Titah Tuhan
hey Mr. BOTOX!
Jumat.
Pukul 2 siang,
lebih 40 menit,
11 detik.
¾ pelajaran sastra hari ini tidak masuk ke otaknya (sebenarnya setiap saat juga seperti itu kok!)
kyu menghabiskan waktu dengan mencoret-coret buku catatannya.
Menulis percakapan yang tepat untuk meminta siwon bersedia belajar bersama karena setelah pulang sekolah dia nekat akan berbicara pada siwon.
Sudah jarang mendengar kata panggilan si botox? Ya tentu saja... karena mulai 3hari yang lalu,
kyu membiasakan dirinya untuk mengucapkan kata siwon dibenaknya, bukan lagi si botox.
Mungkin untuk menanggulangi kegugupannya saat menyapa siwon.
Kegugupan yang berakhir kekonyolan.
Dan Tuhan memang menciptakan manusia untuk terus berusaha, bukan berleha – leha.
kalimat diatas terbukti saat detik-detik terakhir sebelum bel pulang berbunyi,
Guru sastra memberikan tugas menulis cerita fiksi minimal 3 lembar dikertas format A4 yang harus dikumpulkan akhir bulan.
Tepatnya 3minggu lagi.
guru sastra secara khusus memperingatkan kepada kyu untuk membuat tugas ini lebih serius, demi mendongkrak nilainya di semester lalu.
Hidup kyu memang tak pernah serius terutama tentang PR. (eh tapi kyu serius saat bermain game!!!!)
Kyu panik. Darimana kemampuan menulis akan dapat lebih baik dalam waktu 3 minggu.
mungkin orang lain bisa, tapi untuk kyu?
Rasanya sampai pada saatnya dia punya cicit nanti, kemampuan menulis (atau setidaknya muncul antusiasme ingin membuat karya tulisan) tidak akan pernah ada.
...............
Setelah bel berbunyi, kyu menarik lengan siwon yang baru saja ingin keluar kelas.
dengan lugas, kyu berkata:
“Siwon!!!! ... maukah kau belajar bersama denganku...”
Dibalik wajah kakunya, terselip pandangan kaget dan heran yang diberikan siwon.
“kau tahu kan, sebentar lagi kenaikan kelas....” tambah kyu.
............
Comments