When the Last Teardrop Falls

When The Last Tear Drop Falls

 

 

I will stand tall

“Dimana Yoona? Bagaimana keadaannya sekarang?” cecar Dong Hae begitu melihat sosok Jong Hyun yang berjalan ke arahnya. Jong Hyun yang terlalu lelah dan marah pada kakaknya hanya diam dan menyeret Dong Hae ke depan ruang IGD tempat Yoona berada. Tanpa mengatakan apa-apa dan mengacuhkan tatapan bertanya dari sepasang mata kakaknya, namja itu langsung mengajak Dong Hae memasuki ruang IGD dan membawanya tepat ke depan ranjang tempat Yoona berbaring.

Dong Hae menatap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Yeoja yang beberapa jam lalu ditemuinya dalam kondisi baik-baik saja sekarang tergeletak tak berdaya di ranjang rumah sakit dengan berbagai selang melintang di sekujur tubuh kurusnya. Saat itu Dong Hae tidak membayangkan betapa hancurnya perasaan Yoona ketika ia mengakui kebenaran perasaannya pada Eun Soo. Saat itu Dong Hae hanya memikirkan kebahagiaan seseorang atas pengakuannya, namun yang dimaksud namja itu bukanlah kebahagiaan Yoona. Bukannya Dong Hae tidak memikirkan perasaan Yoona, namun dia memang dihadapkan dengan situasi yang memaksanya harus memilih.

“Ah, Dong Hae hyung. Maaf telah membuatmu harus datang selarut ini. Andai Yoona tidak memanggil namamu, tentu aku tidak akan memaksa Jong Hyun untuk memintamu datang.” Ujar Seulong yang tidak mengetahui apapun tentang hubungan Dong Hae dan adiknya sekarang. Yoona memang pribadi yang ceria, namun dia jarang menceritakan masalahnya pada siapapun bahkan kepada kakak kandungnya. Yeoja itu pintar menyembunyikan isi hatinya dengan kekonyolan yang kerap kali dilakukannya di depan orang lain. Karena itulah Seulong masih beranggapan status Dong Hae dan adiknya tidak berubah sebagaimana yang ia tahu tiga tahun lalu.

“Yoona memanggil namaku? Jeongmalyo?” tanya Dong Hae memastikan keseriusan ucapan  Seulong. Sementara yang ditanya hanya mengangguk mengiyakan.

“Benar hyung, Yoona memanggil namamu.” Tegas Jong Hyun yang kali ini membuat Dong Hae sedikit tersentak. Seketika perasaan bersalah menderanya saat melihat kondisi Yoona dan raut wajah adiknya secara bergantian. ‘Apakah aku telah menyakiti keduanya? Oh Tuhan, apa yang telah aku lakukan?’ gumam Dong Hae. Perlahan didekatinya Yoona yang belum juga sadar. Seulong segera berdiri dan mempersilahkan Dong Hae untuk menggantikan tempatnya di samping Yoona. Dong Hae menurut. Begitu ia duduk, tangan Yoona yang sedari tadi digenggam Seulong segera digantikan oleh genggaman Dong Hae.

“Yoong, ireona. Oppa sudah datang. Mian kalau Oppa terlambat. Ireona Yoong-aa, jebal.” Bisik Dong Hae lembut, membujuk yeoja itu untuk segera sadar seperti yang dilakukan Seulong dan Jong Hyun sebelumnya. Bujukan yang sebelumnya gagal membuat Yoona sadar. Ternyata begitu mendengar suara Dong Hae, yeoja itu perlahan membuka kedua matanya.

“Dong Hae oppa?” tanya Yoona lirih. Seulong dan Jong Hyun yang menyaksikan itu menghela napas lega. Di waktu yang bersamaan, rasa sakit kembali menyerang Jong Hyun. Namja itu hanya mampu tersenyum getir mendapati kenyataan hanya kakaknya-lah yang diharapkan Yoona. Hanya suara kakaknya yang mampu merangsang kesadaran Yoona untuk kembali. Ya, hanya kakaknya.

“Syukurlah, akhirnya kau sadar.” Ucap Dong Hae sambil tersenyum lega. Sebisa mungkin dia menghindari bertatapan dengan adiknya ketika melihat Yoona sadar. Sementara itu Seulong yang tampak gembira segera menghambur ke arah Yoona dan memeluk adiknya. Yoona yang mendapat pelukan erat dari kakaknya berusaha melepaskan diri dengan napas tersengal.

“Op..pa, ap..po. A..ku ti..dak bi..sa ber..na..pas..” Begitu mendengar rintihan adiknya, Seulong tersadar dan menarik kembali tubuhnya. Wajahnya memerah menahan malu. Ia menyeringai kecil pada Yoona yang merengut, Dong Hae yang berusaha menahan tawanya, dan Jong Hyun yang menatapnya tidak percaya.

“Mianhae Yoong, oppa terlalu senang kamu sudah sadar.” Bela Seulong yang mengundang tawa dari ketiga orang tersebut. Setelah mendapat pemeriksaan dari dokter dan mengurus administrasi rumah sakit, Yoona segera dibawa pulang oleh Seulong menggunakan mobil Jong Hyun. Jong Hyun yang tahu diri mempersilahkan Seulong untuk berdua dengan Yoona sementara dia akan ikut dalam mobil Dong Hae. Awalnya Seulong dan Yoona menolak ide itu, namun setelah berdebat kecil dan membuat Yoona hampir jatuh pingsan lagi, ide itu diterima. Mobil Selong yang berada di penginapan keluarga Lee akan diantarkan oleh Jong Hyun esok pagi ke rumah keluarga Im. Dengan begitu Jong Hyun dapat mengambil mobilnya kembali. Dan malam yang panjang itu akhirnya berakhir.

 

And know that you're here with me in my heart

“Oppa, ayolah, aku kuat kok. Aku masih bisa bernyanyi dan menari. Lihatlah! Jadi ijinkan aku ya? Jebal.” Bujuk Yoona pada kakaknya. Pagi ini ia mempunyai jadwal untuk perform bersama grupnya di suatu acara yang juga menghadirkan grup kakaknya. Yoona adalah seseorang yang bertanggung jawab, oleh karena itu ia menolak untuk bed rest meskipun kondisi tubuhnya masih lemah dan berniat untuk tetap tampil di acara tersebut. Seulong yang mengetahui watak adiknya itu hanya mampu memberikan tatapan apakah-kamu-yakin pada Yoona yang sedari tadi terus membujuknya.

“Oppaa, jebal. Eonnideul dan Seo sudah menungguku di dorm. Tadi pagi aku sudah memberitahu mereka kalau aku akan tetap tampil di acara itu. Kumohon oppa, ya?” bujuk Yoona entah untuk yang keberapa kalinya dengan menunjukkan tatapan merajuknya. Seulong menghela napas melihat jurus ampuh yang dikeluarkan adiknya ketika meminta sesuatu padanya. Akhirnya, dengan berat hati namja berpostur tinggi itu menganggukkan kepalanya. Begitu mendapat ijin dari kakaknya, yeoja yang baru saja selesai membintangi drama ketiganya sebagai lead role itu meloncat senang dan memeluk Seulong.

“Gomawo oppa! Neomu neomu gomawoyo!” Seulong tersenyum tipis dan membelai lembut kepala adiknya.

“Tapi ingat, jangan terlalu memaksakan diri. Oppa akan terus memantaumu. Oppa juga akan minta tolong pada semua kru dan pengisi acara untuk ikut menjagamu kalau-kalau oppa sedang tidak ada di sekitarmu. Arraseo?” ujar Seulong yang mendapat beliakan mata tidak percaya dari Yoona.

“Mwoya? Shireo! Oppa pikir aku masih kecil sampai harus dijaga oleh semua kru dan pengisi acara? Aish, aku sudah dewasa oppa. Aku bisa menjaga diriku. Kalau mau, biar eonnideul-Seo dan oppadeul Super Junior saja yang oppa mintai tolong. Bagaimana?” tawar Yoona. Seulong berpura-pura memikirkan penawaran itu. Ia tidak juga menjawab sampai adiknya memukul bahunya.

“Oppa! Jangan pura-pura seperti itu. Aku tahu oppa pasti setuju.” Ujar Yoona sambil mengerucutkan bibirnya, tanda kalau dia sedang kesal. Seulong yang melihat raut kesal adiknya itu hanya tertawa yang membuat Yoona semakin kesal. Namja itu segera menyadari hal tersebut dan menghentikan tawanya.

“Arra, arra. Oppa hanya akan minta tolong pada mereka untuk menjagamu. Jangan ngambek lagi ya. Senyuum.” Bujuk Seulong sambil menarik kedua sudut bibir adiknya dengan cubitan kecil, memaksa yeoja itu untuk tersenyum yang segera mendapat tepisan tangan dari Yoona.

“Appo! Ne, aku tidak ngambek lagi. Lihat, aku sudah tersenyum seperti yang oppa minta.” Ujar Yoona sambil memamerkan senyum kekanakannya. Seulong tersenyum lebar dan mengacak rambut yeoja itu, tentunya tanpa bermaksud merusak tatanan rambut adiknya. Yoona tidak merespon apa yang diperbuat kakaknya karena dia terlalu sibuk mengaduk-aduk tas selempangnya. Begitu dia mendapatkan apa yang dicarinya, dia menjerit pelan yang membuat Seulong kaget dan panik.

“Ya! Sudah jam 06.30! Oppa, kita akan terlambat kalau tidak berangkat sekarang! Apalagi oppa harus mengantarku dulu ke dorm. Kita berangkat sekarang oppa, kajja!” Tanpa menunggu jawaban apapun dari Seulong, adiknya itu segera menarik tangan Seulong dan mengajaknya keluar apartemen tempat keduanya tinggal. Setelah mengunci pintu apartemen, Yoona kembali menyeret Seulong ke dalam lift dan menekan tombol basement. Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, namja yang tengah bersiap untuk drama terbarunya itu menurut saja saat Yoona menyuruhnya masuk ke kursi pengemudi dan mengantarkannya ke dorm SNSD.

Sepanjang perjalanan ponsel keduanya terus bergetar, menandakan ada beberapa panggilan masuk yang berusaha diacuhkan oleh keduanya. Kedua orang tersebut tidak perlu membuka ponsel untuk mengetahui siapa yang menelepon mereka karena dapat dipastikan itu telepon dari manajer dan leader masing-masing. Setelah sepuluh menit berkutat dengan keramaian jalanan kota Seoul, keduanya sampai di dorm SNSD. Seulong yang belum sepenuhnya percaya pada kondisi Yoona memaksa untuk menemani yeoja itu sampai di depan pintu apartemen yang menjadi dorm SNSD. Begitu pintu apartemen itu terbuka, terjadi keributan kecil yang memaksa Seulong menarik Taeyeon -leader SNSD- untuk memintanya ikut menjaga Yoona selama acara pagi ini. Yeoja yang santer digosipkan telah lama menjalin hubungan dengan salah satu leader boyband ternama di naungan manajemen yang sama itu hanya menggangguk dan mempersilahkan Seulong untuk bersiap-siap dengan grupnya.

Seulong telah berada di lobby apartemen ketika ia bertemu dengan seseorang yang sangat dikenalnya. Ia berlari menghampiri orang tersebut. Orang yang dihampirinya menatap kaget bercampur bingung karena tidak menyangka akan bertemu di tempat itu.

“Seulong?”

“Ah, kebetulan sekali bisa bertemu hyung di sini. Aku baru saja mengantar Yoona ke dormnya. Oh iya, sekalian aku minta tolong pada hyung untuk ikut menjaganya ya? Dia ribut sekali ingin tetap tampil di acara hari ini meskipun aku sudah menyuruhnya untuk bed rest. Maaf hyung, aku harus segera ke dorm. Jo Kwon sudah berkali-kali menelepon dari tadi. Sekali lagi tolong jaga Yoona, hyung. Aku berangkat dulu hyung, annyeong!” Ujar Seulong pada orang tersebut yang diakhiri bungkukan badannya sebelum ia berlari menuju pintu keluar. Sementara itu, orang yang dipanggil “hyung” hanya terpana mendengar penjelasan Seulong yang tanpa jeda. Belum hilang kebingungannya, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk punggungnya dari belakang.

“Teuki hyung, kenapa malah diam di sini? Katanya ingin menjemput Taeyeon?” tanya seseorang itu. Orang yang dipanggil “Teuki hyung” atau yang biasa dikenal sebagai Leeteuk memutar badannya dan mendapati salah satu dongsaengnya di grup tengah menatapnya keheranan.

“Ah, itu. Tadi aku bertemu Seulong dan mendadak aku diberondong olehnya tentang Yoona.” jawab Leeteuk sambil memasuki lift yang terbuka. Begitu lift tertutup, tangannya segera memencet tombol lantai dimana dorm SNSD berada.

“Yoona?” tanya namja yang berada di sampingnya.

“Iya, dia memintaku untuk menjaga Yoona karena gadis itu tetap ngotot ingin tampil di acara pagi ini.” Jawab Leeteuk tanpa memandang lawan bicaranya. Namja di sampingnya baru saja ingin menanggapi jawaban Leeteuk ketika pintu lift mendadak terbuka dan memperlihatkan sembilan yeoja cantik yang sudah bersiap dengan bawaan masing-masing. Kesembilan yeoja itu serentak menyuarakan pertanyaan yang sama pada kedua namja yang masih berdiam di dalam lift.

“Leeteuk oppa? Eunhyuk oppa?”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet