I Just Can't Live Without You Chapter 1

I Just Can't Live Without You

Hey Girl~

 

Chapter 1

Pov. Lee Jung Hwan a.ka Sandeul

Huh kenapa summer kali ini menyebalkan sekali? Dengan tugas yang bertumpuk-tumpuk ini semua membuatku gila! Apa para guru itu tidak dapat mengerti perasaanku dan juga siswa lainnya. Bayangkan saja liburan musim panas kali ini full tugas tanpa istirahat. Aisshh..

“Kajja! Jung-ah” Aishh.. lihat kan baru saj aku membuka mataku , sudah si panggil-panggil sama hyung ku, Lee donghae.

“Sabar hyung!” Aku tergopoh-gopoh menuju kamar mandi untuk mandi. Hari ini aku akan pergi ke perpustakaan bersama Donhae hyung. Liburan bukannya jalan-jalan ke tempat hiburan tapi malah ke perpustakaan. Yah mau bagaimana lagi, namanya juga pelajar.

“Pagi Jung-ah! Jangan lupa masakkan sarapan untuk kita dulu sebelum berangkat”

“Ne  hyung” dengan semangat aku bergegas menuju dapur. Ya aku sangat menyukai kegiatan berkutat di dapur. Aku sudah biasa membantu omma di dapur, jadinya ya begini.. aku suka sekali memasak. Hari ini aku akan memasak nasi goreng spesial.

Setelah nasi goreng matang aku segera membawanya ke meja makan. Di sana Donghae hyung sudah menunggu dan ada...

“Kyuhyun hyung! Kapan kau datang”

“Baru saja. Aku hanya ingin menumpang sarapan  disini. hahaha” Wah asik asik! Kalau dengan Kyuhyun hyung aku bisa bebas berdiskusi tentang game. Kalian tahu bukan? Hyung satu ini gamer sejati.

“Bagaimana kabar hyung super junior lainnya di dorm”

“Mereka baik-baik saja kok. Sebelum pagi tadi aku menjahili mereka dengan membangunkan mereka dengan menggebuk-gebuk panci dengan keras ke semua kamar. hahaha” Aku tidak bisa menahan ketawa mengetahui keisengan lain yang di buat oleh hyung satu ini. Penjabaran kejadian iseng tadi membuat Kyuhyun hyung mendapat lirikan tajam dari Donghae Hyung.

“Ya! Donghae! Kenapa kau menatapku seperti itu. Lihat! Donsaengmu saja ikut tertawa mendengarkan kejeniusan ku”

“Huh, kau ini Kyu. Entah sampai kapan kau akan berhenti menjahili hyung-hyung mu. Kasihan mereka memiliki magnae seperti kamu” Bukanya tersadar, Kyuhyun hyung malah tertawa lagi dengan tawa evilnya.

Setelah acara tawa selesai segera aku menyilahkan Kyuhyun hyung dan Donghae hyung untuk makan masakan buatanku. Kyuhyun hyung sangat suka makan.. aku senang sekali bila dia mau makan masakanku.

“Ya! Jung-ah! Kenapa kau tidak menjadi koki saja! Bahkan masakkan mu setara dengan Wookie. Rasanya aku ingin makan terus-terusan!

“Silakan hyung makan saja. Kalo mau di bawa ke dorm bawa saja” Lalu aku melihat prasmanan. Aduhh.. ternyata Donghae hyung dan Kyuhyun hyung sudah menandaskan isi prasmanan tersebut. Kalau begini apa yang bisa di bawa ke dorm. Kyuhyun hyung  menertawai aku yang kebingungan mencari kemana perginya nasi goreng yang ku buat.

“Jung-ah! Masakkanmu sangat enak! Tanpa sadar aku sudah menghabiskan semuanya. Hahaha”

Lalu kyuhyun hyung pun pulang ke dorm. Kyuhyun hyung sempat mengajak kami untuk mengunjungi dorm. Tapi sayang aku dan Donghae hyung akan berangkat ke perpustakaan. Aku tidak enak membatalkan pergi ke perpustakaan dengan Donghae hyung. Dia sudah susah payah mencari jadwal kosong untuk menemaniku. Tau sendiri kan. Hyung ku Lee Donghae salah satu personil Super Junior boyband yang terkenal itu. Terkadang aku iri dengan kepopulerannya.  Andai saja aku bisa bergabung dengan mereka semua. Tapi Donghae hyung baik sekali terkadang dia mengajakku main ke dorm nya. Tentu saja aku selalu di sambut hangat oleh hyung lainnya.

“Jung-ah. Maafkan hyung. Akhir-akhir ini aku tidak bisa sering-sering menemanimu..” Kami asik mengobrol di cafe ice cream. Tampak beberapa yoeja melirik Donghae hyung. Entah mereka menyadari oenyamaran hyung ku atau tidak. Setelah aku melihat salah satunya mengangkat handphone nya. Aku tahu mereka mengetahui penyamaran itu.

“Andwae hyung. Gwencana. Aku mengerti akhir-akhir ini hyung sibuk mempromosikan album terbaru hyung”

“Gomawo sudah mau mengerti hyung ,Jung-ah” . kemudian Donghae hyung sibuk membicarakan kehidupannya di dorm suju. Aishh aku makin iri saja dengan hyung ku ini. Donghae  sering menceritakan kegiatan-kegiatannya bersama semua personil suju. Betapa beruntungnya kau hyung, bisa memiliki teman seperti mereka.

“Apa hyung sudah mendapat kabar dari Omma di Amerika?” aku bertanya degan hati-hati. Omma sudah 2 tahun meninggalkan rumah. Terakhir aku kontak dengan Omma 3 bulan yang lalu. Awalnya kami sering kontak. Namun, sudah 3 bulan  terakhir aku dan Donghae hyung kehilangan kontak dengan Omma. Kami sangat menghawatirkannya. Omma ke Amerika berniat mencari Appa yang menghilang di Amerika 5 tahun yang lalu. Sejak saat itu kehidupan kami berubah. Kami di tuntut untuk mandiri. Aku merasa sangat kesepian. Apalagi sejak Donghae hyung bergabung dengan Super Junior. Aku jadi tinggal sendiri hanya dengan ahjumma yang mengurus rumah. Untuk biaya hidup, aku bekerja part time di sebuah cafe, menjadi penyanyi lepas.

“Mianhe Jung-ah. Hyung belum bisa menemukan Omma. Tapi hyung akan terus berusaha mencari ” terlihat perubahan air wajah Donghae hyung. Aku jadi tidak enak mengungkit-ungkit masalah ini. Seketika senyum Donghae hyung menghilang dari wajahnya yang manis.

“Hyung aku yakin kita pasti bisa menemukan Omma” Aku berusaha membuat Donghae hyung tidak sedih lagi memikirkan Omma. Lalu aku tersenyum untuk meyakinkan Donghae hyung.

“Gomawo Jung-ah. Melihat senyummu aku merasa lebih baik” Setelah perbincangan kami selesai Donghae hyung mengantarkan aku ke cafe untuk bekerja part time. Padahal hyung sudah menyuruhku untuk berhenti bekerja. Biar Donghae hyung yang membiayaiku. Tapi karena aku juga suka menyanyi aku tetap bekerja disana. Itung-itung menambah uang saku ku.

“Brukk” babo Jung babo.. karena senang habis bertemu Donghae hyung aku tidak memperhatikan jalan dan menabrak seorang Yoeja.

“Gwaencanha?” Aku khawatir dengan yoeja yang ku tabrak. Sepertinya kepalanya  terkena ujung gitarku. Pasti sakit.

“Aisshh.. ne, gwencana..” lalu gadis itu mengangkat wajahnya.

“Ah.. Kau..” Yoeja itu tampak terkejut melihat aku mengusap-usap kepalanya. Ada apa dengannya??

 

Shin Hyo ra Pov

            Aku memandangi mentari yang bersinar cerah di balik jendela bus. Berkali-kali aku menghela nafas. Karena tanpa sadar aku memikirkan namja yang sudah merusak hidupku. Choi Minho. Ah mengingat namanya saja sudah membuatku sakit kepala. Namja satu itu benar-benar membuatku tidak paham. Kenapa dia bisa membuatku menjadi yoeja yang babo. Aihhh Minho oppa kau harus bertanggung jawab membuatku begini.

            Aku berlari-lari kecil menuju rumah temanku Park Jiyeon.

“Ya! Hyo ra! Kenapa kau selalu telat.”

“Mianhe. Tadi aku telat bangun..” Pagi ini aku ada kerja kelompok dengan teman-temanku. Biasa tugas musim panas. Untungnya kebanyakan tugas kelompok. Jadinya aku bisa lebih santai.

Liburan ini cukup menyenangkan. Akhir pekan aku, Appa, Omma dan Ara, adikku akan berlibur ke pantai. Membayangkannya saja sudah mebuatku tersenyum.

“Kalian sudah lama menunggu?” Aku tersentak melihat pemilik suara itu. Choi Minho!

“Jagiya!” terlihat Park Jiyeon memeluk Minho. Aku lemas melihat pasangan yang bermesraan dihadapanku. “Jagiya. Bogopshida..” Terlihat Jiyeon nergelayut manja di lengan Minho. Rasanya aku ingin menangis di tempat. “Hyo ra! Aku jadian sama Minho oppa lho..” Gadis ini.. Apa dia ingin membuatku meledak di tempat?!

Choi Minho adalah mantan kekasihku. Kami baru saja putus lusa. Dengan jahatnya Choi Minho mengakhiri hubungan ini dengan alasan dia sudah bosan denganku. Dan dia sudah memiliki orang lain yang dia sukai. Apa Park Jiyeon, temanku yang ia maksud. Aku bersikeras menahan emosiku. Perlahan aku mengangkat wajahku

“Apa kabar?” Aku melebarkan senyumku untuk menyembunyikan emosi ku yang siap meledak. Ya! Hyo Ra babo! Kenapa kau masih saja ingin terlihat kuat di depan namja yang sudah mengancurkan hidupmu!

“Aku baik-baik saja. Kau satu kelompok dengan yoejachingu ku?”

“ne, aku sekelompok dengannya” Cukup! Melihat kemesraan mereka saja aku sudah tau bahwa mereka sepasang kekasih. Tidak usah memperjelasnya dengan menyebutkan kata Yoejachingu. Aku tak tahan lagi!

“Jiyeon.. Mianhe aku lupa aku sudah ada janji dengan yang lain. Nanti aku susul kalian.”

“Mwo? Kenapa tiba-tiba? Baiklah.. nanti susul aku di rumah Shin Hye ya!”

“Ne, Jiyeon” Aku segera berlari untuk menghilangkan emosiku yang meledak-ledak. Ya. Aku masih tidak bisa melupakannya. Choi Minho, yang dulunya namjachingu ku. Sekarang dia sudah milik orang lain. Jiyeon, yang tidak lain adalah temanku. Jiyeon memang seorang Yoeja yang populer. Terkenal juga dengan sifat playgirlnya. Setelah lelah berlari aku menangis sepuas-puasnya. Kenapa aku bisa menangis hanya karena namja menyebalkan seperti dia.

“sarangi da geureochyo sigani gamyeon huimihaejyeo gieokjocha hal sudo eopgetjyo geureochyo~” Terdengar suara merdu merasuk ke pendengaranku. Akupun memperhatikan sekitar. Aku baru sadar aku berada di depan cafe. Suara itu berasal dari dalam. Seketika tangisku berhenti mendengar suara merdu itu. Tanpa sadar aku masuk ke dalam untuk mencari tahu pemilik suara merdu itu.

Aku terpana melihat seorang namja yang memiliki suara merdu itu menyanyi di panggung. Suaranya menentramkan hatiku yang kacau. Tanpa sadar aku sudah duduk di salah satu kursi di cafe itu. Aku memperhatikannya saat menyanyi. Entah kenapa matanya menyorotkan kehangatan hatinya. Berkali-kali aku melihat senyumnya, senyumnya itu bisa menentramkan hatiku. Ah.. dia memiliki senyuman yang hangat.

Karena aku keasikan menikmati pertunjukkannya, tiba-tiba saja dia sudah selesai menyanyi. Entah kenapa saat dia menghentikan nyanyiannya. Hatiku kembali dingin dan di penuhi emosi yang mendidih. Aku tidak bisa menjabarkan kenapa hatiku dapat bereaksi dengan  suara namja itu. Apa suara itu dapat menyihirku?

Aku berjalan linglung keluar dari tempat itu. Aku baru ingat aku harus segera menuju rumah Shin Hye. Aku benar-benar sedang tidak ingin bertemu dengan Jiyeon ataupun Minho oppa. Aku tidak bisa membayangkan bila aku harus melihat lagi kemesraan mereka. Aku merasa di khianati oleh Minho oppa. Aku benar-benar tak paham apakah aku pernah berbuat salah kepada Minho oppa. Aku selalu berusaha menjadi yoejachingu yang dia inginkan. Aku rela mengubah penampilanku hanya untuk memenuhi permintaannya. Aku rela membuang diriku hanya untuknya. Tapi setelah apa yang aku berikan, dia malah meninggalkanku.. Minho oppa.. aku masih menginginkanmu untuk menjadi yoejacingumu. Aku rindu oppa yang memanggilku jagiya. Aku merindukan masa-masa itu. Oppa aku merindukanmu yang dulu..

Entah bagaimana cara kerjanya.. Suara namja itu membuatku sejenak membuang rasa rinduku pada Minho oppa. Ah.. suaranya itu benar-benar menyihirku.. aku merasakan suara yang hangat itu membuat semangatku pulih lagi. Ah sulit rasanya menjelaskan betapa suara itu menyihirku.

 

Sejak saat itu aku selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi cafe itu.  Tentunya hanya untuk mendengar suara emas namja itu.

Begitu pula dengan hari ini. Aku sudah menyiapakan waktu luang untuk mengunjungi cafe itu. Dan juga aku membawa alat perekam. Alat perekam itu tentu saja untuk merekam suaranya sehingga aku bisa mendengarkan suaranya sesaat sebelum tidur.

“Bruukk” Tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrakku. Aduhh.. sakit sekali. Sepertinya kepalaku membentur sesuatu. Aku memegangi kepalaku yang masih berdenyut.

“Gwaencanha?” Gwaencanha.. Gwaencanha!? Kepalaku sakit tahu!. Saat ku angkat wajahku.. Ommo..!! Dia!! Namja bersuara emas itu!

“Aisshh.. ne, gwencana... Ah.. Kau..”

 

TBC

 

Thanks for reading~~

please comment...

Don't be silent reader Ok?

Mian belum sempet translete....

Nanti kalo ada waktu diusahain yaa

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet