Chapter 5

Trust

“Oh, hai Irene.” Wendy memberikan sedikit ruang untuk Irene duduk, namun matanya tidak lepas dari laptop yang ada di hadapannya.

“Sepertinya kau sedang sibuk.”

“Ya, ayahku memberikan beberapa pekerjaan untuk aku pelajari.”

“Kau menerima tawaran itu?”

“Kau mengingat nya?”

“Tentu saja, itu adalah hal penting bagimu.” Wendy tersenyum ke Irene.

“Kau sama sekali belum menyentuh makananmu,”

“Oh iya aku lupa,” Irene dengan segera membantu Wendy menyiapkan minuman dan makanan.

“Kau harus makan dulu, nanti di lanjutkan pekerjaannya.”

“Ah ya,” Wendy menutup laptopnya dan mulai makan dengan lahap, karena sesungghnya ia juga sangat lapar. Ia dan Irene yang awalnya cukup canggung saat bertemu, tapi kali ini mereka sudah tidak merasa canggung lagi, dan mereka ngobrol dengan santai di saat makan siang seperti ini. Irene akan selalu menghampiri Wendy dan berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka. Irene tidak berharap Wendy menrima kembali dirinya sebagai seorang kekasih, dan Irene sangat bersyukur Wendy bisa menerimanya sebagai seorang teman, walaupun mereka tidak terlalu dekat seperti dulu.

Tuan Lim memandang Wendy dengan bangga, saat gadis itu menjelaskan beberapa hal pada karyawan yang berada langsung di bawah pengawasannya. Tuan Lim sepertinya tidak salah memilih anak perempuannya untuk melanjutkan bisnis nya itu. Karena sebenarnya tuan Lim memiliki beberapa pilihan, namun ia tetap memilih putrinya.

“Bukankah, aku seharusnya sudah pergi dari dunia ini dokter?, seperti prediksimu, 2 bulan?”

“Sepertinya anda,memiliki semangat hidup yang baik tuan Lim.” Dokter Kang tersenyum pada tuan Lim.

“Anda benar dokter.”

“Tapi tetap saja, anda harus menjalani semua terapi yang kami sarankan.”

“Tentu saja dokter, aku ingin hidup lebih lama.” Tuan Lim akhirnya memiliki semangat lagi untuk bertahan hidup, karena ia sangat ingin melihat putrinya berhasil menmpatkan dirinya menjadi yang tertinggi dan yang terbaik.

“Kau terlalu seibuk dengan pekerjaan mu Wendy, apa kau tidak pergi berkencan?”

“Aku sedang tidak ingin melakukan itu omma.”

“Apa karena ayahmu, sehingga kau tidak bisa membuka hatimu?”

“Bukan,” Wendy menutup laptopnya dan mulai melihat ke arah ibunya yang juga duduk di hadapannya.

“Lalu apa?”

“Namanya Irene, aku sangat mencintainya, namun ia memilih untuk membohongiku. Aku berusaha keras untuk membuka hatiku untuknya omma, dan sepertinya ia menghancurkannya begitu saja.”

“Apa ia sudah berusaha untuk meminta maaf padamu?” Wendy mengangguk.

“Aku sudah memaafkannya dan aku juga sudah berteman lagi dengannya, namun aku belum bisa menerima seperti dulu. Dan aku ingin fokus dengan pekerjaanku, karena aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dan aku tidak akan mengecawakan ayah, karena sudah mempercayakan semuanya padaku.” Nyonya Son tersenyum dan mengecup dahi anak gadisnya itu. Sepertinya kedua orang tua Wendy begitu bangga melihat gadis kecil mereka tumbuh menjadi gadis yang luar biasa.

Wendy melihat dirinya di kaca dan Jae In datang melihat Wendy yang begitu cantik mala mini.

“Wah kau sangat cantik Wendy ah.”

“Benarkah?”

“Ya, apa kau sudah siap?” ketika kedua orang itu hendak keluar dari kamar Wendy, gadis itu mendapat telepon dari sekretaris pribadi ayahnya, dan ia memberi kabar bahwa kondisi tuan Lim sedang krittis. Wendy berlari kea rah ibunya dan mereka langsung menuju ke rumah sakit.

Wendy berdiri di samping ranjang sang ayah, sementara nyonya Son duduk disamping tuan Lim dan meraih tangan tuan Lim dan mengecupnya pelan. Wendy tak percaya, ia melihat sang ibu yang begitu mencintai ayahnya.

“Maafkan aku,” ujar tuan Lim perlahan.

“aku sudah memaafkan mu.” nyonya Son mengecup pipi tuan Lim.

“Wendy,” panggil tuan Lim pada putrinya.

“Ya, ayah.” Tuan Lim tidak percaya dengan yang ia dengar.

“Kau memanggil ku ayah, apa itu artinya kau benar-benar memaafkanku.” Wendy menganggukkan kepalanya.

“Terima kasih karena kau tumbuh menjadi seseorang yang luar biasa,” Tuan Lim menyematkan senyum terakhirnya sebelum ia menutup mata untuk selama-lamanya. Wendy sudah tahu hal ini akan terjadi, ia memeluk ibunya yang juga sudah merelakan kepergian tuan Lim, karena pria itu sudah tidak akan kesakitan lagi dengan penyakit yang ia derita.

Dengan kepergian tuan Lim, Wendy menjadi alih waris atas semua harta milik pria itu. Wendy memutuskan untuk pindah unit yang lebih dekat dengan tempat ia bekerja dan kuliah. Hampir setiap minggu Wendy dan ibunya selalu mengunjungi  makam tuan Lim. Dengan kepergian tuan Lim, nyonya Son sedikit terpukul, namun ia tetap kuat untuk Wendy yang melihat ibunya sebagai seorang yang kuat. Karena ia sudah mengambil alih semua bisnis sang ayah, Wendy meminta Jae In untuk membantunya, menjadi sekretaris pribadinya. Jae In langsung memutskan untuk keluar dari tempat kerjanya dan membantu Wendy dengan sangat bekerja keras, karena Wendy harus menyelesaikan tugas akhirnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet