Chapter 1

Trust

Wendy mematung saat ia melihat Seulgi yang memeluk Irene dalam dekapannya. Dan tanpa keduanya sadari Seulgi memajukan wajahnya ke arah Irene dan mengecup pelan bibir wanita itu. Tak ada penolakan dari Irene dan hal itu membuat Wendy merasa sangat terkhianati dan beranjak dari sana.

Mengapa hal ini harus terulang lagi ujar Wendy dalam hati. Ia sudah tidak ingin menangis, menangisi seseorang yang menghkianatinya adalah perbuatan sia-sia pikir Wendy.

“Kau sudah pulang?” Tanya omma Son pada Wendy yang walaupun ia tidak ingin menagisi Irene, tapi wajahnya yang marah dan kecewa tak bisa ia sembunyikan dari ibunya.

“Kau baik-baik saja.” Wendy langsung memeluk dan mengecup pipi hangat ibunya.

“Aku baik-baik saja omma, hanya sedikit lelah dengan tugas-tugas kampus.”

“Mandilah, kita makan malam dulu.”

“Ya, tapi aku ingin memeluk mu sedikit lebih lama.” Omma Son tau kalau anak perempuannya ini sedang tidak baik-baik saja. Keduanya pun berpelukan dengan cukup lama, omma Son bahkan menepuk pundak putri satu-satunya itu dan mengecup dahi Wendy agar suasana hati Wendy menjadi lebih baik.

“Hai Wendy,” sapa Irene riang dan ingin mengecup bibir Wendy, namun dengan segera ia menjauhkan dirinya, ia bahkan menutup mulutnya agar Irene tidak mendaratkan bibirnya pada Wendy.

“Kau kenapa Wendy?” Wendy tersenyum mendengar pertanyaan Irene.

“Aku melihat kau dan Seulgi kemarin malam,”

Oh tidak, ujar Irene dalam hati.

“Wendy aku dan Seulgi, kami…”

“Apa?” Tanya Wendy tegas pada Irene.

“Kalian hanya berciuman?,”

“Wendy maafkan aku,”

“Ya, aku sudah memaafkan mu, dan kau bisa pergi bersama Seulgi,”

“Tapi Wendy,” Irene Manahan lengan Wendy agar tidak pergi darinya. Wendy melihat genggaman tangan itu, dan melihat wajah Irene yang hampir menangis. Wendy sudah tidak tahan lagi, ia sudah muak dengan wajah sedih dari seorang pengkhianat.

“Kau bisa bersama Seulgi sekarang dan jangan tahan aku.” Wendy melepas tangannya dengan kasar dan berlalu dari Irene.

Wendy memang sudah memaafkan kesalahan Irene, namun untuk kembali dengannya ia tidak bisa, karena Irene sudah menghancurkan semua kepercayaan Wendy begitu saja. Beberapa kali Wendy melihat Irene dan Seulgi dan ia berusaha untuk mengerti karena mereka satu kelas dan cukup dekat satu sama lain. Irene membuat Wendy percaya kalau mereka hanya sebatas teman. Wendy mengerti jika Seulgi hanya memeluk Irene atau mengecup pipi gadisnya, namun mencium bibir seseorang dan mendapatkan balasan itu bukan lagi hubungan antara dua orang teman, tapi lebih. Wendy tak ingin larut dalam pikirannya tentang Irene, ia membuka bukunya dan mulai mempelajari isi buku itu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet