mengantarkanmu ke supermarket jika kau meminta” Sohee menundukan wajahnya dan memainkan kukunya. Masih dengan posisi jongkoknya

Seulong berbalik melihat Sohee, ia menggigit bibir bawahnya kemudian menyetujuinya

“baiklah aku ambil kunci mobil dulu” ujar Seulong dibalas dengan anggukan singkat Sohee

Tidak butuh waktu lama untuk Seulong mengambil kunci mobil. Dengan segera pula ia membuka garasi dan menuju mobilnya. Sohee pun dengan sigap sudah berjongkok dengan manis disamping Seulong. Seulong yang melihat posisi duduk Sohee memprotes

“yak, mengapa kau suka sekali berjongkok?” tanya Seulong penasaran, ia menatap aneh Sohee

“memangnya kenapa? Ini adalah posisi duduk terbaik bagiku” jawab Sohee kesal

“terbaik? Itu aneh bagiku, bagaimana jika ada yang melihat? Ah memalukan” gerutu Seulong sedikit frustasi

“siapa yang akan melihatku? Kau bodoh sekali Seulong” Sohee mendelik sambil mengerutkan dahinya

Perjalanan Sohee dan Seulong diisi dengan perbincangan-perbincangan ringan Tentang dekorasi rumah Sohee dulu, tentang tetangga sebelah, tentang Changmin, juga tentang makanan. Perjalanan mereka juga diiringi dengan tawa renyah. Tidak terasa mereka sudah sampai di supermarket yang cukup besar

“Sohee-ya, jangan berbicara yang aneh-aneh dan membuatku kesal didalam. Aku tidak ingin ada orang yang memandangku gila” Seulong memperingati. Sohee tertegun mendengar Seulong memanggilnya ‘Sohee-ya’ tapi ia abaikan

“baiklah” jawab Sohee singkat dan menghilang

Didalam supermarket Sohee tak berhenti berbicara melupakan peringatan Seulong. Untungnya Seulong cukup sabar.

“kau pasti membutuhkan buah dan sayur kan? Buah dan sayur terletak disebelah selatan, dekat bumbu masakan. Seulong tetap diam dan mengikuti arahan Sohee menuju selatan

“kenapa semuanya sayur dan buah? Kau harus makan daging juga. Daging-dagingan terletak di sebelah situ” Sohee menunjuk counter daging segar. Seulong kembali mengikuti arahan Sohee

“aah kau butuh pisau pencukur, lihat wajahmu mulai ditumbuhi rambut-rambut halus. Sebentar aku akan mencarinya dulu” Sohee kembali menghilang. Seulong tetap diam. Tidak lama kemudian, Sohee muncul kembali

“peralatan seperti itu ada di dekat cashier” ingin rasanya Seulong berteriak kepada Sohee. Namun ia berpikir ulang.

Jika ia berteriak kepada Sohee, akan ada dua kerugian. Yang pertama ia akan dinilai gila oleh pengunjung lainnya. Yang kedua ia tidak akan mendapat informasi letak benda yang ia cari dengan mudah dan cepat. Jadi dia mengurungkan niatnya

Sepertinya Sohee dan Seulong sudah mulai dekat di hari pertama mereka bertatap mata, dan berbincang.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
minminhyo
#1
Chapter 6: wow..saya semakin tidak sabar utk mengetahui endingnya!!! teruskan usaha ya author-nim!!
minminhyo
#2
Chapter 5: ceritanya semakin menjadi lebih complicated...wahhh kesiannya sama sohee huhuhu harap2 cintanya berbalas!!!
minminhyo
#3
Chapter 4: aww,sohee sdah jatuh cinta sama seulong!!!!!
ceritanya semakin menarik!!!
minminhyo
#4
Chapter 3: daebak!!!! ceritanya sungguh sweet...harapnya sohee masih hidup mesti ceritanya lebih best but its ok this storyline is great
update soon!!!
minminhyo
#5
Chapter 2: wow,cerita kamu sangat menarik bagi saya harap teruskan usahanya heheheh