Kyungsoo and His Sun

Second Life

Kyungsoo POV

Aku masih duduk dengan sedikit perasaan gusar terselip dihatiku. Entah apa yang mendasarinya, tetapi yang jelas aku merasa tidak tenang saat ini. Aku meminum jus jerukku yang tersisa dengan cepat. “Kyungsoo!” panggil seseorang dengan suara yang familiar untukku.

“Luhan Gege?”

“Kau sudah mendapat telepon dari Baekhyun?” tanyanya dengan napas agak tersengal. Aku menggeleng. Ia langsung duduk di sebuah kursi kosong dihadapanku, lalu tanpa aba-aba, ia meraih gelas jus jerukku yang hanya tersisa beberapa es batu di dalamnya dan memakannya asal.

“Adik tirinya sedang kritis, katanya,” ucapnya tak jelas dengan mulut masih disesaki es batu.

“Apa yang sedang gege bicarakan?” tanyaku tak mengerti. Ia menelan sisa es batu yang tersisa lalu kembali mengulangi perkataannya, “Adik tiri Baekhyun sedang kritis. Ku dengar, ia terkena kanker hati.”

“Lalu bagaimana keadaannya?” tanyaku panik.

“Wowowow, kenapa kau jadi seperti orang kesetanan begitu? She’s okay. Baekhyun said that, he and his family will go home soon.”

“Gege yakin dia baik-baik saja?”

“Jika Baekhyun bilang seperti itu, kurasa adiknya benar baik-baik saja. You just waiting for her, okay? Aku tadi sempat memesan segelas jus jeruk lagi untuk aku bawa, kau tolong bayarkan dulu ya! Adios!” ucapnya lalu segera beranjak pergi.

Aku terdiam sesaat seraya kembali mencerna kata demi kata yang Luhan gege katakan padaku. Kanker hati? Apa Baehkyun hyung yakin dia baik-baik saja?

Aku mengambil ponselku dari dalam saku jaket. Jari-jariku dengan cepat menekan beberapa angka lalu tak lama terdengar suara nada tunggu. “Yeobosseyo?”

Hyung, Vio gwencahana?!” tanyaku tak sabaran. Kudengar suara helaan napas yang berat dari Baekhyun hyung diujung telepon, “Gwenchana.”

Jinjja?” tanyaku lagi tak yakin.

Jeongmal.”

Hyung, kapan kalian akan kembali ke Seoul?”

“Setelah dokter memberikan izin pada Vio untuk kembali kesana.”

Hyung, bisa aku bicara dengan Vio?”

Mianhae, keadaan Vio masih belum memungkinkan untuk menerima telepon dari siapapun. Kuharap kau mengerti.”

“Aku mengerti, hyung. Salam untuk Vio dan ahjussi juga ahjumma disana,” ucapku lalu segera menekan tombol merah pada ponselku. Setidaknya, jika Baekhyun hyung bilang keadaan Vio sudah baik-baik saja, kurasa tak ada yang perlu aku terlalu khawatirkan. Bukankah ia oppa yang baik untuk Vio?

Pandanganku kini beralih pada layar ponselku. Kedua mataku terkunci pada wajah seorang gadis Asia yang berambut hitam panjang yang tengah tersenyum lebar. Ia bukan seorang gadis yang biasa menurutku, ia adalah seorang gadis yang menjadi alasan terkuatku untuk tetap tersenyum hingga saat ini.

Flashback – Author POV

Seorang anak laki-laki tengah menangis di depan pusara makam sang ibunda. Bahunya naik turun tak menentu mengikuti isakkan tangisannya yang hampir pecah.  Tanpa ia sadari, seorang anak perempuan seusianya duduk disampingnya.

“Laki-laki seharusnya tidak secengeng itu,” ucap anak perempuan itu dengan aksen Korea yang aneh. “Seseorang yang kau sayang, dipanggil Tuhan ya?” tanya anak perempuan itu lagi. Sang anak laki-laki mengangguk pelan.

“Aku Vio. Siapa namamu?” tanya anak perempuan itu lalu mengulurkan tangannya.

“Aku Kyungsoo, Do Kyungsoo,” jawab sang anak laki-laki menerima uluran tangannya. Mereka berduapun berjabat tangan singkat sebagai tanda awal perkenalan mereka.

“Gaya bicaramu aneh sekali, kau bukan berasal dari sini ya?” tanya Kyungsoo penasaran. Kini tangisnya mulai mereda, entah kenapa, ia seperti bisa merasakan ketenangan yang anak perempuan bernama Vio ini alirkan padanya. Vio menoleh kearahnya lalu mengangguk cepat, “Ayahku menikah dengan seorang wanita yang berasal darisini. Mereka baru menikah dua tahun lalu.”

“Lalu kenapa kau kesini?”

“Aku menemani oppa ke pusara appa-nya.”

Tak berselang lama, tampak seorang anak lelaki lain datang mendekati Kyungsoo dan Vio yang tengah bercakap-cakap ringan. “Syukurlah, oppa kira kamu menghilang,” ucap anak lelaki itu lalu tersenyum singkat pada Vio. Kini pandangannya beralih padaku, “Dan kau siapa?”

“Dia Kyungsoo, oppa,” jawab Vio cepat.

Annyeong, Do Kyungsoo imnida.”

“Annyeong, Byun Baekhyun imnida.”

Pertemuan antara Kyungsoo, Vio, dan Baekhyun berlangsung singkat. “Kami harus pergi,” pamit Baekhyun lalu mengenggam tangan mungil Vio. Kyungsoo menatap mereka tanpa ekspersi apapun. Vio tersenyum pada Kyungsoo lalu menepuk-nepuk bahunya pelan. “Jangan terlalu sedih begitu. Kau hanya akan membuat orang yang kau sayangi tak tenang bersama Tuhan. Tersenyumlah.”

Vio lalu melukiskan sebuah senyum di wajahnya yang mungil. Baekhyun pun tak lupa melakukan hal yang sama. Mereka berdua kini berusaha menularkan senyum mereka pada Kyungsoo yang tengah bersedih. Dengan gerakan pelan dan agak kaku, akhirnya Kyungsoo dapat mengguratkan sebuah senyum di wajahnya.

“Kau terlihat tampan jika tersenyum. Benarkan, oppa?” ucap Vio sambil menarik ujung kemeja Baekhyun manja. Baekhyun mengangguk pelan kearah Vio. “Ayo Vio, kita pulang. Eomma sudah menunggu kita,” pinta Baekhyun. Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Kyungsoo, mereka pun melangkah pergi meninggalkan area pemakaman.

Kyungsoo merasakan sesuatu yang aneh menggelitik perutnya. Perlahan perasaan menggelitik itu menjalar ke hatinya dan kini terasa hangat. Sebuah senyum manis bertengger manis di wajahnya. Ia melihat punggung Vio yang perlahan menjauh. Vio, sebuah nama yang kini telah membuatnya tersenyum kembali di tengah kesedihan. Ia menganggap Vio layaknya matahari yang selalu memberikan kehangatan untuknya.

Flashback off

Vio kini mungkin tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan segala selang dan peralatan kedokteran lainnya terpasang di tubuhnya. Kyungsoo menutup kedua matanya perlahan, ia kini berusaha menenangkan perasaannya yang terus berpikir bahwa Vio bisa jadi tak terselamatkan.

“Vio adalah gadis yang kuat. Dulu, ataupun sekarang, bahkan selamanya, Vio adalah matahariku. Ia adalah sumber energi terkuatku jadi ia adalah sumber energi terkuat untuk dirinya sendiri. Tuhan, sesayang apapun kau pada Vio, kumohon, jangan bawa dia untuk bersamaMu. Karena sesungguhnya, aku sungguh mencintainya.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hikmahrzmn #1
Chapter 3: ditunggu update selanjutnya T-T
Marciakslp #2
I like this idea, update soon, neh? ^^