The 3

The Darkness
Please Subscribe to read the full chapter

*** 

 

Jiyong sedang membungkus lukanya dengan robekan dari bajunya. Sedangkan, Taeyeon, sedang berdiri di kejauhan. Berusaha menjaga jarak dari Jiyong. Berkali-kali, ia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang baru saja terjadi padanya.

 

Sesekali, ia melihat ke arah supermarket di mana ia berdiri beberapa menit yang lalu.

 

Ia menghela napasnya panjang.

 

“Kau tidak apa?” tanya Jiyong pada Taeyeon yang sedang menundukkan wajahnya. “Taeyeon?”

 

“Ini semua salahku,” katanya.

 

“Tidak, ini bukan salahmu,” Jiyong mengangkat kepala Taeyeon agar ia bisa melihat wajah perempuan itu. “Jangan menyalahkan dirimu, Taeyeon.”

 

Taeyeon melihat ke arah lengan Jiyong yang luka karena gigitannya. Dengan jari telunjuknya, ia berusaha untuk menyentuh luka itu.

 

“Sakit?” tanyanya.

 

Jiyong tertawa kecil,”Tidak.”

 

Taeyeon mengusap pelan luka itu. Tanpa ia sadari, Jiyong sedang menatapnya sejak tadi.

 

“Bagaimana rasa hausmu?”

 

Taeyeon kembali menoleh pada Jiyong dengan tatapan rasa bersalahnya,”Aku tidak lagi merasa haus karenamu.”

 

Jiyong tersenyum,”Kau tau kenapa vampire juga banyak memburu serigala?”

 

“Kenapa?”

 

“Karena darah kami bisa menghilangkan rasa haus para vampire sejak gigitan pertama. Itulah mengapa vampire juga berburu serigala.”

 

“Apa bedanya dengan meminum darah manusia?”

 

“Darah manusia hanya memuaskan mereka sesaat. Namun, darah para serigala mampu membuat mereka merasa puas untuk waktu yang sangat lama. Itulah kenapa vampire sangat berbahaya bagi kami. Satu serangan vampire bisa membunuh kami.”

 

Taeyeon semakin merasa bersalah. Ia kembali menundukkan wajahnya. Ia juga merasa takut, namun ia harus berusaha sebisa mungkin untuk mengontrol rasa takutnya jika tidak ingin kejadian seperti ini kembali terulang.

 

“Jangan khawatir, ini hanya luka kecil.”

 

Jiyong berusaha melepaskan Taeyeon dari perasaan bersalahnya. “Saat kau melukaiku tadi, itu bukan dirimu seutuhnya. Jadi, kau tidak perlu merasa bersalah.”

 

Mata Taeyeon berkaca. Bagaimana mungkin ia tidak merasa bersalah? Ia telah melukainya. Ia yang bahkan menyelamatkan nyawanya. Tapi kini, ia justru harus terluka karenanya.

 

“Bagaimana dengan penjaga tokonya, Jiyong?”

 

“Ia sudah ku urus,” Jiyong tersenyum.

 

“Bagaimana?”

 

“It’s a werewolf things,” katanya lagi sambil mengedipkan sebelah matanya. “Ku antar kau pulang,” kata Jiyong sambil menarik tangan Taeyeon.

 

“Bagaimana caranya? Mobilku kan –“

 

Dengan cepat, Jiyong mengangkat tubuh Taeyeon ke dalam pelukannya. Dan, ia berlari secepat mungkin, menembus kegelapan malam.

 

Hanya dalam hitungan detik, Taeyeon sudah berada di depan rumahnya saat ini.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet