When the Last Teardrop Falls

When The Last Tear Drop Falls

 

 

When I was meant to walk these streets alone

Pagi ini Yoona sudah beraktivitas seperti biasanya. Jadwal yeoja itu kembali padat oleh pemotretan, syuting tayangan komersial suatu produk, dan latihan rutin SNSD. Taeyeon yang masih khawatir dengan kesehatan Yoona telah meminta Hyeoyeon untuk selalu menyiapkan bekal makan siang bagi dongsaengnya itu. Terlebih Seulong, yang mendapat penjelasan dari dokter rumah sakit, memberitahunya bahwa kondisi pencernaan Yoona saat ini tidak lagi sebaik dulu. Sebagai eonnie sekaligus leader bagi grupnya, Taeyeon memang terkenal sangat perhatian terhadap semua membernya.

“Yoong, sepagi ini kau mau kemana?” tanya seorang yeoja yang tengah beraktivitas rutin seperti biasanya, yaitu melakukan gerakan-gerakan pemanasan.

“Pagi ini aku ada jadwal pengambilan gambar, Yuri eonnie. Settingnya memang pagi hari, jadi aku harus sudah sampai di sana sebelum jam 07.30. Sebentar lagi manajer oppa akan datang menjemputku.” Jawab Yoona sambil merapikan ikatan rambutnya. Yuri menggeleng tidak percaya begitu mendengar jawaban Yoona.

“Ckck, kau ini baru sembuh sudah sibuk lagi.” Decak Yuri. Di beberapa area kaos putih yang dikenakan yeoja itu terlihat basah. Kulitnya yang mulus telah bersimbah keringat. Sepertinya ia sudah cukup lama melakukan pemanasan.

“Aku sudah sehat, eonnie. Lagipula aku sudah tanda tangan kontrak, tidak mungkin aku mungkir tanpa alasan.” Ucap Yoona riang. Sepertinya suasana hati Yoona sedang bagus. Sampai-sampai Hyeoyeon yang sedang menyiapkan bekal makan siang untuk Yoona menoleh ke arah yeoja yang disebut-sebut mempunyai banyak fanboy itu.

“Kelihatannya kau sedang senang, Yoong. Meskipun aku tahu kau adalah gadis yang ceria, tapi kali ini nada suaramu berbeda. Apakah aku benar?” tebak Hyeoyeon. Yoona mendongak dan mendapati semua orang yang sedang berada di ruangan itu menatapnya dengan penuh selidik.

“Sepertinya Hyeoyeon benar, aku juga …” belum selesai seorang yeoja mengutarakan pendapatnya, ia sudah dipotong oleh ucapan dari yeoja lainnya.

“Hyeoyeon eonnie, Young-aa. Hyeoyeon eonnie.” Ujar yeoja berambut blonde dengan potongan pendek sambil menekankan perkataannya pada kata ‘eonnie’. Sementara itu yang ditegur hanya merengut kesal. Ia tidak pernah biasa memanggil member lainnya dengan sebutan eonnie meskipun mereka memang lebih tua darinya.

“Ne, ne Sunny-aa.” Balas yeoja yang dikenal sebagai member paling tinggi di SNSD, Choi Sooyoung. Yeoja yang dipanggil Sunny menoleh dan mendelik kesal.

“Sudah, sudah! Kalian ini, pagi-pagi sudah ribut.” Lerai Taeyeon tegas. Kedua yeoja itu segera terdiam, meskipun bahasa tubuh keduanya kini menunjukkan kalau keduanya saling meledek satu sama lain.

“Hmm, sepertinya apa yang dikatakan Hyeoyeon ada benarnya. Kau terlihat berbeda pagi ini, Yoong.” Ujar Taeyeon sambil mengelus-elus dagunya. Yoona mendadak salah tingkah ditatap seperti itu oleh eonniedeulnya.

“A… Aniyo eonnie! Aku merasa biasa saja. Ah, Hyeoyeon eonnie saja yang berlebihan, hahaha.” Jelas Yoona yang diikuti tawa canggung dari mulutnya. Baru saja ia hendak beranjak dan menghindari pertanyaan-pertanyaan berikutnya, Seohyun datang menghampirinya sambil membawa sesuatu di genggaman tangannya.

“Yoona eonnie! Ponselmu tertinggal di meja.” Teriak Seohyun sambil mengangsurkan benda mungil itu ke tangan Yoona.

“Gomawo Hyunnie! Aku mencari ini dari tadi. Ternyata aku tinggal di meja, hehe.” Ujar Yoona dengan wajah sumringah.

“Cheonmaneyo eonnie.” Balas Seohyun sambil tersenyum. Sebelum ia berbalik dan kembali ke kamar, maknae SNSD itu tampak mengerutkan kening seolah mengingat sesuatu. Tak lama kemudian wajahnya kembali cerah dan melanjutkan perkataannya, “Oh iya, aku baru ingat. Tadi ada yang menelepon Yoona eonnie. Belum sempat aku angkat, ponselnya sudah berhenti bergetar.”

“Nuguya?” tanya Yoona.

“Jonghyun oppa.” Jawab Seohyun. Yoona terkejut mendengarnya, namun ia berusaha menutupi keterkejutannya itu dan kembali bertanya dengan bersikap sebiasa mungkin.

“SHinee Kim Jonghyun?” Seohyun menggeleng.

“Aniyo. Lee Jonghyun oppa, adik Donghae oppa.” Jawab Seohyun polos. Yoona melotot mendengar kepolosan Seohyun. Wajahnya seketika memerah begitu mendengar nama Lee Jonghyun. Sialnya perubahan itu terlihat jelas oleh Taeyeon, Yuri, Hyeoyeon, Sunny, Sooyoung dan Seohyun yang saat itu tengah memperhatikannya.

“O… Oh, ne, arraseo. Aku tidak tahu kenapa dia menghubungiku, tapi aku akan menghubunginya nanti.” Ujar Yoona, kikuk.

“Oke, oke, kami tidak akan mencecarmu saat ini Yoong. Kau sudah hampir terlambat untuk ke lokasi pengambilan gambarmu. Sekarang pergilah, tapi nanti malam kau harus menceritakan semuanya kepada kami. Ingat Yoong, semuanya.” Ucap Yuri dengan penekanan pada kata ‘semuanya’. Yuri bukannya tidak merasa penasaran, namun dia tahu Yoona sedang sibuk pagi ini. Dia hanya tidak mau membuat jadwal yeodongsaengnya itu berantakan karena interogasi dari member lainnya yang penasaran akan perubahan Yoona. Dan ia tahu kalau tindakannya ini disetujui oleh Taeyeon, Hyeoyeon, Sunny dan Seohyun meskipun Sooyoung langsung melotot protes kepadanya.

“Ne, baiklah Yuri eonnie. Aku berangkat dulu, annyeong!” pamit Yoona yang segera dicegah oleh Hyeoyeon.

“Yoongie, tunggu! Ini bekalmu. Jangan lupa dimakan dan dihabiskan ya!” pesan Hyeoyeon sambil memberikan kotak bekal makanan berukuran sedang yang berisi hasil masakannya. Yoona berbalik dan segera mengambil kotak bekal itu.

“Ah, iya, aku lupa! Gomawoyo eonnie, pasti aku habiskan. Yaksoke.” Ujar Yoona sambil tersenyum lebar dan berlari ke arah pintu. Tanpa kesulitan berarti ia berhasil membuka pintu apartemen dan berjalan keluar. Sebelum menutup pintu ia kembali berpamitan pada member lainnya.

“Annyeonghi gyeseyo, eonnie, Hyunnie.” Pintu apartemen langsung terkunci secara otomatis begitu Yoona menutupnya dari luar. Suasana di dalam apartemen yang juga dorm SNSD kembali seperti biasa. Para penghuninya mulai sibuk dengan jadwal masing-masing. Sementara itu, Yoona yang telah berada di luar telah berubah menjadi pribadi yang lain. Ia yang tampak ceria, bahkan hari ini dianggap berlebihan oleh Hyeoyeon, sekarang menampakkan raut kelelahan. Manajer yang menemaninya menatap khawatir dan akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

“Yoona-ssi, neo gwaenchanayo?” Yoona mendongak dan tersenyum tipis.

“Nan gwaenchanayo oppa. Kau tidak perlu khawatir.” Jawabnya. Ia tahu jawaban itu tidak memuaskan manajernya. Terbukti dari kedua mata manajernya yang masih menatapnya. Yoona menghentikan langkahnya dan menghadap ke arah manajernya.

“Aku serius oppa, aku baik-baik saja. Ayo oppa, kita harus cepat kalau tidak mau terlambat. Lagipula aku sudah tidak sabar untuk menikmati suasana pantai di pagi hari seperti ini.” Ujar Yoona sambil menunjukkan ekspresi tidak sabar dan bersemangatnya. Manajernya menghembuskan napas lega begitu melihat ekspresi yang biasa ia temukan pada diri Im Yoona. Laki-laki itu bertambah lega saat mendengar gumaman Yoona selanjutnya, “Hmm, sepertinya sudah lama sekali sejak terakhir kali aku pergi ke pantai sepagi ini.”

“Kalau begitu naiklah, kau terlihat sangat tidak sabaran. Semoga kau tidak mengeluh kalau-kalau kita terjebak macet di perjalanan.” Sahut sang manajer santai sambil membukakan pintu penumpang untuk Yoona.

“Nde? Macet? Aish, aku harap tidak ada macet pagi ini. Aku benci kemacetan.” Rutuk Yoona sambil memasuki mobil dan mendudukkan diri di kursi penumpang. Seperti yang telah diajarkan Seohyun berulang kali padanya tentang pentingnya keselamatan selama berkendara, kini secara otomatis ia langsung mengenakan sabuk pengaman begitu duduk di kursinya. Di posisi kursi manapun itu. Setelah menutupkan pintu mobil untuk Yoona, manajernya segera memasuki kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil.

“Kita berangkat Yoona-ssi. Aku ucapkan selamat kembali dalam kegilaan jadwalmu.” Gurau manajernya yang segera mendapat tawa khas Yoona, crocodile laugh. Mobil hitam itu segera meluncur dan membelah jalanan kota Seoul yang telah ramai oleh pengguna jalan lainnya. Baru sepuluh menit mereka berkendara, ponsel milik Yoona bergetar dan memekik nyaring menyuarakan lagu Complete, salah satu lagu dalam album pertama SNSD yang juga menjadi lagu favoritnya.

Lee Jonghyun is calling. Yoona mengerutkan keningnya dan merasa kebingungan. Dia menghubungiku lagi? Sebenarnya ada apa? Apa terjadi sesuatu padanya? Atau pada Donghae oppa? Ia terus berspekulasi dengan pikirannya, dan sebelum spekulasi itu memburuk ia memutuskan untuk menjawabnya.

“Yeoboseyo?”

“…”

“Ne, ini aku, Yoona. Maaf kalau tadi pagi aku tidak menjawab teleponmu, Jonghyun-ssi. Aku lupa dimana meletakkan ponselku sampai Seohyun menemukannya dan memberikannya padaku.”

“…”

“Ya ya, tertawalah sesukamu. Aku akan menunggu sampai kau selesai menertawaiku.”

“…”

“Aniyo, aku tidak marah. Untuk apa? Marah akan membuatku menua lebih cepat, haha.”

“…”

“Jonghyun-ssi, sebenarnya ada apa? Kenapa kau sampai harus menghubungiku dua kali hari ini? Apakah terjadi sesuatu denganmu?”

“…”

“Oh, syukurlah kalau tidak terjadi apapun. Err, bagaimana dengan Donghae oppa? Apakah terjadi sesuatu dengannya? Ani, maksudku bagaimana kabarnya?”

"..."

“Oh, ne. Aku senang kalau kalian baik-baik saja. Sepertinya di sana ribut sekali Jonghyun-ssi, kau ada dimana saat ini?”

“…”

“Jeongmalyo? Ah, chukaeyo! Semoga dramamu sukses.”

“…”

“Ne, drama terbaruku baru saja selesai. Yah, sejujurnya aku agak kecewa dengan rating dramaku kali ini. Tapi harus kuakui kalau kemampuan beraktingku semakin terasah berkat drama ini. Apakah kau pernah menontonnya?”

“…”

“Mwo? Jeongmalyo? Kau menonton seluruh episode sampai selesai? Gomapseumnida Jonghyun-ssi.”

“…”

“Aniyo. Pada awalnya aku sangat canggung karena itu drama pertamaku setelah 3 tahun vakum. Untunglah Geunsuk oppa dan pemain lainnya terus membantuku, termasuk para staff. Semua pujianmu itu akan aku sampaikan pada mereka karena merekalah yang lebih berhak mendapatkannya.”

“…”

“Hahaha, terserah padamu.”

“…”

“Sekarang? Hmm, sekarang aku sedang dalam perjalanan ke tempat pengambilan gambar untuk iklan.”

“…”

“Ah, ne, aku mengerti. Sampaikan salamku pada seluruh kru. Semoga harimu menyenangkan Jonghyun-ssi.”

“…”

“Chankkanman, err Jonghyun-ssi, tolong sampaikan juga salamku untuk err Donghae oppa ya. Annyeong.” Begitu sambungan terputus, Yoona segera menurunkan ponselnya dari telinga dan memandang keluar jendela. Donghae oppa, apa yang sedang kau lakukan saat ini? Apa kau sudah makan? Aku lega kau baik-baik saja. Tahukah kau oppa? Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Dan aku sangat berharap telepon tadi adalah darimu, gumam Yoona dalam hati yang diikuti dengan helaan napas berat dari mulutnya. Ia mengalihkan pandangannya sebelum ada air mata yang keluar. Tangannya merogoh tas yang dibawanya dan menarik sesuatu keluar. Sebuah earphone. Ujung earphone itu ia masukkan ke dalam lubang earphone di iPod miliknya. Begitu ia memasang bantalan earphone itu ke telinganya, yeoja itu segera larut dalam dunia buatannya dan tidak mengatakan apapun sampai mereka tiba di lokasi pengambilan gambar hari ini.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet