Sehun's Plan

Not Cinderella's Shoes






"Aku tidak mengerti Baekhyun, kenapa kau mengundangnya? Bukankah kau dan Chanyeol adalah musuh bebuyutan?" Tanya Xiumin bingung sembari memperhatikan Baekhyun yang sedang bersender pada frame jendela dengan santainya.

Baekhyun memutar tubuhnya dan menyeringai tipis ke arah Xiumin. "Memangnya kenapa? Tidak ada yang salah kan jika aku mengundangnya? Orang-orang malah mungkin berpikir aku ini adalah orang baik yang mengundang musuhnya sendiri ke acara pesta pentingnya."

Xiumin menghela nafas dan menggaruk kepalanya–yang sebenarnya tidak gatal–bingung. "Iya sih, tapi .. apa kau tidak takut kalau nantinya akan terjadi keributan? Maksudku kalian berdua kan .."

"Sering bertengkar?" Baekhyun memotong perkataan Xiumin dan mengangkat kedua alisnya. Xiumin mengangguk pelan.

Baekhyun tertawa ringan sembari membalikkan tubuhnya lagi menghadap ke jendela. Ia menatap pemandangan kota yang diselimuti oleh cahaya ke oranye-oranye-an. Sekarang adalah sore hari dan Baekhyun masih berada di sekolah bersama teman-temannya. Namun tentu saja, ruang yang sedang mereka tempati sekarang adalah ruang khusus. Ruang yang dibuat oleh pihak sekolah secara khusus untuk Baekhyun dan teman-temannya kalau mereka sedang ingin beristirahat.

"Justru aku ingin tahu bagaimana reaksinya ketika ia berada di pesta itu." Baekhyun tertawa semakin keras. "Pasti memalukan." Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

Xiumin tidak menjawab, ia hanya menggigit bibirnya ragu.

"Kau tidak takut kena karma?" Tanya Kai tiba-tiba sembari mematikan I-pod nya dan menyimpannya di dalam sakunya.

"Karma apa?" Tanya Baekhyun bingung sembari membalikkan tubuhnya lagi menghadap Kai.

"Mmm itu .. karma yang sering terjadi di antara dua orang yang suka bertengkar .." Jawab Kai agak memelankan suaranya. Entah kenapa, ia agak takut kalau Baekhyun akan marah dengan pertanyaannya itu.

Baekhyun tertawa, "Maksudmu aku akan berbalik menyukai Chanyeol dari membencinya?"

Kai mengangguk pelan.

Tawa Baekhyun semakin terdengar kencang seiring dengan ia memutar tubuhnya lagi menghadap jendela. "Hanya orang-orang bodoh dan kuno yang percaya dengan hal-hal seperti itu. Aku tidak percaya." Ucap Baekhyun enteng sembari melenguh.

Tap.

Tao, yang sedari tadi hanya diam dan memilih untuk membaca buku mengabaikan teman-temannya yang sedang berdebat, menutup bukunya dengan agak keras di atas meja. Ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan dengan pelan ke arah Baekhyun. Kai dan Xiumin memperhatikannya dengan bingung.

"Ada kalanya kau harus mendengarkan kata-kata Kai walaupun kebanyakan dari mereka adalah omong kosong dan tidak berguna." Ucap Tao tepat di telinga Baekhyun. Baekhyun yang tidak menyadari keberadaan Tao di belakangnya, terlonjak kaget dan membelalakkan matanya. Namun ia tidak berteriak.

Baekhyun memutar tubuhnya menghadap Tao dan menatapnya bingung. Tao hanya menyeringai tajam sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana seragamnya. Baekhyun memicingkan matanya.

Tao menarik salah satu tangannya dari sakunya dan menepuk bahu Baekhyun pelan, sebelum kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan.

Baekhyun, Xiumin, dan Kai memandanginya dengan bingung.



______________________


"SEPATU PUTIH YANG AKU SIMPAN DI RAK TOLONG AMBILKAN!"

"ROMPIKU YANG BERWARNA HITAM YANG DIGANTUNG DI LEMARI!"

"CHANYEOL, JANGAN LUPA DENGAN KOTAK AKSESORISNYA JUGA!"

"TASKU YANG BERWARNA HITAM DI ATAS TEMPAT TIDUR!"

"CHANYEOL CEPAT!"

Chanyeol memutar bola matanya dengan kesal sembari berlari ke arah kamar tidur Key, di tangannya terdapat banyak sekali barang-barang milik Key dan Heechul.

"CHANYEOL CEPAT! NANTI KITA BISA TERLAMBAT!" Teriak Heechul dari ujung ruangan. Chanyeol hanya bisa mengerang dengan kesal sembari menambah kecepatannya dalam bergerak. Ia mengusap peluhnya sebentar sebelum kemudian dengan cepat mengambilkan barang yang diperintahkan oleh mereka berdua.

"CHANYEOL!" Teriak Heechul lagi. Laki-laki yang satu ini memang berbeda. Selain memiliki suara yang amat sangat menggelegar dan menggeparkan dunia–yang mana bisa membuat kaca pecah sekalipun– dan paras yang melebihi cantiknya seorang wanita, ia memiliki sifat seorang penyuruh sejati. Hampir sama atau istilahnya 12-12 dengan adiknya, Key.

"Iya, iya, ini aku datang!" Jawab Chanyeol dengan tergesa sembari berlari ke arah Heechul dan Key yang sedang melipat lengannya di dadanya kesal.


"Kau ini lama sekali sih! Kita lelah menunggu dari tadi!" Omel Key sembari mengambil barang-barangnya dari dekapan Chanyeol dengan kasar.

Chanyeol menjentikkan lidahnya dengan kesal sembari memutar kedua bola matanya.
"Bagaimana tidak lama, barang-barang yang kalian pesan saja banyak." Gerutu Chanyeol dalam hati.

“Iya, maafkan aku.” Ucap Chanyeol sembari membungkukkan badannya. Heechul dan Key hanya memandangnya dengan pandangan yang tidak bersahabat.

“Jangan lupa, hari ini ibu akan pulang dari Manhattan.” Ucap Key sembari membuka kotak aksesorisnya dan mengambil sebuah kalung.

Chanyeol mengangkat alisnya kaget, “Hari ini? Jam berapa?” Tanyanya seraya berjalan ke arah Heechul dan Key yang sedang sibuk bercermin di depan kaca.

“Jam 12 malam. Kau tidak boleh kemana-mana sampai jam 12 malam.” Ucap Heechul sembari mengambil salah satu parfum di depannya dan menyemprotkannya ke arah baju yang dikenakannya. Chanyeol mengambil langkah mundur dan mengkerutkan hidungnya, baunya sangat menyengat sekali.

“Dan kau juga harus melayani segala kebutuhan ibu yang diperlukan pada saat itu.” Tambah Key sembari mengambil parfum yang Heechul kenakan tadi dan menyemprotkannya ke arah tubuhnya.

Chanyeol memutar bola matanya. ‘Bukankah memang itu yang aku lakukan setiap hari?’

“Iya.” Chanyeol menganggukkan kepalanya tanda ia menyanggupi permintaan keduanya.

Heechul tersenyum; mungkin lebih tepatnya menyeringai; puas sembari masih memerhatikan dirinya di depan cermin. “Bagus kalau begitu, sana kembali ke kamarmu.” Perintahnya tanpa melirik Chanyeol sedikitpun.

Chanyeol mengangguk lagi dan membungkukkan badannya, sebelum kemudian berbalik dan berjalan pergi.


__________________




“Aaaah!”

Chanyeol menghela nafas panjang sembari merebahkan tubuhnya di atas kasur, matanya berpendar dan berkeliling mengamati berbagai barang yang tertata di kamarnya.

Memang tak sebagus dan semahal milik Heechul dan Key, tapi Chanyeol sudah merasa sangat puas dan senang dengan barang-barang yang dimilikinya sekarang ini. Barang-barang itu adalah murni pemberian dari ibunya ketika beliau masih hidup.

Chanyeol tersenyum pelan sembari memutar tubuhnya, ia hendak mengambil sebuah bingkai foto yang berisikan dirinya dan kedua orang tua-nya ketika mereka berdua masih bersama. Namun, belum sampai tangan Chanyeol meraih bingkai tersebut, tiba-tiba matanya tertuju ke arah sesuatu.

Jam dinding.

Chanyeol mengernyitkan alisnya. Ia menatap jam dinding tersebut ragu. Kenapa rasanya–

Ingat, jam 8. Jangan sampai telat.

Chanyeol membelalakkan matanya dan reflek menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Ia segera bangun dari tempat tidurnya. Pesta ulang tahun Baekhyun! Aku kan–

Tunggu, tunggu. Untuk apa aku memikirkannya? Toh aku juga tidak berjanji padanya akan datang. Jadi?

Chanyeol kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Ia meletakkan kedua tangannya di atas perutnya dan menghela nafas ringan. Matanya berpendar lagi mengelilingi ruangan dan berhenti tepat di jam dindingnya.

Jam 07.23.

Jangan sampai telat.

‘Ah, tidak, tidak!’ Chanyeol memutar tubuhnya ke arah samping, di mana ia tidak bisa melihat jam dindingnya lagi.
‘Aku tidak boleh datang!’

Chanyeol memeluk gulingnya erat dan membenamkan kepalanya di atas bantal. Ia benar-benar lelah sekarang dan mungkin pilihan untuk memikirkan hal ini lebih lanjut, adalah hal yang kurang tepat. Ia sangat membutuhkan istirahat sekarang dan waktunya pun tidak banyak.

Setidaknya sampai jam 12 malam nanti ketika ibu tirinya pulang.

Lagipula, kalau dipikir-pikir dan ditelaah lagi, Baekhyun mengundangnya ke acara pesta ulang tahun-nya, pasti ada maksudnya. Ia pasti sudah merencanakan sesuatu di balik semua itu. Balas dendam kepadanya misalnya? Atau mungkin mengerjainya?

Chanyeol melenguh dan memutar kedua bola matanya. Mungkin memang benar, tidur adalah sesuatu yang tepat untuknya saat ini.


_________________



Ting tong.

Sehun mengernyitkan alisnya bingung. Mungkinkah Chanyeol-hyung merubah pikirannya?

Sehun menatap dirinya sekilas di cermin sebelum kemudian beranjak untuk membukakan pintu.

Ting tong.

“Iya sebentar.” Jawab Sehun sembari mempercepat langkah kakinya menuju pintu depan. Ia benar-benar senang dan lega karena akhirnya Chanyeol mau juga datang ke acara pesta ulang tahun Baekhyun. Ia jadi tidak perlu memaksa-maksa atau memakai strategi-nya yang cenderung sulit dan memakan waktu untuk membujuk Chanyeol agar ia mau datang ke acara pesta ulang tahun Baekhyun.

“Chanyeol hyu-“

Sehun membelalakkan matanya dan ia reflek mengambil langkah mundur, melepaskan gagang pintu rumahnya dan mengatupkan kedua tangannya di sekitar mulutnya.

“T-tao?” Tanya Sehun dengan ekspresi shock.

“Hai.” Sapa Tao canggung sembari menggaruk lehernya yang sebenarnya, tidak gatal. Tangan kirinya menggenggam sebuah kunci mobil.

“K-kau sudah punya teman untuk pergi ke acara pesta ulang tahun Baekhyun?” Tanya Tao sembari memiringkan kepalanya sedikit ke samping. Entah karena alasan apa, ia agak tidak berani untuk menatap Sehun kali ini. Mungkin ini merupakan kali pertamanya mengajak seseorang ‘keluar’.

Sehun menganggukkan kepalanya dengan cepat. Ekspresi shock masih tergambar jelas di wajahnya.

“C-chanyeol hyun-“

“Selain Chanyeol.” Potong Tao cepat. Sehun membelalakkan matanya lagi dan menggelengkan kepalanya.

“T-tidak ada.” Jawab Sehun takut-takut. Ia menundukkan kepalanya dan memainkan ujung bajunya dengan gugup. Untuk alasan apapun, ia takut mengangkat kepalanya dan menatap Tao.

Tao tidak bisa menahan senyumnya untuk bertambah lebar. Walaupun pada faktanya ia harus menggigit bibir bawahnya untuk menahan dirinya sendiri untuk tidak berteriak dan spontan memeluk Sehun.

“K-kalau begitu, kau mau datang bersamaku?” Tanya Tao dengan nada yang agak gugup daripada sebelumnya. Ia menggaruk lehernya lagi yang tidak gatal.

Sehun membelalakkan matanya, kali ini lebih lebar daripada sebelumnya. Ia membuka mulutnya dan menatap Tao dengan tatapan tidak percaya.

Huang Zi Tao, salah satu anggota dari group yang paling populer di sekolahnya, yang terkenal dengan kepribadiannya yang sangat dingin, yang terkenal dengan tatapannya yang tajam nan mematikan, mengajaknya pergi bersama?!

Dunia memang kadang aneh dan tidak masuk akal.

“A–aku–“

“Jawabannya hanya dua; Ya, atau tidak.” Potong Tao sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

Sehun menggigit bibir bawahnya ragu, matanya berkeliling mentelaah lantai rumahnya seolah-olah disitu tertera jawabannya. Ia menghela nafas panjang, sebelum kemudian akhirnya menjawab,

“I–iya.”

Senyum Tao terkembang kian lebar. Ia tersenyum sumringah.

“Kalau begitu, kau sudah siap?” Tanya Tao sembari mengulurkan tangan kanannya kepada Sehun. Sehun mengangkat alisnya kaget dan ia mendongakkan kepalanya untuk menatap Tao, bingung.

“E–eh?”

Tao menghela nafas panjang dan memutar kedua bola matanya. “Kau ini ya, aku tidak menyangka kalau kau ternyata sepolos ini, haha.” Ucapnya sambil tertawa.

Sehun menunduk malu dan meringis sedikit, mencoba untuk menyembunyikan kedua pipinya yang merona merah.

“Cepatlah, nanti kita bisa terlambat.” Ucap Tao sembari berjalan mendekat ke arah Sehun dan duduk di salah satu kursi yang disediakan disitu. Sehun mengernyitkan alisnya heran.

Aneh, pikirnya. Aku bahkan belum menyuruhnya duduk.

“N–ne.” Sehun menganggukkan kepalanya dengan cepat, sebelum dengan kikuk berjalan ke arah kamarnya. Ia tersandung salah satu kaki meja ketika ia hendak melangkah memasuki kamar.

Tao tertawa kecil melihatnya.

Cute.


__________________

"Aaah! Di luar ramai sekali! Iya tidak Xiumin?" Ucap Kai sembari menghempaskan tubuhnya ke sofa dan menoleh ke arah Xiumin. Ia menopangkan satu kakinya di atas satu kakinya yang lain.

Xiumin hanya mendengus kesal dan memutar kedua bola matanya. "Apa-apa yang berhubungan dengan perempuan pasti kau bilang menarik."

Kai tertawa kecil mendengar perkataan Xiumin dan menggeser tubuhnya sedikit untuk mendekati Xiumin.
"Hey, jangan marah seperti itu. Ini bukan salahku jika aku memang terlihat tampan sejak lahir." Ucap Kai menyombongkan diri dan merangkulkan satu lengannya di pundak Xiumin. Xiumin menepisnya dengan kasar sembari menggeser tubuhnya untuk menjauhi Kai.

"Ember, mana ember." Ucap Xiumin sembari berpura-pura hendak muntah.

Kai tertawa dan mengangkat tangannya untuk mencubit pipi Xiumin, namun Xiumin dengan cepat menepisnya dan menjauhkan dirinya dari jangkauan Kai. "Ish! Sudah kubilang tempo hari jangan menyentuh pipiku! Dasar!" Marah Xiumin sembari melipat tangannya di dadanya. Kai hanya tertawa semakin menjadi-jadi melihat tingkahnya.

"Oh iya, ngomong-ngomong kau tidak keluar Baekhyun? Pesta-nya sudah mau mulai loh." Ucap Xiumin sembari menolehkan kepalanya ke arah Baekhyun, yang sedari tadi hanya diam dan tidak beranjak dari tempat duduknya.

Baekhyun menghela nafas bosan dan memutar kedua bola matanya. "Aku tidak tertarik."

"Loh kenapa?" Xiumin mengernyitkan alisnya heran. "Ini kan acara ulang tahunmu, seharusnya kau
"

"Aaah, aku tau!" Seru Kai tiba-tiba sembari menepukkan kedua tangannya dengan keras. "Kau sedang menunggu seseorang kan Baekhyun?" Tanya Kai dengan nada menggoda sembari memicingkan matanya. Baekhyun mengernyitkan alisnya heran dan menatap Kai.

"A
apa yang kau"

"Aaah, sudah, tidak usah mengelak atau berpura-pura lagi. Cepat katakan siapa orangnya." Ucap Kai sembari beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Baekhyun. Ia duduk di salah satu pinggiran kursi Baekhyun dan merangkulkan lengannya di pundak Baekhyun, persis seperti apa yang ia lakukan tadi pada Xiumin.


Baekhyun semakin mengernyitkan alisnya bingung. Ia mendongakkan kepalanya untuk menatap Kai.

"Aku benar-benar tidak mengerti apa yang kau bicarakan Kai. Aku benar-benar sedang tidak menunggu seseorang." Ucap Baekhyun dengan nada yang serius, dan tajam.

Kai meneguk ludahnya dengan susah payah dan menarik lengannya kembali dari pundak Baekhyun. Ia menundukkan kepalanya takut-takut. "Ma
maaf, aaku pikir kau"

Baekhyun menghela nafas panjang dan meletakkan kedua tangannya di atas lututnya, bersiap-siap hendak berdiri dari tempat duduknya. "Aku mau keluar dulu
."

Kai dan Xiumin hanya bisa mengangkat alisnya heran dan membuka mulutnya dalam ekspresi bengong. Mereka bertatapan sekilas, sebelum kemudian memperhatikan Baekhyun lagi yang keluar dari ruangan.

___________________


“B–bisa kita pergi s–sekarang?” Tanya Sehun dengan suara yang sangat pelan dan malu-malu. Ia menundukkan kepalanya dan tidak berani untuk menatap Tao.

“Oh.” Tao mendongakkan kepalanya dan segera beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan pelan ke arah Sehun dan berhenti tepat di hadapannya. Ia memperhatikan Sehun dengan seksama.

Kalau boleh jujur, Tao pikir Sehun cantik sekarang. Kalau boleh jujur lagi, Tao pikir Sehun juga sangat mempesona sekarang. Dan kalau boleh jujur lagi, Tao pikir Sehun-lah orang yang paling menawan saat ini.

“Kau ..” Air ludah Tao seperti tercekat di tenggorokannya dan ia hampir tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan penampilan Sehun saat ini. “terlihat cantik.”

Sehun menundukkan kepalanya malu dan menggigit bibir bawahnya. Lagi-lagi, ia harus berusaha untuk menyembunyikan kedua pipinya yang bersemu merah karena Tao.


“Sudah siap?” Tanya Tao sembari mengulurkan tangannya ke arah Sehun. Ia tersenyum lembut.

Sehun menganggukkan kepalanya pelan dan meletakkan tangannya di atas tangan Tao. Tao menggenggamnya erat.

“Ayo.” Ucap Tao sembari menuntun Sehun keluar menuju halaman rumahnya.

“T–Tao.” Panggil Sehun tiba-tiba. Ia tidak beranjak dari tempatnya berdiri walaupun Tao sudah menariknya. Tao segera membalikkan tubuhnya dan menatap Sehun.

“Ada apa?”

Sehun menggigit bibir bawahnya ragu. Ia kemudian mengangkat kepalanya untuk menatap Tao. “Nng, boleh aku minta tolong sesuatu?”

___________________

Ting tong.

Ting tong.

Chanyeol mengangkat kepalanya sedikit dari bantalnya. Ia menatap jam dinding yang tergantung di kamarnya dengan malas. Pandangannya masih agak sedikit kabur dan ia masih sangat mengantuk.

Jam 07.42.

Seingat Chanyeol, Heechul dan Key mengatakan kalau ibu tirinya akan datang tepat jam 12 malam. Tapi ini–

Ting tong.

“Aish! Siapa sih?!” Ucap Chanyeol kesal sembari turun dari tempat tidurnya. Matanya masih setengah tertutup akibat kantuk yang amat sangat, dan rambutnya pun masih berantakan. Bajunya terlihat seperti tidak pernah disetrika selama 1 minggu. Ia melangkahkan kakinya dengan berat menuju pintu depan.

Chanyeol meraih gagang pintu rumahnya dengan malas. Ia menguap sebelum kemudian membukanya.

“Siap–“

Chanyeol spontan langsung menaikkan alisnya bingung ketika ia melihat teman dekatnya, Sehun, sedang berdiri disitu. Ia segera berjalan mendekati Sehun. “Loh, Sehun ap–“

Chanyeol membelalakkan matanya kaget ketika ia merasakan ada seseorang yang membekap mulutnya dari belakang. Terlebih lagi ketika ia merasakan badannya diangkat dan dibawa ala bridal style oleh orang tersebut.

“Hmmf!”






Author’s note: Maaf ya, kalo chapter-nya jelek, hehe, author bikinnya kilat nih soalnya, hehe.

Oke, selamat membaca dan jangan lupa comment-nya juga yaaaa! :D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nora50
#1
Chapter 3: Heuheuheu..ternyata repost toh? Aku pikir update beneran..
guylian #2
Chapter 3: Update pehlisssss T-T
ohthehoon #3
Chapter 3: min, ini kapan updatenya TT_TT
zhipeachmilk #4
Chapter 4: Kok gak update update siih :( padahal kan seru >< Updae dong '3' Author cakep dehh..
kopiluwak #5
duh lama banget updatenya... padahal ini ff uke Yeol pertama yang aku baca dan menarik..
sayang banget ngga di update Kak..
weirdoren
#6
Chapter 4: UPDATE PLISSS UPDATE AAAAAA BAEKYEOL <33333333333
nora50
#7
Chapter 4: I can't imagine...chanyeol with a hairpin? Aaaaccckk XD
I can't wait for the next update ^^
Milayka
#8
update soon! :D
nora50
#9
Chapter 3: Finally...diupdate juga...hehehe seru bgtt nih `ibu peri` nya chanyeol kuat.. Ga sabar m liat chanyeol jd scantik apa. Fighting with updating! Good luck for your school
amusuk
#10
yaay, lucu kaleee..
Taox keyeeenn, muahaha..
Baekyeoool!