"Menjauh dari ku." Joo Hyun mendorong Seung Wan yang ingin memeluknya. 

"Ayolah Joo Hyun, aku merindukan mu." Joo Hyun tidak menjawab dan tetap mendorong Seung Wan sebisa mungkin. Tak lama Seulgi datang mendekati mereka dan Joo Hyun berlari ke arah Seulgi merangkul tangan pria itu. 

"Maaf Seungwa ssi, Joo Hyun merasa tidak nyaman berada di dekatmu."

"Apa salahku Joo Hyun?" 

"Salahmu?" tanya Joo Hyun lagi pada Seung Wan. 

"Kita bertunangan Seung Wan, apa ada satu hari saja, kau menghubungi ku, memanjakanku, kau bahkan tak pernah berusaha meyakinkan ku kalau kau benar-benar mencintaiku. Kau hanya sibuk dengan wanita-wanita itu dan kau bahkan tak pernah menceritakanku tentang anakmu bersama Soo Jung." Seung Wan terdiam, ia terlalu sibuk itu memang benar, tapi mengenai wanita dan anak dari Soo Jung itu sama sekali tidak benar. 

"Joo Hyun ah, aku tidak pernah memiliki anak dari wanita manapun. Mengapa tidak ada yang percaya padaku?, Soo Jung menjebakku." Seung Wan berhenti saat melihat tangan Seulgi melingkar di pinggul Joo Hyun. 

"Apa kalian sangat dekat?" tanya Seung Wan. 

"Ya, kami dekat dan aku nyaman dengan Seulgi di sampingku." Perkataan Joo Hyun menyakitkan bagi Seungwan. 

"Joo Hyun ah, beri aku kesempatan untuk memperbaiki ini semua." pinta Seung Wan dengan putus asa. 

"Aku lelah, Seulgi oppa, bisa antar aku pulang?" Seungwan membiarkan Joo Hyun pergi begitu saja darinya. Ia menarik nafas panjang, handphonenya bergetar, sekretaris Park mengatakan bahwa besok Seungwan harus berangkat ke Busan. 

Setelah kepergian kedua orang tuanya akibat kecelakaan, kondisi perusahaan keluarga SOn mengalami kesulitan, sehingga membuat SOn Seung Wan harus bekerja lebih giat karena semua tanggung jawab perusahaan ada di pundaknya. Ia sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena kelelahan. Keluarga Bae, terumata tuan Bae Sung Jae menawarkan bantuan dana pada Seung Wan namun pria itu menolaknya. Ia tidak ingin merepotkan ayah kekasihnya. Bae Sung Jae tahu betul apa yang dihadapi oleh Seung Wan, oleh karena itu ia sangat memaklumi jika Seung Wan jarang menghabiskan waktunya bersama Joo Hyun. Sementara itu, anak kecil yang disebut-sebut adalah anak Son Seung Wan, tuan Bae menyarankan pada Seung Wan untuk melakukan tes DNA dan hasilnya akan keliuar minggu depan. 

"Kau harus rutin mengecek kesehatanmu Wan ah." 

"Ne Noona." Seungwan keluar dari ruang dokter Yoon Chae Eun untuk memeriksakan kondisinya sebelum berangkat ke Busan. Karena ia merasa tidak enak badan. Namun dokter mengatakan bahwa ia bisa berpergian besok. Setelah kembali dari rumah sakit, Seung Wan langsung menuju rumahnya karena ia sangat lelah. 

"Hallo Joo Hyun."

"Ini sudah malam, aku lelah."

"Joo Hyun ah, apa aku benar-benar tidak bisa lagi memiliki kesempatan untuk memperbaiki semua ini?"

"Maafkan aku Seung Wan, aku tidak bisa."

"Jadi kau tidak ingin melanjutkan pertunangan ini?"

"Ne." Seung Wan bisa mendengar tangis tangis Joo Hyun. 

"Maafkan aku Joo Hyun karena telah membuatmu menangis. Aku akan bicara pada paman Bae setelah aku kembali dari Busan minggu depan menganai pertunangan kita."

"Baiklah, kalau begitu aku istirahat dulu." Kepala Seung Wan terasa dipukul palu, namun yang paling sakit adalah hatinya. Ia tidak bisa tidur malam itu. Ia menyadari kesalahannya, namun andaikan Joo Hyun mau memberinya kesempatan, ia akan memperbaiki semua kesalahannya. 

"Kau Baik-baik saja?" tanya Seulgi yang menjemput Joo Hyun menuju butiknya. 

"Aku dan Seung Wan sudah putus." 

"Benarkah?, itu artinya kau memberiku kesempatan bukan?" Joo Hyun mengangguk. Ia juga ingin bahagia seperti wanita lain, merasa disayangi dan diperhatikan dan ia mendapatkan hal itu dari Seulgi.